Jumat, 31 Desember 2010

Acara Tahun Baruan di Pondok


Setelah latihan nari bersama yang hanya dalam waktu dua minggu, akhirnya mereka menari juga. Di sela sela kesibukan ku dalam mengikuti kuliah Program S3, Program Studi Kajian Budaya di kampus Pasca Sarjana UNUD, menguji Ujian Akhir Semester di kampus STPNDB, pulang ke Kerambitan, mengurus rumah tangga, dan persiapan anak-anakku sendiri mengikuti Ujian Akhir Semester mereka di SMAN I Denpasar dan SDN 3 Padang Sambian Kelod.


Bahkan, hari Kamis, 30 Desember 2010, dari enam anak perempuan, hanya tertinggal dua orang anak yang menari Bali, Kadek Susi dan Gung Gek Sri. Enam anak perempuan yang tadinya berpindah memilih tarian yang akan dipentaskan, dari tari Bali Pendet, ke tari Bali Tenun, kemudian ke tari Bali Cenderawasih, akhirnya Legong Keraton. Hhhhmmrrrgghhhhhh….. sungguh harus bersabar dan uji nyali, jika berhubungan dengan anak-anak. Namun, jangan bilang ibu Santi, jika tidak berhasil merayu anak-anak. Hehehe…


Pukul 4 sore, hari Jum’at, 31 Desember 2010, sepulang dari acara Ramah Tamah di kampusku, STPNDB, dan berbelanja beberapa bahan, aku bersiap menghandle acara Tahun Baruan di perumku. Namun aku masih harus merayu dan sedikit memaksa mereka, anak2 perempuan ini, untuk menari Bali terlebih dahulu, sebelum menarikan 3 tari modern dengan musik dan lagu dari Agnes Monica dan Cinta Laura. Akhirnya toh berhasil kukumpulkan, tidak hanya enam, namun tujuh anak yang siap menari Bali, hingga terpaksa ada anak yang mengenakan uniform berbeda dengan enam penari lainnya. Bahkan, tetap harus tabah, saat setelah mereka usai didandani dengan sangat cantiknya, mereka masih berkeliaran se putar perum, menggendong sahabatnya, minum es, naik sepeda gayung. Hwaladalahhh. Tiga tari Bali berhasil dipentaskan dengan lemah gemulai dengan segala gaya kanak-kanak mereka. Dan….. Tari Condong dan tari Legong Keraton pun ditarikan anak-anak ini tetap dengan pakaian tari Pendet. Hahaha…. Yang penting : The Show must go on…

Niatku hanyalah, tetap harus ada kegiatan yang memberikan hiburan bagi mereka sendiri. Dari mereka, untuk mereka, dan oleh mereka. Beberapa lomba sederhana kuadakan, dari lomba lari kelereng anak-anak, lomba makan kue, lomba lari mengatur tumpukan batu. Cukup kubedakan kelompok usia dan jenis kelamin mereka. Kali ini tidak ada lomba makan kerupuk, lomba menggambar, dan pertandingan bulutangkis. Tidak sempat ku handle itu, dan para remaja yang biasa membantu juga sedang menempuh ulangan akhir semester mereka. Bahkan hari Jum’at mereka masih mengikuti sekolah seperti biasa. Yudha anakku masih pulang pukul 17.30 seperti biasa. Adi, kakaknya, juga tiba di rumah pukul 16 sore.

Aku tidak ingin mereka berkeliaran di jalan dalam merayakan Tahun Baru. Mereka tetaplah anak-anak dan remaja yang kukasihi. Kami bukan orang mampu atau kaya, kami berasal dari berbagai latar belakang sosial budaya, Islam, Hindu, Katholik. Dengan berkumpul bersama, bisa meningkatkan kebersamaan dan kerja sama di antara mereka. Toh mereka yang akan berkumpul bersama di masa depan, menjadi sahabat se perjuangan dalam mengarungi bahtera kehidupan mereka dengan berbagai nuansa dan problema romantika peristiwa.

Berbagai diskusi dan proses pendekatan yang kulakukan, termasuk dengan melibatkan para remaja. Biarkan mereka tumbuh dan berkembang, atasi masalah mereka, belajar manajemen secara langsung, dari operasional yang mereka kelola sendiri. Membuat proposal dan menyusun rencana kerja untuk acara tahun baruan. Merencanakan ada acara bakar ikan, pesta kembang api, main musik, dan modern dance. Ku libatkan pula para orangtua di Perum ini. Kuketuk pintu rumah mereka, mengetuk pintu hati mereka, meminta sumbangan nasi, sayur, dan buah, juga cocktail bagi anak-anak. Hingga akhirnya terkumpul, 50 bungkus nasi dari bapak dan ibu Mangku Made Sedana Putera, 3 kotak minuman bagi anak-anak dari ibu Agung Mas, sayur kacang kalasan dari ibu Putu Arka, nasi dalam magic jar dari ibu Putu Artayasa, ibu Putri Dharma Metta, ibu Ketut Sumertha, buah dari ibu Kadek Suartika, dandanan para penari berkat bantuan polesan dari ibu Ida Ayu Puspaadi, dan sumbangan dana dari pak Nyoman Runteg sebesar Rp 500.000, serta sekitar 70 KK para warga perum Pondok Galeria lainnya sebesar Rp 300.000 ribuan..

Setelah selesai seluruh rangkaian acara dipentaskan di Aula pada pukul 9.30 malam, acara dilanjutkan dengan bakar ikan. Ikan yang kubeli, sudah dibersihkan dan dibelah, juga dibumbui, hingga para remaja bersama adik-adik mereka ini tinggal membakarnya saja. Mereka melanjutkan acara hingga pukul satu pagi, dengan diselingi acara pesta kembang api dan mercon, lalu kemudian membubarkan diri masing-masing menuju ke rumahnya. Sedangkan aku, mandi dan terkapar tewas karena lelah, namun bahagia, satu hari lagi telah kulalui dengan kenangan yang bakal abadi dalam ingatan ……

Acara Ramah Tamah di STPNDB


Sudah hampir 17 tahun bekerja di STPNDB. Ku berharap mendapatkan teve sebagai salah satu jenis hadiah yang disediakan lembaga dalam acara Ramah Tamah di setiap akhir tahun. Hmmm, ingin menguji keberuntungan ku. Berangkat di pagi hari, Jum’at, 31 Desember 2010 menuju Nusa Dua, kemudian berkumpul bersama seluruh rekan kerja, sesama dosen, para pejabat dan pejibit, pegawai, anggota Dharma Wanita, beserta anak yang mereka ajak serta.


Senyum cerah ceria terpampang di wajah setiap dari mereka. Kami saling menyapa dan bersalam-salaman, mengucapkan permohonan maaf atas segala salah yang mungkin tercipta, dan harap agar situasi dan kondisi semakin baik dari hari ke hari, dengan meningkatkan kualitas berdasar segala potensi yang dimiliki, terutama dari dalam diri sendiri.


Kami bergerak mendekati Gedung Genitri untuk berkumpul bersama, semenjak pukul 07.30 pagi. Kulihat ada para panita acara Ramah Tamah, sedang menggunting sebagian ujung lembar undangan sebagai tanda peserta untuk diundi. Kue dibagikan dalam kantong plastik. Kudapatkan sepotong kue bolu, risoles, lemper, dan jaje bikang, juga sebotol teh manis.


Namun ternyata, tak kudapatkan teve layer datar. Yang kudapatkan adalah panci Teflon beserta tutupnya. Hmmmm, ternyata Tuhan hadir dan bekerja dengan cara yang sungguh tidak kita duga. Bersyukur banget dapat hadiah akhir tahun ini. Aku perlu panci baru untuk masak, menyediakan makanan bagi anggota keluarga. Jauh lebih penting panci daripada teve. Toh keluargaku masih memiliki satu teve untuk dipakai nonton bersama sambil berpelukan, dari pada dua teve, atau tiga teve, ato teve di masing-masing kamar, dan akibatnya ga bisa nonton bareng keluarga lagi. Hmmm…. Bukankah, berkumpul bersama, selalu merupakan keindahan ? Bisa saling bertukar informasi dan membahas berbagai peristiwa dan persoalan bersama-sama….


Acara diawali dengan doa bersama atas segala yang telah boleh kami lalui selama tahun2 berlalu, dan harapan bagi tahun-tahun yang akan datang. Lalu, ketua STPNDB mengawali dengan memperlihatkan kepiawaian beliau bermain organ. Hmmm, siapa bilang, kesibukan harus membunuh hobi dan kemahiran? Beliau seorang doktor tamatan Program Studi Kajian Budaya Universitas Udayana 2008. Di sela berbagai kesibukan menjalani hari-hari dengan menjadi ketua STPNDB, memberikan kuliah bagi para mahasiswa, membimbing dan menguji, masih meluangkan waktu memberikan hiburan bagi seluruh dosen dan pegawai, menghibur diri menyalurkan hobi, dan memperlihatkan kebisaan beliau, sungguh memacu semangat untuk mengikuti jejak langkah beliau. Hmmm, akhirnya, ibu ketua Dharma Wanita, yang juga istri ketua STPNDB, ikut menyumbangkan suara, dengan menyanyi bersama korps Dharma Wanita. Juga Pak Mattius Oka Wirawan, Bapak Dewa Gede Putera, Pak M. Nur Afrilliandi Nasution, dan Ibu Sekarti.


Dan…. Bagaimana dengan diriku sendiri? Eh hehe…. Sebenarnya, ingin seeeeh, menyumbangkan satu ato dua lagu.. Tapi kasihan teman-teman lain, yang bakal minder jika mendengar suaraku yg begitu merdunya, hingga mungkin saja merasa malu. Hahaha….


Kami kemudian menikmati makan bersama dengan nasi bungkus tanpa sendok atau garpu. Semangat kebersamaan tercipta dengan duduk bersama, makan dengan menggunakan jari jemari tangan, baik di dalam ruang pertemuan di gedung Genitri tersebut. Ada pula yang duduk di anak tangga, lesehan di teras. Pukul 12.00 seluruh rangkaian acara Ramah Tamah berakhir.


Hmmm….

Tuhanku,

MencintaiMu…

Sungguh aku kekurangan ruang dan waktuku

Takkan cukup sisa di kalbu dan di sisi hatiku

Karena,

Sungguh indahnya kebersamaan yang tercipta

Dan akan selalu ada…..

Kita adalah sama.

Sabtu, 25 Desember 2010

Positive Attitude

In everything we do,
our own thoughts can help us succeed,
or they can help us fail.
Maintain a positive attitude.
# Catherine Pulsifer #

Jumat, 24 Desember 2010

Dan... Aku Menari Kembali...

Lelah setelah seharian bersibuk ria dengan aktivitas bikin kue, beres-beres se isi rumah, dan cuci-cuci bareng simbok dan anak, menyenangkan membayangkan istirahat minum kopi di senja hari, sambil menikmati membaca buku. Namun teriakan dan panggilan Laskar Pelangiku di depan rumah begitu mesra menyapa.


Ah ha....

Mereka adalah Laskar Pelangiku, anak-anakku, dari yang baru bisa berjalan hingga sudah kuliah di berbagai perguruan. Sejak dua hari ini berkumpul bersama membahas acara malam tahun baru. Mereka ingin ada aktivitas lagi, bagi acara malam tahun baru di lingkungan perumahan. Mulai dari nyanyian, tarian, dan berbagai lomba. Hmmm. Well, selalu menyenangkan membahagiakan wajah-wajah kecil itu. Maka kuputuskan bersiap diri. Cukup bermodal laptop dan loudspeaker, jadilah aku menari-nari dan bernyanyi bersama mereka, mempersiapkan acara malam tahun baru kami. Murah dan meriah, demi indahnya sebuah kebersamaan....

Kamis, 23 Desember 2010

Merry Christmas

Tiga tahun tinggal di biara selama menempuh pendidikan dan memiliki lingkungan multikultural, termasuk bersama keluarga Kristen, membuatku lumayan mengenal berbagai prosesi upacara keagamaan umat Kristen. Salah satunya, Natal.

Hmmm, smoga semangat Natal, kelahiran Yesus, Santa Klaus, akan membawa semangat penyucian diri, mau melebur dosa dan saling memaafkan, memahami, juga bekerjasama demi masa depan yang semakin baik dari hari ke hari...

Happy Merry Christmas, Kung His Hsin Nien bing Chu Shen Tan! (mandarin), Gun Tso Sun Tan’Gung Haw Sun! (cantonese), Srozhdestvom Kristovym! (UA), Merry Christmas! (AUS, UK, USA) Frohe Weihnachten! (D, A, CH), Joyeux Noël! (F, CH), Bellas Festas da Nadal! (CH, retoroman)


Rabu, 22 Desember 2010

Hujan dan Berkah bareng Bu Sekarti Pagi Ini


Terjaga di pagi hari pukul 5, aku mengawali kegiatan hari ini, Kamis 23 Desember 2010, dengan kerja rutin. Mandi dan menyiapkan uniform sekolah anakku, Adi. Putra Sulung yang kini kelas I di SMAN I Denpasar. Menyiapkan sarapan pagi bagi keluarga, mengecek kendaraan dan jas hujan.

Hujan masih turun membasahi bumi pertiwi. Si bungsu masih tertidur lelap dalam balutan dingin hawa pagi hari, ditambah dengan turunnya hujan, membuat tidurnya semakin nyenyak. Dia baru akan berangkat sekolah di siang hari nanti.

Pukul 7.10 menit, setelah suami dan putra sulungku berangkat pergi terlebih dahulu, aku pun mengeluarkan motor astrea 800 yang telah setia menemani sejak tahun 1993 lalu. Menyusuri jalan sepanjang Imam Bonjol mengarah ke Selatan, berbelok ke jalan Sunset Road, kulihat dipinggir jalan ada sahabat ku. Pak Made Astawa yang staf Gudang, Bu Komang istrinya yang juga staf Koperasi, dan Bu Sekarti yang dosen di Program Studi Manajemen Divisi Kamar. Kuhampiri mereka, dan kutahu, Bu Sekarti tertinggal bis. Padahal kami harus melaksanakan tugas sebagai pengawas ujian akhir semester di pagi hari ini.

Hmmm....
Beruntung aku selalu membawa jas hujan cadangan. Kukeluarkan dari kotak yang tersedia di motorku, kuangsurkan pada ibu Sekarti. Selendang penghias di bahu juga kuangsur untuk menutupi kepalanya, berfungsi sebagai helm. Hahaha... Dan, berubahlah dia menjadi seorang muslimah, walau aseli seorang pemeluk Hindu.

Kami kembali meluncur menuju ke arah Nusa Dua, kampus STPNDB. Bu Sekarti harus bersyukur mendapat kehormatan menumpang naik motorku. Bayangkan saja.... full AC, karena bisa menikmati semilir angin bertiup semriwing dengan laju hingga 100 km / jam, full music, karena sepanjang jalan kunyanyikan lagu, dari Living on A Jet Plane, dan Woman in Love nya Diana Ross, dan... full berkah, karena mendapat berkah siraman air hujan dari langit, siraman air jalanan yang muncrat manakala ada bis / mobil / motor yang ngebut menyalip kami. Hohoho....

Hari Ibu

Setelah tiba di rumah pukul 6 sore dengan badan remuk redam karena terkena hujan deras di pagi hari saat ke kantor, menjaga enam kelas, dan kembali ke Denpasar dalam keadaan hujan pula, terjebak macet hingga hampir satu jam setengah di perjalanan. Akhirnya tiba di rumah pukul 6 sore, hari Rabu, 22 Desember 2010.

Kantorku di Nusa Dua. STPNDB. Berlari dari satu gedung ke gedung lain. Padma blok A, lalu ke blok B, dari lantai satu ke lantai tiga. Kemudian ke gedung Genitri lantai 3. Mengawas ujian akhir semester di tengah hujan, dengan ruang yang berbeda-beda dan lokasi berjauhan. Ah, Benar-benar sungguh lelah.

Namun akhirnya setelah tersiram hujan deras berkali sepanjang jalan, akhirnya bisa merasakan mandi setibanya di rumah, dan terkapar di tempat tidur, di ranjang susun, bersama anakku, Adi, yang juga tertidur lelah sejak tiba kehujanan pukul empat sore. Hmmm, kurebahkan badan di sisi anakku. Si bungsu belum tiba bersama bapaknya, karena mereka masuk sore hari.

Terjaga 30 menit kemudian, kudapati si bungsu sedang makan bersama simbok. Suami sedang asyik dengan buku bacaannya, si sulung Adi, sudah habis mandi dan bersembahyang. Selesai bersembahyang, putra sulungku mengangsurkan setangkai mawar terbungkus plastik, dan sebuah kotak berwarna merah. Mereka mencium tanganku dan mengucapkan, "Selamat hari ibu, maafkan kesalahan kami"....

Wah wah.... rasa haru melanda ku, anak-anak sungguh begitu peduli. Hmmm, seumur-umur tidak pernah kurayakan hari peringatan apapun, kuanggap tiap hari adalah hari biasa, sama dengan hari lainnya... atau, sama istimewanya dengan hari yang sungguh istimewa. Namun ternyata, mereka melakukan ini. Hmmm, sungguh ber bangga hati. Tuhan, semoga anak-anakku menjadi anak yang surbhakti, keluargaku mendapatkan anugerah yang sungguh indah dan dalam perlindungan Mu selalu..... Swaha.

Selasa, 21 Desember 2010

Kencan Bareng Prof. Koento Wibisono Siswomihardjo


Selasa, 21/12/2010. Setelah melaksanakan tugas menguji 3 kelas reguler di STPNDB di Nusa Dua, sungguh menyenangkan membayangkan bisa kencan dengan Dosen Sepuh ini. Maka segera meluncur ke arah Denpasar, Gedung Prof. Bagus di Sanglah sudah menanti.

Seorang dosen yang sudah tua, dalam kondisi kurang fit, namun semangat yang terpancar dari wajahnya, pembahasan materi yang ditetapkan, Filsafat Ilmu Pengetahuan, luasnya pengalaman beliau, kedalaman pemahaman dan gaya penyampaian yang menyenangkan dan diskusi yang mengalir hangat sungguh membuat tidak ingin mengakhiri kencan kami.

Bersama 20 orang teman lain, dari berbagai latar belakang yang berbeda, sungguh memperkaya informasi yang diperoleh. Kami membahas mulai dari Filsafat Yunani yang melegenda dan menjadi pilar tumbuh kembangnya filsafat dunia, berbagai dimensi, mulai dari fenomenal, struktural, dan berbagai paradigma filsafat ilmu / wissenschaftlehre / wetenschapsleer. Betapa Ilmu pengetahuan dapat berfungsi secara substantif, ekstensif dan intensif dalam merombak sebuah kebudayaan, mempengaruhi kehidupan manusia.

Well, saya juga sepakat, Prof. Bahwa, hanya orang-orang yang punya imajinasi yang bakal jadi orang-orang kreatif. Maka, jangan pernah membunuh impian maupun ide yang tumbuh dalam benak kita. Karena, bukankah sebuah pemikiran, walau se sederhana apapun, bakal dapat menjadi pijakan dalam mencapai tujuan kita? Hmmm, sungguh sebuah pemikiran filsafati yang berpijak pada bidang logis, sistematis, kritis, dan radikal yang positif, yang dapat menjadi sumber inspirasi, kreativitas, ga cuma asal menerima untuk dicekoki pendapat orang lain.

Orang yang mampu berfilsafat adalah orang yang mampu mengembangkan kemampuan-kemampuan alternatif atau kreatif, dan juga kritis. Maka, jangan pernah tutup pintu hatimu untuk sebuah kreativitas atau ide-ide baru. Kemampuan dan kemauan berabstraksi ini yang membantu meningkatkan kecerdasan dalam diri seseorang.

Haha, semacam peneges, bahwa narsis juga perlu untuk meningkatkan kepercayaan diri, penyaluran hobi dan tindakan secara positif, untuk semakin kreatif dan lebih baik lagi dari hari ke hari.... Sepakat deh.

Senin, 20 Desember 2010

Buat Emak Di Rumah


Mak....

Selalu indah keberadaan dalam sebuah rumah.

Maka, aku berjanji akan usahakan ciptakan "rumah" dimanapun

Walau mungkin jalanku gak selalu indah, gak selalu mudah, gak selalu murah


Mak...

Malam ini anaknda mellow banget, terguguk sendiri...

Bukan karena Purnama yang sebabkan moody hancur babak belur

Bukan pula karena pre menstruasi syndrome


Mak...

Kangenku pada masakan rumah,

pencaluk, tempoyak, sambel belacan, sop kepala ikan emak

pelukan mesra mu menyambut hadirku


Ah emak....

Selamat hari ibu, ya?

Anakmu kehabisan untaian kata-kata indah

bagi mulianya hatimu

What A Day


Senin 20/12/2010: Pukul 12 malam, kudapati Koordinator bagi rekan sesama mahasiswa Program Pasca Sarjana S3, Program Studi kajian Budaya Universitas Udayana angkatan 2010, bapak Suniastha mengirim short messaging service : Kuliah Prof. Bawa pk.8, Prof. Maria pk.10.30, Prof. KuntoWibisono pk.15.00.

Namun janji still janji, harus ditepati. Pagi tadi ibu Suci, sahabatku di kantor, memohon bantuan. Dia minta aku membantunya menjaga / mengawas ujian, OPB I. Dan, bila seorang sahabat memohon bantuan, bila masih bisa dipenuhi, maka kuusahakan untuk membantunya.

Ibu Suci tidak punya pengasuh rumah tangga, dia masih berjuang menyelesaikan pendidikan S1. Kusadari, betapa menyakitkan bila kita meminta bantuan, dan tidak satupun yang mau perdulikan kita. Dan, rasa yang bisa perlahan membunuh seseorang adalah perasaan sendirian, tiada yang peduli, tak dihiraukan, tidak berguna, tak ada yang mau membantu walau hanya didengarkan sejenak....

Aku bukanlah wanita super atau wanita hero.... Paling tidak, wanita yang mencoba untuk peduli lah...

Buat Bapak Di Surga


Aku mungkin bukan bidadari kecilmu lagi, yang selalu duduk menggelayut manja

dengan segala celotehku tentang binatang yang kugambar,

tentang puisi dengan patahan kata yang bisa kurangkai satu satu,

karena tempatmu jauh di antara bintang bersama Nya nuh di atas sana

Aku mungkin bukan wanita impian yang bapak bayangkan bersama emak

bakal selalu mendampingi tuntas hari-hari hingga di akhir menutup mata

berkalang maya

Aku mungkin bukan ibu sempurna bagai yang bapak kira

mengasuh kami, anak-anakmu, dengan segenap jiwa raga

bahkan, dengan mengorbankan piring di nasi kalian sekalipun....

Aku mungkin tak bisa katakan janji karena tak yakin bisa penuhi

untuk menjaga emak di sisa hidupku, gantikan balas jasa yang takkan pernah bisa, tak pernah bisa....

Tapi bapak...

Selalu ada, akan selalu ada...

Di setiap doaku, kuucap pada Tuhan, kutitip pada angin yang berbisik perlahan

Aku sayang bapak dan emakku, takkan pernah terganti waktu

Semangat kalian mengalir di darah dan nafasku

Selamat hari ibu

The Show Must Go On, Meski Basah Kuyup, Hiks...

Senin, 20 Desember 2010. Hmmm. Hujan deras sepanjang malam, bercampur angin puting beliung, membuat air naik meninggi di halaman dan got. dan pagi ini, walau masih hujan deras, kuputuskan untuk segera berangkat ke kantor naik motor astrea 800 ku.

Pukul sembilan nanti akan ada seleksi CPNS bagi kandidat pegawai di Kementerian Kebudayaan dan Kepariwisataan yang dilaksanakan di kampus STPNDB. Dan aku selalu Psikolog, ditugaskan bersama dengan ibu Dra. Ni Luh Ketut Sri Sulistyawati, M.Si. menghandle wawancara bagi 34 kandidat. Tak ingin terlambat walau terjebak hujan deras dan bakal terjadi kemacetan antrian kendaraan di jalan raya.

Aku meluncur menyusuri jalan raya Gunung Soputan, menyalip berpuluh kendaraan yang terhadang karena lampu merah sebelum berbelok ke jalan Iman Bonjol. Tepat berhenti di deretan paling depan sebelum lampu merah, motorku mendadak mati. Ah ha... Swaha atas kebesaran Tuhan, kusedang diuji. Hujan lebat, dan.. motor mati tepat di deretan paling depan dari lampu lalu lintas. Wah wah... kudorong motor ke pinggir, dan mencari pedagang bensin. Sejak kemarin tiba dari kampung Buleleng, belum sempat beli bensin bagi motorku. Atau.. mungkin pula businya basah terkena air hujan yang turun deras. Berjalan 50 meter, kutemui pedagang bensin. Setelah 2 liter bensin terisi, kucoba hidupkan motor kembali. Akhirnya kembali bisa melaju menuju kampus tercinta. Celana panjang yang kukenakan sudah basah kuyup. Ah, toh nanti akan diganti dengan rok berwarna biru tua sebagai uniform resmi kantorku.

Setiba di STPNDB, bergegas aku berganti uniform. Pukul sembilan, kami dari Tim penguji, baik STPNDB, Balar, BP3NST, mengadakan pertemuan di Genitri. Kami memastikan pihak-pihak yang akan bertindak selaku user / pengguna dari para kandidat in inantinya, dari para pakar, psikolog, dan dari pusat / Kementerian. Rapat pembahasan rencana persiapan selesai pk. 09.50. Wawancara oleh para psikolog baru akan dilakukan setelah para pakar menyelesaikan pekerjaan wawancara mereka.

Hmmm, masih cukup waktu untuk berlari ke Gedung Padma. Hari ini ada jadwal ujian bagi Mata Kuliahku di gedung Padma blok B, ruang PB 101, bagi mahasiswa program studi Manajemen Konvensi dan Perhelatan. Bergegas ku langkah kaki menuju Gedung Rektorat, memasuki ruang akademik, mengambil berkas ujian dalam amplop besar berwarna cokelat. Tatapan mata para pegawai yang bertugas disana, mulai dari Pak Made Sulitra, Pak Anak Agung Sukerta, Pak Wayan Jata, membuat ku tidak tega hanya mengambil berkasku saja. Ada bebeapa dosen yang tidak bisa bertugas karena ikut sebagai pe wawancara CPNS. Maka kuambil satu berkas lagi, untuk ujian di ruang PB 102. Hmmm, pengawasnya ibu Ika. Setibanya di gedung Padma, yang berjarak lumayan jauh dari gedung Rektorat, kumasuki ruang PB 101, kuedar daftar hadir dan berita acara, lembar jawaban, dan lembar soal. Mata Ujiannya adalah Psikologi pelayanan yang kuajarkan bagi mahasiswa tersebut. Keluar, pindah ruang, ke PB 102, kembali ku edarkan daftar hadir dan berita acara, lembar jawaban dan lembar soal. Kali ini bagi mata kuliah Psikologi Pelayanan yang diajarkan oleh ibu Sulis. Begitu keluar ruang, kudapati pak Made Sulitra menghampiri, meminta bantuan untuk menghandle kembali satu kelas tambahan. Ah haha... kembali berlari menaiki anak tangga, lantai tiga, di blok A Gedung Padma, ruang PA 301. Hmmm, nafasku mau putus begitu kembali menuruni anak tangga menuju lantai satu. Kumasuki ruang PB 102, terduduk di kursi. Pak Jata tiba, dan katakan, kelas Diploma IV Program Studi Administrasi Perhotelan kelas A, semester 7 di ruang PA 301 tersebut sudah dihandle oleh ibu Septiviari yang juga berjaga di sebelahnya, kelasku yang di PB 101 dan 102 akan sekaligus di handle oleh pak Agung Wiryanata. Dan sekarang aku boleh melenggang untuk mewawancarai para kandidat CPNS.

Hmmm, ditengah hujan yang masih setia menemani, aku kembali beranjak menuju gedung Rektorat. Mewawancari ke 34 para kandidat tersebut. Ah haha, ternyata dunia sungguh kecil... Kutemui salah satu diantara para kandidat tersebut adalah Giri Prayoga, sahabat dari salah satu milist yang kuikuti, dan tidak pernah kutemui. Ehm... sungguh, dunia ini kecil ternyata. Kirain pak Giri kecil. Ternyata besar. hahaha... Smoga sukses Pak...

Minggu, 19 Desember 2010

Bila Hatimu Milikku


Bila hatimu milikku
bukan lagi salju terukir di jalan yang 'kan kurengkuh.....
Ada namamu dikalbu

Dingin malam takkan cukup rentang jarak ini
Bahkan, tak cukup gelang dari bulir pasir yang hadirkan gelisah sepanjang malam
Dikau kah itu yang selalu ketuk pintuku?



Bulan tak kan berpaling malu jika kau cukup waktu
bisikkan desahanmu, kasih....
Namaku kah yang kau erangkan di tidur panjang mu?

Datanglah, bersama embun pagi
Beri cukup ruang di hatimu
bagi label rinduku.....

Tak cukup kurengkuh namamu
Tak kan pernah cukup, sayang....
Karna separuh hatiku ada padamu, untukmu selalu....

Sabtu, 18 Desember 2010

Nyamsat Sendiri? Siapa Takut!!


Selasa, 14 Desember 2010. Suami berangkat ke Karangasem, melayat bersama teman se angkatan nya. Istri Dr. Mudana meninggal, dan hari ini di aben. Anak-anakku masih melewatkan dua minggu waktu liburan mereka bersama. Terkadang mereka menyusun rencana berdua, berkumpul bersama rekan sekolah putra sulungku membahas kegiatan kelompok studi komputernya. Dan aku, pagi ini berangkat menuju ruang perkuliahan bagi program Pasca Sarjana, S3, di gedung prof. Gusti Ngurah Bagus, kampus Sastra Universitas Udayana, yang terletak di Jalan Nias, Sanglah Denpasar. Namun Ibu Prof. Emiliana Mariyah sedang melaksanakan tugas mengikuti seminar di Jakarta bersama Prof. Suastika. Dan kuliah ditunda.

Sebenarnya aku harus langsung menuju ke Nusa Dua. Ada jadwal menguji mahasiswa ku nanti siang. Namun masih cukup waktu untuk laksanakan pekerjaan ini. Aku harus ke kantor samsat. STNK motor Yamaha Jupiter MX telah mati semenjak 1 Desember 2010. Suami paling males jika harus mengurus sendiri. Anakku belum bisa mengurusnya. Jika via agen, perlu waktu paling tidak 3 hari sebelum tiba kembali di tangan, dan perlu tambahan biaya. Ah.... Maka kini, kubergerak ke kantor dinas bersama, Samsat.

Tiba di kantor ini, sudah kulihat antrian penuh kendaraan motor dan mobil untuk di cek fisik, terutama bagi kendaraan yang bakal berganti lembaran surat STNK dengan yang baru. Hmmm. bergegas kuhampiri ibu petugas di pintu masuk gedung, kuserahkan berkas lengkap STNK motor yang dibeli suami se tahun lalu, BPKB, KTP suami, lengkap beserta fotokopiannya. Mengurus sendiri? Siapa takut, sejauh surat dan berkas kepengurusannya lengkap.

Setelah cek kelengkapan berkas selesai, aku segera bergerak menuju ke loket I, Pendaftaran / Penetapan bagi kendaraan roda 2 dan 4, menyerahkan berkas yang telah dicek, untuk diperiksa ulang dan di ambil berkasnya tahun lalu. Menunggu 60 menit kemudian, nama suami selaku pemilik kendaraan dipanggil, dan aku bergerak menghampiri loket II, bagian Pembayaran. Disana kubayar sejumlah uang yang tertera pada struk / kitir kuitansi, Rp 299.500, -. Terakhir, 30 menit kemudian, nama suami dipanggil di loket Pengambilan STNK yang sudah di periksa. Maka, selesai sudah segala kepengurusan hingga pengesahan STNK hanya dalam waktu satu setengah jam. Dan segera kugeber motor menuju kantor tercinta....

Well....
Siapa bilang, mengurus sendiri berbagai urusan administrasi sungguh susah? Sudah kubuktikan, bertahun mengurus sendiri berbagai surat, mulai dari perpanjangan KTP, STNK, SIM, sangat mudah, asal segala persyaratan bisa kita penuhi. Kubaca motto yang terpampang di kantor samsat yang terletak di daerah Renon tersebut: Kami memang belum sempurna, tapi kami selalu berusaha.

Kantor Samsat tersebut buka dari hari Senin hingga Kamis, pukul 8 - 14.00, Jumat pukul 8 - 12.00. dan jika pelat motor harus diganti, tinggal mengambil pelat tersebut setelah menyerahkan bukti perpanjangan STNK pada gedung yang terletak di sebelah gedung samsat, yaitu Unit WorkShop Ditlantas Polda Bali / Samsat Bali.

Mulai tanggal 26 Juni 2010, berlaku tarif baru yang ditetapkan oleh pemerintah :

1. Penerbitan STNK / Surat Tanda Nomer Kendaraan
a. Kendaraan bermotor roda 2/3/angk.umum per penerbitan Rp 50.000
b. Kendaraan bermotor roda 4 per penerbitan Rp 75.000
c. Pengesahan STNK per penerbitan 0

2. Penerbitan STCK / Surat Tanda Coba Kendaraan
a. Kendaraan bermotor roda 2/3/angk.umum per penerbitan Rp 50.000
b. Kendaraan bermotor roda 4 per penerbitan Rp 75.000
c. Pengesahan STNK per penerbitan 0

3. Penerbitan TNKB / Tanda Nomer Kendaraan Bermotor / pelat
a. Kendaraan bermotor roda 2/3/angk.umum per pasang Rp 30.000
b. Kendaraan bermotor roda 4 / lebih per pasang Rp 50.000

4. Penerbitan BPKB / Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor
a. Kendaraan bermotor roda 2/3/angk.umum
1. Baru per penerbitan Rp 80.000
2. Ganti kepemilikan per penerbitan Rp 80.000
b. Kendaraan bermotor roda 4 / lebih
1. Baru per penerbitan Rp 100.000
2. Ganti kepemilikan per penerbitan Rp 100.000

5. Penerbitan Surat Mutasi Kendaraan Luar Daerah
per penerbitan Rp 75.000

Simbokku, Putu Parniasih...


Minggu, 12 Desember 2010. Suami bergotong royong membersihkan saluran pembuangan air dapur. Anak-anak dan iparku ikut membantu. Sudah sejak beberapa hari ini saluran tersebut rada macet. Khawatir jika makin lama makin parah. Simbok tidak ikut serta, karena dia sedang berada di kampung. Dua minggu cuti dalam rangka merayakan hari raya Galungan dan Kuningan. Aku menyelesaikan persiapan dalam rangka Galungan dan Kuningan, membuat banten dan jejahitan dari busung, daun kelapa muda.

Sungguh enak simbok ini. Dia masih terhitung cucu jauh suami. Umurnya sudah 20 tahun. Teman-temannya banyak yang sudah menikah, bahkan punya anak hingga 3. Dia kusekolahkan juga, ikut kursus kecantikan, belajar berbagai ketrampilan sebagai bekal hidup nya nanti. Saat pulang kampung hari minggu tanggal 5 Desember 2010 kmarin, dia kuantar naik motor Yamaha Jupiter MX. 275 km dari kota Denpasar. Nanti, hari Kuningan, tanggal 19 Desember 2010, dia akan kujemput naik motor lagi. Kerja nya cuma memasak, karena suamiku tidak rela menyerahkan urusan cuci baju dan seterika padanya, khususnya untuk pakaian kerja. Tapi, kami juga harus bersyukur karena masih memiliki seorang asisten untuk urusan rumah tangga. Apalagi kini di jaman sekarang ini begitu susahnya mencari staf urusan dalam negeri ini. Hehehe... Banyak temanku dan juga tetangga yang tidak memiliki pembantu, ada yang betah bertahan cuma seminggu.

Well, setelah setengah jam mereka berkutat, suami dan ipar menemukan faktor penyebabnya. Onggokan bekas sisa makanan yang membeku di saluran tersebut. Hmmm, simbok sungguh tidak teliti dan bekerja semaunya, tanpa menyaring sampah2 tersebut. Padahal, tempat cuci piring terletak di tengah rumah. Juga setelah di beri soda api dan disemrpot berkali, tetap tidak mempan. Dan... bahkan, yang lebih menariknya lagi, mereka menemukan 28 sendok makan berbagai bentuk di saluran yang terletak di luar halaman rumah. Ya, beraneka bentuk. Wow, wow, wow......

Ehm...
Kami memiliki 2 tempat cuci piring. Satu terletak di dalam rumah, dan satu lagi di luar, dibagian samping rumah. Yang di dalam, salurannya mampet karena begitu banyak sampah yang tidak tersaring terlebih dahulu. Yang di luar, simbok tanpa mengecek lagi, membuang air dalam baskom, yang di dalamnya masih berisi sendok-sendok makan.

Ah, entah sudah berlangsung sejak kapan. Simbok memang terkenal ngerosok, tukang mecik HP, dan, senang nonton teve. Namun.... inilah resiko sebuah keluarga atau rumah tangga. Kita tergantung pada orang lain. Tidak bisa hidup sendiri. Termasuk, jika orang itu adalah orang yang ngerosok / sembrono dalam bekerja. Tak bisa kubayangkan, dengan kesibukan kami, aku dan suami, juga anak-anak, tanpa hadirnya simbok, yang kucanda in dengan nama Mongkek ini.

Hmmm... Harus semakin dalam mengurut dada ini. Yang sabar, yang sabar.... jalani saja. Toh sedikit waktu lagi, anak-anak semakin besar, dan tak kubutuhkan lagi asisten rumah tangga.

Odalan di Saniscara Kuningan


Selalu indah pulang ke sebuah tempat yang bernama rumah. Dan kali ini.... perjalanan pulangku ke rumah adalah ke Desa Asah Badung, di Sepang Kelod, di Kecamatan Busung Biu, Kabupaten Buleleng.

Kami merayakan odalan di sanggah keluarga pada hari Sabtu, Saniscara Kuningan, 18 Desember 2010. Suami dan anak-anakku menumpang di mobil kijang kapsul milik ipar. Ipar berangkat dari Jalan Antasura Denpasar pukul 2 sore hari Jum'at 17 Desember, bersama mertua lelaki, istri dan kedua anaknya, juga satu keponakan. Padahal aku masih harus menjemput simbok dari kampungnya yang kebetulan dia adalah cucu jauh suami. Maka kuputuskan membawa motor sendiri.

Kami tiba hampir berbarengan pada pukul 5 sore. Berarti, kubutuhkan hampir 3 jam, melalui jalan sepanjang Denpasar ke arah Gilimanuk, berbelok di Pekutatan, memasuki derah Hutan Bading kayu, tembus di Dapdap Putih, terus lagi menyusuri jalan yang hancur, rusak parah, menuju ke Desa Asah badung. Hingga akhirnya tiba di Pangkung Singsing, rumah tua kami....

Suami dan ipar mulai mebat, mengeluarkan talenan dan parang. Bergotong royong membuat persiapan lawar untuk keesokan hari. Daging babi diiris, dicincang. dan dibungkus daun pisang lalu dipanggang. Kulitnya di rebus sebelum dicincang agar gampang. Sebagian daging lagi dipotong kecil untuk dibikin tim daging, dengan campuran berbagai bumbu, dimasukkan ke dalam panci dan diberi air. Besok pagi baru nangka muda di rebus lalu dicincang, kacang panjang juga demikian...

Hmmm...
Sungguh indah sebuah kebersamaan. Melihat seluruh keluarga besar berkumpul bersama, ada yang kebagian mengupas bawang, menggoreng bumbu dan daging, mengiris daging, menegtegnya di atas talenan hingga menjadi halus. Perlu sebuah kerja sama, diskusi, dan fokus untuk mencapai hasil maksimal yang bisa diterima setiap orang. Sebuah harmoni dalam keluarga, walau dengan berbagai problematika dan romantika yang dihadapi.... tak kan pernah kujual kebahagiaan ini. Sudah cukup berbahagia dengan berkumpul bersama sesekali. Terima kasih Tuhan, masih boleh merasakan kebersamaan ini...

Buat Anakku... Adi dan Yudha


Engkau lahir dari buah cinta kami, kedua orangtuamu....
Jangan pernah ragu dan sangsikan perjuangan kami untuk melihatmu terus tumbuh
Jadi anak-anak yang surbhakti, berbakti pada Tuhan, keluarga, sahabat dan sesama ciptaan Tuhan.

Adi, engkau adalah yang maha utama... Kedigjayaan, jangan pernah membuatmu terlena dan lupa pada apa yang ada di bawah. Bahwa perjuangan masih panjang... Segala kerikil masih akan datang silih berganti. Lahirmu pada tanggal 1 Juli 1996, membuat kami begitu bangga dan mencintaimu sepenuh kasih.

Yudha, engkau lahir dari segala rintangan yang sempat buat kami waswas. Pecah ketuban terlebih dahulu, sungguh tidak terkira perjuangan menghantar engkau tumbuh jadi pria dewasa kelak. Lahirmu pada tanggal 15 Mei 2003 membuat kami bersyukur atas karunia boleh mengasuhmu dalam keluarga.

Jangan pernah abaikan ayahmu, anak2ku. Dia adalah pria yang begitu mengasihi keluarga, menjaga kita untuk tetap utuh dalam pelukan dan kasihnya, walau terkadang begitu keras cara yang diperlihatkan.... Dia sanggup ber jam jam mengelus tubuh kalian, memijat dengan sepenuh kasih, memberi makan, menjaga disaat tertidur atau beraktivitas seharian.

Tumbuhlah terus, anakku... terus kepakkan sayap kalian, bukan menjadi seperti yang kami harapkan, namun menjadi pria sejati dengan segala yang ada pada diri kalian. kembangkan segala kemampuan dan kemauan yang kalian miliki, dengan selalu berpegang dalam ajaran Dharma.

Takkan kujanjikan hidup bakal mudah dan indah bagi kalian, bahkan mungkin, kami takkan selalu ada mendampingi kalian dalam suka dan duka, hingga sepanjang hidup kalian. Namun semangatku, jiwaku, segenap pikiranku, dan seluruh cintaku... akan selalu ada mendampingi kalian...

Rabu, 15 Desember 2010

Angga Adiguna


Made Angga Adiguna. Dia adalah salah satu siswa yang telah diuji skripsinya sejak bulan Juli 2010. Kini sudah 5 bulan dia mencoba mendekati penguji, Dr. IBM Wiyasha, SE., MM. Padahal, ada kontrak kerja yang menyatakan bahwa murid diberi tenggat waktu se bulan untuk me revisi ujian skripsinya.

Hmmm...
Padahal dia termasuk cerdas di kelasnya. Dan, dibimbing oleh pakar hitungan pula. Pak Sudjana, SE., MM. Namun, hanya karena dia menggunakan teori Schmidgall yang ditentang, maka diminta mengubah semua pola hitungan tersebut. Sedang, jika ini dipenuhi, bakal mengakibatkan seluruh proses berubah total....

Aahhh.
Semangat Angga. Jangan menyerah. Sedikit langkah lagi. Berjuang lah bersama kami, para dosen yg berdiri di sampingmu. Smangat....

Dari Dapur Pustaka Kami...



Senin 13 Desember 2010. Tiba di kampus Sekolah Tinggi Perhotelan Nusa Dua Bali di pagi hari, aku bergerak ke bagian percetakan. Kutemui ada Pak Dana di sana, bersama staf akademik kampus tercinta kami ini.

Mereka sedang sibuk menggandakan seluruh lembar soal sebagai materi untuk Ujian Akhir Semester yang dimulai dari hari Senin 13 Desember hingga 14 Desember 2010. Aku melihat di sana ada Ibu Oka Yuniari, si penari bali dan guru ekstra kurikuler menari, ibu Komang Ratmini, Ibu Puspa Wati yang staf MAH, Ibu Riyani yang sering berjualan nasi bungkus di pagi hari, seluruh staf percetakan di bawah komando Pak Wayan Tangun. Mereka semua sedang ber sibuk ria menggandakan seluruh materi ujian teori, memasukkannya ke dalam aplop besar dengan se jumlah double folio bergaris sebagai lembar jawaban, berita acara, bagi masing-masing program studi dan jurusan, juga kelas masing-masing. Mereka sudah maklum, aku dengan inisial sebagai dosen, STI, selalu mengumpul soal paling akhir, namun lengkap dan sudah utuh dalam amplop tertutup.

Berbincang sejenak, kami saling goda dan berfoto ria dengan gaya narsis di ruang percetakan, kubantu mereka mempersiapkan materi soal Ujian Akhir Semester bagi mata kuliah yang kuajarkan. Selesai disana, kembali bergeser ke ruang lain bersiap untuk menguji ujian teori.

Hmmm, smoga seluruh mahasiswa yang menempuh Ujian Akhir Semester ini berhasil melalui setiap rangkaian ujian teori dan praktek ini dengan sebaiknya, dan berhasil mencapai standar lulus dari Ujian Akhir Semester pula.

Wanita

Wanita adalah keindahan dunia

Yang terkuak dari belantara segala ceritera

Hadir dengan segenap jejak

"tuk warnai hari-hari hidupnya

Dengan meniti pelangi sinaran Hyang Widhi



Wanita....

Bukan terlahir untuk menangisi semata

apa yang hilang dan tidak terraih genggaman

walau hanya di alam mimpi


Wanita...

Bukan hadir fisik semata

bagai seonggok daging tiada harga

karna dia lah Sang Permata Dunia


Wanita...

Karena kita adalah kita.

kuasa hati dan jiwa kita

Karena gagal dan menyerah

takkan pernah ada...

Wayan Penjaga Toko, Muridku di Paket Kejar

Namanya Wayan. Dia teman putra sulungku yang kini duduk dibangku SMA, sewaktu mereka masih di SD. Namun nasib menghantarkan mereka berdua pada perjalanan hidup dengan berbagai situasi dan kondisi berbeda. Pada usia belia, dia sudah harus bekerja menjadi penjaga sebuah mini market di Jalan Gunung Soputan. Dia menjadi tulang punggung perekonomian keluarganya untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup sehari-hari. Dia juga kini sedang menempuh pendidikan di paket kejar C. Walau begitu sering dia terpaksa membolos karena jadwal kerja yang tidak memungkinkannya mengikuti sekolah tersebut. Membayangkannya bagai mengingat anakku dengan segala usaha dan problema dalam perjalanan kehidupan....


Hmmm....

Setiap dari kita menghadapi permasalahan dan romantika kehidupan masing-masing. Tua-muda, susah senang, sakit-sehat, kaya-miskin, sendiri-bersama... Kita lah penguasa jiwa kita sendiri. Walau mungkin saja beranggapan paling lemah dan menderita dibanding orang lain, namun, yakin deh.... Pasti bisa. Mari wujudkan, jangan cuma teriak, anarki, OMDO, NATO, berkeluh kesah, mencaci. Malu ah, pada seorang Wayan. Anak se umur dia sudah harus mandiri. Bahkan... banyak lagi anak-anak lain di dunia ini....


Tak kan pernah ada yang bisa merampas, membunuh, mengambil apa yang ada dalam diri kita, yaitu:

Mind (pikiran), Spirit / Soul (Semangat / Jiwa), and... Love (Cinta)

Selasa, 14 Desember 2010

Dendy dan Perjuangannya

Namanya Dendy Pramana. Dia muridku di Program Diploma IV, Program Studi Administrasi Perhotelan, angkatan 2006. Sebagian besar temannya sudah tamat dari bimbingan dan ujian sidang bagi skripsinya. Namun dia baru menempuh ujian sidang akhir bulan lalu, hari Jum'at 26 November 2010. Dan aku tidak bisa mendampinginya sebagai mahasiswa yang skripsinya kubimbing, karena saat itu aku sedang menjalankan tugas mengikuti Program Pelatihan Audit Akademin Internal yang diadakan oleh Pusat Penjaminan Mutu IPB, di Bogor, selama 4 hari. Hmmm.

Ibu nya hanya pedagang perlengkapan sarana bagi upacara Hindu di dekat pasar Sri Kerthi di jalan Gunung Soputan. Ayahnya adalah seorang pensiunan yang bergerak di penjualan hasil kue kering produksi sendiri. Dan Dendy menunggui warnet hasil usahanya sendiri. Sering dia tidak berani mengusir tamu yang datang, karena dia juga membutuhkan biaya untuk segala keperluan dan kehidupannya. Hal ini sering membuatnya terpaksa tidak tidur dan mempersiapkan diri dengan baik, padahal keesokan harinya harus bimbingan atau ujian.

Dan kini, dia hanya punya waktu tinggal beberapa hari untuk menyelesaikan revisi dari hasil skripsinya yang telah diujikan kemarin. Karena tanggal 24 November 2010 dia akan sudah berangkat ke Jakarta untuk mengikuti pendidikan 3 bulan sebelum berangkat ke kapal pesiar di bawah American Holland Line.

Hmmmm....
Setiap orang punya impian dan harapan. Walau terkadang hidup tidak seindah yang kita harapkan dan kita minta. Namun, jangan pernah patah semangat dan membunuh asa yang hadir. Kenapa harus malu dan ragu dalam melangkah? Ini adalah kehidupan kita sendiri, dan tiap orang harus bangga dari usaha yang dilakukan dengan bersungguh, daripada hanya duduk termenung berdiam diri, apalagi menyesali diri tanpa lakukan tindakan apapun......

Senin, 13 Desember 2010

I Promise My Self, by Christian D. Larson (Secret)


I Promise Myself / Gue Janji Pada Diri Sendiri....

To be strong than nothing can disturb my peace of mind
(Bakal kuat, ga ada yg bisa goyahkan keyakinan dan kedamaian dalam diri)

To talk health, happines, and prospherity to every person I meet
(Bakal bicara ttg kebahagiaan, kesehatan dan kesejahteraan pada tiap org yg kutemui)

To make all my friends feel that there is something worthwhile in them
(Bakal meyakinkan para sahabat dan orang sekitar betapa sungguh berartinya mereka bagi diri mereka)

To look at the sunnyside of everything and make my optimism come true
(Bakal melihat aspek2 positif dan mewujudkan optimisme dalam diri)

To think only of the best, to work only for the best
And to expect only the best
(Berpikir baik, berbuat baik, berharap segala kebaikan)

To be just as enthusiastic about the success of
others as I am about my own
(Menjadi orang yg penuh semangat dan termotivasi)

To forget the mistakes of the past
and press onto the greater achievements of the future
(Melupakan segala kesalahan dan lebih menekankan keberhasilan
di masa yang akan datang)

To wear a cheerfull expression at all times and give a smile
to every living creature I meet
(Selalu terlihat ceria dan berikan senyuman bagi tiap mahluk hidup)

To give so much time to improving myself that I
have no time to criticisize others
(Bakal berusaha mewujudkan kemampuan dan kemauan,
ga cuma bisa mengkritik orang lain melulu)

To be too large for worry, too noble for anger,
too stronge for fear, and too happy to permit the presence of trouble
(Coba atasi kekhawatiran, angkara murka, ketakutan, dan berbagai masalah lain)

To think well of my self, and to proclaim of this fact to the world,
not in loud words, but in great deeds.
(Berpikir positif dan bersifat logis pada segala yang ada di muka bumi
tanpa perlu berteriak namun ga bisa berkarya)

To live in the faith that the whole world is on my side
so long as I am true to the best that is in me
(Mencoba jujur, ga muna... atau berpura-pura pada berbagai sisi dunia,
selama kita berusaha memberikan yang terbaik bagi diri kita sendiri...)

Minggu, 12 Desember 2010

Friend

Once I said and thought of "What is a friend to me?"
And i came to a conclusion which i like to share it
with my near and dear friend
That is you

It is by chance we met
By choice we became friends

Friendship is a strange thing....

We find ourselves
telling each other the deepest
details of our lives

Things we don't even
share with our families who raised us....

But what is a friend

A confidant ?
A lover ?
A fellow email junkie ?
A shoulder to cry on ?
An ear to listen ?
A heart to feel ?

A friend is all thess things
and more....

No matter where we met
I call you friend

A word so small
yet so large in feeling
A word filled with emotion

It is true great things
come in small packages

Once the package of friendship has been opened
It can never been closed
It is a constant book always written
Waiting to be read and enjoyed....

We may have our disagreement
We may argue
We may concern one another

Friendship is a unique bonds that lasts through it all

A part of me is put into my friends
Some it is my humour
Some it is my listening ear
Some it is real life experiences
Some it is my romanticism
But with all, it is friendship

Friendships forged are a construct stronger than steel built as a foundation
Necessary for life,
and necessary for love...

Friends...
You and me
You brought another friends
And then there were three
We started our group
Our circle of friends
And like that circle
There is no beginning no end...

Thanks for being a very good friend to me

Minggu, 12 Desember 2010

Wanita Bersayap...


Senin, 13 Desember 2010. Simbok masih satu minggu lagi baru kembali bergabung dengan kami karena sedang merayakan hari Galungan dan Kuningan. Terjaga di pagi hari, ku selesaikan memasak di dapur, hingga tersedia telor mata sapi, sayur orak arik, ayam saos kecap. Suami sejak pukul tujuh bersama rombongan satu angkatan di Program Doktoral Pasca Sarjana UNUD berangkat ke Selat, Duda, Karangasem, melayat pak Mudana, yang istrinya meninggal karena sakit.

Lanjut mandi sambil mencuci baju, anak-anak membantu dengan beres-beres dan merapikan se isi rumah. Kemarin mereka kuajarkan menyeterika dan memasak. Selesai disini, kususuri jalan sepanjang Denpasar ke Nusa Dua, menuju kampus tercinta. Beberapa jadwal untuk menguji Ujian Akhir Semester mahasiswa. Minggu ini merupakan minggu Ujian Teori dan Praktek dari berbagai Program Studi dan Jurusan.

Langkah pertama, ke percetakan, menggandakan seluruh materi ujian teori yang kuajarkan. Mereka sudah maklum, STI selalu mengumpul soal paling akhir, namun lengkap dan sudah utuh dalam amplop tertutup. Berbincang sejenak, saling goda dan berfoto ria dengan gaya narsis di ruang percetakan, kembali bergeser ke ruang lain bersiap untuk menguji ujian teori. Hmmm, smoga mereka semua berhasil melalui setiap rangkaian ujian teori dan praktek ini dengan sebaiknya, dan berhasil mencapai standar lulus dari Ujian Akhir Semester pula.

Selesai dengan seluruh tugas negara, aku bergeser ke ruang PKN. Ada data yang harus ku donlut dari internet, jaringan internet ke berbagai ruang sedang bermasalah. Ku coba menelusuri tugas kuliah, mengenai Dekonstruksi Epistemologi Modern dari Dr. Akhyar Yusuf, sebagai tugas dari Prof. Maria, untuk mata kuliah Metodologi Penelitian.

Bersyukur pada Sang Hyang Widhi Wasa, diberi berbagai kemudahan dan kesehatan untuk selalu jalani hari-hari dengan se baiknya. Trims Pak Tangun dkk, trims staf akademik, trims staf ekstensi, dan seluruh staf yang telah sungguh berjasa pada operasional lembaga, tanpa kalian, sebuah lembaga tidak akan berhasil jalankan tugas dengan baik, sehingga visi dan misi gagal tercapai.

Trims Pak Is, dikasih numpang gunakan komputer, trims pak Dewa, dibantu nge print, trims mba Henny, diingetin kacamataku tertinggal. Trims pula seluruh dosen dan pejabat. Kalian sungguh melengkapi rangkaian jalinan harmonisasi di antara kita semua. Konflik dan pernak-pernik itu biasalah.... Tua itu sudah pasti, namun jadi dewasa adalah sebuah pilihan yang harus kita ambil untuk terus melangkah ke depan. Swaha.....

Hmmmm.....
What a day..... dari pagi dg tugas RT: masak, nyuci, siang demi tugas negara : ngawas ujian, dan kini, tugas kuliah : mendalami Cultural Studies... Ah ha ... Sungguh Wanita Bersayap.


Friend

Once I said and thought of "What is a friend to me?"
And i came to a conclusion which i like to share it
with my near and dear friend
That is you

It is by chance we met
By choice we became friends

Friendship is a strange thing....

We find ourselves
telling each other the deepest
details of our lives

Things we don't even
share with our families who raised us....

But what is a friend

A confidant ?
A lover ?
A fellow email junkie ?
A shoulder to cry on ?
An ear to listen ?
A heart to feel ?

A friend is all thess things
and more....

No matter where we met
I call you friend

A word so small
yet so large in feeling
A word filled with emotion

It is true great things
come in small packages

Once the package of friendship has been opened
It can never been closed
It is a constant book always written
Waiting to be read and enjoyed....

We may have our disagreement
We may argue
We may concern one another

Friendship is a unique bonds that lasts through it all

A part of me is put into my friends
Some it is my humour
Some it is my listening ear
Some it is real life experiences
Some it is my romanticism
But with all, it is friendship

Friendships forged are a construct stronger than steel built as a foundation
Necessary for life,
and necessary for love...

Friends...
You and me
You brought another friends
And then there were three
We started our group
Our circle of friends
And like that circle
There is no beginning no end...

Thanks for being a very good friend to me

Kamis, 09 Desember 2010

Ong Kara



Ong Kara..
Simbol/Huruf Tuhan Dalam Kepercayaan Jawa Kuno..

-Nada
-Windu
-Arda Candra
-Ongkara
-Tarung(Tedung)

Panca mahabutha : angin,api,air,langit/ether,tanah

Dana Pati:
Ong/Om Kara. Ada juga yg versi sanskerta, spt angka 3. Juga sbg simbolisasi Ang Ung Mang.. AUM >> OM. Ong Ka Ra.... Ang Ka Sa...

Darno Wiranata Kusuma Wijaya:
Ong kara oong hyangsukma gusti sejatineng urip, Rahayu rahayu muga gusti tansah peparing waras urip brekah slamet jaya lankamulyan.

Nengah Angga Widiantara:
Ongkara pun ada pd diri qt...!! Bukan hanya simbul dari pada keagungan hindu...!! Di dalam lontar di sebut taksu...!! Dn sifatNYA pun berubah2.. Sesuai dgn kemauan jiwa pemiliknya..!

Darno Wiranata Kusuma Wijaya:
‎(1) Gunung. Simbolisasi gunung berasal tradisi asli, bukan dari hindu atau budha. Gunung menyimbolkan laku, juga menyimbolkan perjalanan roh dalam kepercayaan jawa kuno, yg seperti diketahui, digunakan bentuknya dalam berbagi macam tradìsi kepercayaan dijawa.
seperti punden berundak (tradisi kuno), tumpeng (tradisi yg masih berlaku hingga kini), gunung dalam wayang (kayon) dan dalam lain-lain. jadi bentuk bangunan suci berupa punden berundak, merupakan bentuk bangunan asli.

Penggunaan unsur agama asli dalam candi HINDU dan BUDHA dapat dilihat misalnya pada pura besakih di bali dan borobudur dijawa.

Pura Besakih: terletak diatas gunung dan berteras pembagian ruang pada pura-pura dibali jaba- jaba tengah jero yg bernilai nista-madya-utama, juga merupakan pengaruh agama asli. Utama selalu lebih tinggi letaknya, merupakan simbolisasi laku, yaitu selalu menuju keutamaan.

Borobudur: Dibangun diatas bukit dan berteras (diambil dari bentuk punden berundak). Lubang-lubang pada stupa berbentuk belah ketupat(wajik) juga diambil dari tradisi nenek moyang. Simbolisasi dari peleburan dosa.

(2) sesajen/sesaji, yg merupakan ujud penghormatan kepada leluhur merupakan tradisi kejawen. Simbol gunung, sebagai tempat tinggal roh untuk sementara hidup, dan sesajen sebagai makanan persembahan bagi roh leluhur diwujudkan dalam tumpeng...(tumpeng▲gunung dan lauk pauknya ▲sesajen dan hingga kini dalam tradisi ritual kejawen, orang menggunakan tumpeng.

‎(3) Dupa, yg merupakan simbol dari penyampaian doa, berasal dari leluhur. Dupa diperkirakan sudah digunakan sebelum HINDU dan BUDHA masuk ke Jawa, sebab bahan baku dupa (serbuk kayu cendana dan getah pohon damar) berasal dari nusantara. Bahan-bahan tersebut kemudian dikenal oleh bangsa-bangsa lain setelah dibawa ke Asia dan Timur tengah oleh para pedagang.

‎(04) wayang, yg menjadi bagian dari ritual kejawen telah dikenal jauh sebelum Islam masuk ke nusantara/Indonesia. Buktinya, pertunjukan wayang sudah tertulis dalam prasasti Dyah Balitung th 899 M.

(05) Lakon wayang selalu diambil ceritanya dari kitab MAHABARATA yg merupakan kitab suci agama hindu, maupun RAMAYANA, yg merupakan epos india

(Memang tua mana, kitab mahabarata dan ramayana dengan wali9?)


(06) Semar yg merupakan simbol tuhan dalam tradisi jawa/indonesia asli. Karena dalam kitab HINDU maupun BUDHA tidak ditemukan tokoh semar. Kaum islam sekarang ini banyak mengaku-ngaku bahwa sunan Kali jaga-lah yg menciptakan tokoh semar. ''...kata mereka semar dari kata arab ''ismar'' ''wah sama kasusnya dengan jamus kalimasada yg diplesetkan menjadi kalimat sahadat.

















Rabu, 08 Desember 2010

Wise Words / Pepatah Bijak


We make them cry who care for us

(Kita mungkin saja membuat orang yang peduli akan kita menjadi menangisi diri kita)

We cry for those who never care for us

(Kita juga suatu saat mungkin menangisi orang-orang yang ga pernah peduli pada kita)


And we care for those who will never cry for us

(Dan, mungkin pula, kita akan sangat peduli pada orang yang ga pernah menangis bagi kita)

This is the truth of life.... (Inilah kebenaran)

It is strange but true.... (Aneh tapi nyata)

Once you realize this, (Sekali kita menyadari ini...)

It is never too late to change (Ga pernah telat kok buat perbaiki keadaan)

Selasa, 07 Desember 2010

Jelang Galungan (Penampahan / h - 1)
















Selasa, 8 Desember 2010. Besok adalah Buda Kliwon Dunggulan, hari Galungan bagi umat Hindu. Sampian penjorku telah selesai dari tadi malam. Sampian gantung bagi tiap padma, tugun karang, dan pelangkiran telah siap pula dihiasi. Kini tinggal menghias penjor. Sebatang bambu telah siap, kolong-kolong telah pula selesai diolah oleh kedua anakku.

Budha Kliwon Dungulan Ngaran Galungan patitis ikang janyana samadhi, galang apadang maryakena sarwa byapaning idep.

Buda / Rabu Kliwon Dungulan namanya Galungan, arahkan ber-satunya rohani supaya mendapatkan pandangan yang terang untuk melenyapkan segala kekacauan pikiran. Jadi, inti Galungan adalah menyatukan kekuatan rohani agar mendapat pikiran dan pendirian yang terang. Bersatunya rohani dan pikiran yang terang inilah wujud dharma dalam diri. Sedangkan segala kekacauan pikiran itu (byaparaning idep) adalah wujud adharma.


Hmmm,
Semenjak bertahun lampau, aku terbiasa membuat sendiri sampian penjorku. Walau mungkin banyak dijual orang di pinggir jalan, dari yang se harga sepuluh ribu rupiah, hingga ber puluh ribu lengkap dengan berbagai asosoris dan aneka pernak perniknya, namun sungguh tiada tara keindahan yang kurasakan dari membuatnya sendiri. Kuajarkan anak-anakku perlahan untuk memahami makna filosifis yang terkandung dari sebuah penjor, lengkap dengan sampiannya. Kuajarkan mereka untuk membuat sendiri, walau terkadang sungguh menjengkelkan menunggu hasil akhirnya, mereka sibuk dengan berbagai celotehan, menyela dengan berbagai aktivitas, hingga ku dibuatnya harus menyelesaikan sendiri karena mereka telah keburu kabur. Namun..... bukankah, orangtua yang baik akan selalu tiada lelah berusaha mengarahkan anak-anak untuk menunjukkan prestasi maksimal dari dalam diri mereka sendiri? Ah ha....

Bapak Widnyana Sudibya menjelaskan bahwa dibalik makna penjor adalah agar tiap orang punya pribadi yang teguh kokoh dalam menegakkan ajaran agama, namun lentur dan selalu toleran, penuh keindahan, luwes dalam berbagai pergaulan. Menurutnya : Tanam yg lurus agar kokoh, hias yg bengkok agar indah. Jadikan pribadi bagaikan 'tingkah' penjor, kokoh sekaligus indah....

http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=1150&Itemid=96 menjelaskan makna Penjor Galungan berdasar materi dari I Gede Manik, S.Ag

Umat Hindu dari jaman dahulu sampai sekarang bahkan sampai nanti dalam menghubungkan diri dengan Ida Sanghyang Widi Wasa memakai symbol-simbol. Dalam Agama Hindu simbol dikenal dengan kata niasa yaitu sebagai pengganti yang sebenarnya. Bukan agama saja yang memakai simbol, bangsa pun memakai simbol-simbol. Bentuk dan jénis simbol yang berbeda namun mempunyai fungsi yang sama.

Dalam upakara terdiri dari banyak macam material yang digunakan sebagai simbol yang penuh memiliki makna yang tinggi, dimana makna tersebut menyangkut isi alam (makrokosmos) dan isi permohonan manusia kehadapan Ida Sanghyang Widi Wasa. Untuk mencapai keseimbangan dari segala aspek kehidupan seperti Tri Hita Karana.

Masyarakat di Bali sudah tidak asing lagi dengan penjor. Masyarakat mengenal dua (2) jenis penjor, antara lain Penjor Sakral dan Penjor hiasan. Merupakan bagian dari upacara keagamaan, misalnya upacara galungan, piodalan di pura-pura. Sedangkan pepenjoran atau penjor hiasan biasanya dipergunakan saat adanya lomba desa, pesta seni dll. Pepenjoran atau penjor hiasan tidak berisi sanggah penjor, tidak adanya pala bungkah/pala gantung, porosan dll. Penjor sakral yang dipergunakan pada waktu hari raya Galungan berisi sanggah penjor, adanya pala bungkah dan pala gantung, sampiyan, lamak, jajan dll.

Definisi Penjor menurut I.B. Putu Sudarsana dimana Kata Penjor berasal dari kata “Penjor”, yang dapat diberikan arti sebagai, “Pengajum”, atau “Pengastawa”, kemudian kehilangan huruf sengau, “Ny” menjadilah kata benda sehingga menjadi kata, “Penyor” yang mengandung maksud dan pengertian, ”Sebagai Sarana Untuk Melaksanakan Pengastawa”.

Umat Hindu di Bali pada saat hari raya Galungan pada umumnya membuat penjor. Penjor Galungan ditancapkan pada Hari Selasa/Anggara wara/wuku Dungulan yang dikenal sebagai hari Penampahan Galungan yang bermakna tegaknya dharma. Penjor dipasang atau ditancapkan pada lebuh didepan sebelah kanan pintu masuk pekarangan. Bila rumah menghadap ke utara maka penjor ditancapkan pada sebelah timur pintu masuk pekarangan. Sanggah dan lengkungan ujung penjor menghadap ke tengah jalan. Bahan penjor adalah sebatang bambu yang ujungnya melengkung, dihiasi dengan janur/daun enau yang muda serta daun-daunan lainnya (plawa). Perlengkapan penjor Pala bungkah (umbi-umbian seperti ketela rambat), Pala Gantung (misalnya kelapa, mentimun, pisang, nanas dll), Pala Wija (seperti jagung, padi dll), jajan, serta sanggah Ardha Candra lengkap dengan sesajennya. Pada ujung penjor digantungkan sampiyan penjor lengkap dengan porosan dan bunga. Sanggah Penjor Galungan mempergunakan Sanggah Ardha Candra yang dibuat dari bambu, dengan bentuk dasar persegi empat dan atapnya melengkung setengah lingkaran sehingga bentuknya menyerupai bentuk bulan sabit.

Tujuan pemasangan penjor adalah sebagai swadharma umat Hindu untuk mewujudkan rasa bakti dan berterima kasih kehadapan Ida Sanghyang Widi Wasa. Penjor juga sebagai tanda terima kasih manusia atas kemakmuran yang dilimpahkan Ida Sang Hyang Widi Wasa. Bambu tinggi melengkung adalah gambaran dari gunung yang tertinggi sebagai tempat yang suci. Hiasan yang terdiri dari kelapa, pisang, tebu, padi, jajan dan kain adalah merupakan wakil-wakil dari seluruh tumbuh-tumbuhan dan benda sandang pangan yang dikarunia oleh Hyang Widhi Wasa.

Hmmm, semoga tiap umat di dunia menerapkan prinsip

Sura Dira Jaya Ningrat, Lebur Dening Pangastuti. Sagilik Saguluk, Salunglung Sabayantaka, Paras Paros Sarpanaya.

Kemarahan dan kebencian akan lebur dengan kelembutan. Kemarahan identik dengan kekerasan, kebencian identik dengan pertentangan, gabungan keduanya menimbulkan perpecahan, permusuhan, pertikaian, perebutan, penghancuran dan lain-lain. Kelembutan identik dengan kedamaian, pertemanan, persahabatan dan ketenangan. Dengan kelembutan, maka perasaan marah, benci akan terkikis. Pertikaian terhapus menjadi persahabatan, pertentangan menjadi ketenangan dan permusuhan menjadi kedamaian.

Rahajeng Galungan lan Kuningan..... Ngiring cakupang makekalih tangane ngastitiang jagad, mangda sekancan mauripe makesami rahajeng rahayu....

Senin, 06 Desember 2010

A letter from Mom and Dad


My Child…..

When I get old,

I hope you understand

And have patience with me

In case I break a plate

Or spill soup on the table

Because I am loosing my eyesight

I hope you don’t yell on me

Older people are sensitive

Always having selfpity when you yell

When my hearing gets worse

And I can’t hear what you’re saying

I hope you don’t call me “Deaf !!”

Please repeat what you said or write it down

I’m sorry my child

I am getting older

When my knees get weaker

I hope you have the patience to help me get up

Like how I used to help you

While you were little

Learning how to walk

Please bear with me

When I keep repeating my self

Like a broken record

I hope you just keep listening to me

Please don’t make fun of me

Or get sick of listening on me

Do you remember when you were little?

And you wanted a balloon?

You repeated yourself over and over

Until you got what you wanted

Please also pardon my smell

I smell like an old person

Please don’t force me to shower

My body is weak

Old people get sick easily

When they’re cold

Do you remember when you were little?

I used to chase you around

Because you didn’t want to shower

I hope you can be patience with me

When I am always cranky

It is all part of getting old

You’ll understand when you’re older

And if you have spare time

I hope we can talk

Even for a few minute

I am always all by myself

All the time

And have no one to talk to

I know you’re busy with your work

Even if you are not interested in my story

Please have time for me

Do you remember when you were little

I used to listen to your stories

About your teddy bear

When the time comes

And I get ill and bedridden

I hope you have the patience to take care of me

I am sorry

If I accidentally wet the bed or make a mess

I hope you have the patience to take care of me

During the last few moments of my life

I am not going to last much longer anyway

When the time of my death comes

I hope you hold my hands

And give me me the strength to face death

And don’t worry

When I finally meet our Creator

I will whisper in His hear to bless you

Because you loved your Mom and Dad

Thank you so much for your care

We love you

Mom and Dad

My Child…..

When I get old,

I hope you understand

And have patience with me

In case I break a plate

Or spill soup on the table

Because I am loosing my eyesight

I hope you don’t yell on me

Older people are sensitive

Always having selfpity when you yell

When my hearing gets worse

And I can’t hear what you’re saying

I hope you don’t call me “Deaf !!”

Please repeat what you said or write it down

I’m sorry my child

I am getting older

When my knees get weaker

I hope you have the patience to help me get up

Like how I used to help you

While you were little

Learning how to walk

Please bear with me

When I keep repeating my self

Like a broken record

I hope you just keep listening to me

Please don’t make fun of me

Or get sick of listening on me

Do you remember when you were little?

And you wanted a balloon?

You repeated yourself over and over

Until you got what you wanted

Please also pardon my smell

I smell like an old person

Please don’t force me to shower

My body is weak

Old people get sick easily

When they’re cold

Do you remember when you were little?

I used to chase you around

Because you didn’t want to shower

I hope you can be patience with me

When I am always cranky

It is all part of getting old

You’ll understand when you’re older

And if you have spare time

I hope we can talk

Even for a few minute

I am always all by myself

All the time

And have no one to talk to

I know you’re busy with your work

Even if you are not interested in my story

Please have time for me

Do you remember when you were little

I used to listen to your stories

About your teddy bear

When the time comes

And I get ill and bedridden

I hope you have the patience to take care of me

I am sorry

If I accidentally wet the bed or make a mess

I hope you have the patience to take care of me

During the last few moments of my life

I am not going to last much longer anyway

When the time of my death comes

I hope you hold my hands

And give me me the strength to face death

And don’t worry

When I finally meet our Creator

I will whisper in His hear to bless you

Because you loved your Mom and Dad

Thank you so much for your care

We love you

Mom and Dad