Kamis, 29 Juli 2010

Buat anak didikku, Lia Astini, dan juga ribuan anak lain yang dilanda kecewa


Siang itu kami diskusi di anak tangga Lobby Rektorat. Dia mengeluhkan betapa complicated nya permasalahan yang dihadapi. Mulai dari pemasalahan pribadi, bimbingan yang terkatung karena pikirannya yang tidak bisa fokus pada skripsi, situasi yang berkaitan dengan pekerjaannya, karena kini dia telah bekerja di salah satu hotel bintang lima di Pulau Dewata ini, dan, kekecewaan karena tidak bisa mengikuti ujian sidang yang dijadwalkan akan diselenggarakan Jum'at 30 Juli 2010. Ia harus membayar biaya kuliah lagi, menjalani hari-hari bimbingan - kerja - urusan keluarga - kepentingan pribadi yang semakin menyita waktu. Air matanya perlahan bergulir.

Ah, Lia....
Dalam hidup, terkadang kita tidak bisa menggapai tiap keinginan dan harapan yang ada, seberapa pun keras kita berusaha. Menangislah, marahlah, kecewa dan berduka. Ini adalah bagian dari perjalanan hidup kita sebagai manusia di dunia. Terjatuh dan tersungkur berkali dan berkali. Namun, jangan pernah menyerah kalah. jangan biarkan dirimu hanyut dan terlena.

Maka, kusampaikan padanya kisahku tentang proses sama saat selesaikan bimbingan tesis dahulu, mulai anak kecelakaan, kecelakaan yg kualami terjatuh dari lantai 2 di Pasca itu, pembimbing tesis yang bergantian opname, bapak yg meninggal, rumah yang kebanjiran, komputer yg hang, dan kisah hari ini..... Karena hujan lebat tiada henti sejak sore hari hingga larut malam, pukul dua malam rumahku kembali kebanjiran. Emosi dan berdiam diri tidak akan hentikan ini. Maka, kerjasama dalam keluarga buktikan seberapa tangguh kita hadapi cobaan dan tantangan. Pinjam pompa air dari Bu Dayu Puspadi, suami memasang tanggul dari kantong pasir, anak dengan hilir mudik bermain air. Bahkan masih sempat membantu tetangga lain membuat tanggul pula. Pukul delapan pagi kencan dengan banjir selesai. Ke puskesmas bersama anak karena terserang radang usus, ke sekolahnya di Jl. Kamboja Kreneng mengantarkan surat keterangan sakit, dan... bergerak ke Nusa Dua untuk menyelesaikan pekerjaan. Lalu menepati janji untuk bertemu para sahabat di Teuku Umar Timur, pukul 3 sore. Akhirnya, baru tiba di rumah pukul tujuh malam, masih disambut tugas RT dan menemani keluarga belajar.

Lia adalah contoh mereka yang coba menggapai cita dan cinta nya, mencari arah tujuan masa depan. Namun kecewa, karena ternyata impian tak seindah kenyataan, fakta tak seindah idealisme di dada. Perjuangan semakin berat, jalan semakin panjang, waktu kian menyimpit.

Hidup terkadang tidak lah adil bagi kita. Tidak bakal kujanjikan bahwa hidup ini bakal mudah dan indah bagi kalian. Namun, jangan pernah berhenti berusaha. Jangan biarkan pendar cahaya itu surut dan berlalu dari dalam dirimu, sekecil apapun asa yang tertinggal. Gagal berkali dan berkali, maka coba lagi berkali dan berkali...

Life...


In life,
You will realize that people you meet have each own purpose...
Some were there to test you, some would use you,
Some would teach you,
and, some would bring you out the better if not the best with you.
Some would even cause you pain and heartache
But we must learn to move on
So let go of the people who cann't treat you right.
Hold on to those who love you back and see your worth...

After all..
Life is meeting people
It's touching people's lives!!!
Thank you for touching my life
You mean more than life to me
If you try,
you can like everybody
and everybody will like you...

There comes a point in our life when we realize
who matters, who never did, who don't anymore,
and who always
So, don't worry about people in your past
There's a reason why they didn't make it to your future

I would like to think that I am at least in the corner of your mind
though we are miles apart, but always remember..
You'll have always, a special place in my heart

Minggu, 25 Juli 2010

It is Me. Here I am...


I am strong, because I am weak.
I am beautiful, because I know my flaws.
I am a lover, because I am a fighter.
I am fearless, because I have been afraid.
I am wise, because I have been foolish.
... and I can laugh, because I 've known sadness.

Ah ha...

Aku kuat, karena aku memiliki kelemahan pula.
Aku adalah mahluk Tuhan yang indah karena juga kumiliki kekuranganku
Aku org yg penuh kasih sayang karena aku pejuang yang tahu kerasnya kehidupan untuk raih prestasi
Aku tidak takut karena aku juga miliki kekhawatiranku
Aku bisa jadi bijak karena aku alami banyak kebodohan dan kedunguan, dan aku belajar dari ini semua
dan, aku dapat tertawa menikmati hari-hariku karena aku tahu betapa menyedihkannya alami penderitaan

Footprints


Some people come into our lives

and leave footprints on our hearts.

Others come into our lives

and make us wanna leaves footprints on their face.....

The Power of Love and Prayer.

~I Said a Prayer For You, "Recipient's Name"

I said a prayer for you today,
For you and those you love.
I prayed you'd feel God's presence,
Feel His guidance from above

I asked Him to keep you safe and warm,
To send an angel before you,
To make a path and light the way,
In whatever you might do.

I have put you in His loving care.
I trust Him with all my heart.
He's faithful in His promises,
From you He will not part.

When tomorrow comes please tell me

Mother Theresa....

People are often unreasonable and self-centered.
Forgive them anyway.
If you are kind, people may accuse you of ulterior motives.
Be kind anyway.
If you are honest, people may cheat you.
Be honest anyway.
If you fine happinest, people may be jealous.
Be happy anyway.
The good you do today maybe forgotten tomorrow.
Do good anyway.
Give the world the best you have and it may never be enough.
Give your best anyway.
For you see in the end, it's between you and God.
It was never been you and them anyway.

One Moment Listen Please....

The Moment you are in Tension
You will lose your Attention
Then you are in total Confusion
And you will feel Irritation
Then you will spoil personal Relation
Ultimately, you won't get Co - Operation
Then you will make things Complication
Then your blood pressure may raise Caution
And you may have to take Medication
Instead, understand the Situation
And try to think about the Solution
Many problems will be solved by Discussion
This will work out better in your Profession
Don't think it's my free Suggestion
It's only for your Prevention
If you understand my Intention
You will never come again to Tension

Senin, 19 Juli 2010

Dari Tukijan, Bisa Jadi Rujukan...

Surat Cinta Mbak Sum, PRT, yg bermaksud mutusin pacarnya Robby (bule):

Hi Robby, together this letter I give know you.
(hai Robby, bersama surat ini aku memberitahumu)

I Want cut connection us.
(saya ingin memutuskan hubungan kita)

I think very cook cook all.
(saya pikirkan masak-masak semuanya)

I know love my only clap half hand
(saya tahu cintaku hanya bertepuk sebelah tangan)

Correctly I have see you play fire with a women entertainment at town with my eyes head alone
(sebenarnya saya telah lihat kamu bermain api dengan wanita penghibur di kota dengan mata kepala saya sendiri)

You always ask sorry back
(kau selalu meminta maaf berulang kali)

River that I forgive you, but this river, I you corect corect hurt my liver.
(Kali itu aku maafkan kamu, tapi kali ini kau benar benar menyakiti hatiku)

You eyes drop tears crocodile
(matamu mencucurkan air mata buaya)

You correct correct a man crocodile
(kau benar-benar lelaki buaya darat)

So I cut connection and pull body from love triangle this
(jadi, saya putuskan hubungan ini dan menarik diri dari cinta segitiga ini)

I cry night-night until no there is eye water more thinking about your body
(saya menangis bermalam-malam sampai tidak ada lagi air mata memikirkan dirimu)

I not want sick my liver for 2 river
(saya tidak mau sakit hati untuk kedua kalinya)

Safe walk Robby
(selamat jalan Robbi)

From your fruit liver
(Dari buah hatimu)

Sumiati Lion on the table
(Sumiati Singodimejo)

(Tagged, 19 Juli 2010)

Minggu, 18 Juli 2010

MOS, Opspek, Posma, PDSP, Sekolah, Oh Sekolah..

Setiap sekolah, seperti sebagaimana sebuah institusi atau lembaga maupun organisasi lainnya, memiliki kebijaksanaan yang melandasi operasional lembaga bersangkutan. Salah satu bentuk kebijaksanaan adalah adanya fase atau tahapan orientasi sebagai bagian mengenal lebih dalam lembaga tersebut.

Sekolah Menengah Atas Negeri I Denpasar, yang lebih dikenal dengan Smansa adalah merupakan salah satu sekolah favorit yang ada di Bali. Dibuktikan dengan predikat rata-rata nilai ujian tertinggi di Indonesia, salah satu siswanya, Shely Silvia Bintang, berhasil meraih nilai tertinggi tingkat nasional saat Ujian Kelulusan kemarin. Juga pada berbagai bidang lainnya. Tahun ini Smansa juga sukses merebut piala juara umum Porjar dan juara 2 PSR. Bukti keunggulan mereka, tidak hanya pada bidang akademis. Sebagai sebuah sekolah berstandar internasional, kebijaksanaan yang diterapkan adalah merekrut siswa melalui Tes Potensi Akademik, Masa Orientasi Siswa, Pendidikan Disiplin Siswa, yang bertujuan untuk lebih mengenalkan calon siswa terhadap suasana lingkungan baru mereka.

Apa sih sesungguhnya tujuan dari diselenggarakannya MOS, Opspek, POSMA, Orientasi Program?
1. Pengenalan lebih dalam dan dekat mengenai sekolah bersangkutan, gedung dan ruang yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, berbagai kegiatan ekstra kurikuler, guru dan staf yang ada, kakak kelas, dan berbagai pihak yang berkaitan dengan ruang lingkup dan proses belajar mengajar yang berlangsung.

2. Suatu langkah atau tahapan dalam menjaring bibit baru di antara siswa baru, sehingga sekolah yang bersangkutan bisa melakukan pembinaan terhadap siswa baru yang dianggap memiliki bakat atau potensi yang dapat menjadi prestasi positif tinggi kelak, juga sebagai sarana kaderisasi.

3. Menerapkan kemampuan beradaptasi siswa terhadap berbagai situasi dan lingkungan baru mereka. Pada umumnya, orang akan mengamati lingkungan baru terlebih dahulu, baru menentukan sikap terhadap lingkungan tersebut. Kemampuan seseorang dalam beradaptasi ini akan menentuan tingkat kemandirian dan kepekaan dalam hadapi situasi.

4. MOS juga membantu siswa yang mengikutinya untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam mengambil keputusan. Uji kekuatan dan daya tahan fisik, terutama dalam latihan baris berbaris. Setiap tugas yang diberikan oleh kakak kelas dan pihak manajemen sekolah akan direspon siswa baru. Respon mereka ini akan tergantung pula pada kecepatan dan ketepatan dalam merespon, disiplin serta kuat secara mental. Tak jarang, kakak kelas memberikan tugas dan menyampaikan nya dengan penekanan mental. Sudah tentu, dibutuhkan pemahaman persepsi antara berbagai pihak agar tidak terjadi miskomunikasi dan kesalahpengertian.

5. Di dalam MOS, terjadi proses pengembangan etika dalam menjalin kerja sama dan membentuk jaringan kekompakan dalam selesaikan tiap tugas yang dibebankan pada mereka. Rasa se perjuangan akan mempersatukan mereka, setiakawan, saling membantu.

MOS di Smansa yang dilaksanakan pada taggal 10 s/d 17 Juli dibagi menjadi 2 hari pra MOS, 3 hari MOS, 2 hari PDS, dan 2 hari hiking. Persiapan yang sungguh matang juga dilakukan oleh panitia MOS yang terdiri dari Tor Pass, Ass Pass, Instruktor dengan melakukan latihan selama 46 hari sebelum MOS berlangsung yang meliputi uji daya tahan fisik para Instruktor itu sendiri untuk berada di lapangan terbuka, termasuk pula menggundul rambut mereka sendiri, bagi yang pria, agar sama dengan para siswa baru. Tugas yang diberikan pada para siswa baru meliputi kewajiban menghafal semboyan Smansa, mars Smansa, latihan dasar baris berbaris, salam karmani, mengumpulkan berbagai barang dan melaksanakan tugas yang diberikan panitia. Tema MOS Smansa kali ini adalah Sejuk, Sehat, Bersih, Berbudaya. Ketua Panitia MOS kali ini adalah Gandi Putrawan, yang merupakan Waka II 16 besar OSIS Smansa 2009/2010.

Pelaksanaan MOS kali ini bukan berarti tanpa halangan dan rintangan. Ada berbagai penyebab. Dari kondisi fisik dan mental para Tor Pass dan Instruktor itu sendiri, kondisi fisik dan mental para siswa baru, termasuk kondisi fisik dan mental para orang tua, keluarga, sahabat dan para pengantar jemput para siswa baru. Aku sendiri merasakan keterlibatan mendalam dengan berbagai aktivitas yang ada selama MOS, mulai dari rasa jengkel, sedih, marah, bangga, capek, ngantuk, laper, hmmmm.... Namun ini adalah sebuah proses yang harus dijalani dan dialami. Entah dengan grumelan para orangtua, hingga bersama mencari panitia MOS, menemui Kepsek dan mengajukan protes terhadap pelaksanaan kegiatan, hingga malam-malam larut berkeliaran demi lengkapi segala kebutuhan anak tercinta.

Bersyukur... setelah sekian hari, mereka berakhir pukul dua sore hari ini, di halaman sekolah, dengan pakaian kotor berlumpur setelah dua hari kemah dan mendaki. Dan.. bersiap langsung mengikuti proses belajar mengajar esok hari....

Kuota di tiap sekolah telah ditentukan sebelum penerimaan siswa baru itu sendiri dilakukan. Tidak semua siswa yang telah mengikuti Tes Potensi Akademik dan Seleksi Nilai Ujian Nasional dapat diterima di sekolah yang diharapkan / dituju. Ada standar kualitas persyaratan yang harus dipenuhi untuk jadi pelajar pada sekolah yang bersangkutan. Hasil TPA dan Seleksi memperlihatkan tingkat kemampuan dan kesiapan calon siswa pada saat Ujian dilaksanakan. Banyak pula calon siswa dan kerabat dekatnya yang tidak bisa menerima situasi dan kondisi demikian.

Tidak dapat dipungkiri, banyak kasak kusuk yang beredar luas, ada jalur belakang bagi mereka, para siswa yang sebenarnya tidak lulus TPA, Jalur Prestasi, Seleksi Nilai Ujian Nasional. Mereka ini, bersama orang tua, keluarga, dan atau kenalannya, merengek, memohon, meminta / memelas untuk diterima dengan berbagai cara. Pro dan kontra berdatangan dari berbagai pihak, berbagai komentar bermunculan. Namun, apapun itu, harus disikapi dan ditelaah secara bijak, baik sekolah maupun masyarakat luas. Ego, unjuk rasa, sinis, tidak akan jadikan ini berjalan menjadi tambah bijak dan semakin baik lagi. Siswa yang sombong dan tidak mencoba memperbaiki kualitas dirinya hanya membuat dirinya menjadi bahan ejekan, bahkan dari dirinya sendiri. Orangtua dan guru yang memaksakan kehendak agar anak berada pada tempat yang tidak sesuai dengan keinginan dan kemampuannya sendiri hanya mempercepat kehancuran anak tersebut. Saling terbuka dan jalin komunikasi se banyak mungkin akan menjadi pembelajaran, pengalaman yang berharga dari berbagai pihak.

Hmmm...
Gurita nya dunia pendidikan negeri ini, dan.. negara lain di seluruh dunia. Sebuah dunia pencitraan, ataukah citra yang ada pada dunia pendidikan kita?

Kamis, 15 Juli 2010

Morning Crazy, Crazy Abisss Dah..

Kututup Laptop milik anakku, karena aku cuma berstatus minjem miliknya, Kamis dini hari, pukul satu. Tidur sejenak, dan... sadari terjaga pukul enam pagi. Anakku masih terlelap tidur, padahal seharusnya pukul 6 dia sudah berada di tengah halaman SMAN I Denpasar, dimana dia sedang jalani masa Opspeknya. Hmm, berkali mengigau, "Karmani, karmani, karmani..." Ku sadari, beban jiwa yang ditanggungnya. Kuusap lembut rambutnya, tidak tega hatiku membiarkan dia membawa motor dalam keadaan kepupungan di pagi buta. Maka, kuputuskan, aku yang membawa motor Yamaha Jupiter MX, dia duduk dibelakang dengan secangkir cereal sebagai sarapan di pagi hari. Suami menjaga si bungsu yang masih tertidur lelap.

Dengan kecepatan laju kendaraan di atas 100 km / jam, akhirnya kami tiba di gerbang sekolah pukul 6.25. Masih ada cukup waktu bagi anakku untuk menyelinap masuk, bergabung dengan para sahabatnya. Jejeran orangtua yang ikut menanti anak2nya melalui masa orientasi sekolah ini membuatku sejenak berdiskusi dengan mereka. Hmm, dua hari lalu, Kepsek Tumbuh didemo oleh para orangtua murid. Entah lah, kurang kupahami permasalahan sesungguhnya. Namun kuharap mereka baik-baik saja jalani ini semua hingga di akhir periode.

Lalu kemudian aku berjalan perlahan ke arah pasar kereneng, mencari ojek. Ojek? ya, karena toh tujuanku mengantar anakku berangkat ke sekolahnya agar dia tidak terburu-buru karena terlambat dan masih dalam kondisi mengantuk. Sungguh berbahaya!! Dia membutuhkan motornya untuk pulang nanti siang, bapaknya dan aku belum tentu bisa hadir tepat waktu untuk menjemputnya nanti siang. Dan kini, aku masih harus mengejar waktu untuk berangkat kerja. Bersyukur, kutemui seorang tukang ojek yang berjaga di muka Pasar kreneng. Dengan kesepakatan Rp 20.000, dia mau mengantarku ke Denpasar Barat. Namun ternyata aku harus membayar jauh lebih mahal, karena sepuluh menit setelah dia pergi dari depan rumahku, kusadari anting emasku nyangkut di helm tukang ojek, dan dia entah berada dimana kini... Aarrggghhhh.

Tiba di rumah kembali pk. 6.45 pagi, simbok berkata "Ibu, beras habis" Ahhh, alamat harus ke pasar lagi. Hhmmm. Hanya ada waktu 30 menit untuk ke pasar, berbelanja, dan berangkat kerja ke Nusa Dua, ada beberapa tugas yang harus kuselesaikan, sebelum bergabung dengan rombongan kantor, berangkat menuju Bangli, Pernikahan Pak Anom Suasapha hari ini.

Wayan, dikau benar...
Kelas percepatan sungguh berat, dan, kian lama kian terasa berat...
Namun takkan surut niatku untuk jalani ini. Berlaku cengeng, histeris dan mengeluh terhadap ketidakadilan hidup karena anggapan bahwa Tuhan tidak pernah mengabulkan setiap permintaanku hanya membuat langkah semakin melambat. Takkan kubuang harga diriku, akan kucoba kendalikan egoku, akan berusaha se kuat tenaga dan citaku, untuk tetap tegak berjalan di jalan Sang Hyang Widhi, walau terpuruk dan terjatuh berkali dan berkali....

Selasa, 13 Juli 2010

Tiba Kembali di Gumi Bali ......

Setelah dua jam menyenangkan di Havana Lounge Bandara Soekarno Hatta, makan besar, secangkir capucinno panas, dua setengah jam penggunaan jejaring internet untuk browsing data, ngecek email, bikin blog, dan chatting, Ga rugi dah bayar Rp 50.000. Lalu melanjutkan perjalanan dengan terbang kembali.

Akhirnya, pukul 23.45, Senin 12 Juli 2010, pesawat Lion Air dengan nomer penerbangan JT 010 dari Jakarta yang kutumpangi, mendarat di Bandara Ngurah Rai. Aku turun dengan sebuah ransel di pundak berisi laptop Hewlett Packard mini yang kubeli bagi anakku, menenteng lagi dua ransel lain berisi pakaian yang kubeli bersama kakak dan adikku bagi suami, pakaian yang kuangkut dari rumah kakakku karena kami sering saling bertukar baju. Hmmm, masih harus mengambil dua tas bagasi yang berisi tas-tas lain pemberian kakak, dan buku-buku yang berhasil kudapatkan selama berada di Jakarta.

Suami dan anak-anak telah dengan ributnya selalu menghubungi selama aku masih berada di Jakarta. Mereka menegaskan, masih akan bertahan tidak tidur, menunggu kehadiranku tiba di rumah. Ah... Keluarga... dengan segala complicated yang mereka miliki, kusayangi keluargaku. Tidak sabar segera menemui mereka. Segera bergerak menuju parkiran, kuhampiri motor kesayangan, membuka kunci gembok yang kupasang sebagai kunci tambahan, menyusun rapi segala barang bawaan yang kubawa di atas motorku, dan segera bergerak menyusuri jalanan di tengah hening malam dengan angin dingin bertiup mendesir di wajahku. Aku kangen keluargaku, tunggu mama tiba sebentar lagi ya?....

Menjadi Dokter...

Sabtu, 10 Juli 2010 pukul delapan pagi. Pesawat Lion Air, JT 011 dari Bali mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Aku turun dengan ransel di pundak dan satu tas kecil tersampir di leher. Kupilih satu bus jurusan Rawamangun. Tujuan kali ini adalah menemui kakak dan adik kandungku beserta keluarga.

Di atas bus, berkenalan dengan pak Agus, seorang dokter gigi yang sedang menempuh studi S3 di Fakultas Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, bagian orthopedi / bedah mulut, yang salah satu tujuannya untuk memperindah penampilan gigi dan mulut. Dia sedang berusaha mencari peluang untuk membuka praktek sebagai dokter kecantikan gigi di Jakarta.

Pak dokter Agus berceritera, istrinya juga seorang dokter yang menjadi tenaga pengajar di UII Yogya. Tahun 2009 lalu, UII menerima 320 mahasiswa baru Fakultas kedokteran. Woooww, suatu jumlah yang fantastis. Di Yogya sendiri, kini telah terdapat empat Perguruan Tinggi yang memiliki Fakultas Kedokteran. Universitas Gadjah Mada, Universitas Muhammadiyah, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Duta Wacana yang terletak di belakang Rumah Sakit Bethesda. Hmmm, dengan penerimaan mahasiswa baru, khususnya bagi Fakultas Kedokteran, dalam jumlah banyak, tidak terbayangkan dalam waktu sepuluh tahun lagi kelak, akan terdapat booming jumlah dokter. Apalagi, tatkala mengetahui bahwa setiap semester, mahasiswa Kedokteran yang ada di UII rata-rata harus membayar uang sejumlah 50 juta. Di UGM sendiri, seorang mahasiswa fakultas Kedokteran yang masuk dalam level kelas internasional, dikenakan biaya pendidikan hingga 50 juta setiap semesternya. Hmmm, jauuuh berbeda situasi di UGM kini dengan saat aku masih kuliah di Fakultas Psikologi UGM dari tahun 1987 hingga 1993 dahulu.

Bagaimana dengan kualitas dosen dan mahasiswa? Dijelaskan oleh dokter Agus, bahkan, kebanyakan mahasiswa Fak. Kedokteran tersebut rendah dalam logika dan sistematika kerja. Target penerimaan mahasiswa dalam jumlah tinggi untuk meningkatkan pemasukan bagi universitas yang bersangkutan tidak menjamin pula meningkatnya kualitas standar yang diterapkan oleh pihak manajemen universitas. Ah... jadi teringat saat suamiku mengalami kecelakaan dan kakinya harus dijahit karena berlubang besar. Seorang dokter muda selama setengah jam bercucuran keringat mencari urat nadi kaki suamiku untuk melakukan pembiusan lokal, dan gagal menemukannya. Suamiku berteriak jengkel, dan meminta dokter yang lebih senior melakukannya. Hmmm, sungguh meragukan, kualitas pelayanan mereka.

Lanjut kisah dokter Agus mengenai gaji yang diperoleh seorang dosen di universitas yang memiliki fakultas kedokteran. Sementara, rata-rata dosen hanya dibayar Rp 120 ribu per jam mengajar. Total bagi seorang dosen kontrak bisa memperoleh gaji sebesar 2 – 3 juta rupiah. Jika mereka ingin menjadi dosen tetap, harus menandatangani kontrak untuk tidak pindah ke lain kota, atau, harus mengganti uang sejumlah 100 juta lebih. Ah... menyedihkan? Hmm, entahlah, mungkin, lebih baik, kupilih.... no comment lah. Situasi yang sungguh complicated ini bisa menjadi boom waktu yang mempengaruhi kualitas kesehatan dan kewarasan masyarakat Indonesia sendiri...

Ke Jakarta Lagi...

Sabtu, 10 Juli 2010 pukul delapan pagi. Pesawat Lion Air, JT 011 dari Bali mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Aku turun dengan ransel di pundak dan satu tas kecil tersampir di leher. Kupilih satu bus jurusan Rawamangun. Tujuan kali ini adalah menemui kakak dan adik kandungku beserta keluarga. Tidak ada kepentingan khusus lain. Berkas usulan kepangkatan belum selesai dikoreksi oleh Prof. Anggan Suhandana, sehingga tidak mungkin mengunjungi kantor pusat, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, hanya berbekal tangan kosong belaka.

Sabtu 10 Juli 2010 ini sebenarnya adalah hari pertama bagi putra sulungku, Adi, mengikuti Masa Orientasi di SMAN I Denpasar, dan hari Senin 12 Juli 2010 adalah hari pertama putra bungsuku, Yudha, bersekolah. Namun walau ini adalah periode awal mereka bersekolah, niatku sudah mantap. Mereka harus mandiri mempersiapkan diri, juga pembelajaran bagi suamiku, jalani fase heboh bersama anak-anak. Saatnya Sang Emak berlibur, mengunjungi keluarga, menyelesaikan urusan keluarga, menyerahkan surat-surat dari keluarga di Kerambitan Tabanan, yang berkaitan dengan berbagai iuran adat, silsilah kawitan, dan lain-lain. Aku egois? Hmmm, kupikir tidak. Hanya suatu bentuk kecil melepaskan diri dari segala kemelekatan. Mereka harus belajar, bagaimana me manage diri bila aku tiada....

Lagipula, aku berhak dapatkan liburan, menikmati waktuku. Ehm.... Maafkan daku, suami dan anak-anakku.Suatu saat, kalian akan mengerti, bahwa tiap orang adalah pribadi yang unik dengan segala kepribadian dan kemampuan yang dimilikinya. Dan, aku buktikan, pernikahan, pekerjaan, persaudaraan, persahabatan, bisa se iring sejalan bersama, walau kadang dengan segala riak dan gejolak yang ada....

Selasa, 06 Juli 2010

Terbangun pk. 3 dini hari dengan lolongan anjing...


Setelah aktivitas seharian yg melelahkan, ditambah dengan nikmat menulis di balik malam, tentu indah pula jika dapat merebahkan tubuh di peraduan sebelum pagi menjemput dengan se gudang rencana. Maka, pk. 00.30 kumatikan laptop tua milikku, dan berbaring di tengah, di antara para suami dan anakku, eeiiitttsss, maksudnya, para anak dan suamiku....

Pk. 3, ke lima ekor anjing milikku menggonggong keras, melolong, dan sangat jelas terasa, karena dinding tembok kamar tidur kami berisi jendela, dimana tepat di bawah jendela itu mereka mondar-mandir. Plus, para anjing para tetangga. Hmm, terjadilah, kehebohan luar biasa. Ini, pk. 3 pagi, dimana orang sedang terlelap dalam mimpi mereka. Suamiku terjaga, dan mengintip dari balik layar jendela. Tidak ada yg terlihat. Kuintip pula, tidak ada gerakan apapun. Kami keluar ke tengah halaman, mengintip sekeliling, tidak terlihat apapun, namun, se onggok kotoran hitam di tengah jalan perumahan meyakinkanku, bahwa seekor sapi baru saja buang hajat di situ.

Sapi??!! di tengah perumahan elit ini??!
Hmm, impossible banget dah.
Pertama, perumahan ini bukan perumahan elit. Kedua, sapi berkeliaran di tengah perumahan? wah wah... seumur-umur belum pernah terjadi. Maka, kuberanikan diri membuka gerbang pagar, berjalan menyusuri jalan perumahan sendiri di pagi buta. Kulihat di ujung jalan, dua ekor anak sapi menatapku balik. Kuhampiri perlahan, kuelus dahinya, aaahhhh, ini nyata, mereka ada di sini. Kuusir perlahan ke arah jalan masuk perumahan. Dingin angin malam membelai wajah dan tubuh. Satu blok kulewati, masih ada tiga blok lagi sebelum tiba di jalan masuk menuju perumahan. Tidak ada satupun tetangga yang keluar atau menghidupkan lampu mereka. Berarti, mereka lelap dalam tidur masing-masing. Tiba di jalan masuk menuju perumahan, kupikir, sudah cukup menggiring anak-anak sapi ini, dan kutinggalkan mereka di sana. Semoga pemiliknya menyadari dan berhasil menemukan anak-anak sapi ini. Dan, aku berbalik kembali, menuju rumah. Saat kemudian ku berbalik untuk memastikan mereka meneruskan perjalanan, tak kulihat satupun anak sapi itu. Mereka menghilang tepat di depan pandanganku.

Hmmm. Takut? Tidak juga. Cuma, aneh saja. Aarrgghhh, entah lah, apa pun itu.... niatku baik, ingin menghantar mereka kembali pada arah tujuannya semula. Kupanjatkan doa pada Ida Sang Hyang Widhi, Bethare Wisnu, Siwa dan Brahma, semoga anak-anak sapi itu baik-baik saja dan berhasil temukan jalan pulang. Aku segera berjalan pulang. Anak dan suami menunggu dengan penuh tanya di dalam halaman rumah.

Rafting di Sungai Ayung bersama Bali Fantasia Rafting 4 Juli 2010


Keluargaku, adalah segalanya dalam hidupku. Ehm, masih ada lagi yg lainnya... Para keluarga besarku, sahabatku, tetanggaku, dan semua yg lainnya dah... Kucintai mereka semua yang ada dan mewarnai kehidupanku. Semua, segalanya, baik susah dan senang, baik dan buruk, lebih maupun kurang, sehat maupun sakit, kaya maupun miskin, jauh maupun dekat. Tiap hari adalah istimewa bagiku, sama istimewanya seperti saat kuanggap tiap hari adalah biasa saja...

Tak kuperlakukan anak2ku istimewa, baik saat mereka berhasil meraih sebuah prestasi, maupun saat mereka terpuruk dan lakukan kegagalan berkali dan berkali....

Namun, Sabtu 3 Juli 2010, kuterima telpon dari Wayan Sudaarsana. Adik dari suami kakakku yang bekerja di Bandara ini menghubungi via telepon genggam dan mengatakan dia masih memiliki voucher Rafting dua buah. "Ah ha...". Kutawarkan pada anak-anak dan suami. Namun suami enggan ikut. Sementara anak-anak sangat antusias dalam menghadapi sesuatu hal yang baru dan menantang. Ya, mereka dapatkan jiwa ranger, petualang, dari garis keluargaku, dan kuajarkan mereka sejak dini untuk tidak takut memulai hal baru. Suamiku, adalah tipe pria rumahan, kutu buku, merawat seisi kebun dengan baik.

Minggu, 4 Juli 2010, pukul 6 pagi kami sudah bergegas. Kupersiapkan 10 nasi ber bungkus daun pisang seharga 3000 rupiah ke dalam tas. Juga berbagai jenis jajan pasar yang kubeli untuk bekal perjalanan kami. Kumasukkan 3 stel pakaian ganti kedalam tas ransel yang akan kami bawa serta. Selesai bersembahyang sejenak di penunggun karang, kukeluarkan Yamaha MZ, dan kami meluncur segera menembus udara dingin pagi hari. Kali ini menuju Gang Medori, Banjar Sasih, di Desa Batubulan.

Tiba disana, ada Krisna dan Yoga, anak Wayan Suda, juga istrinya yang cantik. Kami masih menunggu kehadiran Eko, Ketut Ayu, Surya, dan tunangannya, Wiwin yang anak Fak.Hukum Unud, serta satu lagi ponakan Wayan Suda, yang sedang praktek Kebidanan di RS Sanglah. Pukul 9.30, rombongan kami bergerak menuju Petang. Menurut rencana, kami akan melakukan travelling menyusuri sungai Ayung yang terletak di perbatasan Desa Petang dan Payangan, bersama Travel Agent Bali Fantasia Rafting.

Tiba di perempatan pasar Petang, rombongan kami yang berada di dalam kendaraan APV berbelok ke arah kiri. Menyusuri jalan pedesaan beraspal, kami tiba di sebuah rumah kantor, Bali Fantasia Rafting dimiliki oleh investor berasal dari Korea. Ada kira-kira 20 an guide yang terdiri dari orang lokal, bahkan, ada yang telah bergabung semenjak 8 tahun lalu. Para guide nya di bayar hanya Rp 150.000 per bulan, plus 30.000 uang makan, plus 30.000 lagi uang transport. Tanpa askes. Jika mereka menolak, mereka bisa diberhentikan, karena perusahaan juga hanya mampu bayar se demikian. Lalu, dari mana mereka mendapatkan uang lebih? Tentu dari para pengunjung dan pengguna jasa mereka. Kebanyakan adalah wisatawan asing, termasuk khususnya wisatawan Korea, Amerika, Australia, Eropa, dan lain lain.... Dalam satu hari, mereka terkadang sanggup melakukan 2 kali trip / perjalanan dalam menghandle wisatawan yang gunakan jasa mereka.

Kami semua kemudian mengenakan pelampung dan helm pengaman, memegang dayung, dan menuruni jalan setapak. Hmm, bukan hal sulit bagi ke dua anakku yang sudah terbiasa berjalan jauh di kampung, menyusuri anak tangga berbatu berjumlah lebih dari 300 an ini. Lalu akhirnya kami harus menuruni anak tangga melingkar dari besi untuk tiba pada sebuah air terjun besar nan indah. Gemericik airnya terasa menyentuh, membelai wajah, dingin dalam dekapan udara.

Kami memasuki ke tiga perahu rafting berbahan karet. Masing-masing tiga penumpang dengan seorang guidenya. Dan, aku bersama kedua anakku mendapatkan Pak Agung, bagi guide kami. Bapak dari tiga orang anak yang masih kecil ini memberikan arahan mengenai hal yang harus kami patuhi selama perjalanan. selalu berpegang pada tali, mengayuh sesuai aba-aba guide, tidak berpegang pada dinding tebing dengan gunakan tangan, dan lain sebagainya. Hmmm, anakku sangat antusias mengikuti perjalanan ini. Adi mengayuh dengan sekuat tenaga, bergerak dari tepi kiri lalu ke kanan, menggerakkan tongkat kayuhnya se irama. Yudha berpegang erat pada tali baju pelampung kakaknya, ikut se sekali mengeluarkan teriakan senang, melihat pemandangan indah di sekeliling kami.

Sungguh, sebuah pemandangan menakjubkan atas segala yang masih boleh kami nikmati, tebing tinggi menjulang, berisi tanaman ribuan rupa, dari berpuluh jenis bambu, pakis raksasa, sengon, hingga kumpulan kelelawar yang membuat sarang di beberapa lokasi di pinggir tebing menjulang tinggi. Belum lagi, beberapa air terjun yang kami lewati, berkali berhenti untuk mengambil foto dan istirahat sejenak, hingga anggota rombongan asyik bermain sliding / seluncuran dari bebatuan yang menonjol di atas air sungai. Berkali tergelincir hingga hasilkan lebam di siku tangan dan kaki tidak terasa karena kenikmatan yang kami peroleh. Entah kapan lagi akan dapat lakukan hal ini bersama, meluangkan waktu bersama anak-anakku yang beranjak remaja....

Akhirnya, kami tiba di penghujung perjalanan.... seluruh anggota rombongan keluar dari perahu, menaiki anak tangga bebatuan kembali, berjumlah ratusan pula, hingga tiba di sebuah rumah terbuka, tempat kami bisa mandi dan mengganti pakaian pada se deretan kamar mandi, lalu menikmati makan siang dengan ikan teri berbumbu asam manis, nasi goreng, mie goreng, dan ayam saus tomat.

Pukul tiga sore, kami akhiri petualangan hari ini....... Dan, selamat datang petualangan-petualangan lain lagi. Adrenalin, enthusiasm, motivation, potentiallity, personallity, semua campur baur jadi satu.

Rafting di Sungai Ayung bersama Bali Fantasia Rafting 4 Juli 2010

Keluargaku, adalah segalanya dalam hidupku. Ehm, masih ada lagi yg lainnya... Para keluarga besarku, sahabatku, tetanggaku, dan semua yg lainnya dah... Kucintai mereka semua yang ada dan mewarnai kehidupanku. Semua, segalanya, baik susah dan senang, baik dan buruk, lebih maupun kurang, sehat maupun sakit, kaya maupun miskin, jauh maupun dekat. Tiap hari adalah istimewa bagiku, sama istimewanya seperti saat kuanggap tiap hari adalah biasa saja...

Tak kuperlakukan anak2ku istimewa, baik saat mereka berhasil meraih sebuah prestasi, maupun saat mereka terpuruk dan lakukan kegagalan berkali dan berkali....

Namun, Sabtu 3 Juli 2010, kuterima telpon dari Wayan Sudaarsana. Adik dari suami kakakku yang bekerja di Bandara ini menghubungi via telepon genggam dan mengatakan dia masih memiliki voucher Rafting dua buah. "Ah ha...". Kutawarkan pada anak-anak dan suami. Namun suami enggan ikut. Sementara anak-anak sangat antusias dalam menghadapi sesuatu hal yang baru dan menantang. Ya, mereka dapatkan jiwa ranger, petualang, dari garis keluargaku, dan kuajarkan mereka sejak dini untuk tidak takut memulai hal baru. Suamiku, adalah tipe pria rumahan, kutu buku, merawat seisi kebun dengan baik.

Minggu, 4 Juli 2010, pukul 6 pagi kami sudah bergegas. Kupersiapkan 10 nasi ber bungkus daun pisang seharga 3000 rupiah ke dalam tas. Juga berbagai jenis jajan pasar yang kubeli untuk bekal perjalanan kami. Kumasukkan 3 stel pakaian ganti kedalam tas ransel yang akan kami bawa serta. Selesai bersembahyang sejenak di penunggun karang, kukeluarkan Yamaha MZ, dan kami meluncur segera menembus udara dingin pagi hari. Kali ini menuju Gang Medori, Banjar Sasih, di Desa Batubulan.

Tiba disana, ada Krisna dan Yoga, anak Wayan Suda, juga istrinya yang cantik. Kami masih menunggu kehadiran Eko, Ketut Ayu, Surya, dan tunangannya, Wiwin yang anak Fak.Hukum Unud, serta satu lagi ponakan Wayan Suda, yang sedang praktek Kebidanan di RS Sanglah. Pukul 9.30, rombongan kami bergerak menuju Petang. Menurut rencana, kami akan melakukan travelling menyusuri sungai Ayung yang terletak di perbatasan Desa Petang dan Payangan, bersama Travel Agent Bali Fantasia Rafting.

Tiba di perempatan pasar Petang, rombongan kami yang berada di dalam kendaraan APV berbelok ke arah kiri. Menyusuri jalan pedesaan beraspal, kami tiba di sebuah rumah kantor, Bali Fantasia Rafting dimiliki oleh investor berasal dari Korea. Ada kira-kira 20 an guide yang terdiri dari orang lokal, bahkan, ada yang telah bergabung semenjak 8 tahun lalu. Para guide nya di bayar hanya Rp 150.000 per bulan, plus 30.000 uang makan, plus 30.000 lagi uang transport. Tanpa askes. Jika mereka menolak, mereka bisa diberhentikan, karena perusahaan juga hanya mampu bayar se demikian. Lalu, dari mana mereka mendapatkan uang lebih? Tentu dari para pengunjung dan pengguna jasa mereka. Kebanyakan adalah wisatawan asing, termasuk khususnya wisatawan Korea, Amerika, Australia, Eropa, dan lain lain.... Dalam satu hari, mereka terkadang sanggup melakukan 2 kali trip / perjalanan dalam menghandle wisatawan yang gunakan jasa mereka.

Kami semua kemudian mengenakan pelampung dan helm pengaman, memegang dayung, dan menuruni jalan setapak. Hmm, bukan hal sulit bagi ke dua anakku yang sudah terbiasa berjalan jauh di kampung, menyusuri anak tangga berbatu berjumlah lebih dari 300 an ini. Lalu akhirnya kami harus menuruni anak tangga melingkar dari besi untuk tiba pada sebuah air terjun besar nan indah. Gemericik airnya terasa menyentuh, membelai wajah, dingin dalam dekapan udara.

Kami memasuki ke tiga perahu rafting berbahan karet. Masing-masing tiga penumpang dengan seorang guidenya. Dan, aku bersama kedua anakku mendapatkan Pak Agung, bagi guide kami. Bapak dari tiga orang anak yang masih kecil ini memberikan arahan mengenai hal yang harus kami patuhi selama perjalanan. selalu berpegang pada tali, mengayuh sesuai aba-aba guide, tidak berpegang pada dinding tebing dengan gunakan tangan, dan lain sebagainya. Hmmm, anakku sangat antusias mengikuti perjalanan ini. Adi mengayuh dengan sekuat tenaga, bergerak dari tepi kiri lalu ke kanan, menggerakkan tongkat kayuhnya se irama. Yudha berpegang erat pada tali baju pelampung kakaknya, ikut se sekali mengeluarkan teriakan senang, melihat pemandangan indah di sekeliling kami.

Sungguh, sebuah pemandangan menakjubkan atas segala yang masih boleh kami nikmati, tebing tinggi menjulang, berisi tanaman ribuan rupa, dari berpuluh jenis bambu, pakis raksasa, sengon, hingga kumpulan kelelawar yang membuat sarang di beberapa lokasi di pinggir tebing menjulang tinggi. Belum lagi, beberapa air terjun yang kami lewati, berkali berhenti untuk mengambil foto dan istirahat sejenak, hingga anggota rombongan asyik bermain sliding / seluncuran dari bebatuan yang menonjol di atas air sungai. Berkali tergelincir hingga hasilkan lebam di siku tangan dan kaki tidak terasa karena kenikmatan yang kami peroleh. Entah kapan lagi akan dapat lakukan hal ini bersama, meluangkan waktu bersama anak-anakku yang beranjak remaja....

Akhirnya, kami tiba di penghujung perjalanan.... seluruh anggota rombongan keluar dari perahu, menaiki anak tangga bebatuan kembali, berjumlah ratusan pula, hingga tiba di sebuah rumah terbuka, tempat kami bisa mandi dan mengganti pakaian pada se deretan kamar mandi, lalu menikmati makan siang dengan ikan teri berbumbu asam manis, nasi goreng, mie goreng, dan ayam saus tomat.

Pukul tiga sore, kami akhiri petualangan hari ini....... Dan, selamat datang petualangan-petualangan lain lagi. Adrenalin, enthusiasm, motivation, potentiallity, personallity, semua campur baur jadi satu.

Senin, 05 Juli 2010

The Man Rules, by Arshad Sani My Friends....


At last a guy has taken the time to write this all down.
Finally, the guys' side of the story (I must admit, it's pretty good).
We always hear 'the rules' from the female side ..
Now here are the rules from the male side.

These are our rules!


Please note.. these are all numbered "1" ON PURPOSE!

1. Men are NOT mind readers.

1. Learn to work the toilet seat.
You're a big girl. If it's up, put it down.
We need it up, you need it down.
You don't hear us complaining about you leaving it down.

1. Sunday is for Sports!
It's like the full moon or the changing of the tides. Let it be.

1. Crying is blackmail.

1. Ask for what you want.
Let us be clear on this one:
Subtle hints do not work!
Strong hints do not work!
Obvious hints do not work!
Just say it!

1. Yes and No are perfectly acceptable answers to almost every question.

1. Come to us with a problem only if you want help solving it. That's what we do.
Sympathy is what your girlfriends are for.

1. Anything we said 6 months ago is inadmissible in an argument.
In fact, all comments become Null and Void after 7 Days.

1. If you think you're fat, you probably are.
Don't ask us.

1. If something we said can be interpreted two ways
and one of the ways makes you sad or angry,
we meant the other one

1. You can either ask us to do something OR tell us how you want it done.
Not both. If you already know best how to do it, just do it yourself.

1. Whenever possible, PLEASE say whatever you have to say during commercials.

1. Christopher Columbus did NOT need directions and neither do we.

1. ALL men see in only 16 colors, like Windows default settings.
Peach, for example, is a fruit, not A color.
Pumpkin is also a fruit.
We have no idea what mauve is.

1. If it itches, it will be scratched..
We do that.

1. If we ask what is wrong and you say "nothing", we will act like nothing's wrong.
We know you are lying, but it is just not worth the hassle.

1. If you ask a question you don't want an answer to, expect an answer you don't want to hear.

1. When we have to go somewhere, absolutely anything you wear is fine... REALLY!

1. Don't ask us what we're thinking about unless you are prepared to discuss such topics as baseball or motor sports.

1. You have enough clothes.

1. You have too many shoes.

1. I am in shape. Round IS a shape!

Thank you for reading this.
Yes, I know, I have to sleep on the couch tonight;
But did you know men really don't mind that? It's like camping.

Pass this to as many men as you can - to give them a laugh!
Pass this to as many women as you can - to give them an even bigger laugh.
what do you think of this? AGREED OR DISAGREE?

I thought this was friggen hilarious.......how about you

Jumat, 02 Juli 2010

True Love will live forever and ever....




Love is not about finding the right person,
but creating a right relationship.

It's not about how much love
you have in the beginning,
but how much love you build till the end.....

Kamis, 01 Juli 2010

Adi Anakku Sayang...


Kamis, 1 Juli 2010. Anakku berulang tahun ke 14. Ia lahir tepat di hari Bhayangkara. Dan kini dia telah duduk di bangku SMAN I Denpasar kelas satu. Kini dia bersama adiknya yang masih duduk di bangku SD klas 3 masih dalam suasana berlibur sebelum disibukkan oleh berbagai aktivitas sekolah. Terkadang bermain ke rumah pamannya atau pulang ke kampung bersama suamiku. Terkadang pula, kedua anakku ini menyusun rencana aktivitas mereka seharian secara bersama berdua saja, mulai dari bermain futsal, berenang bersama, belajar, berantem, bersembahyang, bermain sepakbola dihalaman hingga semua tanaman porak poranda.

Dan, apa yang dilakukannya di hari ulangtahunnya? Dia berjalan dari satu pintu ke pintu lain rumah temannya, dia menawarkan baju hasil rancangannya. Yeah... Dia senang merancang desain. Desain grafis. Dan, sudah cukup banyak rancangan gambar yang dihasilkannya. Kini, dia mencoba memulai mengembangkan sebuah usaha. Ehm...

Dengan bangganya dia menyusun tumpukan uang ribuan secara perlahan, dihitung berkali dan berkali, ditimpali goda adik dan bapaknya hingga dia salah menghitung berkali dan berkali. "Laku dua puluh, ma" katanya bangga. Jadi ingat masa dia duduk di bangku SD, berjualan gelang dan kalung dari manik-manik. Dengan modal 50.000, dia mampu berjualan hingga memperoleh uang 10.000. Sisa gelang dan kalung kusuruh bagi habis pada teman-teman yang juga anak tetangga. Intinya, bukan terletak pada untung rugi, namun, aplikasi ilmu manajemen pada anak sejak dini, sekaligus, mengajarkan rasa tidak malu untuk berjuang dan jalankan usaha apapun dengan bekerja keras...

Kami bukan keluarga yang terbiasa merayakan atau memperingati sebuah hari. Bagiku sendiri, tiap hari adalah istimewa, sama istimewanya dengan hari lain. Demian pula, tiap hari adalah sama biasanya. Masih banyak hal yang masih membutuhkan konsentrasi dan perjuangan untuk menjadi semakin baik dan baik lagi.

Bagi keluargaku, kedua anakku, dan, khusus bagi Adi. Selamat ulang tahun, nak. Tumbuhlah terus.... kejarlah impian dan harapan di masa depan, kembangkan kepak sayapmu membentang menjulang membelah angkasa. Jangan takut dan ragu walau gundah dan jatuh berkali dan berkali.... Tidak kujanjikan bahwa hidup indah dan bakal mudah bagimu, namun, jadilah pria dewasa dan bijak, bertanggungjawab atas pilihan jalan hidupmu kelak....