Kamis, 26 Mei 2011

Kisah di balik perjalanan



Penugasan mengikuti Seminar Indonesia Herb Festival di Klapa, New Kuta - Pecatu Bali pada hari Kamis, 26 Mei 2011 membuat aku bersama ibu IGA Mirah D. berusaha melaksanakan dengan baik. Walau surat penugasan belum di peroleh, dan baru dihubungi Rabu sore, bukan berarti tidak perlu menyusun rencana jitu. Rumah Ibu MIR yang terletak di pusat kota, sementara aku pada route yang lebih dekat, membuat kami memutuskan bahwa beliau akan berangkat dengan bis kampus. Kemudian kami baru akan bertemu di simpang Patung Dewa Ruci untuk bersama-sama dengan motor menuju ke Pecatu.


Namun apa mau dikata, bis kampus tercinta mogok jalan, dan akhirnya sungguh terhenti di jalan raya bypass IB Mantra. Well, aku masih coba bertahan menanti dengan sabar. setelah setengah jam berlalu, akhirnya kujemput ibu cantik ini di tempatnya menanti, dekat pura Tanah Kilap. Kami lalu melanjutkan perjalanan dengan astrea 800 tercinta.


Tiba di gerbang utama jalan masuk mengarah ke Kuta New Resort ini, waktu wudah menunjukkan pukul 8.30 pagi. Hmmm, kami terlalu siang tiba. Pemandangan indah laut selatan menyapa kami tatkala memarkir motor di area parkir kendaraan. Atap gedung hotel yang berbentuk piramida dari kaca memantulkan cahaya matahari, hingga terlihat megah berkilau, dan menjadi pusat perhatian yang indah dari hotel tersebut.


Ternyata, saat tiba di lobby ruang seminar kami, di Klapa, registrasi masih berjalan. Kutemui Ibu Oka Yuniari, Pak Tonsen, Pak IGM Iwan Dusanta, Pak Ngakan Putu Saputra. Kami wakil dari STPNDB. Ada juga peserta dari sekolah pariwisata lainnya, dari berbagai instansi, dan dari para praktisi tanaman obat.


Ibu Oka bercerita mengenai upayanya yang tiba pagi dini hari di antar oleh suami tercinta. Hmmm, sungguh sebuah upaya penuh perjuangan untuk mencapai prestasi kerja terbaik, membantu penyelenggaraan Indonesia Herb Festival ini. Mobil yang ditumpangi bersama mengalami kecelakaan lumayan parah.


Ahh...

Kami berasal dari berbagai macam latar belakang, dengan berbagai macam kisah yang menyertai, atas berbagai rupa kepentingan dan kesibukan yang mewarnai hari-hari, berlandaskan berbagai motto yang kami miliki, namun, dengan sebuah usaha dan kerja keras, tentu hasil akhir yang diharapkan akan mampu menjadi indah. Entah apa pun kendaraan yang kami tumpangi, baik hanya berjalan kaki, dengan ber motor ria, naik mobil, pesawat, kapal, becak..... kita semua berusaha menggapai tujuan kita.


Namun, sesungguhnya, bukan hasil akhir yang akan menjadi penanda keberhasilan. Tapi proses yang kita lakukan dalam menggapai tujuan atau hasil akhir itu sendiri. Semoga setiap orang mendapat kesempatan untuk menjadi semakin bijak dan dewasa dari hari ke hari.....



Indonesia Herb Festival di Pecatu, New Kuta Resort, Klapa.








Jumpa Pinandita Prof. Pitana pagi ini di acara seminar yang kami hadiri, sungguh di luar perkiraan kami. Baru kemarin sore, saat sedang bersiap mengajar ke kelas, Ibu Oka Yuniari masuk ke ruang dosen Administrasi Perhotelan. "Pak Sabudi ditugaskan untuk menghadiri Indonesia Herb Festival di Pecatu esok hari oleh lembaga" demikian ujarnya. Namun berhubung Pak Sabudi ada tugas lain yang tidak bisa dihindari, maka aku dan Ibu IGA Mirah Darmayanti yang diminta berangkat memenuhi undangan tersebut. Dalam fotokopian surat undangan yang kami terima, STPNDB mendapatkan 4 buah undangan gratis sebagai imbalan atas sumbangan tarian pembukaan dan penutupan acara seminar yang akan dibuka oleh Bapak Menbudpar dan dihadiri oleh Ibu Ani Yudoyono.

Jadi terkenang saat-saat aku bersama ibu MIR menjadi murid beliau di Pascasarjana UNUD beberapa tahun silam. Kami mengagumi alur berpikir bapak prof" demikian biasa kami menyapa, yang bisa menjelaskan informasi dengan berbagai data secara runtut dan lugas, sehingga bisa diterima oleh kami yang berasal dari berbagai latar belakang.

Indonesia Herb Festival diselenggarakan oleh Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta, bekerja sama dengan SIKIB (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu), PDHMI (Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia), PATA (Pacific Asia Travel Association / Indonesia Chapter), dan di organisasi oleh OCI (Quantum Convex International). Pembawa acara dari Metro TV, Ibu Prita Laura yang sungguh cantik, bertugas sebagai moderatornya. Tarian pembuka< Sekar Jagat, disumbangkan oleh lima orang mahasiswi yang diasuh oleh ibu Oka Yuniari.

Pada keynotes speech nya, Pinandita Prof. menjelaskan bahwa betapa potensi Indonesia dengan 934 ribu spesies tanaman herbal, dan 3000 spesies yang termasuk tanaman antiopksidan sesungguhnya belum diupayakan secara maksimal. Sejak jaman nenek moyang, bangsa indonesia sudah dikenal sebagai bangsa yang menghargai dan sudah mengaplikasikan tanaman ini dalam berbagai aspek kehidupan. Itu terungkap dalam Serat Centhini, yang berfungsi sebagai primbon tentang pengobatan herbal di nusantara ini, juga pada beberapa suku dan budaya lain, seperti Bugis, bahkan Bali yang terkenal dengan Ayur Wedanya, pada lontar Bali Usadha, tentang beberapa metode pengobatan dimana di dalamnya dengan menggunakan tanaman. Ini mengantarkan Indonesia juga turut dikenal dengan The Blessed Archipelago dengan herbal sebagai salah satu bentuk etnoscience nya. Hmmm, sungguh, jika benar-benar digali dan diteliti berulang kali, dan diaplikasikan dengan baik, dunia herbal semakin mendapatkan kedudukan mulia sebagai tanaman obat atau antioksidan.

Ibu Rossy Anton Supriyanto dalam keynotes speech juga menyampaikan hal senada. Ibu Rossy yang Upaya pemerintah untuk menunjukkan kepedulian pada peningkatan pemahaman masyarakat akan dunia herbal ini telah turut mendorong lahirnya 253 Rumah Pintar, 400 Mobil Pintar, dan 3 Kapal Pintar yang tersebar di berbagai Propinsi dan kota di seluruh Indonesia.

Bapak dr. Hardhi Pranata menjelaskan, terus menguatnya posisi tanaman obat diperlihatkan oleh data pada tahun 2003, jumlah omset tanaman obat itu sendiri bernilai 2,5 trilyun, namun pada tahun 2010 meningkat hingga 8 trilyun. Sungguh sebuah data fantastis. Namun tentu pengkajian lebih jauh lagi, seberapa besar dari tanaman obat tersebut bisa sungguh diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan, bagaimana dengan kadar keamanan dan kebersihannya, termasuk di dalamnya, dosis takaran yang sesuai. Bagi seseorang dan orang lainnya, tentu berbeda pula kebutuhan dan penanganannya. Lagi pula kini, seiring dengan perkembangan dunia global, tanaman obat ikut terlibat dalam bidang tourism, karena sesungguhnya tourism itu sendiri adalah sebuah kegiatan yang lintas sektoral, multi sektoral. Orang bisa berlibur sambil menikmati tanaman herbal yang hanya ada didaerah yang dikunjunginya. atau melakukan banyak kegiatan yang berkaitan dengan dunia herbal dengan liburannya.

Sessi pertama dengan topik Community-Based Herb Development disampaikan oleh bapak Hasanuddin Ibrahim, selaku Director General of Horticulture Ministry of Agriculture of the Republik of Indonesia, bersama dengan ibu Murdijati Gardjito, selaku Departemen of Nutrition and Food Technology, Faculty of Agriculture Technology, Gadjah Mada University.

Sessi kedua berlangsung dengan topik Healthy and Beauty Herb Cosmetic, dengan pembicara ibu BRA Mooryati Soedibyo dari PT Mustika Ratu Tbk. Juga Ms. Windy Yang, Spa Lady from TMTDA (Taiwan Medical Tourism Development Association). Dan bapak dr. Hardhi Pranata, selaku chairman of IMAHM (Indonesian Medical Association in Herbal Medicine.

Sessi ketiga berlanjut dengan pembahasan Temulawak as The Indonesian Traditional Herb Welcome Drink oleh Vice Director of Graduate School Trisakti Institute of Tourism.

Setelah istirahat sejenak, para peserta seminar menikmati makan malam dengan dihibur kembali oleh tarian yang disuguhkan oleh mahasiswi-mahasiswi STPNDB. Hmmm, sungguh sebuah perjuangan yang tidak mudah oleh Ibu Oka Yuniari untuk menghantar mereka pentas pada pagi hari, sekaligus juga pada acara penutupan di malam harinya.

.

Ngaben


Tuhan hadir dengan cara yang tak kita kira dan tak kita harapkan....... Namun Beliau selalu hadir demi hal yang terbaik bagi kita semua, bukan demi hal yang kita perkirakan akan jadi yang terbaik bagi kita.


Aku sangat percaya pada karma yang bakal terlahir dari setiap pikiran, perkataan, dan perbuatan yang kita rencanakan, kita laksanakan, dan kita akhiri.....



Disaat memutuskan akan melakukan ngaben di kampung halaman Bapak, Kerambitan Bali, bagi mendiang bapak yang telah kami aben di Pontianak, aku sudah sangat yakin. Emak sudah menyanggupi di saat awal, agar semua bisa berkumpul, akan dicarikan jadwal pas saat sedang liburan sekolah. Kakak dan adik juga sudah menyanggupi urun rembug dan urunan soal biaya. Namun ternyata, ada banyak hal yang jadi bahan pertimbangan emak dan kakak serta adik2ku. Hingga kami berkali bersilangpendapat. Ngaben kali ini akan berlangsung di Kerambitan awal Juli, namun kemudian, keluarga di Jeroan mengatakan, dewasa yang bagus adalah 13 Juli 2011.

Emak di Pontianak bersikeras menunggu hasil penjualan rumah warisan, dan kami bersaudara diminta Emak untuk harus pulang dulu untuk rapat kembali mematangkan segala sesuatu... Sedang si kakak beserta keluarga ada di Jakarta, adik bungsuku ada di Jakarta pula sekeluarga, si Tengah, di Pontianak beserta keluarganya pula. Hla, si bungsu ini baru saja tiba dari Eropa seminggu lalu, dan bakal berangkat lagi ke Eropa minggu depan. Dia kerja di perusahan Obat, PT Tempo. Kakakku baru pensiun dari perusahaan asing, dan kini memulai usaha butik kecil-kecil an. Si Tengah, memiliki usaha ternak lele yang lumayan berhasil. Hmmm, sungguh repot bila harus mengumpulkan keluarga yang sudah berkembang ke segala arah dan penjuru. Hehehe.

Aku sudah mencoba menjelaskan pada Emak dan para saudaraku, akan kucoba mengambil alih semua beban dan tanggungjawab ini untuk sementara waktu, yang penting, upacara bagi mendiang bapak bisa segera terlaksana. Walau hati lumayan kebat kebit. Tidak gampang dan tidak seindah bicara rencana di atas kertas dengan fakta di lapangan. Bahkan, uang pun aku tidak punya.

Tangal 13 Juli, berarti, sejak awal Juli kami sekeluarga sudah harus berkumpul di kampung halaman. Dan, saat itu adalah sedang libur sekolah. Tidak terbayangkan, tiket pesawat, ongkos transport, berbagai kebutuhan meningkat berlipat2. Biaya yang diperkirakan, bisa naik berlipat-lipat. Apalagi, mendiang Bapak, juga Emak, merencanakan ingin melaksanakan ngaben massal, membantu orang lain yang tidak mampu di kampung halaman Bapak. Termasuk, jika ingin melaksanakan rangkaian upacara bagi anak dan cucu lainnya, seperti, potong gigi, nyambutin, ngotonin, dll......

Namun ternyata Tuhan memberikan jawaban atas segala doaku siang dan malam..... Upacara bapak terpaksa ditunda 3 bulan lagi karena ada Karya besar, upacara di salah satu pura di kampung halaman kami. Secara bergotong royong, kami mencoba mengumpulkan dana bagi biaya yang diperkirakan akan kami perlukan bagi upacara bapak. Dan.... para saudara bisa berkumpul semua pada saat upacara tersebut diperkirakan bakal berlangsung. Juga... saat itu sudah bukan saat liburan sekolah. Saat itu pula, seluruh rangkaian program perkuliahanku di program pascasarjana S3, program studi Kajian Budaya Universitas Udayana sudah selesai terlaksana. Tinggal melaksanakan penelitian ke lapangan.

Ah.... Astungkara, Ida Sang Hyang Widhi Wasa... Engkau sungguh hadir dan bekerja dengan cara-cara yang sungguh tidak terduga. Aku jadi semakin takjub dan tidak akan menyangkal kebesaran nama Mu..... Abhayam Mirtrad Abhayam Armirtrad...... Tidak ada lagi yang bakal membuat ku takut dan ragu akan kebesaran nama Mu.....

Rabu, 25 Mei 2011

Seleksi wawancara PMDK STPNDB


Selasa, 23 Maret 2011. Aku terdaftar dalam susunan para dosen STPNDB yang harus mewawancarai para kandidat calon mahasiswa yang mendaftar melalui jalur Penulusuran Minat dan Bakat hari ini. Namun kemarin malam pak Made Suniastha, kepala suku kami di Program Studi Kajian Budaya S3 Universitas Udayana mengirim shot messaging service via mobile phone ku. Teman2 angkatan 2010, pagi ini pukul 8 kita harus mengikuti mata kuliah Kapita Selekta dari Doktor Mudana. Semua diwajibkan hadir, itu pesan dari bapaknya" demikian isi pesan singkat tersebut.

Hmmmm.
Hidup terkadang penuh dengan problema dan tantangan. Maka, dibutuhkan perjuangan dan semangat untuk menjalani ini semua. Terjaga pukul 5 pagi, aku bersiap untuk anak-anak yang sedang berjuang pula hadapi ujian akhir semester mereka. Adi terjaga dari tidurnya, mandi dan melanjutkan belajar. Yudha selesai mandi masih bersantai di tempat tidurnya. Ku persiapkan sarapan pagi dengan segelas susu dan roti bagi mereka, juga bekal nasi untuk dibawa ke sekolahnya. Suami membantu dengan merapikan isi kamar dan menyiram halaman mungil kami. Simbok tiba dari rumah sebelah dan mulai mempersiapkan bahan untuk dimasak bagi makanan kami sekeluarga.

Pukul 7 pagi, anak-anak berangkat menuju sekolah mereka. Aku juga bergegas ke kampus Pasca Sarjana di jalan Sudirman. Kuliah kami, S3 Kajian Budaya terletak di lantai 3. Ku parkir motor tercinta, Astrea 800, di depan gedung perpustakaan, dan segera bergabung dengan rekan-rekan kuliah lainnya. Ada Pak Agung Putra Pemayun, ada Bu Maria Mathildis Banda, ada Pak Cita, Pak Purana, Pak Pulumun, bu Ida Gemawati Monda, Bu Tejawati dari Unwar, Bu Suci, dan lain-lain.

Doktor Mudana tiba pukul 8 pagi. Kutemui dia, kujelaskan bahwa tidak bisa mengikuti perkuliahannya. Dan mohon kebijaksanaan untuk mendapatkan ijin meninggalkan ruang kuliah. Tentu tidak etis menjelaskan alasan kepentingan ini, karena dia bakal tersinggung jika lebih memilih kepentingan yang lain. Astungkara..... beliau mau mengerti. Padahal sudah sempat waswas, mengingat beliau kemarin sempat marah pada kelas kami. Hohoho.... Hidup adalah sebuah pilihan. Jika beliau marah juga, dan harus mendapat sanksi, ya mau bilang apa lagi. Kita tetap harus bertanggungjawab terhadap pilihan yang kita ambil, bukan?

Jadi teringat perjalanan perjuangan untuk menempuh pendidikan hingga ke jenjang ini. Banyak penjegalan, pandangan sinis, bahkan kurangnya dukungan dari rekan kerja sendiri. Hmmm, ingat karma saja deh. Jika ada orang yang ingin maju, kenapa harus dijegal? Jika kita bisa merangkum banyak pihak dan memberi motivasi pada orang lain, memberi kesempatan bagi mereka mewujudkan prestasi yang bisa mereka capai, bukankah, ini sama artinya dengan memelihara persahabatan dan kekeluargaan? Siapa bisa mengetahui dengan pasti perjalanan kita di masa depan? Mempersulit orang lain, sama dengan memelihara musuh, dan.... kita harus bersiap pula terhadap balas dendam. Bukan hanya untuk mecik manggis dan bermuka manis terhadap atasan atau para pejabat, namun terhadap mahasiswa dan orang kecil, bahkan orang yang tidak kita kenal sekalipun..... berusaha untuk menanam karma baik.

Well....
Pukul 8.15 pagi. Selesai di kampus Sudirman, sekarang saatnya menuju kampus Nusa Dua. Wawancara terhadap calon mahasiswa dijadwalkan berlangsung pukul 9 pagi. Namun mereka harus berkumpul dahulu untuk mendapatkan penjelasan program di Genitri lantai satu, agar benar-benar sungguh paham dan tidak salah arah karena pilihan jurusan yang tidak sesuai nantinya. Setelah itu baru mereka menuju ke ruang yang telah ditetapkan untuk mengikuti wawancara. Aku terjadwal di Genitri lantai 2, ruang GB 203. Melakukan wawancara terhadap calon mahasiswa dari jalur PMDK ini bersama pak IB Widana dan Pak Tonsen.

Dan.... 30 menit berhasil kutembus dengan naik motor dari Sudirman menuju Nusa Dua naik motor dengan kecepatan 70 hingga 100 km per jam. Tiba di ruang Administrasi Perhotelan, waktu menunjukkan pukul 8.45. Masih cukup waktu buat mengecek email, juga memeriksa skripsi dari mahasiswa yang kubimbing. Kemudian bergegas menuju ruang wawancara. Kulihat daftar peserta. Woooww, 20 orang kandidat. Wah wah wah... alamat baru selesai sore hari nih. Tetap Swaha dan astungkara deh...... hehehe.

Selasa, 24 Mei 2011

Message for My Child


I can give you life.
but I can't live for you.
(Aku ga akan selalu ada untukmu, anakku.....)

I can give you instruction
but I can't tell you where to go.
(Aku dapat memerintahkanmu, tapi gakkan bisa memaksamu selalu...)

I can give you liberty
but I can't help you to protect it.
(Aku dapat memberi kebebasan bagimu,
namun gak kan selalu bisa menyediakan kebebasan itu bagimu)

I can teach you the difference
between good and bad,
but I can't make the decision for you.
(Aku dapat mengajarmu tentang perbedaan yang ada antara baik dan buruk,
namun ga bisa selalu mengambil keputusan untukmu,
kau yang harus membuat keputusan yang sesuai bagi dirimu)

I can give you advise
but I can't accept it for you.
(Aku dapat menasihatimu,
namun tidak selalu bisa menerima setiap nasihat yang diberikan berbagai pihak bagimu,
kau yang harus lakukan ini sesuai dengan dirimu sendiri)

I can give you love
but I can't force you to receipt it.
(Aku dapat memberikan cintaku sepenuh hati bagimu,
namun aku juga tak dapat memaksamu untuk menerimanya,
karena mungkin caranya keliru menurutmu)

I can teach you to share
but I can't stop you from being selfish.
(Aku dapat mengajarimu untuk berbagi,
namun aku juga tak dapat mengelak jika dikau menjadi orang egois)

I can teach you to respect
but I can't make you be respected.
(Aku dapat mengajarimu bagaimana cara menghormati dan menghargai orang lain,
namun aku juga tidak dapat memaksa tiap orang untuk menghormatimu selalu...)

I can counsel you about your friends
but I can't choose them for you.
(Aku dapat membimbingmu bagaimana cara menghadapi para sahabatmu,
namun aku tak dapat selalu memilihkan teman yang sesuai bagimu)

I can teach you everything
you need to know about sex
but I can't make you act responsibility.
(Aku dapat mengajarimu mengenai tiap hal, khususnya tentang seks,
namun aku tak dapat selalu mengajarkanmu untuk menunjukkan jalan yg tepat)

I can talk to you about drinking
but I can't say "no" or "just one" for you.
(Aku dapat bicara denganmu tentang berbagai jenis minuman,
namun aku juga tidak dapat memaksamu dan melarangmu minum)

I can warn you about drugs
but I can't stop you from using them.
(Aku dapat mengingatkanmu tentang bahaya mabuk,
namun aku tidak selalu bisa mengawasi atau melarangmu)

I can teach you about charity
but I can't make you be generousity.
(Aku dapat mengajarkan padamu mengenai sungguh mulianya beramal / yadnya
Namun aku tak dapat selalu membuatmu bermurah hati terhadap siapa saja)

I can pray for you
but I can't make you walk with God.
(Aku akan selalu berdoa untukmu,
namun aku juga tidak selalu bisa memaksamu berjalan di jalan Tuhan)

I can talk to you about living eternally
but I can't give you eternal life.
(Aku dapat berceritera mengenai keabadian hidup,
namun aku tidak bisa memberimu hidup yang abadi)

When everything is said and done
everybody decides for him or her
how they will live their life.
(Bila segala sesuatu dikatakan, dilakukan, dan diputuskan oleh orang lain,
bagaimana mungkin orang ini bisa berjuang mengatasi segala sesuatunya sendiri???)

I love you, I accept you,
and I hope with all my heart,
that you make the right decision
in your life......
(Anak-anakku terkasih, aku mencintaimu, menerimamu apa adanya....
Aku berharap, kalian akan selalu mengambil keputusan tepat bagi diri kalian,
dan, bertanggungjawab terhadap keputusan tersebut......)

(Patrick Atkinson)

The Cake of Friends


Preheat the oven of love,
With plenty of secrets & hugs.
Mix in giggles and laughs,
That make your sides split in half.




Bake with the love and care,
And all the things you both should share.
Decorate with the frosting of trusts,
This is really a must.

Enjoy the cake do not eat it fast,
Just like your new friendship make it last.

Senin, 23 Mei 2011

Seleksi PMDK STPNDB


Fidelia Vincentiani Widadi....

Seindah choir yang dia senandungkan dengan bukti berbagai kejuaraan yang dia menangkan. Mulai dari Mixed Youth Choir oleh ITB Bandung, International Mixed Youth Choir di Penang, Malaysia, Mixed Youth Choir di Jember, dan The Best Female Choir..... Seindah kemampuan beberapa bahasa yang dia kuasai dengan fasih, dan talenta yang dia aplikasikan dengan baik.....

Dewa Made Ary Marsutayasa.....

Dalam kondisi sakit sekalipun, dia menempuh perjalanan panjang 3 jam ber motor ria dari Singaraja bersama sang kakak. "Baru saja tiba tadi pagi, dan pukul 13.00 belum makan siang" ujarnya perlahan... Demi sebuah langkah awal loncatan ke masa depan yang dia impikan. Mengikuti seleksi wawancara di STPNDB.

Tony Extranto....

Setelah rumah yang ditempati sekeluarga tergusur karena perluasan bandara. Penguasaan lapangan yang dimilikinya buktikan dia teruji sebagai enterpreneur sejati dalam dunia band. Namun ingin menguji dan mengasah ketrampilan di dunia pariwisata.

Kalian hanya segelintir dari banyak orang-orang hebat yang kutemui dalam perjalanan hidupku. Juga banyak orang yang berjuang atasi segala problema kehidupan. Namun semuda ini, terukir jelas di wajah dengan semangat bergelora dalam berpijak langkahkan kaki. Yang datang dari berbagai lokasi, dengan berbagai latar belakang situasi dan kondisi, dan beraneka minat serta kemampuan yang dimiliki..... mengikuti seleksi PMDK STPNDB hari ini. Kalian lah pemilik masa depan negeri ini.

Hidup tidak selalu se indah dan se mudah yang kita harapkan.... Tidak selalu sama seperti yang kita impikan. Namun, dengan selalu berusaha menjalani sebaik mungkin setiap proses yang ditemui, maka kepakkan sayap kalian terbang menjulang tinggi menggapai apa yang diinginkan. Jadilah yang terbaik dari segenap yang kalian miliki.

Selamat datang, wahai calon mahasiswa STPNDB.

Sabtu, 21 Mei 2011

1st Inflorisity The Bigges Flower Arrangement Competition in Bali, again.....






Jum'at, 20 Mei 2011. Hari keramat bagi bangsa ini. Hari Kebangkitan Nasional. Bangun di pagi hari, segera kupersiapkan sarapan pagi bagi anak2, sambil memasak nasi, kujemur baju yang sudah di cuci. Well, tidak ada simbok, tidak berarti keluarga dan kerja terbengkalai. Maka, anak2 selesai tepat waktunya sebelum si putra sulung mengantar adiknya berangkat sekolah di SDN 3 Denpasar, dan langsung menuju sekolahnya sendiri. SMAN 1 Denpasar. Masing2 di tas mereka telah tersedia se bungkus nasi untuk bekal makan siang, dan se botol air minum. Sengaja kubelikan air minum botolan, karena sering kali hilang atau tertinggal, jadi, tidak terlalu sakit hati karena seringkali mereka lakukan itu, hehehe.....

Lalu bergegas aku berangkat menuju Nusa Dua. Hari ini mahasiswa Sekolah Tinggi Nusa Dua Bali Program Studi Diploma IV Manajemen Administrasi Perhotelan mengadakan Program Aplikasi Manajemen mereka, dengan topik, 1st Indonesia Flower Competition. Hari ini adalah hari pertama dari rangkaian program APM yang mereka laksanakan. Wajah cerah para mahasiswa yang kutemui di Gedung Widyatula MICE kampus STPNDB menyapa ramah tiap peserta lomba yang tiba bersama rombongannya masing2. Ada dari berbagai Florist team masing-masing hotel, dari institusi atau lembaga pendidikan, misalnya Discovery Kartika Plaza Hotel, The Laguna Beach Resort, The Patra Bali Resort, SMKN 2 Singaraja, Jepun Florist, Bunga Ayu, Nikko Hotel, Ayodya Hotel, Sekar Sanur, hingga total berjumlah 15 peserta. Namun pada akhirnya, 13 peserta yang total tercatat siap untuk berlomba.

Setelah selesai acara pembukaan oleh bapak Ketua STPNDB, Dr. Nyoman Madiun, M.Sc., para peserta lomba diberi kesempatan merangkai bunga dengan berbagai median yang telah mereka persiapkan. Ada beberapa kriteria yang telah ditentukan oleh panitia Lomba. Dewan juri terdiri dari bapak Andi Djati Utomo, ibu Weni Susanti selaku ketua Ikatan Perancang Bunga Indonesia cabang Bali, dan Ibu Ketut Iswarini dari STPNDB sendiri.

Acara yang digawangi oleh Manager, Ida Bagus Gede Ary Mahaputra ini merupakan salah satu bagian dari mata kuliah mahasiswa/i Administrasi Perhotelan (ADH) pada semester 8, yang bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu manajemen yang telah didapat selama mengikuti perkuliahan di STP Nusa Dua Bali. Dan, para mahasiswai ADH B angkatan 2007 mempersiapkan APM yang memadukan seminar dan kompetisi mengenai florist tanggal 20 dan 21 Mei. Tema ini dipilih karena mengingat peranan penting dari florist untuk menunjang bisnis perhotelan dan event organizer, namun bidang florist ini kurang mendapat perhatian. Melalui acara ini, diharapkan dapat lebih mengenalkan florist dan membedah seni dan trend terbaru mengenai florist. Dalam acara ini, akan menghadirkan Bapak Andy Djati Utomo sebagai pembicara, beliau adalah direktur perangkai bunga Indonesia. Selain menghadirkan pembicara berkaliber nasional, Infloristy 2011 ini juga didukung dan bekerjasama dengan berbagai organisasi di bidang pariwisata dan florist seperti, PHRI, BHA, dan IPBI Bali. Peserta dalam kegiatan ini pun beranekaragam, mulai dari kalangan akademis, pengusaha florist, perhotelan, dan individual (pencinta bunga).

Setelah rangkaian acara kata sambutan tuntas terlaksana, ke tiga belas peserta lomba dipersilahkan bekerja selama 90 menit. Seluruh pendamping dan berbagai pihak yang tidak berkepentingan diminta meninggalkan ruang utama di gedung Widyatula MICE STPNDB ini.

Aku bergerak ke gedung Genitri blok B lantai 1. Ada acara Bedah Buku. 9 Summers 10 Autumns karangan Iwan Setiawan. Kegiatan yang digalang oleh pemuda Rohis STPNDB ini dibuka dan dihadiri oleh bapak Wisnu Bawa Tarunajaya, Bapak DGN Byomantara, Ibu Mitha, Ibu Indah.

Hmmm, kutemui Dani di meja penerima tamu. Pada bagian dahi kirinya terdapat perban yang cukup besar. Matanya membengkak dan terlihat lebam menghitam. "Terjatuh di jalan dan mencium aspal, bu" Sahutnya sambil menutup dahi yang berisi perban dengan tangannya. Aahhh, padahal dia saat itu sedang dalam perjalanan untuk melakukan interview bagi penempatan trainingnya di hotel Four Season. Sungguh kasihan. Hanya tanggungjawab dan rasa kebersamaan yang mendorongnya untuk segera hadir dan terlibat dalam acara ini.

Hidup sungguh keras, Dani. Engkau sudah buktikan itu dalam perjalanan hidupmu, untuk menempuh pendidikan dan penempatan training, juga proses dalam bekerja sama kelompok. Hidup tidak selalu indah dan semudah yang kita harapkan dan impikan. Mungkin dikau bakal terjatuh berkali-kali, terjerembab dan terhina. Namun teruslah berusaha, anakku.... Kepakkan sayap-sayapmu menjulang angkasa, terbang tinggi untuk meraih segenap harapan dan impian. Jangan pernah menyerah untuk selalu berusaha, di sepanjang kehidupanmu. Pesan ini kutuukan bagi tiap orang di dunia, Dani-Dani lainnya, bahkan termasuk diriku sendiri..... agar selalu bangkit dan bangkit lagi mengatasi tiap problema dalam kehidupan di dunia ini. Pantang menyerah kalah sebelum sungguh sungguh berusaha.

Setelah puas menyaksikan mereka yang melakukan aktivitas di gedung Genitri, segera aku kembali menuju ke gedung Widyatula. Acara Lomba telah selesai, Para Juri telah melaksanakan tugasnya. Para Peserta Lomba sedang diwawancarai oleh Pembawa Acara dari mahasiswa DIV ADH B smt 8. Sungguh2 menakjubkan melihat berbagai kreasi peserta. bagiku, sungguh semua terlihat begitu indahnya..... Namun, tentu harus ada sang jawara. Maka..... Juara Satu menjadi milik peserta dari Duta Orchid dengan rangkaiannya yang dominan dari Anggrek Putih.

Ah ha......
Dan seluruh rangkaian kegiatan 1st Indonesia Flower Diversity 2011 hari ini berakhir pukul 4.30 sore. Besok masih akan ada pula seminar tentang bunga yang bakal diisi oleh bapak Andi Djati Utomo. Hmmm sungguh banyak informasi bermanfaat yang kami dapatkan hari ini. Semoga tahun depan, acara ini masih akan berkelanjutan, dengan tetap diselenggarakan oleh STPNDB tentunya.




Seminar Inflorisity 2011


Sabtu, 21 Mei 2011. Acara hari kedua dari rangkaian program Aplikasi Manajemen mahasiswa DIV ADH smt 8 STPNDB berlangsung. Jika kemarin, Jum'at 20 Mei 2011, bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional, diadakan Lomba Merangkai Bunga di Gedung Widyatula MICE pula, maka kini adalah seminar yang berkaitan dengan Bunga.

Sponsor kegiatan ini berasal dari beberapa supplier bunga, hotel dan media publikasi (cetak dan elektronik) misalnya, Anantara Seminyak Resort & Spa, Novotel Nusa Dua Hotel & Residents, Hard Rock Hotel Bali, Ayodya Resort Bali, Aston Soll Marina Hotel and Conference Pangkal Pinang, Discovery Kartika Plaza Hotel, Nusa Dua Beach Hotel & Spa, Langoon Bali Resort & Spa, The Patra Bali Resort & Villas, Bali Zoo Park, Bali Safari and Marina Park, Bapak Bakery, Bali & Beyond, Phoenix Radio Bali, Sophie Martin, Telkom Flexi, Asri Lestari SPA, WBF (Wahana Bali Flora), D’oasis Florist, PHRI, IHKA, IPBI Bali dan BHA.

Hari ini bapak Andi Djati Utomo akan berbicara megenai bunga. Beliau akan membedah seni dan trend terbaru mengenai florist.

Acara diawali oleh kata sambutan dari Ketua Panitia program Aplikasi Manajemen, sekaligus GM mereka, Ida Bagus Gede Ary Mahaputra, lalu oleh bapak Ferry Markus, wakil DPD PHRI Prop. Bali, Ibu Weni Susanti, ketua Ikatan Perangkai Bunga Indonesia cabang Bali, dan Bapak Pembantu Ketua IV STPNDB yang sekaligus membuka seminar bertema Indonesia Flower Diversity 2011: Revealing The art of Florist ini. Dalam kata sambutannya, bapak Puket IV ini menjelaskan bahwa program Aplikasi Manajemen memberikan pemahaman kepada para mahasiswa, bahwa tidak semata ketrampilan teori dan praktek yang telah di dapat di kampus dan pada masa training saja, namun mahasiswa diberi kesempatan mengeksplore se maksimal mungkin segenap aspek dalam diri yang meliputi ketrampilan dan kemampuan, sikap atau kepribadian, habit atau kebiasaan, dalam sebuah team, yaitu teman sekelas itu sendiri. Dimana dalam team ini, mereka dituntut menjalin kebersamaan dan toleransi dalam hal empati, sigap, dan daya tanggap, tidak hanya dengan sesma anggota kelompok, maupun dengan berbagai pihak di luar kelompok, di sekeliling kelompok mereka. Ibu Weni Susanti berharap bahwa kegiatan ini tidk hanya sekali, namun akan tetap berkelanjutan, karena hanya dengan kegiatan yang berlangsung terus menerus, gemanya akan semakin terasa, dan memberi pemahaman pada dunia, bahwa dunia bunga layak diperhitungkan dan sungguh berarti bagi siapapun. Bapak Ferry Markus berharap bahwa dengan adanya kegiatan lomba dan seminar merangkai bunga ini akan memberikan arti bahwa dedaunan dan bunga dapat menjadi hasil karya yang punya nilai ekonomis tinggi. Kebutuhan hotel dan restoran akan bunga rangkai juga memperlihatkan peningkatan statis yang semakin tinggi.

Selanjutnya, tanpa berlama, panitia langsung menyerahkan pada bapak Andi untuk mengawali sesi pertama seminar pagi hari ini. Pengenalan terhadap berbagai peralatan yang bisa dipergunakan dalam merangkai bunga, prinsip dan berbagai elemen dalam rangkaian bunga.

Sesi kedua yang berlanjut setelah makan siang adalah mengenai Pengelompokan Tipe Materi Flora. Pak Andi mengajarkan bagaimana Flora bisa dikelompokkan dan dirangkai dengan indah. Bahkan, dengan menakjubkan, memberikan contoh 9 hasil rangkaian bung beliau dalam berbagai median sarana. Hasil akhir dari ke 9 rangkaian bunga beliau, dilelang pada bagian akhir acara, dimana hasil lelangnya akan disumbangkan oleh panitia bagi Panti Asuhan.
Rngkaian pertama pak Andy, 13 tangkai bunga gerbra berwarna kuning dirangkai dalam wadah yang pula berwarna kuning, diberi pita double tape pada tangkainya. Rangkaian kedua, daun anggur laut, rumput ular / snack grass, gerbra, bola2 natal diberi hiasan kembang goyang khas Bali, terlihat sungguh unik. Ketiga, bunga bird of paradise, daun palem, terong susu, asparagus bintang, dan chryssant pingpong, dirangkai menjadi indah dalam sebuah wadah persegi empat memanjang. Keempat, pak Andi mmbuat sebuah sandwich dari mawar berwarna merah, di atasnya dihiasi dua buah lilin bundar yang terus dinyalakan hingga acara selesai. Hmmm, bahkan, candle light dinner sederhana pun, bakal terlihat sungguh mewah dan istimewa. Kelima, bahkan dengan sebuah bola yang dihiasi kacang panjang pun, akan dapat menjadi rangkaian bunga indah di tangan pak Andi. Rangkaian ke enam, pak Andi membuat jalinan dari tiga lembar daun palem, lalu menyusunnya saling berkait pada sebuah wadah talam, menghiasi dengan terong belanda, mawar kuning, dan chryssant pingpong. Rangkaian ke tujuh, sebuah spidol berwarna keemasan bisa membantu kita membuat gambar indah pada berbagai dedaunan lebar yang menjadi bagian dari rangkaian bunga yang kita buat. Rangkaian ke delapan, dari beberapa ranting kering yang saling menghadap ke atas, bisa menjadi The Secret Garden yang sungguh menakjubkan di tangan seorang Andi, Sang Pakar Rangkaian Bunga. Ada bunga-bunga balon, gerbra kuning, juga mawar putih yang menyembul dari dalam kebun. Rangkaian ke sembilan, Pak Andi membuat batang2 heliconia dirangkai dengan ranting pohon kering, dihiasi ornamen dari lembaran seng kecil menjadi terlihat artistik.

Hmmm. Sungguh sebuah pengalaman menakjubkan mengenai dunia bunga. Memang benar, tidak dapat dipungkiri, betapa bunga bisa mewarnai indahnya hari-hari kita semua dalam kehidupan. Betapa bunga dan segala aktivitas yang berkaitan dengannya bisa memberi tambahan pengalaman bagi kita semua. Dari Program Aplikasi Manajemen ini, Mahasiswa Diploma IV Administrasi Perhotelan kelas B angkatan tahun 2007 semester 8 belajar mengaplikasikan pengetahuan mereka, bahwa hidup adalah sebuah kesempatan unuk mewujudkan harapan dan impian mereka, mengatasi segala tantangan dan rintangan, baik dalam dunia pendidikan, pekerjaan, pergaulan, dan lingkungan sekitar dimana mereka berada. Dengan niat untuk bekerja sama mengatasi semua itu, mereka berusaha mengeliminir semaksimal mungkin tiap konflik yang bisa merusak konsentrasi dalam mencapai prestasi, hingga tercipta hasil kinerja sempurna bagi mereka pula.

Selamat bagi kalian semua, para mahasiswaku, semoga kalian ukses dalam meniti perjalanan karir dan kehidupan kalian selalu......

Sekilas mengenai Bapak Andi Djati Utomo, Beliau adalah penulis buku A Bridal Bouquet tamatan Interior Design Unniversitas Trisakti angkatan tahun 1994. Lahir pada tanggal 15 Januari 1977 di Semarang. Setelah menyelesaikan pendidikan formal sebagai Interior Designer, ia belajar lebih serius dalam seni bunga dan melakukan perjalanan ke beberapa negara untuk mendidik dirinya sendiri. Tahun 1997, dalam usia 20, ia sudah memenangkan kompetisi nasional bunga. Sebagai seorang desainer flora muda, sekarang ia adalah bunga desainer terkemuka di Indonesia.

Sepanjang karirnya di industri, mengikuti berbagai pameran, juga melakukan demonstrasi untuk amatir serta para profesional, dan ini telah membawanya ke kota-kota besar di Indonesia dan beberapa negara seperti Jepang, Singapura, Malaysia, Thailand, Cina, dan Korea . Dia telah melakukan perjalanan secara ekstensif untuk acara-acara bunga utama sebagai demonstrator, dosen, hakim peserta, dan desainer. Dia juga mewakili Indonesia di beberapa event internasional seperti Floral Floral Bintang di Macau tahun 2005, dan 1st Asian Floral Desainer Uni di Korea, 2006, Singapore Garden Festival pada tahun 2008, dan Putrajaya Bunga di Malaysia 2010.

Andy fasih dalam berbagai bentuk seni desain floral termasuk Eropa Floral Art, Modern Floral Design, Commercial Floral Desain dan Seni Ikebana Floral. desainnya terkenal unik dan kreatif. Karyanya telah ditampilkan dalam publikasi International Florist, seperti Internasional Tahunan Floral Art 06/07 (Belgia Publishing), Fusion Bunga Majalah (Skotlandia-Inggris), Fleur kreatif dan Hari Floral Majalah (Korea).

Andy adalah anggota dan bagian dari komite dari beberapa lokal dan Internasional Floral Organisasi-organisasi seperti:

* Presiden Indonesia Asosiasi Bunga Pinjaman 2008-2012
* Terakreditasi anggota American Institute of Floral Desainer
* Sekretaris urusan Internasional Bab 224 Ikebana Internasional Jakarta
* Anggota Dewan Bunga Dunia
* Anggota Floral Desainer Masyarakat Singapura
* Anggota Komite Asosiasi Bunga Indonesia
* Anggota Komite Ikebana Ikenobo Society of Indonesia

Sejak tahun 2000, ia telah aktif dalam memberikan bunga ceramah kepada siswa di sekolah desain banyak berbeda bunga. Sebagai instruktur dalam desain bunga, Andy sangat senang melihat siswa menyelesaikan kursus dan menguasai seni merangkai bunga. Ia menerima sertifikat dari Departemen pendidikan nasional sebagai Master eksaminator dalam pengujian desain Floral Nasional.

Sekarang ia memiliki studio sendiri, bernama INTUISI Floral ART STUDIO, tempat baginya untuk mengajar murid-muridnya, berlokasi di: Bellezza Permata Hijau, Belanja Arcarde L1 - 35,
Jakarta Selatan. Telp: +62 - 21-373 555 72. E-mail: intuition_floralartstudio@yahoo.co.id.

Jumat, 20 Mei 2011

1st Inflorisity The Bigges Flower Arrangement Competition in Bali


Katakan dengan bunga.....

Ungkapkan sepenuh jiwa,

apa yang hadir dalam untaian masa

Cinta, cita, asa, impian, tugas dan kewajiban kita


Mungkin, bunga akan layu seiring waktu

Namun rangkaiannya akan selalu berceritera

tentang perjalanan meniti pelangi hidup

tentang kisah di balik tiap kelopak bunga

di lekuk tiap kelok daun

yang hadir dan terlahir indah.....


Maka....

DIV ADH B smt 8

menggenggam semangat wujudkan prestasi mereka

hadirkan

1st Inflorisity The Bigges Flower Arrangement Competition in Bali

dalam bentuk dunia bunga,

karena dunia tanpa bunga, garing terasa.....

Dani Muridku Saat Bedah Buku: 9 Summers 10 Autumns


Hidup sungguh keras, Dani....

Dan kau buktikan itu dalam sebagian perjalanan berjuang selesaikan pendidikan.

Terjerembab terjatuh menncium aspal hingga hasilkan 8 jahitan,

mencium aroma RS dalam kelam malam sesali apa yang terjadi,

namun tidak biarkan asa dalam jiwamu berlalu pergi,


Bangkit dan kembali benahi diri,

bersatu bersama teman tuntaskan tugas yang kau emban,

menjalin kerjasama dalam acara Bedah Buku : 9 Summers 10 Autumns.....


Kau buktikan,

hidup tidak selalu mudah dan indah bagi kita semua,

namun hidup pula adalah sebuah pilihan

yang akan mengarahkan kita menjadi semakin bijak dan dewasa.


Teruslah tumbuh.....

kepakkan sayap-sayapmu meraih masa depan yang kau mau dan mampu.

Tumbuhlah anakku, tumbuh dan berkembang selalu,

Bagai Pak Iwan Setiawan katakan :

Life always change, and we are the agents of the changing world.....

Kamis, 19 Mei 2011

Chiko, Anjing Kami Sekeluarga.


Kami bukan termasuk keluarga penyayang binatang yang ekstrem, namun, lumayan sayang deh. Dahulu kami pernah punya anjing ras yang ramah pada siapa saja. Suami membawanya dengan penuh waspada dari Jogja. Dia hilang karena senang jalan2 dan dicuri orang. Kami juga pernah punya beberapa ekor burung, namun karena bukan jodoh, maka ada yang mati atau terbang jauh. Pernah pula memiliki 35 ekor ayam, namun semua pergi pula. Padahal, sudah senang tatkala pak Wirtha teman kantorku menyatakan bakal membayar 350.000 untuk 7 ekor ayam jago yang kumiliki. Karena suami tidak mengijinkan ayamnya dijual, jadi deh ayam tetap di kandang, dan mati karena sakit. Hweleh hweleh.....

Dan kini, dengan 5 ekor anjing peliharaan, se ekor monyet, rumah sudah cukup ramai. Ada Chiko, Benny, Pretty, Lucky, dan Betty, serta si Puyu sang monyet. Dari ke lima ekor anjing tersebut, yang paling tua bernama Chiko. Semenjak Adi, putra sulungku berumur 5 tahun, Chiko sudah bersama kami sekeluarga. Dahulu dia begitu sayang pada anak2. Siapa pun yang datang berkunjung ke rumah, selalu disambut dengan ramah, senang bermain dengan siapa saja. Namun semenjak anak-anak tetangga sering menembakkan pistol mainan dengan peluru kecil padanya, melemparkan batu melalui pagar, dia jadi membenci orang lain.

Pernah seorang anak tetangga yang sering mengganggunya dengan melempar batu, menakut2i, masuk ke pekarangan rumah kami, dikejar dan digigit di bagian pantat. Maka, pagar rumah selalu tertutup rapat. Tidak ada yang berani masuk. Ehm....

Dahulu kami juga pernah punya anjing yang begitu setia. Bahkan, saking setianya, selalu ikut setiap anak sulungku berangkat sekolah. Dia ikut masuk ke dalam kelas, dan duduk di bawah bangku. Kami kewalahan mengikat dan mengurungnya di halaman, karena dia selalu punya cara untuk kabur dan kembali menguntit anakku hingga ke sekolah.

Dan kini, Chiko telah mati. Dia sakit terserang virus parvo. Dokter hewan mengatakan bahwa parvo adalah penyakit yang paling mematikan, karena hanya dalam hitungan jam seekor anjing bisa mati. Padahal, anjing2 kami selalu disuntik, baik suntikan vaksin dari berbagai jenis penyakit, juga waksin anti rabies. Hmmm, mungkin juga karena dia sudah cukup tua. Entahlah, kami harus mengikhlaskan kepergiannya. Anak2 dan suami berduka, karena kami sudah cukup lama bersama dengannya. Namun.... bukankah, hidup dan mati kita tidak bisa mengatur ini semua?

Selasa, 17 Mei 2011

Simbok, mereka ikut mengatur dunia kita.....


Pagi ini simbok pulang. Dia masih terhitung cucu jauh suamiku. Ibunya melahirkan seorang bayi 3 bulan lalu, dan dua hari lagi akan berlangsung upacara nelu bulanin. Hmmm, saat dia berusia 20 tahun, dia mendapat seorang adik baru.

Well.... kuantar dia hingga ke terminal Ubung dengan mengendarai motor bersama anakku, Yudha. Lalu dia melanjutkan perjalanan dengan bis Manis menuju Pupuan. Bersamanya, kutitipkan kado gelang kaki dan tangan bagi bayi, juga beberapa potong pakaian bagi adiknya. Kutitipkan pula, pakaian bayi bagi Wayan Dana yang baru punya cucu, dan anaknya Wayan Sarimi. Wayan Sarimi dulu adalah pengasuh putra sulungku. Bersyukur sekali.... anak-anakku mendapatkan pengasuhan yang cukup baik dari para simboknya. Jaman kini sungguh susah mencari pengasuh anak yang sungguh-sungguh sesuai dengan harapan dan kemampuan. Maka, aku berusaha menjaga toleransi dan komunikasi dengan para simbok. Hehehe....

Contohnya saja, tiap pagi atau tatkala mandi di sore hari, berusaha menyelesaikan cucian baju yang bertumpuk di ember, menyediakan makanan di kulkas untuk selalu siap di masak, hingga tidak perlu repot untuk mondar-mandir ke pasar atau warung. Mereka juga manusia, jika marah atau sedih, wah wah wah... gaswat en berabe dah urusan rumah tangga. Termasuk, sesekali mengajaknya bepergian keluyuran, bahkan, untuk tempat-tempat yang rada jauh sekalipun, yeah, dengan naik motor, karena keluarga kami tidak punya mobil. Misalnya, saat pulang kampung, karena kampung kami berdekatan, ke Pura Batukaru, bersembahyang bersama, ke Pura Tanah Lot, Pura Goa Lawah, bahkan Pura Andakasa.

Jika dahulu para simbok bertahan dalam rentang waktu dua hingga 3 tahun, maka simbok yang terakhir ini, Putu Widi Arini, panggilannya Ayu, sudah bertahan 5 tahun. Hmmmm, lumayan lama. Ia ku sekolahkan di level SMA, pada sekolah Paket Kejar. Pernah ku ikutkan kursus kecantikan dan merias pengantin, hingga belajar memasak kue.

Dan..... kini dia pulkam. Saat orang selesai dengan libur akhir pekan dan libur Waisak, dia pulang kampung untuk melangsungkan upacara nelu bulanin adiknya. Ahhh. Padahal, 2 minggu lalu aku sudah 4 hari ijin dari kampusku karena tidak mengikuti perkuliahan S3 di Program Studi Kajian Budaya UNUD dan tidak mengajar di kampus STPNDB, dengan alasan ponakanku menikah.

Namun, hidup harus penuh dengan toleransi, bukan?? Kita tidak bisa egois dan menempatkan diri kita di atas segalanya. Di atas langit masih ada langit. Dan, aku hidup tidak sendiri, harus siap bersosialisasi, baik itu dengan keluargaku sendiri, dengan keluarga besar, dengan para sahabat, bahkan, dengan orang yang tak ku kenal sekalipun. Maka, ini adalah sebuah pilihan yang kuambil, dan, bukankah kita semua bertanggungjawab pula terhadap pilihan hidup yang kita ambil??

Berhubung aku sudah terbiasa dan bisa atasi urusan rumah tangga, juga kantor, maka yang perlu kulakukan hanya beberapa fleksibilitas. Besok Rabu, Adi dan Yudha bakal masuk sekolah di pagi hari. Baju seragam mereka telah kugantung di depan lemari agar mudah diambil. Bangun pagi bakal kupersiapkan bekal bagi mereka untuk dibawa ke sekolah. Sarapan cukup dengan segelas susu dan setangkup roti. Suami bakal menyelesaikan proyek perpustakaan mininya bersama ipar. Wlo hanya di belakang rumah, namun tentu menguras waktu dan tenaga mereka. Sudah kupersiapkan semur ayam bercampur kentang. Besok pagi tinggal menghangatkan dan menyediakan nasi bagi mereka. Baju telah kucuci bersih dan rapi di jemuran.

Rabu dam Kamis, adalah hari dimana aku memiliki kelas hingga malam, karena mengajar di kelas sore STPNDB. Jum'at, ada Bedah Buku di kampus ku, sekaligus seminar tentang Bunga, Inflorisity 2011, yang merupakan aplikasi manajemen mahasiswa DIV ADH smt 8. Sabtu disertai dengan lomba merangkai bunga, yang diikuti oleh para pekerja di dunia perhotelan. Minggu? aku ingin ikut program pelatihan bagi para terapis SPA. Ehm......

Anak-anakku, kelak engkau akan sadari, bahwa, setiap dari manusia memiliki harapan dan keperluan masing-masing. Dalam menjalin komunikasi dan berinteraksi, terkadang tidak dapat dihindari terjadinya konflik dan berbagai benturan lain. Namun, C'est la Vie, anak-anakku sayang. Inilah dunia. Mau tidak mau, kita semua berada di dalamnya, dan terlibat dengannya. Maka, harus ada keputusan yang kita ambil, baik dalam hal berpikir, berkata dan bertindak. Hidup adalah sebuah pilihan, dan kita bertanggungjawab berhadap pilihan kita tersebut, duka atau tidak..... Termasuk dalam hal per simbok an. Hehehe.....

Menjadi tua? Kita semua bisa tumbuh menjadi manusia tua dan mati kelak.... Namun, menjadi semakin bijak dan dewasa dari hari ke hari, hanya diri kita sendiri yang bisa tentukan jalan kita. Dengan berbagai problema yang kita hadapi.

Tidak emak janjikan, bahwa hidup ini bakal indah dan selalu mudah bagi kalian semua, namun jangan pernah padamkan asa dalam diri kalian, sekecil apa pun cahaya lilin yang tersedia untuk menerangi gelap malam jalan itu. Ingatlah selalu, betapa kasih ku akan menyertai kalian semua....

Senin, 16 Mei 2011

Bila Cinta Berkali Menyapa

Bila cinta bisa datang berkali
Aku ingin cinta menyapa sepanjang hari
Tiada henti, buat ku bernyanyi dan menari
Di antara rinnai hujan yang Kau kirim padaku
Basahi hati dan bumi

Bila cinta enggan hampiri
Jangan buat Dia berdiri terlau jauh dariku
Karena dentang dawai di tiap lagu
akan selalu se penuh rindu menunggu

Bila ada nuansa bianglala di atas sana
Biar Dia turun sejenak
Menyentuh relung hatiku
Tiada hendak ku berlalu hanya karena beku membisu
Kutitip resah ku di sepanjang waktu....

Anak-anak



























Anak-anak ku terkasih, Wayan Adi Pratama. Lahir tahun 1996, 1 Juli, pada hari Bhayangkara, dia menjadi Sang Pangeran Sulung. Made Yudhawijaya, Sang Pangeran Bungsu, karena dia lahir tahun 2003, 15 Mei.

Minggu, 15 Mei 2011, pagi hari Yudha sudah mengeluarkan sepedanya untuk bersepeda ria bersama teman2 di perumahan kami. Mereka menuju Renon. Aku dan simbok pergi berbelanja ke pasar untuk kebutuhan rutin bagi sebuah rumah tangga seperti sebagaimana umumnya. Bapaknya anak-anak masih asyik dengan urusan kebun. Selesai dengan urusan rumah tangga, kulanjutkan dengan ngecek email. Well, selalu mengasyikkan duduk di depan komputer, membuka2 berbagai situs seperti yahoo messenger, chat dengan kakak dan adik2, bahkan emak nun jauh di pulau yang berbeda dengan ku, hingga dengan para sahabat. Aku bersyukur punya akses komputer dan internet tiada terbatas hingga bisa dipergunakan bersama, baik oleh anak2 dan suami, juga demi kepentingan ku. Aku juga bisa dan terbiasa bekerja sekaligus pada Blogspot, twitter, plurk, tagged, wayn, facebook, zorpia, koprol, netlog, yahoomail, browse data, dll.

Pukul 10 pagi, gantian Adi yang pergi ke sekolahnya. Kelompok SCC sekolahnya, SMANSA N Denpasar, merencanakan kegiatan Lomba. Mereka berkumpul untuk menyusun rencana penyampaian informasi kepada berbagai pihak yang berkepentingan, pembuatan brosur dan leaflet, pembagian tugas pemasaran. Rencananya, pukul 1 siang Adi akan pulang ke rumah membawa kue tart yang akan dia beli bagi adiknya. Setelah itu baru kami sekeluarga akan berkumpul bersama di rumah ipar di jalan Antasura. Mertua lelakiku ada disana, dan iparku akan melangsungkan upacara odalan hari ini.

Pukul 11.30 Yudha tiba, setelah mandi dan makan siang, dia tertidur dengan tenangnya bersama sang bapak. Hmmm, harus banyak bersabar menanti mereka.

Waktu menunjukkan pukul 13.30 tatkala akhirnya Yudha terjaga dari tidurnya. Sedang Adi masih di sekolah. Kuputuskan aku berangkat terlebih dahulu bersama Yudha ke jalan Antasura. Suami akan menanti hingga Adi tiba, dan berangkat bersama menyusul kami.

Ternyata... sungguh, kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan segala sesuatu dengan seksama, namun hanya Sang Hyang Widhi yang punya kuasa.... Pukul 14.30 tiba di Antasura, ipar sudah selesai dengan odalannya. Suami tiba belakangan, selanjutnya, Adi anakku. Hmmm. C'est la Vie. Enjoy saja atas segala yang terjadi. Aktivitas berlanjut dengan bermain bersama, berkumpul dan bercerita, sebagaimana hebohnya keluarga besar yang berkumpul bersama. Mereka bermain di kolam lele milik iparku, membiarkan kakinya tersentuh air kolam, dan ikan lele berrenang di seputar kaki.

Ulang tahun Yudha tetap dilaksanakan. Adi keluar membeli roti cokelat dua bungkus. Diletakkannya kedua roti tersebut berjajar diatas sebuah talam. Lalu diambilnya sebuah roti bolu lungsuran banten odalan ipar, diremas di atas kedua roti cokelat hingga menjadi serpihan kecil. Dia dibantu oleh saudara sepupunya, Putu Diah, ponakanku. Diah mengupas sebuah apel dan pir lungsuran banten, mengirisnya dan meletakkan irisan apel tersebut di pinggir talam / baki. Adi lalu mengambil sebotol sirup strawberry merek marjan di dapur. Dia menuangkannya di atas hasil karya. 8 lilin kecil menghiasi bagian atas kue. Ah..... sungguh indah jadinya. Selesai sudah, kue ulang tahun hasil karya anak sulungku, bagi adiknya.

Anak-anak, tetaplah anak-anak. Takkan kupaksa anak-anakku tumbuh dan berkembang sesuai mauku. Namun sebagaimana emak-emak pada umumnya, tentu mengharapkan mereka jadi anak yang berbakti, berguna bagi diri sendiri dan orang lain, juga terberkati selalu....

Minggu, 15 Mei 2011

what's right isn't always popular... and what's popular isn't always right


My friend, Dr. Ehab wrote this to me.... "Let's take a pause to think what kind of decision"

A group of children were playing near two railway tracks, one still in use while the other disused. Only one child played on the disused track, the rest on the operational track.

The train is coming, and you are just beside the track interchange. You can make the train change its course to the disused track and save most of the kids. However, that would also mean the lone child playing by the disused track would be sacrificed. Or would you rather let the train go its way?

Let's take a pause to think what kind of decision we could make................

Most people might choose to divert the course of the train, and sacrifice only one child. You might think the same way, I guess. Exactly, I thought the same way initially because to save most of the children at the expense of only one child was rational decision most people would make, morally and emotionally. But, have you ever thought that the child choosing to play on the disused track had in fact made the right decision to play at a safe place?

Nevertheless, he had to be sacrificed because of his ignorant friends who chose to play where the danger was. This kind of dilemma happens around us everyday. In the office, community, in politics and especially in a democratic society, the minority is often sacrificed for the interest of the majority, no matter how foolish or ignorant the majority are, and how farsighted and knowledgeable the minority are. The child who chose not to play with the rest on the operational track was sidelined. And in the case he was sacrificed, no one would shed a tear for him.

The great critic Leo Velski Julian who told the story said he would not try to change the course of the train because he believed that the kids playing on the operational track should have known very well that track was still in use, and that they should have run away if they heard the train's sirens. If the train was diverted, that lone child would definitely die because he never thought the train could come over to that track! Moreover, that track was not in use probably because it was not safe. If the train was diverted to the track, we could put the lives of all passengers on board at stake! And in your attempt to save a few kids by sacrificing one child, you might end up sacrificing hundreds of people to save these few kids.

While we are all aware that life is full of tough decisions that need to be made, we may not realize that hasty decisions may not always be the right one.

"Remember that what's right isn't always popular... and what's popular isn't always right."

Everybody makes mistakes; that's why they put erasers on pencils.


Terjemahan bebasnya:

Temanku, Dr. Ehab, berkata. "Mari renungkan apa makna sebuah keputusan itu sesungguhnya"

Sekelompok anak-anak yang sedang bermain di dekat dua jalur kereta api, satu masih digunakan, sementara yang lain tidak terpakai. Hanya satu anak bermain di jalur bekas, sisanya pada jalur operasional.

Kereta akan datang, dan Anda berada di samping persimpangan jalur rel. Anda dapat mengubah jalur jalan kereta menuju ke lajur yang telah tidak dipergunakan lagi, namun ini berarti seorang anak yang sedang bermain di trek bekas akan dikorbankan. Atau Anda lebih suka membiarkan kereta api pergi ke arah jalan yang sebenarnya?

Kebanyakan orang mungkin memilih untuk mengalihkan perjalanan kereta api, dan korban hanya satu anak. Anda mungkin berpikir dengan cara yang sama, saya kira. Tepat, saya pikir cara yang sama awalnya karena untuk menyelamatkan sebagian besar anak-anak dengan mengorbankan hanya satu anak adalah keputusan yang rasional kebanyakan orang akan membuat, secara moral dan emosional. Tapi, apakah Anda pernah berpikir bahwa anak yang memilih untuk bermain di trek bekas sebenarnya sudah membuat keputusan yang tepat untuk bermain di tempat yang aman?

Namun demikian, dia harus dikorbankan karena kesalahan teman-temannya yang memilih untuk bermain di mana bahaya itu. Dilema semacam ini terjadi di sekitar kita sehari-hari. Dalam komunitas, kantor, dalam politik dan terutama dalam masyarakat demokratis, minoritas sering dikorbankan untuk kepentingan mayoritas, tidak peduli seberapa bodoh atau bodoh mayoritas, dan bagaimana rabun dekat dan berpengetahuan adalah minoritas. Anak yang memilih untuk tidak bermain dengan yang lain pada jalur operasional dikesampingkan. Dan dalam kasus dia dikorbankan, tidak ada yang meneteskan air mata untuknya.

Kritikus besar Leo Velski Julian bercerita, ia tidak akan mencoba untuk mengubah arah kereta karena dia percaya bahwa anak-anak yang sedang bermain di jalur operasional harus tahu betul bahwa lajur ini masih digunakan, dan bahwa mereka harus memiliki melarikan diri jika mereka mendengar sirine kereta. Jika kereta api dialihkan, satu anak pasti akan mati karena dia tidak pernah berpikir kereta api bisa datang ke trek itu! Selain itu, lajur yang tidak digunakan mungkin karena tidak aman. Jika arah kereta api dialihkan, kita bisa mengancam kehidupan semua penumpang, banyak nyawa dipertaruhkan! Dan dalam upaya Anda untuk menyelamatkan beberapa anak dengan mengorbankan satu anak, Anda mungkin akhirnya mengorbankan ratusan orang.

Meskipun kita semua sadar bahwa hidup penuh dengan keputusan-keputusan sulit yang perlu dibuat, kita tidak mungkin menyadari bahwa keputusan yang tergesa-gesa mungkin tidak selalu menjadi orang benar.

"Ingatlah bahwa apa yang benar tidak selalu populer ... dan apa yang populer tidak selalu benar."

Semua orang membuat kesalahan, itulah sebabnya mereka menaruh penghapus pada pensil.


Sabtu, 14 Mei 2011

Campur sari di HUT anakku, Yudha.....


Minggu, 15 Mei 2011. Anakku Yudha, berulang tahun yang ke 8. Tapi hidup berjalan biasa saja. Dia tidak boleh menganggap diri diperlakukan istimewa lalu tidak menghargai orang lain dan sekelilingnya.

Pagi pukul 7 dia sudah keluar bersama sepeda pixienya. Prima dan beberapa sahabatnya mengajak ber sepeda ria ke Renon. Dengan berbekal uang sekadarnya, mereka berangkat memulai aktivitas di pagi hari.

Aku dan simbok lalu berangkat ke pasar. Hari ini bisa dinikmati dengan berbelanja se karung beras, daging, ikan pindang, sayur mayur, telur, dan berbagai bekal kebutuhan keluarga selama seminggu. Adi masih tergeletak sakit. Ahh, anakku terserang flu, namun dia bersikeras akan berangkat juga ke sekolahnya sebentar siang. "Akan menyebar pamflet untuk Science Competition, lalu beli kue untuk adik Yudha yang ulang tahun" pintanya pada kami.

Hmmm, rencana berangkat pagi hari ke Antasura, ke rumah ipar yang hari ini bakal ngodalin sanggahnya, jadi tertunda. Kami ingin mengunjungi mertua yang sedang sakit, usianya sudah sangat sepuh, tidak bisa berjalan dengan lancar lagi. Yudha setelah datang dari ber sepeda ria, mandi dan makan, malah jatuh tertidur dengan lelapnya. Adi masih belum tiba dari acara bersama teman2. Bersabar, masih harus bersabar..... Hidup penuh dengan toleransi dan ketegasan dalam berbagai hal.

Well....
Hidup terkadang tidaklah indah dan mudah bagi kita semua, anak-anakku. Tak kan selalu kami ada, selaku orang tua, yang bisa mendampingi kalian dalam menjalani berbagai aktivitas yang terkadang menyedihkan...... Namun, jangan pernah buang asa dalam diri kalian, sekecil apa pun cahaya harapan yang terdapat di dalamnya. Percayalah, bahwa Ida Sang Hyang Widhi Wasa akan selalu menjadi tiang bagi kita semua, bahwa doa kami selalu, bagi kalian, anak-anakku......