Rabu, 30 Maret 2011

Crazy day again......


Terjaga pagi hari pukul 5, kuawali dengan setangkup doa, bersyukur pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, bahwa kami masih diperbolehkan menikmati sehari lagi segala berkah anugerah Beliau. Ku cuci muka dan menuju ke dapur, mempersiapkan sarapan pagi bagi anggota keluarga. Mi goreng dan telur mata sapi melotot. Suami menyapu halaman dan menyiram tanaman kesayangannya. Simbok tiba dari rumah sebelah dan mulai mempersiapkan menu hari ini. Plecing kangkung, pindang bumbu bali dan telur dadar.

Pagi ini kurencanakan mengurus perpanjangan kartu tanda penduduk. Ku minta suami mengeluarkan kartu keluarga dari lemari, namun tak ditemukannya. Perlu15 menit buat membongkar dari tumpukan buku, baru menemukan kartu keluarga tersebut.

Setelah anak-anakku terjaga dan mempersiapkan diri, si sulung sarapan mi goreng nya, lalu berangkat menuju sekolah, SMA negeri I Denpasar. Kini dia duduk di bangku SMA kelas 1. Si bungsu bersiap dengan tas sekolah, untuk menuju ke tempat kursus nya, di rumah ibu guru Agung. Rencananya, akan kuantar si bungsu ke tempat kursus yang terletak di jalan raya Kerobokan, lalu langsung menuju ke kantor pengurusan perpanjangan kartu tanda penduduk yang sekaligus jadi satu dengan kantor camat Denpasar Barat, di jalan Gunung Agung Denpasar. Suami akan menyusul langsung ke sana.

Tiba di kantor camat pukul 7.45 pagi, dengan harapan akan mendapat pelayanan pertama, jadi aku dapat menyelesaikan banyak urusan lainnya. Namun ternyata suami baru tiba pukul 8.00, dan.... kartu keluarga belum di fotokopi. Aarrrgggghhh, harus keluar lagi untuk menggandakannya. Hmmm, maka kususuri perlahan sepanjang jalan Gunung Agung, mencari toko yang memiliki mesin fotokopi. Tak satupun yang buka. Padahal, bukankah... rejeki lebih sering tiba pagi hari? Ah, akhirnya kutemui Kantor Pegadaian di dekat pasar loak di jalan Gunung Agung tersebut. Kuberanikan diri memasuki kantor tersebut, dan memohon agar diijinkan untuk menggandakan kartu keluarga juga kartu tanda penduduk di sana. Ibu cantik berjilbab pegawai kantor Pegadaian itu sungguh ramah. Dia mau membantuku, bahkan menolak imbalan yang kuangsurkan. Segera kukebut laju motor untuk kembali ke kantor camat Denpasar Barat. Kulihat suami sedang menunggu sambil berbincang dengan dokter ahli syaraf berasal dari Tabanan yang juga merupakan dosen Universitas Udayana, sedang sekolah S3, Dewa Purwa.

Selesai membuat pasfoto, 10 menit kemudian, kartu tanda penduduk milikku dan suami selesai. Dia melanjutkan perjalanan ke kampus sastra UNUD, sedangkan aku ke gedung Pascasarjana, harus menyerahkan NPWP. Setiap mahasiswa Pascasarjana UNUD yang mendapatkan beasiswa BPPS harus menyerahkan bukti fotokopi NPWP nya. Hmmm, semakin rumit jalannya kini. Kami harus mempertanggungjawabkan kelanjutan studi kami.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9.30, saat kuarahkan motor menuju ke Nusa Dua. Kini saatnya harus melaksanakan tugas lain. Tiba di kampus STPNDB, sudah ada dua mahasiswa yang menanti untuk proses bimbingan skripsi. IB Garlicka yang sempat terhenti proses bimbingannya karena rumahnya mengalami kebakaran, dia berharap bisa segera tuntaskan skripsi, sehingga bisa mengikuti wisuda bulan April nanti, dan si Diaz, dia sudah 3 kali bolak balik hanya untuk meminta tanda tangan. Salahnya, dia keliru menuliskan nama beserta gelar bagi pak Muliana, Kabag ADAK kami yang baru.

Pukul 3 sore, kumasuki kelas DIII MPH A smt 6. Hari ini adalah jadwal ujian tengah semester kami. Kuberikan mereka soal essay sebanyak 6 buah bagi mata kuliah yang ku asuh, Manajemen Sumber Daya Manusia. Pukul 5 kuliah berakhir. Dan..... akhirnya kukebut kembali laju motor astrea 400 tercinta untuk pulang ke rumah. Home sweet home.

Selesaikah sudah aktivitas untuk hari tersebut? Ahhh, belum. Setelah berkumpul dan saling bercerita tentang aktivitas sepanjang hari bersama anak-anak, mengecek se isi rumah, lalu kutelpon dua wanita cantik yang juga tetanggaku. Ibu Komang Astiti dan Ibu Dayu Puspadi. Kami merencanakan untuk membesuk Ibu Elly Indawati, yang juga merupakan tetangga kami di perumahan ini. Dia sudah seminggu opname karena kondisi kesehatannya drop, di rumah sakit Surya Husada kamar 412. Pukul 8 malam kami melaju bersama dengan mobil milik ibu Astiti, dan tiba kembali pukul 10 malam.

Wooow. Astungkara, Hyang Widhi Wasa.... kulalui lagi sehari dalam kehidupanku dengan sepenuh suka cita. Kurebahkan tubuh ini di peraduan, dan memejamkan mata. Aku perlu istirahat dalam damai......

Minggu, 27 Maret 2011

Jogja, Kembali ku dengan setangkup rindu





Dengan pesawat Garuda Indonesia Airways, kami yang terdiri dari 25 mahasiswa Program S3 dan 20 mahasiswa ProgramS2 Pascasarjana Program Studi Kajian Budaya, Universitas Udayana, Denpasar Bali, 3 dosen dan 4 pegawai, beserta 6 anggota keluarga mereka, berangkat menuju Jogja. Pukul 7 pagi tepat, waktu Bali, pesawat lepas landas meninggalkan bandara internasional Ngurah Rai Denpasar Bali.

Tiba di Jogja tepat pukul 7.30, waktu Jogja, kami disambut dengan 2 bis besar berkapasitas masing2 30 orang. Guide kami, bapak Pranowo, dengan nama panggilan, Luna. "Maya" nya ada di Jakarta, demikian jelas bapak yang tampan tersebut. Tujuan pertama adalah Sekolah Pascasarjana UGM. Kami diturunkan di depan gedung tersebut setelah sempat tersasar ke Gedung Pusat dari kampus UGM. Ada miskomunikasi yang terjadi antara guide dan kepala suku dari rombongan kami yang mengira kuliah akan diadakan di Gedung Pusat kampus UGM.

Akhirnya kami tiba di Sekolah Pasca Sarjana UGM. Rombongan disambut dengan ramah oleh Sang Pimpinan, Bapak Prof. Dr. Irwan Abdullah. Kuliah pertama diisi oleh Profesor ganteng ini. Sessi pertama diakhiri dengan pemberian lukisan dari bapak Gede Sumantra, salah satu mahasiswa S3 dari rombongan kami, kepada Prof. Dr. Irwan Abdullah. Kemudian kami diberi kesempatan jeda selama 1 jam, menikmati makan siang di restoran Pesta Perak yang terletak di jalan Tentara Pelajar, di daerah Mataram.

Pukul 12 siang, kuliah kembali dilanjutkan oleh Prof. Dr. Heru Noegroho, tetap di salah satu ruang di lantai 4 dari Sekolah Pasca Sarjana UGM ini. Hmmm, sungguh suatu hal yang melelahkan setelah harus terjaga pagi dini hari pukul 4 untuk bersiap ke bandara Ngurah Rai di Denpasar, dan langsung dilanjutkan dengan kuliah dan diskusi hingga sore hari.

Pukul 16, kami masuk ke Wisma MM UGM yang terletak di Jalan Colombo. Aku menempati kamar 512 bersama ibu Putu Tejawati. Kami merebahkan diri, tertidur 15 menit, lalu mandi, dan bersiap beranjak pergi lagi. Pukul 17 aku sudah berada di lobby hotel. Menunggu 15 menit, hujan turun deras membasahi bumi Jogja, akhirnya mobil avanza hitam dengan sopir bapak Tiyok tiba. Aku dan 3 sahabat wanita: Ibu Teja, Ibu Suci, Ibu Monda, 2 sahabat pria: Bapak AA Putra Pemayun, Bapak Nengah Mertha, bersama dua dosen, Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna, Dr. Mudana beserta anaknya, beranjak menuju Social Agency yang terletak di jalan Solo.

Social Agency adalah nama toko buku yang lumayan terkenal. ada beberapa cabangnya, termasuk yang di pasar buku di dekat Taman Pintar. Namun yang paling besar terletak di Jalan Solo ini. Maka kami segera beranjak ke sana hunting buku-buku yang sekiranya bakal dibutuhkan bagi penyusunan disertasi kami. Bagai orang yang kesurupan, menjelajahi tiap sisi, mengamati dan membuka lembar-demi lembar halaman, kami sangat menikmati penelusuran pustaka ini. Satu demi satu, teman2 yang tertinggal di hotel juga akhirnya tiba di sini. Oww ya, toko buku - toko buku di jogja pada umumnya menyediakan jasa penyampulan buku yang kita beli. Secara gratis. Ini salah satu teknik mereka memberikan pelayanan yang berkualitas. Hmmm, harus banyak belajar dari mereka. Aku segera mengambil beberapa buku. Mengangsurkannya pada kasir, membayar, dan petugas toko segera pula menyampul buku tersebut.

Hujan masih turun lumayan deras. Namun kami masih harus beranjak. Pukul 7.30 malam, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Pura Jagatnatha yang terletak di Banguntapan. Pukul 8.00 tiba, para yunior KMHD UGM sedang melaksanakan rapat pembubaran panitia. Kami sempat diskusi sejenak sebelum melanjutkan dengan bersembahyang di pelataran tengah. Kujumpai bapak Pinandita Wasi Akhir, juga Gusti Ketut Puja, sahabat lamaku, alumni mahasiswa teknik, yang kini dosen di Sanathana Dharma Universitas.

Aahhh, terbayang masa-masa silam sering ku melangkah ke rumah Tuhan ini, saat masih menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada dari tahun 1987 hingga 1993. Aku sempat menjadi ketua umum Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma UGM. melakukan berbagai aktivitas, termasuk mengunjungi berbagai Pura dan diskusi dengan umat, sungguh merupakan salah satu aktivitas yang kusukai.

Sungguh....
berat rasanya kaki ini meninggalkan Pura karena harus kembali beranjak pergi. Entah kapan baru akan bisa mengunjungi Pura ini kembali, namun..... setangkup rindu akan selalu tersedia bagi jalanku menuju ke Rumah Tuhan.

I wish my blood was made of rainbow.....


Aku berharap......
Darahku adalah darah pelangi,
dibuat dari pelangi...
dan, akan menjadi pelangi
yang mewarnai indah dunia kehidupan ini

Aku berharap......
Pelangi adalah hidupku,
warna warni semburat cahaya
akan dapat beri sejuta rasa
hingga kumiliki pahit-manis dalam dunia

Aku berharap.....
Ibu Lia di Jakarta,
yang tergugu dalam isak tangis berkepanjangan
seolah sesali hidupnya di dunia
akan dapat pahami
bahwa dunia tidak selalu ramah
namun asa tidak boleh patah dan buat kita lengah
atau bahkan lelah dalam berharap pada Nya...
slalu padanya....

Senin, 21 Maret 2011

Freddi Aguillar : Child


Mendengar ini.... jadi teringat pada Bapak dan Emak..... Kangen mereka dan segala bentuk cinta kasih nya..... Hiks

Child
by Freddie Aguilar

When you were born into this world
Your mom and dad saw a dream fulfilled
Dream come true
The answer to their prayers

You were to them a special child
Gave ‘em joy every time you smiled
Each time you cried
They’re at your side to care

Child, you don’t know
You’ll never know how far they’d go
To give you all their love can give
To see you through and God it’s true
They’d die for you, if they must, to see you live

How many seasons came and went
So many years have now been spent
For time ran fast
And now at last you’re strong

Now what has gotten over you
You seem to hate your parents too
Do speak out your mind
Why do you find them wrong

Child you don’t know
You’ll never know how far they’d go
To give you all their love can give
To see you through and God it’s true
They’d die for you, if they must, to see you live

And now your path has gone astray
Child you ain’t sure what to do or say
You’re so alone
No friends are on your side

And child you now break down in tears
Let them drive away your fears
Where must you go
Their arms stay open wide

Child you don’t know
You’ll never know how far they’d go
To give you all their love can give
To see you through and God it’s true
They’d die for you, if they must, to see you live

Child you don’t know
You’ll never know how far they’d go
To give you all their love can give
To see you through and God it’s true
They’d die for you, if they must, to see you live

Diana Ross: When You Tell Me That You Love me


I wanna call the stars

Down from the sky

I wanna live a day

That never dies

I wanna change the world

Only for you

All the impossible

I wanna do

I wanna hold you close

Under the rain

I wanna kiss your smile

And feel the pain

I know what's beautiful

Looking at you

In a world of lies

You are the truth

And baby

Everytime you touch me

I become a hero

I'll make you safe

No matter where you are

And bring you

Everything you ask for

Nothing is above me

I'm shining like a candle in the dark

When you tell me that you love me

I wanna make you see

Just what I was

Show you the loneliness

And what it does

You walked into my life

To stop my tears

Everything's easy now

I have you here

And baby

Everytime you touch me

I become a hero

I'll make you safe

No matter where you are

And bring you

Everything you ask for

Nothing is above me

I'm shining like a candle in the dark

When you tell me that you love me

In a world without you

I would always hunger

All I need is your love to make me stronger

And baby

Everytime you touch me

I become a hero

I'll make you safe

No matter where you are

And bring you

Everything you ask for

Nothing is above me

I'm shining like a candle in the dark

When you tell me that you love me

You love me

When you tell me that you love me

Sabtu, 19 Maret 2011

Pejuang Tangguh (Tentang Pak Miko)


Namanya Miko.
Bapak yang satu ini kukenal lewat salah satu jejaring sosial di internet. Banyak diskusi kami jalin sebelum akhirnya sempat berjumpa secara langsung.

Maklum juga....
Yang namanya dunia maya, bahkan dunia nyata sekalipun...
harus tetap waspada pada orang yang tidak dikenal
orang yang dikenal, bahkan, saudara sendiri, tega menipu dan mencelakai.

Lambat laun, dari banyak karya yang dihasilkan,
dari ceritera tentang kehidupan, harapan dan pengalamannya,
kusadari, Pak Miko tipe orang yang tidak mudah menyerah
pada situasi hidup yang terkadang sungguh tidak ramah.

Cinta kasihnya pada keluarga,
persahabatan yang bagai terjunjung tinggi dalam dada...
Menghargai orang lain, bahkan menomersekiankan impian dan keinginannya...
membuatku semakin mengenali sepak terjangnya.

Ah pak Miko.....
Mungkin, di jaman kini, tidak ada orang yang bisa menyamaimu
membuat hal kecil tampil begitu indah
menghargai arti kekeluargaan dan persahabatan
menghargai wanita dan kanak2 sekalipun
menghargai segala yg ada dibalik bentuk kasat mata

Terbanglah jauh..... tinggi membelah angkasa
kepakkan sayap-sayap elang menjulang tinggi
setinggi langit nun jauh di sana
Berbahagialah tiap orang yang pernah mengenalmu
Bahagialah engkau dengan sepenuhnya bahagia
Semoga segala bahagia demi kebahagiaanmu pula
Jalan spiritual dan jalan duniawi terkadang sungguh sulit di retas
Namun di tanganmu sungguh terlihat indah....
Berkah Sang Shadu senantiasa bersamamu selalu.

Sekali Lagi.... Demi Anak2ku


Setelah tiba dari perjalanan pulang kampungku ke Kerambitan bersama simbok, kami mampir ke toko sepeda di jalan Diponegoro. Kini sedang booming sepeda pixie. Anak2ku sejak lama mengikuti info ini, terkadang meminjam sepeda pixie temannya. Dan, mereka maklum, keluarga kami bukan keluarga berada, yang bisa memenuhi tiap kebutuhan akan materi. Juga, bukankah.... tiap orang harus paham, bahwa tidak tiap keinginan kita bisa seketika terpenuhi.

Suamiku saat SMA di Denpasar, terbiasa naik sepeda PP sekolah - rumahnya. Si sulung Adi, juga melewatkan SMP dengan bersepeda PP sekolah - rumah. Adi berhasil tembus rally speda dari pertigaan Serangan menuju Peninsula Nusa Dua, dan kembali ke rumah dengan bersepeda waktu masih duduk di kelas 3 SMP. Bahkan si bungsu yang masih duduk di bangku kelas 3 SD, sudah terbiasa gunakan sepeda dewasa untuk berjalan2. Dan... Minggu tgl 13 Maret 2011, dia berhasil naik sepeda dari pertigaan Serangan menuju kampusku, STPNDB, dalam rangka Fun Bike DIES ke 33 STPNDB. Sore harinya, kami langsung ke toko sepeda untuk memesan sebuah sepeda pixie yang termurah yang bisa kudapatkan demi kedua anakku. Cukup 1 sepeda bagi mereka berdua, toh keluarga kami masih punya beberapa sepeda lain lagi, walau sudah lama dan bekas tangan pemilikan orang lain. Dengan kerangka berwarna putih, ban warna hijau, velg berwarna item, sungguh pixie dengan warna warni heboh.

Setelah 1 minggu memesan, akhirnya sepeda pixie selesai dirakit dan siap untuk dibawa pulang. Maka, tiba dari kampung halaman, Kerambitan, kuarahkan motor ke jalan Diponegoro nomer 7-9, toko sepeda Bina Djaya. Rencananya, aku yang mengendarai sepeda gayung ini, dan simbok yang naik motor. Daripada kami pulang dulu ke rumahku, dan harus keluar lagi bareng anak2 untuk mengambil sepeda. Kasihan anak2... Mana Adi dan Yudha baru tiba dari sekolah masing2, dan suami yang baru selesai beres2 rumah juga kebun kami yg mungil. Hmmm, maka tugas si emak yang gagah perkasa buat kendarai sepeda gayung itu pulang ke rumah.

Pegawai toko sepeda membantu kami menyeberangkan sepeda ke jalan Thamrin, kukenakan selop tangan dan helm motor untuk mengurangi sengatan pancaran matahari pukul 2 sore hari, juga kaca mata hitam. Simbok mengendarai motor perlahan. Kukayuh pixie dullcrap, tolakan dari tiap kayuhan yang terasa aneh, ahhh. Sungguh, kasih anak se penggalan, kasih emak se panjang jalan. Kulihat tatap mata bahagia dari kedua anakku setiba di rumah, mereka sibuk mengelus sepeda baru, mengomentari tiada henti.....

Sedangkan aku? Terkapar sepenuh cucuran keringat yang mengalir deras setelah mengayuh sepeda di panas terik siang bolong sejauh belasan kilometer dengan ber helm motor, kaca mata item, kaos kaki dan sandal. Hmmmm tidur sejenak, sebelum bersiap sembahyang. Purnama Sasih kedasa, Saniscara Umanis Bala kini. Bulan bulat penuh. Aku ingin menghadap Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Ke Pura Narmada dengan menghaturkan banten malam ini....

Selasa, 15 Maret 2011

Take The Time, Don't Waste Your Time


Take time to love
It is the secret of eternal youth
(Jatuh cinta lah selalu, itu rahasia awet muda mu...
Jadi, tiada guna memelihara benci dan sakit hati dalam diri)

Take time to laugh
It is the music of the heart
(Tertawalah... itu musik dari dalam hatimu)

Take time to cry
It is a sign of a large heart
(Menangislah jika emank perlu,
karena itu juga pertanda luasnya hatimu, kaga perlu malu jika menangis...)

Take time to read
it is the source of knowledge
(Membaca... sebagai sumber dari wawasan pengetahuan)

Take the time to hear
It is the power of intelligence
(Belajar mendengar, itu sumber kekuatan akan inteligensia,
ga cuma minta didengar & dihormati melulu.....)

Take time to think
It is the key of succes
(Berpikir..... sebagai kunci untuk meraih sukses,
sing dadi ngeroso'an gen...)

Take time to play
It is the freshness of childhold
(Bermainlah....
karena tiap manusia sesungguhnya memiliki jiwa kanak2 pula dalam dirinya)

Take time to dream
It is the breath to happiness
(Bermimpi itu juga perlu....
karena bisa jadi sumber inspirasi dan kebahagiaan,
asal jangan kebangetan deh... segala yg kebangetan itu ga baik...)

Take time to live
Because time passes quickly
and never returns
(Peliharalah semangat dalam hidupmu....
karena waktu berlalu sangat cepat
dan tidak akan kembali lagi......)

Senin, 14 Maret 2011

Anakku Adi


Anakku Adi....
Dia gemar sekali mengutak-atik komputer. Bukan bentuk fisiknya, namun segala programnya. Sudah semenjak umur 2,5 tahun terbiasa memegang keyboard dan mulai mengetik. Sudah 3 kali, program di laptop jebol, karena dia gunakan untuk mengetik, mungkin ada tombol yg tanpa sengaja telah membuat program berubah, sehingga terpaksa di re install. Dan harus kubawa ke Rimo, ke teknisi langgananku.

Menanjak besar, dia semakin canggih. Memiliki beberapa blogspot, senang menghasilkan gambar dan berbagai karya lainnya. Mengelola beberapa site. Saat kelas dua SMP, dia mencoba membuat baju kaos dengan gambar yang didesain sendiri, lalu dijual. Bahkan, dia lewati hari ulang tahunnya, dengan berkeliling menawarkan baju tersebut ke rumah teman2nya.

Hmmm....
Bukan pada besar kecilnya keuntungan yang didapat. Namun lebih pada usahanya, untuk mewujudkan cita-cita. Dia tipe anak yang gigih ditengah segala keterbatasan yang kami miliki.

Saat kelas 1 SMA, pada masa awal sekolahnya, dia memilih SCC, Computer Club, sebagai program ekstra kurikuler yang diikutinya. Berbagai aktivitas yang diadakan, membuatnya semakin dikenal di kalangan siswa. Dia dikenal bisa memperbaiki HP, membuat program bagi komputer yang dimiliki oleh teman2. Dan, awal tahun 2011, kubelikan dia magic pen, alat yang bisa membantunya untuk menyelesaikan rancangan gambar / desain grafisnya.

Akhirnya, Senin malam, 14 Maret 2011, dia pulang dari pertemuan bersama teman2 SCC. Dia memperlihatkan uang Rp 1,5 juta dari kelompok Ekstra Kurikuler SCC, dan menjelaskan bahwa mereka ber 15 orang, diberi tugas untuk membuat website bagi sekolah mereka. Woooww, bangga? Tentu saja. Namun, tidak boleh memperlihatkan kebanggaan berlebih, bisa sombong dan lupa diri. Anakku Adi juga menjelaskan, masih ada uang sejumlah Rp 1 juta, sebagai uang penjualan baju hasil rancangannya bagi SOG, teman sekolahnya, sebanyak 25 orang. Uang ini besok akan langsung disetor ke perusahaan yang dipilihnya untuk memproduksi baju hasil karyanya tersebut.

Ah, Astungkara Tuhan....
Telah membukakan jalan bagi anakku ini. Semoga dia berhasil dalam menjalani kehidupannya. Hidup mungkin tidak akan selalu indah dan mudah baginya. Namun, dengan bimbingan dan arah yang Kau tunjukkan, semoga dia akan baik-baik saja.... walau terjatuh dan gagal berkali.

Minggu, 13 Maret 2011

Fun Bike Dies ke 33 STPNDB, 13 Maret 2011

Terjaga pagi pukul 4 dini hari. Masak nasi, bikin ayam dan telur bacem. Menyiapkan 3 kotak nasi dalam rangka Fun Bike Dies ke 33 STPNDB. Hmmm, ga sabar rasanya, kembali naik sepeda bersama anakku. Namun sayang, suami tidak bisa ikut. Susah sekali menggerakkan orang satu ini. Bukan tipe orang yang suka bepergian dan berjumpa orang banyak. Senang menikmati membaca buku, mengikuti berita dari teve, dan menghabiskan waktu di kebun mungil kami.

Adi, putra sulungku, disibukkan oleh kegiatan bazar dalam rangka penggalian dana buat kelompok SCC di sekolahnya, SMANSA, yang bersemboyan Karmany Eva Dhikaraste Mapalecu Kadacana. Dan, dia kemarin baru tiba pukul 11.30 malam, setelah selesai penutupan acara bazar. Tentu lelah dan memilih istirahat dibanding ikut acara Fun Bike kali ini. Maka, pk 5.30 pagi, bersama sebuah pick up beserta supir yang kusewa seharga Rp 75.000, 8 sepeda berangkat menuju ke pertigaan Serangan. Suamiku ikut melepas kami di depan pintu gerbang. Adi, Yudha dan Prima duduk di sebelah supir pick up. Kak Agus Satria, Bagus dan Ryan duduk di belakang pick up. Mereka tidak mau menumpang di mobil Pak Agung Suprastayasa. Bu Dayu Puspaadi mengendarai mobil dengan Pak Agung di sampingnya, aku duduk di belakang dengan berbagai perlengkapan kami, bekal makanan, roti, minuman, pompa ban yang kumiliki.

Kali ini, tak kulibatkan seluruh Laskar Pelangiku. Dewa Kadek Angga, masih tertidur lelap saat pagar rumahnya kugedor. Komang Mahesa tidak termasuk yang kuajak serta, namun orangtuanya telah kutelepon untuk menjaga kesalahpahaman yang mungkin terjadi, karena dia termasuk anak yang ceroboh jika menyeberang maupun mengendarai sepeda dengan terlalu ke tengah jalanan. Annika, Komang Raras, kdek Susi, DekTut, Gek Tata, Gek Widya, tidak termasuk pula anak yang kuajak serta. Kali ini, dg route dan jarak yang jauh serta tikungan dan tanjakan terjal, aku tidak berani mengambil resiko harus mepertanggungjawabkan keselamatan anak-anak tersebut pada para orangtuanya.

Tiba di pertigaan Serangan, hari mulai terang, waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Terlihat para pejabat STPNDB berada di sana. Pak IGN Byomantara dengan celana pendek putih yang seksi, pak Dewa Ketut Sujatha dengan pakaian batiknya, pak IB Puja dengan pakaian sport nya, pak Nyoman Madiun dengan jaket hitam dan topi koboinya. Hmmm, ada 1000 tiket yang berhasil dijual oleh panitia. Banyak terlihat para peserta Fun Bike dari berbagai klub sepeda yang tergabung dalam Samas, organisasi masyarakat pencinta sepeda.

Setelah sambutan ringan oleh Ketua STPNDB, maka kami diberangkatkan. Kukayuh sepeda di samping Yudha dengan perlahan, memberinya semangat untuk selalu fokus, baik pada jalanan, kayuhan pedal, dan sesekali istirahat untuk menikmati minuman. Kak Agus melaju bersama rombongan lain. Mereka sudah terbiasa menyusuri jalan dengan bersepeda, menempuh jarak yang lumayan jauh. Gung Wipa sudah menyerah menjelang persimpangan Benoa. Hal wajar, karena dia baru sembuh sakit, dan tiap orang tidak boleh dipaksa untuk selalu memacu prestasi untuk mencapai target yang mungkin melebihi batas kemampuannya.

Beberapa kali kami disalip oleh para murid, orang lain yang juga mengendarai sepeda. Namun selalu kuberi semangat, dan kutanyakan, kalau-kalau dia ingin naik mobil saja bersama Gung Wipa. Namun Yudha memastikan, dia masih ingin berusaha.

Tiba di persimpangan kampus UNUD, teringat janji Bu Pastini. Dia ingin ikut Fun Bike dalam rangka Dies. Namun tidak kulihat adanya dia di pinggir jalan seperti yang dia janjikan. Hmmm. Padahal sudah sejak 2 minggu lalu, beliau begitu ingin ikut, dan memintaku bersama mengiringinya. Kulanjutkan memacu kayuhan sepeda bersama Yudha. Tiba di perempatan Nusa Dua, panitia mengarahkan kami berbelok ke kiri, menuju ke Tanjung, Benoa. kemudian berbelok ke kanan, kembali menuju ke arah by pass Ngurah Rai, lalu menyusuri jalan menuju gerbang memasuki kawasan perhotelan yang dikelola oleh PT BTDC. Kami berputar di bunderan, menikmati pemandangan asri hamparan tanaman, menuju ke Bali Golf, dan kembali ke arah jalan raya Dharmawangsa menuju kampus STPNDB.

Waktu menunjukkan pukul 09.30 saat kuberikan potongan kupon Fun Bike pada panitia. Kulihat kak Agus dan teman2nya sudah duduk di dekat hotel Langoon menikmati pemandangan. Ada pula Gung Wipa disana. Segera kami bergabung, dan kami putuskan untuk istirahat makan di Warung Raja. Hmmm, 2 es kelapa muda segera tandas dan jadi pembuka makan siang. Hujan mulai turun satu satu. Dan, makin lama semakin deras. Namun tidak lah lama.... kami segera bergabung di lapangan untuk berkumpul bersama para peserta lain pula.

Pukul 10.30, truk yang kupesan untuk membawa kami kembali ke Denpasar telah tiba. Pemiliknya sekaligus supir truk tersebut adalah keponakan dari PakBuda, salah satu staf Satpam STPNDB. Setelah selesai acara Fun Bike, 25 sepeda dinaikkan ke atas truk. Pemiliknya adalah rombongan kami, dan juga beberapa muridku yang mengendarai sepeda dari Denpasar. Kasihan bila mereka masih harus mengendarai sepeda balik ke Denpasar. Kami ber 10 naik ke dalam mobil Pak Agung Suprastayasa. Seluruh mahasiswaku naik ke truk bersama sepeda mereka. Ada sebagian yang diturunkan di Simpang Dewa Ruci, kami berhenti di Taka Pit, mengambil sepeda dari atas truk, lalu berbelok ke arah jalan Gunung Soputan, pulang ke rumah. Masih ada rombongan terakhir di atas truk, 5 orang, yang akan berhenti di simpang enam jalan Teuku Umar.

Astungkara, Hyang Widhi Wasa....
Satu hari lagi terlewati dalam hidup ini. Berusaha mengisi hari-hari dengan sebaiknya. Sungguh indah bisa melewati satu hari lagi dalam kehidupanku.

Pak Ketut Wijaksana.


Ketut Wijaksana. Adalah orang yang terdaftar dalam salah satu mailing list yang kuikuti. Seluruh karya tulisnya termasuk mumpuni.... mampu memberikan pencerahan dan kedamaian jiwa bagi para pembacanya, terutama diriku yang masih harus selalu banyak belajar. Kami tidak pernah sekalipun bertemu sua lewat darat. Tidak pernah bertatap muka atau menjalin komunikasi selain hanya melalui mailing list tersebut.

Suatu hari aku memasang status baru.... Rencana kegiatan di kampusku untuk mengadakan Donor Darah pada hari Jum'at 11 Maret 2011. Dan, salah satu orang yang termasuk merespon adalah pak Ketut Wijaksana. Beliau bertanya jika boleh orang luar yang bukan civitas academica untuk hadir dan ikut dalam aktivitas tersebut. Hmmm, knapa tidak? Maka kuundang beliau untuk hadir.

Jum'at, 11 Maret 2011, ada beberapa aktivitas berlangsung bersamaan di kampusku. Rapat Akhir Tahunan Koperasi Werdhi Wisata, Kegiatan Donor Darah dalam rangka DIES XXXIII STPNDB, cek persiapan buat rencana kegiatan Fun Bike hari Minggu, 13 Maret 2011.

Selesai dengan urusan rumah tangga, aku melaju menuju ke kampus yang terletak di Nusa Dua. Tiba di kampus, langsung menuju ke Gedung Genitri. Di sana sudah terlihat rame dengan para pegawai yang mengikuti RAT Koperasi Werdhi Wisata. Kuikuti rapat hingga pk 9.30, lalu beranjak menuju Langoon Hotel & Spa. Sekarang akan ikut periksa kesehatan tubuh sebelum siap mendonorkan darah. Mobil PMI telah terlihat parkir di depan Hotel. Kutemui seorang alumni STPNDB, si Herry Adnyana, yang juga akan mendonorkan darahnya. Lalu... seorang bapak. Dia perkenalkan dirinya. Ahhh, ini dia yang bernama Pak Ketut Wijaksana.

Dalam bayanganku selama ini, beliau adalah seorang pria lingsir, sudah sepuh / tua. Ternyata, masih muda dan tampan. Beliau adalah juga salah seorang alumni STPNDB sewaktu masih bernama BPLP dahulu. Tamat tahun 1989, jelas dia tak kutemui, karena aku baru bergabung dengan STPNDB pada awal tahun 1993. Kemudian beliau bergabung dengan Grand Hyatt Hotel di bagian FB nya. Dan, aku sungguh malu..... Beliau tidak pernah mencatatkan sudah berapa kali menyumbangkan darah pada kartu donor. Sedangkan diriku... sibuk membahas ttg kartu donor yang kuperlihatkan pada para muridku.

Ah.... ingin belajar banyak dari orang-orang bijak seperti beliau. berwajah teduh dan damai, dengan tutur kata dan tulisan yang berikan kedamaian. Hmmmm, dunia bakal aman berada di tangan orang-orang seperti ini. Smoga damai selalu tercipta di bumi dan di hati tiap insani....

Selasa, 08 Maret 2011

Senin, Selasa, Dan Seterusnya Cinta....

Simbok jatuh sakit, terkapar semenjak hari Minggu. Hmmm. Sungguh, daya tahan sebuah keluarga teruji dalam berbagai situasi dan kondisi. Anak-anak sudah beranjak besar. Namun peranan asisten pribadi ini sungguh luar biasa.... Tak bisa terbayangkan, jika para asisten rumah tangga pada mogok. Banyak orangtua yang bakal kelabakan, tidak bisa berangkat kerja, tidak bisa selesaikan berbagai urusan per rumah tangga an dengan segera.

Sejak Senin, 7 Maret 2011, terjaga pukul 5 pagi dan sudah kumulai dengan memasak, disela dengan mencuci baju anak2. Sebenarnya... hal yang tidak terlalu sukar, karena sering kulakukan pula. Suami menyapu di halaman, se isi rumah, dan lanjut dengan mengepel. Pukul 7, kuantar si bungsu ke tempat les, lanjut dengan kuliah di Gedung Pasca Sarjana kampus UNUD, jalan Jend. Sudirman. Hmmm. Profesor Wayan Tjatera dengan Social & Ecological Market Economy, nya. Sungguh menantang.

Demikian pula Selasa, 8 Maret 2011. Rutinitas pagi hari tetap berlanjut. Karena kuliah ku di Program Doktoral (S3) adalah Senin dan Selasa pagi. Kemudian, pukul 12 beranjak ke Nusa Dua, Kampus dimana aku mengabdi, untuk bekerja dan mengajar dalam aktivitas rutin sebagai seorang dosen. Jangan bayangkan, kulintasi jalan dengan mobil. Keluargaku tidak punya mobil. Kukendarai astrea 800 tercinta, atau astrea prima, dahulu milik ibu Sri Manis.

Sejak Selasa, si sulung libur, karena di sekolahnya, SMAN I, sedang diadakan program pemantapan bagi siswa klas III. Namun dia sejak pukul 2 siang sudah bertugas menjaga bazzar di Resto Daun Bawang di daerah Renon. Bazzar tersebut bagi SCC. Kelompok Studi Komputer di sekolah. Ah, putraku terkasih... Wayan Adi Pratama. Semenjak dia SD, sudah terbiasa tidak bisa tinggal diam. Selalu ada saja yang dikerjakannya. Mulai dari berjualan pernak-pernik, menyewakan buku, ikut mengendarai sepeda dari Pertigaan Pulau Serangan menuju ke Nusa Dua, bersama sahabatnya di perum kami pula. Kini... putra ku tercinta yang bungsu, Yudhawijaya, juga memiliki sifat2 nyaris mirip sang kakak. Tidak bisa tinggal diam walau sejenak.

Tiba di rumah sore hari, Selasa, 8 Maret 2011, suami selesai dengan urusan rumah tangga. Dia sedang dalam rangka juga selesaikan program Doktoralnya di kampus yang sama, bahkan program studi yang sama dengan ku, Cultural Studies. Hmmm, sebenarnya si bapak termasuk suami yang tidak macam-macam. Bersyukur memiliki dia sebagai bapak dari kedua putraku. Paham bahwa istrinya sedang selesaikan se ember penuh cucian, ia menjemput si bungsu dari sekolah. walau sesungguhnya sekolah si bungsu hanya berjarak 100 meter dari rumah kami.

Tiba di rumah, si bungsu sudah berteriak memintaku untuk segera menghantarnya mencari triplek, membeli palu dan paku, karet dan entah beberapa jenis barang lagi. Prakarya yang harus dikumpul keesokan harinya. Hmmmm, kuminta dia membuka dan mengganti seragam sekolahnya terlebih dahulu, sementara kuselesaikan dg urusan menjemur cucian. Lalu kami mulai keluar dan menyusuri jalan. Sayangnya, toko2 bangunan sudah tutup. Sudah pukul 5.30 sore. Maka, yang paling praktis adalah pergi ke daerah2 dimana terdapat pembangunan rumah / perumahan, mencari se penuh harap agar ada sisa2 triplek. Knapa bukan suami yang menghantarnya? Hmmmm, si bapak bukan tipe pria yg sabar untuk urusan mencari dan mengais benda2 yang dibutuhkan si kecil. Eh hehe.... dan, bukankah, dunia ini indah dengan segala perbedaan / variasi yang ada? Enjoy aja lah...

Astungkara....
Sang Hyang Widhi Maha Pemberi.... Kudapatkan 4 potong triplek bekas dengan ukuran 20 X 30 cm. Kami lalu mampir ke mini market untuk membeli palu dan beberapa perlengkapan lain. Malamku lanjutkan dengan membantu si bungsu selesaikan urusan prakarya sekolahnya.

Setelah urusan sembahyang sore hari, melantunkan puja dan puji bagi Tuhan, kami lanjut dengan makan malam tanpa si sulung yang masih dengan urusan bazzarnya. Aku lalu terkapar tidur, dan terjaga pukul 10 malam saat si sulung tiba. Kusempatkan temani dia, berbincang untuk aktivitasnya sepanjang hari tersebut. Dia mengangsurkan uang Rp 100.000. Aahhhhh.... aku terharu. Adi Pratama adalah anak yang cerdas. Dia lewatkan hari ulang tahunnya dengan jualan baju hasil desain grafisnya sendiri, dia belajar secara otodidak untuk membuat desain grafis dan menjualnya pada orang2 yang dikenal dengan bayaran kiriman pulsa di HP nya, dia bisa perbaiki HP yang bahkan tidak bisa digunakan kembali, termasuk membuatkan program komputer bagi teman2 nya.

Setiap usaha maupun proses, sebenarnya esensi yang sejati tidak terletak pada hasil yang besar atau berharga tinggi... Namun pada usaha itu sendiri, perjuangan untuk selalu bangkit dan bangkit lagi. Tidak janji, hidup ini bakal selalu mudah dan indah... namun jangan pernah bunuh asa dalam dada.

Anda Lucia Marbun


Anda Lucia Marbun...
Adalah salah satu teman chat ku.
Dia orang tua dari salah satu muridku, Rheno.
dari teman2 nya saat sedang dalam rangka mewawancarai Rheno sebagai salah satu kandidat ketua senat mahasiswa STPNDB periode 2008, kutahu, ibu Rheno ini mengalami serangan kanker stadium akut dan harus terpisah dari anak2nya karena mengikuti rangkaian chemotherapy di Jakarta.



Hmmm...
Berpisah dari orang2 terkasih, sungguh sebuah hal sulit, bagi ibu yang mencintai keluarganya ini. Bahkan, aku pun tidak berani bertanya tentang proses penyembuhan yang dia alami..... Tentu, menyakitkan, dengan serangkaian tes dan usaha yang dilakukan oleh para dokter terbaik di Jakarta untuk membantunya.

Tuhan, aku ingin se tabah Ibu Lucia. Semoga dia lekas sembuh, semoga dia bisa segera kembali berkumpul dengan seluruh anggota keluarganya.....

Senin, 07 Maret 2011

8 Maret 2011


Selamat Hari Perempuan Sedunia..
Adakah yang ingat... hari ini adalah hari perempuan sedunia.
Sayangi, hargai & jangan sia-sia kan Wanita
Namun jangan lupakan kodrat sebagai seorang wanita


Sahabat bukanlah mereka yg telah lama kita kenal,
namun mereka yg datang menghampiri
dan tak pernah berpaling pergi...




Maka....
Jika kita tidak bisa menjadi pensil utk menulis kebahagiaan orang lain,
setidaknya, kita bisa jadi penghapus untuk menghapus kesedihan orang lain

Dan.... selalu tersenyum, karena...
Tersenyum lebih mudah daripada cemberut,
karena otot yang diperlukan lebih sedikit,
yaitu 43 otot untuk cemberut,
dan hanya 17 otot untuk tersenyum.
maka tersenyumlah :-)


Namun, bukankan benar kata pepatah yg katakan..
Ga ada yang sempurna di dunia ini
namun berusaha menjadi sempurna adalah sisi manusiawi

Nothing's perfect in this world...
But try to be perfect is humanism


Tetap Astungkara..... Swaha, Kusebut nama Mu


Simbok sakit, tergolek lemah.
Pagi dini hari harus berkutat dengan 2 ember cucian, masak nasi dan lauk. Jangan bayangkan ada mesin cuci, atau magic com di rumah ku. Baru kemudian bisa berangkat ke kampusku, Gedung Pasca Sarjana, siang lanjut dengan mengajar di Nusa Dua hingga sore. Suami dg urusan bebenah, jemput si bungsu dari tempat les, dan antar dia ke sekolah sebelum berangkat kerja.

Hmmmm, astungkara Tuhan....
kunikmati setiap untai ujian kehidupan yang kutemui..... Tidak selalu terhampar keindahan dan kemudahan. Namun..... enjoy saja lah. Berkutat soal komitmen, komitmen, komitmen. Menjalani tiap sisi yang... terkadang bagai, hantaman keras. Aarrggghhhh, sepenuh hati tergantung pada selembar asa tipis.

Anak-anakku.....
Tumbuhlah kalian dalam kasihku, kasihNya...
kejarlah masa depan, walau terjatuh dan terbangun, berkali. Jadilah pria yang kalian inginkan, bukan yang kalian pikirkan, karena terkadang, pikiran akan menyesatkan. Tegakkan dada, semangat bergelora.... ucapkan, astungkara bagi setiap anugerah yang boleh kita nikmati, dari waktu ke waktu.

Karena akhirnya... hanya keluarga kecil kita tempat berpaling, bersandar dan berpijak. Hanya keluarga kita.....

Komitmen, Komitmen, Komitmen


Sayang....

Jika aku sudah tua kelak,

jika tubuh renta ku tak lagi kencang menjejak...

Masihkah kuat cinta yang mengikat di antara kita berdua?

Karena Patty bilang: Beauty isn't about having a pretty face.

It's about having a pretty mind, a pretty heart, and a pretty soul (Patty).

Masihkah komitmen menghantui hari-harimu...

ragukan segala bahagia yang kubuat menguntai gemulai

asmara yang kita rangkai berdua di pondok rumah kita?

Sayang....

anak2 kita, dan segala bianglala yang warnai tiap sisi kehidupan

bagai pesan yang dibisikkan angin malam lewat Tinkerbell:

Brush every rainbow, painting the sky.

Look at the magic, glad through your life

Sabtu, 05 Maret 2011

Ngembak Geni di Pagi Hari Pantai Petitenget, 6 Maret 2011



Sunggingku semburat di bibir pantai pagi ini...

Bersama Laskar Pelangi menyeruak hening mengawali tahun baru Caka 1933


Masih ada sisa Nyepi yang membias damai di hati,

Hyang Widhi, smoga tiada bencana dan konflik lagi...

Cukup sudah, air mata tertumpah dari sgala resah


Biarkan bijak menjelma di hati tiap insani,

hingga smakin dewasa menapaki hari-hari

dengan bekerja dan memuja hanya padaMu, Sgala Kuasa


Jadikan pemimpin yang bukan pemimpi lagi

hingga pijak kaki smakin pasti


Rakyat perlu ketenangan, bukan ketegangan

Rakyat perlu kesejahteraan, bukan sgala dongengan....

Ngembak Geni, Redite Kajeng Prangbakat, 6 Maret 2011


Mengawali pagi dini hari di awal tahun baru, Caka 1933,

dengan setangkup doa bersama keluarga.....


Sayup, lantunan Puja Trisandhya menyeruak semesta,

dari Sang Putera Mahkota, Adi & Yudha...


Semoga kami semakin yakin menapaki hari-hari,

dengan segala anugerah Hyang Maha Kuasa,

Sangkan Paraning Dumadi


Hari-hari...

mungkin berlari tak pasti

Hari-hari...

mungkin tak indah dan mudah bagi kami


Namun, sebuncah asa membekas di dada,

Senyum untuk selalu menjelang usaha dan doa

Yakinku kami pasti bisa...


Jumat, 04 Maret 2011

Hening, Sunya, Sunia (copas dari Opa WE)


Amati geni (tidak menghidupkan api), Amati karya (tidak bekerja), Amati lelungan (tidak bepergian) dan amati lelanguan (tidak mencari hiburan). Tiada api yang dapat menyamai nafsu, tiada cengkeraman yang dapat menyamai kebencian, tiada jaring yang dapat menyamai ketidaktahuan, dan tiada arus yang sederas nafsu keinginan. [Dhammapada, http://wirajhana-eka.blogspot.com/2007/08/bab-18.html#Syair251]

Bisa jadi perayaan kemenangan Raja Shalivahana (Gautamiputra Satakarni) ketika menaklukan Saka di 78 M dilakukan dengan menjalankan Upasatha sila [Attha Sila/Delapan Sila] yang kerap dilakukan pada bulan baru dan bulan penuh..namun kali itu.. dilakukan sebagai penanda keheningan baru di tahun yang baru..

1. Panatipata veramani sikkhapadam samadiyami
Aku berjanji untuk menahan diri dari menyakiti secara fisik makhluk
hidup.

2. Adinnadana veramani sikkhapadam samadiyami
Aku berjanji untuk menahan diri dari mengambil barang yang bukan miliku.

3. Abrahmacariya veramani sikkhapadam samadiyami
Aku berjanji untuk menahan diri dari aktivitas seksual.

4. Musavada veramani sikkhapadam samadiyami
Aku berjanji ajaran untuk menahan diri dari pembicaraan yang tidak benar
.
5. Suramerayamajja pamadatthana veramani sikkhapadam samadiyami
Aku berjanji untuk menahan diri dari minuman memabukkan dan obat-obatan
yang menyebabkan kurangnya kesadaran.

6. Vikalabhojana veramani sikkhapadam samadiyami
Aku berjanji untuk menahan diri dari makan pada waktu yang tak sesuai (yaitu, setelah tengah hari).

7. Nacca-gita-vadita-visukkad
assana
mala-gandha-vilepana-dharana-mandana-vibhusanathana veramani sikkhapadam samadiyami
Aku berjanji untuk menahan diri dari menari, menyanyi, mendengar musik,
melihat hiburan, memakai karangan bunga, menggunakan parfum, dan
mempercantik tubuh dengan kosmetik .

8. UccaAkuna-mahaAkuna veramani sikkhapadam samadiyami
Aku berjanji untuk menahan diri dari berbaring di tempat tidur mewah
atau tinggi

Selamat Tahun baru Caka 1933..

Kamis, 03 Maret 2011

My friend, this is my letter for you...


Don't let the sadness from your past
and the fear from your future
ruin the happiness of your present


Jangan pernah biarkan kesedihan dari masa lalu
dan kecemasan akan masa depan yang tak pasti
mengganggu kebahagiaan dimasa kini

Waters may dry..
flowers may die..
but true friends will never say goodbye...


Air mungkin saja mengering
dan bunga-bunga layu kering
namun persahabatan sejati takkan pernah pergi dan mati

To love someone who hurts you?
It's crazier to think that someone who hurts you, loves you

Mengasihi orang yang melukai hatimu ?
Orang yang mengasihi takkan menyakiti, itu bukan cinta namanya

You can cry on my shoulder, always
I promise you

Dikau dapat bersandar dan menangis dibahuku
aku berjanji padamu.....

Selasa, 01 Maret 2011

Melasti, Melis, Mekiyis, jelang Nyepi tahun baru caka 1933


Melasti atau Melis, atau juga Mekiyis, adalah rangkaian upacara yang diselenggarakan berkaitan dengan Hari Raya Nyepi. Berbagai benda pusaka, benda keramat, diarak menuju segara atau pantai. Benda tersebut diletakkan dalam jempana, atau rumah panggung mini. Mengikuti perkembangan jaman, kini jempana sering diletakkan di atas kereta roda, sehingga memudahkan umat untuk mengaraknya bersama.


Pelaksanaan Melasti diberbagai tempat mengikuti kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh para pemuka agama atau tokoh masyarakat Hindu. Misalnya, di Tabanan, Desa batuaji, Penulisan dan Samsam di kecamatan Kerambitan telah melaksanakan rangkaian upacara Melasti ini pada hari Minggu, 27 Februari 2011 lalu. Demikian pula dengan umat Hindu di Kalimantan Barat, mereka memusatkan rangkaian upacara Melasti di Pantai Kijing.


Umat Hindu percaya, bahwa dengan melakukan ritual prosesi Melasti, berbagai kesaktian dan kesucian benda pusaka akan selalu terjaga, merupakan upaya menghormati dan menghargai benda yang telah diwariskan oleh para leluhur, dan sebagai bentuk pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Karena bukankah... setiap kelompok masyarakat dan umat beragama memiliki berbagai cara memperlihatkan segala puja dan puji syukur mereka bagi Tuhan ?


Di sisi lain, Melasti juga salah satu bentuk menggalang persatuan dan kesatuan di antara mereka, penyungsung kebudayaan tersebut. Berjalan ber puluh kilometer bersama-sama, menggendong anak di bahu, menjalin nada dalam suara gamelan, menyungsung Jempana, membawa pengider atau tombak, banten. Bergerak menuju segara atau pantai terdekat, dan melakukan prosesi penyucian berbagai benda pusaka tersebut, kemudian kembali menuju ke Pura Desa Pekraman untuk meletakkan / melinggihkan berbagai benda yang di keramatkan tersebut selama 2 hari sehingga hari raya Nyepi berakhir, lalu kembali mengarak benda pusaka untuk disimpan / dilinggihkan di pura panti / pura keluarga / pura dimana sebelumnya benda pusaka tersebut dilinggihkan seperti semula.


Local Genius dalam dunia globalisasi ini telah menunjukkan betapa masyarakat kita sesungguhnya memiliki kualitas dharma dalam berbagai ruang sendi kehidupan ini. Baik itu umat Hindu, Islam, Budha, Kristen dan Katholik, juga Kong Hu Cu. Dengan bersama-sama mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan dharma, menunjukkan keterlibatan batin, antara tua dan muda, tanpa membedakan miskin dan kaya, yang cacat dan tak berpendidikan, semua berkumpul bersama, saling pakedek-pakenyum, paras paros, sagilik salunglung sabayantaka...


Ada yang nepak ceng ceng, pukul gong, membawa banten, mengusung jempana, menggendong anak, menuntun yang tua dan sakit, memegang tombak, dan mengiringi dari belakang, mengawal rombongan dari berbagai Pura. Ada yang berasal dari Pura keluarga / pura pribadi, ada yang berasal dari Pura Desa, Pura Dalem, dan lainnya lagi.

http://berita.liputan6.com/sosbud/201103/322339/Jelang_Nyepi_Umat_Hindu_Gelar_Upacara_Melasti mengemukakan:

Umat Hindu Dharma di Bali mulai menggelar prosesi ritual Melasti, yakni membersihkan pratima atau benda yang disakralkan, mengawali perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1933 yang jatuh pada hari Sabtu (5/3).

Masyarakat Desa Adat Ole dan Desa Marga Dauh Puri, di Kabupaten Tabanan, hari Selasa (1/3) untuk melaksanakan ritual Melasti ke Danau Beratan, Bedugul, Kecamatan Baturiti yang berjarak sekitar 15 km ke arah utara dari desa adat bersangkutan. Memilih hari pertama untuk melaksanakan Melasti itu, didasarkan atas pertimbangan, warga masyarakat mempunyai kesibukan yang sangat padat untuk menggelar kegiatan ritual pada peralihan tahun saka dari 1932 ke 1933. Sebagian besar warga masyarakat Ole tampak ikut ambil bagian dalam kegiatan ritual itu, dengan menggunakan belasan kendaraan maupun sepeda motor menuju lokasi yang berjarak sekitar 15 km arah timur laut dari desa adat bersangkutan.

Ratusan warga berbondong-bondong mengikuti rangkaian upacara Melasti sambil membawa sesaji dan peralatan suci, diiringi alunan musik tradisional Bali (gamelan) yang bertalu-talu. Kegiatan ritual tersebut berlangsung dari pagi hingga sore, baik di danau maupun di lingkungan Desa Adat Ole.

Sementara desa adat lainnya di Bali selain ada juga yang memilih hari pertama, juga bisa hari kedua, ketiga atau keempat sesuai pedoman majelis tertinggi umat Hindu di Bali. Umat Hindu di Bali dalam memperingati pergantian tahun saka dari 1932 ke tahun baru 1933 melakukan serangkaian upacara keagamaan yang diawali dengan Melasti.

Selesai Melasti dilanjutkan dengan melaksanakan upacara Tawur Kesanga pada hari Jumat (4/3), sehari menjelang Nyepi, dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat Provinsi Bali yang dipusatkan di Pura Besakih, kemudian tingkat kabupaten/kota, kecamatan, desa adat hingga rumah tangga masing-masing.

Tawur Kesanga yang berakhir pada petang hari itu dilanjutkan dengan Ngerupuk yang bertujuan untuk menetralkan semua kekuatan dan pengaruh negatif bhutakala, yakni roh atau makluk jahat yang tidak kelihatan secara kasat mata. Keesokan harinya, Sabtu (5/3), umat Hindu merayakan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1933 dengan melaksanakan Tapa Berata penyepian. (Ant/ARI)


http://berita.liputan6.com/sosbud/201102/322103/Umat_Hindu_Tengger_Gelar_Upacara_Melasti menjelaskan :

Ribuan umat Hindu dari Suku Tengger menggelar upacara melasti atau labuhan suci di Pantai Watu Pecak, Lumajang, Jawa Timur, Ahad (27/2). Beragam sesaji hasil bumi dibawa ribuan umat Hindu dalam upacara yang bertujuan untuk mensucikan alam semesta dan mensucikan diri dari segala kotoran tersebut.

Upacara yang merupakan rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1933 dilakukan di laut sebagai simbol peleburan, dimana seluruh air akhirnya akan masuk ke laut. Dalam upacara ini juga dibuang binatang ke tengah laut sebagai simbol membuang enam sifat buruk manusia, yaitu kama atau nafsu biologis, rakus, kemarahan, madha atau kemabukan, kebingungan, dan sikap iri hati.(ADO)


http://www.balistarisland.com/Balinews/BaliNews-Apr0601.htm menjelaskan bahwa :

Melasti Ceremony / Hindu Symbol Purification in Parade

Bali owns immeasurable culture where every day we can find the Hindu ritual in the island, which is famous known as an Island of the god. One of important ceremony in Hindu rituals is Melasti or purification the Pratima (god symbol) and other Hindu Religion symbol at the beach. This Melasti Ceremony is conducted once a year in conjunction with the big Hindu Holiday called Nyepi Day/ silent day. The Melasti event is generally done three-day before Nyepi day or depends to the local custom countryside rule. At the Melasti celebration, all Hindu people in Indonesia especially in Bali troop to carry the holy symbol of Hindu religion to the sea to be cleaned and looked at the alongside road the parade of Umbul-umbul symbol and others. It is also accompanied by the gamelan traditional enliven this event.


Jadi, ada yag memulainya terlebih dahulu, ada yang lebih dekat ke perayaan Hari Raya Nyepi, tergantung masing-masing kebijakan yang diambil.


Parade in the Spirit of Balinese Religious

It is a beautiful view in Melasti celebration that you can find in Bali if you pay a visit to Bali Island before the Nyepi Day where entire Hindu people in Bali come trooping to local temple and carry the symbol of the infinite and other Hindu religion to sea. This celebration is very amazing where Hindu people with their typical clothes walk to the sea accompanied by the traditional gamelan the same time bring the pennon (Umbul-Umbul) and other symbols. After cleaning the symbol of the infinite or other Hindu symbols, entire Hindu people return to rural to bring back its symbols to each temple. There is a happened unique view here where some Hindu people experience of the Kesurupan (occurrence of outside its consciousness nature) designating the ceremony run at ease. Multifarious offerings have been prepared inclusive Balinese Traditional Dance welcome the deity arrival and its symbol from the sea before placed in each temple. This matter represents the important shares from celebration of big holiday of Hindu people where Hindu People will celebrate the Nyepi Day. at the (time) of Nyepi day, entire/all people hindu will experience the Brata Panyepian (Abstention of Feast Day Of Ramadan Nyepi) that is Amati Geni is may not fire the fire, Amai Krya is may not work the, Amai Lelanguan is may not travel and Amai Lelungan [is] may not voice to ossify. By running this four abstention was clear the circumstance in Bali Island is very silent and there no vehicle run on the road, no light is on and no activities. This matter is the unique event in world and represent the fascination make the tourist come to Bali .


Ehm....

Semoga semangat Melasti / Mekiyis / Melis selalu membuat kita menjaga kebijakan dan kebajikan dalam hati. Semoga cinta kasih Tuhan, Ida Sang Hyang Perama Kawi, terwujud pula dalam hati sanubari kita, terjaga slalu, dalam pikiran, perkataan dan perbuatan yang positif, sehingga hanya shanti yang tertinggal, di bumi dan di hati tiap insani....

Bajik & Bijak, dari Kong Hu Cu


. (克己复 礼为仁 一日克己复礼 天下归人焉《论语 颜渊》
ke ji fu li wei ren, yi ri ke ji fu li, tian xia gui ren yan
Selalu berbuat kebajikan / berlaku bijak
agar selalu dikasihi banyak orang

(礼 云礼云 玉帛云乎哉 礼云礼云 钟鼓云不哉《论语 阳货》
li yun li yun, yu bo yun hu zai, li yun li yun, zhong gu yun hu zai
Hanya mereka yang mencintai yang mampu memberi dengan tulus ikhlas



何为其然也 君子可逝也 不可陷也 可欺也 不可罔也 《论语 雍也》
he wei qi ran ye, jun zi ke shi ye, bu ke xian ye, ke qi ye, bu ke wang ye
Kita bisa menguji seseorang,
namun jangan pernah memperdaya / menjebaknya...
Itu, kagak betina, uuupps, jantan, tau !!

始 吾于人也 听其言而信其行 今吾 于人也 听其言而观其行 《论语 公冶长》
shi wu yu ren ye , ting qi yan er xin qi xing . jin wu yu ren ye ting qi yan er guan qi xing

Berani berkata, berani berbuat, berani bertanggungjawab
Ksatria tidak akan pernah berpaling dan pergi.