Jumat, 30 September 2011

Antara Kerja, Kuliah, Karir, Keluarga, Para Sahabat, dan Para Murid.


Jum'at, 30 September 2011. Hari terakhir di bulan September. Pagi ini aku bertugas sebagai Penanggungjawab Ujian Skripsi bagi mahasiswa STPNDB di ruang Padma 202, bersama bu Reni dan Pak Gede Darmawijaya. Tuntas menguji ujian sidang skripsi mahasiswa STPNDB. Kunikmati nasi kotak yang dibagikan staf akademik kami. Hmmm. toh anak dan suami di rumah telah selesai kumasakkan semur kecap ati dan rempela ayam, soup kentang, juga capcay, tadi pagi. Mereka juga telah selesai sarapan sebelum berangkat ke sekolah, dan membawa masing-masing kotak makan siang.

Sambil menikmati makan siang, kubuka internet, mengecek email yang kuterima dari beberapa milist yang kuikuti, menyapa teman2 dan keluarga yag tinggal terpisah kota denganku. Well, sungguh sebuah dunia yang kian hari kian terasa.... Borderless World, berkat jejaring sosial. Sungguh beruntung bisa nikmati akses internet, walau terkadang dihambat beberapa masalah.

Pukul 14.00 sore. Aku dan bu Irene sepakat mengakhiri keberadaan kami di ruang Administrasi Perhotelan tersebut. Kami yang terakhir berada di ruang itu. Petugas cleaning service telah memperingatkan kami. Kami pun keluar menuju parkiran, mengambil kendaraan masing-masing. Bu Irene tinggal di perumahan dinas, karena dia adalah pejabat, ketua program studi Administrasi Perhotelan. Kubawa dua ikat bunga hasil praktek mahasiswa prodi Manajemen Divisi Kamar yang terletak di atas meja tamu. Hmmm, bakal kuberi bapak mertua dan ponakanku yang tinggal di Antasura. Sudah lama tidak berjumpa mereka.....

Ku arahkan laju motor menyusuri jalan raya. Butuh waktu hampir satu jam dari Nusa Dua menuju Denpasar Utara, jalan Antasura, dan tiba di rumah iparku ini. Sengaja ku tidak mampir ke rumah menjemput anak-anak yang sudah tiba dari sekolah mereka, karena pukul 7 malam nanti sudah harus mengajar di Paket Kelompok Belajar, Paket C, setara dengan SMA. Sebuah bentuk yadnya lain bagi orang-orang yang kurang mampu. Dan biasanya, kuajak si bungsu Yudha, duduk di depan kelas, sementara aku mengajar para murid yang sebagian besar adalah orang tua.

Tiba di rumah ipar, bercanda bersama mereka. Ada seekor anak anjing yang baru berusia se bulan. "Baru se hari di antar oleh yang punya" komentar ponakanku, Diah. Sungguh sebuah hal yang merepotkan, sementara mereka sudah punya 2 ekor anjing yang sangat gendut. Maka, kuajak dia ke pasar burung Satria yang terletak di jalan Veteran untuk membeli kandang bagi anak anjingnya, agar tidak berkeliaran kemana-mana, dan aman dari serbuan anjing dewasa.

Well, sungguh bukan hal mudah pula, mengendarai motor bersama ponakan ku yang super duper gendut ini, plus membawa kandang anjing. Walaupun bisa dilipat. Perlu konsentrasi tingkat tinggi, hehehe...... Namun, sungguh sebuah hal indah dan menyenangkan pula, bisa bekerja sama bersama ponakan, mencapai harapan dan mewujudkan keinginan. Bisa jadi kenangan indah di masa depan.

Pukul 5.30 sore, kembali bergerak menuju rumahku, masih ada waktu satu setengah jam lagi untuk mandi dan persiapkan diri mengajar para murid dan anak asuhku di Paket Kejar.

C'est la Vie.....
Ini lah hidup dan kehidupan, dengan segala dinamika yang menghiasi.....
Tidak selalu, hidup itu indah dan berjalan sesuai harapan serta keinginan kita, namun hanya kita yang bisa membuatnya indah dan berjalan mendekati hasil.... Kuliah, kerja, karir, keluarga, sahabat, murid..... semua akan selalu menjadi bagian dari kehidupan, yang melingkupi diri kita. Kenapa harus sedih dan merasa susah, bila kita bisa berusaha menikmati dan belajar menerima, mencintai apa adanya, juga berusaha sekuat tenaga meraih damai itu sendiri..... Swaha di jalan Dharma.

Rabu, 28 September 2011

All We Have (via Shreenivas)


We have 2 eyes and just 1 tongue,
which means we need to look twice & talk once.

We have 2 ears and just 1 mouth,
so we need to listen more than we talk..

We have 2 hands and 1 stomach,
so we need to work twice as much as we eat..

We have 2 major brain parts left and right and 1 heart,
so we can think twice but love only ONE..

Minggu, 25 September 2011

Ketika Cinta Datang Menyapa......

Jangan berkata tidak, bila kau jatuh cinta.... Terus terang sajalah, buat apa berdusta. Cinta itu anugrah, maka berbahagialah... Sebab kita sengsara, bila tak punya cinta (numpang syair lagu).

1316950059445467835

Dan....

Biarkan cinta slalu penuhi hati. Jangan simpan dendam serta gundah dalam diri.

Hidup tidak slalu indah dan semudah yang kita impikan, sayangku....

Hidup terkadang penuh lika dan liku. Namun jangan buang asa,

meski harus terjatuh, jungkir balik dalam perjalanan kehidupanmu....

Bangkitlah berkali dan berkali lagi.

13169501121829697586

Kita tidak ditentukan oleh hasil dan derajat yang kita punya,

namun proses kita menggapai hasil.....

Tumbuhlah menjadi manusia yang bijak dan dewasa,

karna hidup telah mewarnai segala nuansa yang ada.....

1316951522299134781

Selamat atas pernikahan ini....para sahabatku.

Smoga jadi awal lahirnya kebahagiaan demi kebahagiaan,

hingga damai senantiasa hadir menghiasi dunia.

13169515711015265310

Maka, dari satu Pawiwahan di Desa Selat, Karangasem, Jum'at 23 September 2011, sang mempelai wanita adalah sahabat akrabku se angkatan waktu menempuh program Pasca Sarjana di UNUD, dari tahun 2006 hingga 2008, ibu Ardini nan cantik jelita. Mempelai pria adalah guruku, Dr. Mudana.

13169516461594025634

Berikutnya, Pawiwahan di Baturiti, Tabanan, Minggu 26 September 2011. Pawiwahan pada Gelahang (Another local genius wisdom to become shantih). Mempelai wanita adalah mantan muridku yang kini juga menjadi tenaga pengajar di STPNDB. Kuajar dia di kelas, kubimbing skripsinya. Ayahnya adalah Pinandita Profesor Pitana Brahmananda, Ka Badan Pengembangan SDM Kemenbudpar, juga guruku saat menempuh program Pasca Sarjana di UNUD.


Swaha....

Abadilah selalu cinta.....

Jumat, 23 September 2011

Anakku Yudha......

Kamis, 22 Sept 2011. Hari kedua bagi anakku, Yudha, kembali bersekolah setelah seminggu ijin demi tuntaskan upacara Ngaben bagi bapakku di Batuaji, Kerambitan, Tabanan. Dia setengah memohon untukku mengantarnya ke sekolah. Hmmm, okelah. Toh aku juga harus menemui ibu guru wali kelas, ibu Gung Dewi, menjelaskan tentang ijin tidak bersekolah bagi anakku, menyerahkan foto dan data diri anakku bagi proses pembuatan struktur kelasnya.


Tiba di depan kelas empat B, kutinggal dia, kutemui ibu guru wali kelas. Setelah urusan tuntas, ku pamit pada anakku untuk meninggalkannya. Yudha anakku mulai cemberut, merunduk dengan wajah sedih, lalu menangis. Ah.... dia yang selama ini selalu tabah, persiapkan sendiri segala peralatan sekolahnya, kini menangis sedih dan merjauk karena tidak ingin ditinggalkan.

Tuhan.....
anakku butuh kehadiran dan bimbinganku.... Hatiku trenyuh. Aku yang seorang psikolog, tamatan Universitas Gadjah Mada tahun 1993..... Aku yang seorang dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, tenaga pengajar, dengan ribuan mahasiswa, dan telah meluluskan ribuan mahasiswa pula...... Aku yang memiliki beberapa anak asuh, dan sering menjadi tempat curhat bagi banyak orang..... Kini, anakku membutuhkanku. Kubatalkan rencana untuk pergi bekerja, masuk ke STPNDB.

Setelah seminggu dia tidak masuk sekolah.... dengan begitu banyak tunggakan tugas yang belum diselesaikannya, dengan ketakutan bila ditunjuk untuk maju ke depan kelas oleh ibu guru, dia kini sedang dalam situasi dilema, stres, tegang, takut, sedih, merasa tidak berdaya...... Kugenggam tangannya, kukuatkan hatinya, agar dia tabah dan siap menghadapi segala kemungkinan..... Kupeluk dia, ah.... jiwanya sedang rapuh.

Tiap orang adalah pribadi yang unik. Suka duka, lara pati, semua di tangan Hyang Widhi, namun kita patut berusaha sekuat tenaga agar menjadi pribadi yang tegar dan tabah menjalani dinamika kehidupan. Akan kuserahkan segala yang kumampu demi buah hatiku ini..... namun dia juga harus berusaha menjadi pribadi yang bijak dan kian dewasa, meski kini umurnya baru 8 tahun.

Berbagai aktivitas yang kujalani akhir2 ini, sungguh telah menyita perhatian dan waktu, juga tenaga dan ruang hari-hariku.... kini aku harus konsentrasi pada si bungsu, sebelum dia menjadi pribadi yg minder karena stres yg dialaminya. Kutemui kembali guru wali kelasnya, memohon ijin untuk mengajak Yudha kembali ke rumah. Kupeluk dia, dengan membisikkan kata-kata, kami berdoa bersama, lalu dia jatuh tertidur.

Dia terbangun dan terjaga dari tidurnya satu jam kemudian. Kami makan bersama, dan aku pamit padanya untuk sebuah tujuan lain. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang. Aku ingin beranjak menuju Bitra, Gianyar. Mertua Komang Mahayani, ponakanku yang tinggal bersama suaminya di Pontianak, akan dikuburkan hari ini pukul 12 siang. Suami sedang bertugas dalam rangka DIES Fakultasnya, maka aku pergi sendiri kali ini. Maka kukenakan pakaian kebesaranku, lengkap dengan berbagai perlengkapan lainnya, dan mengarahkan laju motor menuju setra Bitra......

Kamis, 22 September 2011

Living a Life That Matters (Thx Lewis)






































Living a Life That Matters


Ready or not, Someday it will all come to an end....

There will be no more sunrise. No minutes, hours, or days.....

All the things you collected, Whether treasure or forgotten,

Will pass to someone else....

Your wealth, fame, and temporal power,

Will shrivell to irrelevance....

It will no matter what you owned,

Or what you were owed....

Your grudges, resentments, Frustrations, and jealousies,

Will finally disappear....

So, too..... Your hopes, ambitions, plans, and to do lists,

Will expire.....

The wins and losses at once, Seemed so important,

Will fade away......

It won’t matter, Where you came from,

Or on what side of the tracks,

You lived, at the end.....

Life isn’t about finding yourself, Life is about creating yourself.

Trough each day, our goal is.....

To touch one’s heart,

To encourage one’s mind,

And, To inspire one’s soul,

May you continually be blessed,

And, be a blessing to others.......

Selasa, 20 September 2011

Mantram Shanti / Damai

Bhadaranyaka Upanisad p.Gede...
mantram shanti

Om sarveshaam swastir bhavatu
Sarveshaam shantir bhavatu
Sarveshaam poornam bhavatu
Sarveshaam mangalam bhavatu
Sarve bhavantu sukhinah
Sarve santu niraamayaah
Sarve bhadraani pashyantu
Maakaschit duhkha bhaag bhavet
OM Sarva Sukinah Bhavantu

Thanks God.....

God has not promised me sunshine, that's not the way it's going to be...
But a little rain mixed with God's sunshine and a little pain
Makes me appreciate the good times...
Be Grateful!
Because there's someone else who's worse off than you
Because there's someone else who'd love to be in your shoes

~ Walter_Hawkins

Senin, 12 September 2011

A Beautiful Prayer (Moody)


I asked God to take away my habit,
God said,
"No, It is not for me to take away,
but for you to give it up".

I asked God to make my handicapped child whole,
God said,
"No, His spirit is whole, his body is only temporary".




I asked God to grant me patience,
God said,
"No, Patience is a byproduct of tribulations:
It isn't granted, It is learned".

I asked God to give me happines,
God said,
"No, I give you blessings; happines is up to you".

I asked God to spare me pain,
God said,
"No, Suffering draws you apart from wordly cares,
and brings you closer to Me".

I asked God to make my spirit grow
God said,
"No, You must grow on your own !
but I will prune you to make you fruitful"

I asked God for all things that I might enjoy life,
God said,
"No, I will give you life, so that you may enjoy all things".

I asked God to help me Love others, as much as He loves me,
God said,
"Ah ha..... Finally, you have the idea ! "

Jalan Ksatria......


Hmmm.....
Jum'at, 9 Sept 2011, Pagi dari rumah di Denpasar, setelah selesai mengurus keluarga kecilku, lalu berangkat dengan motor menuju Jeroan Batuaji Klod, menemui emakku yang sedang di sana. Kemudian berangkat ke Sepang, Buleleng, menemui keluarga besar dari pihak suami, menyampaikan informasi tentang upacara Ngaben Bapak kandungku, yang akan kami selenggarakan 8 hari lagi, di Saniscara Pon Matal. Lalu kembali di sore hari ke Kerambitan.... dan malam pukul 11 tiba di Denpasar.
Sungguh sebuah hari heboh......

Sabtu, 10 September 2011. Pukul 5 pagi berangkat ke pasar di Abian Timbul untuk mengambil pesanan 30 potong kain sebagai punia bagi adat di desa Batuaji. Kemudian berangkat dengan hati gundah luar biasa, karena dana tarik tunai via atm mandiri di atm Panin Bank yang gagal, dan uangku hilang Rp. 500.000. Aaarrgghhh. Dari Denpasar aku menuju Kerambitan untuk kembali bergabung dengan kluarga besar. Mejejaitan, mebersih, bergabung dengan krama adat desa Batuaji Kelod, hingga tuntas pukul 9 malam, dan aku kembali pulang ke Denpasar untuk bergabung dengan suami dan kedua anakku.

Minggu, 11 Sept 2011. Kembali untuk ke sekian kali beranjak dari Denpasar menuju Tabanan. Kali ini acara Ngungkap Sadha. Kami bersama beriringan menuju ke Merajan Alit dan Merajan Agung, kemudian Pura Puseh dan Pura Dalem, lanjut ke Beji, ngaturang piuning, sebagai pertanda awal prosesi Ngaben. Suami dan ipar tiba dengan mobil, membawa 40 dus air minum gelas, 40 roll kain, gula sekian kilo. Mereka hanya sejenak, lalu pulang. Mertua lelaki yang sudah sangat sepuh, tinggal di rumah ipar. Dan kedua anakku menanti di rumah. Aku baru bisa menjumpai mereka pukul 10 malam.

Senin, 12 Sept. Harusnya hari ini ada kelasku. DIV MAH smt 1. Namun aku sudah mengajukan cuti 1 minggu untuk bisa fokus pada upacara ini. Tiba di Tabanan, kutahu, emak terbaring lemah. Jatuh sakit karena vertigo. Ah..... sungguh kasihan emak yang sudah setua ini, harus bersibuk2 ria..... Setelah cukup istirahat, pk 13.00 kami beranjak ke kota Tabanan. dua bank kami kunjungi, BRI dan Mandiri, sebelum ke pasar, berbelanja berbagai tambahan peralatan yang belum kami lengkapi.

Hmmm, berbagai aktivitas ini, lumayan menyita perhatian dan waktu. Tuhan..... smoga kami menjadi smakin bijak dari hari ke hari...... Aku, lumyan lelah. Adikku beserta istri dari Pontianak, bakal tiba dg pesawat terakhir, pk 11 malam, hari selasa, dan emak bersikeras untuk menjemput mereka di bandara Ngurah Rai, Denpasar. Suami kakakku jatuh sakit dan sedang di opname di jakarta, sedang dia berharap untuk bergabung dengan kami di Bali. Adikku yang menetap di Jakarta, bakal tiba pula bersama istri dan anak mereka. Sedang aku dan suami juga kedua anakku, penuh dengan berbagai aktivitas, dari hari ke hari....

C'est la Vie....
Ini lah hidup dan kehidupan, dengan berbagai dinamika dan problema nya..... enjoy dan hadapi, jalani dengan sepenuh usaha. Berusaha berikan yang terbaik........ Menangis dan menyesali, ga bakal menyelesaikan masalah. Jadilah tegak berdiri dan melangkah, di jalan ksatria......

Berjuang di Jalan Ksatria, sbg Seorang Ksatria, Inilah Ksatria Sejati yang Sesungguhnya.... (Bukan Ksatria Baja Hitam)


Bapak dan Emakku mengajarkan, untuk tidak dengan gampang menyerah pada segala situasi dan kondisi yang ada..... Akan kubuktikan, di setiap jejak dan langkah, untuk memahami dan meneladani ini semua......



Some people say... we are coward,

Other say we are bind.....


Those who fight on their knees,

Have a victory in their spirit

Those who fight on their horses,

We see they defeat by their spirit,


By the spirit of love that we share

we shall conquer them

(Jamor, 2011)


Beberapa orang mengatakan kita pengecut,

lainnya mengatakan kita mengikat,


Mereka yang berperang di atas kedua kakinya,

Memiliki kemenangan dalam semangat mereka

Mereka yang berperang di atas kuda mereka,

Kami melihat kekalahan mereka oleh semangat mereka


Dengan semangat cinta yang kita bagi bersama..

kita akan mengalahkan segala tantangan dan rintangan.

(Jamor, 2011)


Bapak dan Emakku mengajarkan, untuk tidak dengan gampang menyerah pada segala situasi dan kondisi yang ada..... Akan kubuktikan, di setiap jejak dan langkah, untuk memahami dan meneladani ini semua......

Sabtu, 10 September 2011

Bapak dan Emakku....


We can erase someone from our mind easily..... but getting them out of our heart is another story (Kita dapat dengan mudahnya melupakan seseorang.... namun membuangnya dari hati sanubari perlu perjuangan dan bakal jadi kisah lain lagi dah..... )



Hmmm, kangen bapakku. Paaakkk. kangen banget berceritera bareng lagi, memelukmu dan mengatakan, betapa aku teramat sangat sayang bapak.....

Pasti bapak sedang memandang kami dari surga yah?? Betapa... kesibukan kami dalam mempersiapkan upacara dan segala upakara Pelebon bapak.

Emakku yang mengajarkan dan membimbing kami semua dalam melaksanakan apa yang ditanamkan semenjak kecil, hal-hal berikut ini :

To love without condition, to talk without intention, to give without reason, and to care without expectation...... Is the heart of a true person (mencintai dalam berbagai situasi dan kondisi, berbicara tanpa niat bagai udang di balik batu , dan memberi tanpa syarat ato pamrih apapun....... itu sesungguhnya nurani seorang umat manusia sejati, seorang ksatria sesungguhnya).

Umbrella cann't stop rain, but makes us stand in rain. Confident may not bring success, but it gives power to face any challenge....... So then, keep confident alive be strong and live life king size, and we will win (Payung ga' dapat hentikan hujan, namun membuat kita dapat berdiri di tengah hujan. Keyakinan diri ga' dapat memberikan kesuksesan, namun membuat kita menjadi teguh kukuh dan kuat dalam hadapi tiap tantangan..... Maka, jaga semangat tetap ada dalam diri mu hingga kapanpun, dan kita bakal menang).

Trims banget, emak, trims banget bapak...... smoga kami bisa meneladani sikap kalian berdua.

Hmmm.... betapa bagiku, mereka sungguh orang-orang tangguh nan tulus dalam bekerja dan melaksanakan yadnya di jalan Dharma. Hyang Widhi..... bantu aku agar bisa tangguh dan bekerja keras pula, bagai mereka, dalam menjalankan segala tugas dan yadnya di jalan Mu....

Jumat, 09 September 2011

My Friend Suketshah said.....


http://www.wayn.com/waynmessages.html?wci=readmessage&message_key=125663910&s_t=&s_o=desc&s_b=date_sent&f_k=0&f_n=U
10 sept 2011


A woman came home from work late, tired and irritated, to find her 5-year old son waiting for her at the door.

SON: 'Mummy, may I ask you a question?'

MUM: 'Yeah sure, what it is?' replied the woman.

SON: 'Mummy, how much do you make an hour?'

MUM: 'That's none of your business. Why do you ask such a thing?' the woman said angrily.

SON: 'I just want to know. Please tell me, how much do you make an hour?'

MUM: 'If you must know, I make R 50 an hour.'

SON: 'Oh,' the little boy replied, with his head down.

SON: 'Mummy, may I please borrow R25?'

The mother was furious, 'If the only reason you asked that is so you can borrow some money to buy a silly toy or some other nonsense, then you march yourself straight to your room and go to bed. Think about why you are being so selfish. I don't work hard everyday for such childish frivolities.'

The little boy quietly went to his room and shut the door..

The woman sat down and started to get even angrier about the little boy's questions. How dare he ask such questions only to get some money?

After about an hour or so, the woman had calmed down , and started to think:

Maybe there was something he really needed to buy with that R25.00 and she really didn't ask for money very often.The woman went to the door of the little boy's room and opened the door.

'Are you asleep, son?' She asked.

'No Mummy, I'm awake,' replied the boy.

'I've been thinking, maybe I was too hard on you earlier' said the woman. 'It's been a long day and I took out my aggravation on you. Here's the R25 you asked for.'

The little boy sat straight up, smiling. 'Oh, thank you Mummy!' he yelled. Then, reaching under his pillow he pulled out some crumpled up bills.

The woman saw that the boy already had money, started to get angry again.

The little boy slowly counted out his money, and then looked up at his mother.

'Why do you want more money if you already have some?' the mother grumbled.

'Because I didn't have enough, but now I do,' the little boy replied.

'Mummy, I have R50 now. Can I buy an hour of your time? Please come home early tomorrow. I would like to have dinner with you.'

The mother was crushed. She put his arms around her little son, and she begged for his forgiveness.

It's just a short reminder to all of you working so hard in life. We should not let time slip through our fingers without having spent some time with those who really matter to us, those close to our hearts. Do remember to share that R50 worth of your time with someone you love.

If we die tomorrow, the company that we are working for could easily replace us in a matter of hours. But the family & friends we leave behind will feel the loss for the rest of their lives.

Kamis, 08 September 2011

Heboh di Kamis, akan heboh lagi di Jum'at......


Kamis, 8 Sept 2011. Berangkat di pagi hari menuju Nusa Dua. Janji hari ini untuk bimbingan ujian laporan dengan Gandhi Sanjaya. Dia adalah mahasiswa Program D IV, Program Studi Administrasi Perhotelan, kelas C, semester 5, yang baru saja menuntaskan program trainingnya di Hotel. Ku tunggu hingga satu jam, sebelum akhirnya berjumpa dengannya dan melaksanakan ujian di ruang ADH.

Selesai ujian laporan, kusempatkan diskusi dengan beberapa rekan, saling curhat tentang dinamika keluarga yang dihadapi.... Bu IGA Mirah dengan ponakan tercinta, Gek Ika yang sedang jatuh sakit. Bu Tri, dengan ibu yang bakal di aben pula. Hmmm, hidup sungguh sebuah ruang publik yang sungguh sangat kompleks dengan berbagai percaturan situasi dan kondisi di dalamnya.

Aku kemudian pamit. Mohon ijin permisi untuk beberapa keperluan lain. Bergerak menuju toko onderdil dan spare part motor yang terletak di simpang enam. Tiba di sana, kubeli 2 buah knalpot motor astrea 800. Motor2 ku perlu knalpot baru. Aku lalu beranjak menuju bengkel langganan yang terletak di depan perumahan. Sayangnya, ke dua bengkel yang kutuju tutup. Terpaksa beralih ke bengkel yang terletak di jalan Tegal Lantang. 1 km dari rumah. Kembali ke rumah, ku ambil motor astrea 800 lain yang baru kubeli bulan lalu dari ibu IGA Mirah. Kukendarai menuju bengkel. Kuminta ayu, simbok, untuk mengikuti dengan motor lain dari belakang. Kembali ke rumah, istirahat makan sejenak. dan kembali minta Ayu mengantar ke bengkel agar bisa kukendarai satu motor.

Kukenakan pakaian lengkap untuk bepergian jauh, lalu kali ini beranjak menuju toko konveksi yang terletak di dekat SMPN 1 Kuta Utara. Kami telah memesan 150 potong baju untuk disumbangkan dalam upacara Ngaben Bapak. 100 potong kain yang sudah dijarit neci pinggirannya, sudah dibawa ibu pulang ke Kerambitan. Namun sudah tentu tidak bisa sekaligus kubawa 150 baju kaos ini dengan mengendarai motor menuju Kerambitan Tabanan. Maka, kubawa 50 potong kembali ke rumah. baru kembali ke toko konveksi, mengikat 50 baju di sadel bagian belakang motor, dan meletakkan lagi 50 potongnya di bagian depan, lalu meluncur ke Tabanan.

Hmmm, cuaca cerah menyapa sepanjang perjalanan. Setelah satu jam berkendara, aku tiba pukul 12.30 di Jeroan Batuaji Kelod. Ibu langsung menyambut dengan curhatnya... Byang Nyoman, adik kandung bapak, ngambul dan pergi ke RS Tabanan untuk berobat sendiri. Hehehe.... dia memang rada manja. Tiap ada kesibukan atau keramaian, menuntut perhatian berlebih. Ah.... orang tua yang kembali kekanakan.

Kuletakkan tas2 berisi baju kaos di teras rumah. Terlihat sekitar 30 perempuan duduh di Bale Gede dan Bale Sari, menuntaskan proses mejejaitan dan nanding banten. Sungguh beruntung kami dibantu para anggota dari keluarga besar Jroan dan Adat di Batuaji dalam menyelesaikan upacara Ngaben kali ini......

Pukul 17.00 kegiatan para perempuan tuntas. Aku bersama emak berangkat menuju Tabanan kota. Ibu harus menarik dana bagi beberapa keperluan yang masih nunggak. Kami juga membeli beberapa potong baju dan susu Chil Kid bagi cucu Dewa Aji Dirga sebagai hadiah.

Kembali ke Jroan, kami membersihkan diri dengan mandi, lalu bersiap menerima kelompok pria yang tiba untuk membantu kami. Ada Klian Adat, ketua kelompok adat, pemuka agama, Dewa Aji Mangku, Dewa Aji Siwa, keluarga yang jarang kami temui, dan masih banyak lagi lainnya. Klakat di buat, sanggah dengan kaki 4, kaki 5 dan kaki 6. Hmmm. Sesungguhnya, ada jutaan makna di balik berkumpulnya sebuah keluarga besar. Ini lah semangat gotong royong yang berusaha di tanamkan oleh ibu ku. Dan aku bangga bisa mendampingi beliau kali ini. Astungkara, Ida Sang Hyang Widhi Wasa..... smoga kami semua diberi berkah dalam menjalani hari-hari kami......

Pukul 9 malam, seluruh rangkaian kegiatan hari ini berakhir, aku bersiap menuju Denpasar mengendarai motorku tercinta. Esok hari aku akan berangkat menuju Asah Badung, Buleleng, kampung halaman keduaku, ada keluarga besar dari pihak suamiku di sana..... Ingin menyampaikan pemberitahuan bahwa ada upacara Ngaben bapakku di Kerambitan Tabanan. Tidak sabar rasanya, mengunjungi mereka kembali. Kangen para iparku, kangen para ponakan dan orang tua sepuh lainnya. Semoga Tuhan berkenan mendampingiku selalu......

Pesan buat Anakku yang lagi gundah, juga bagi orang lain, dan diriku sendiri


Kehidupan dan segala pernak-perniknya tidak selalu indah dan semudah seperti yang kita harapkan serta kita impikan, anakku sayang.... Jalan ini terkadang terjal dengan segala lika-likunya.

Putus cinta, banyaknya tugas sekolah, jadwal kegiatan penuh sepanjang hari, rekan sahabat dan keluarga yang terkadang penuh dinamika mengisi hari-hari..... Jangan pernah mementahkan semangat untuk tetap terus melangkah.

Di tengah segala kesibukan, kocoba luangkan waktu diskusi dan nikmati curhat dengan para buah hatiku ini.... Hmmm, mereka bukan kanak-kanak lagi, penuh dengan berbagai nuansa yang ditemui.....

Hidup selalu dengan penuh motivasi untuk menjalani hari-hari. Wlo mama dan bapak tidak bisa mendampingi sepanjang hidupmu. Jadilah pembimbing bagi adik dan orang lain. Teruslah tumbuh dan berkembang menjadi pria dewasa nan bijak. Gagal dan salah yang ada, jangan membuatmu menjadi minder dan gundah, karena masih banyak kesempatan lain yang bakal kau genggam di tangan. Terjatuh berkali, maka bangkit berkali dan berkali.... masih ada yang membutuhkan perhatianmu dan menghargai kita.

Hargai orang lain, dan segala yang ada di dunia. Se kecil apa pun peranan mereka, dunia tetap bagian dari sisi hatimu yang pernah dan akan hadir dalam hari-hari yang ada......

Senin, 05 September 2011

Galau Selasa

Selasa, 6 September 2011.....
Ditengah kegalauan hati karena hari ini tidak bisa hadir bersama keluarga besar Jroan Batuaji Klod yang tengah membuat banten dan pelbagai persiapan upakara jelang Pelebon Bapak minggu depan, aku berangkat menuju Nusa Dua.

Hari ini harus menguji tiga kandidat ajudan menteri pariwisata. Bu Sulis, rekan sejawatku, yang juga seorang psikolog di STPNDB, harus menuntaskan kelas yang diajar hingga pk. 10 pagi. Maka, aku hadir di ruang serba guna Gedung Rektorat, dengan setumpuk berkas bahan psikotes bagi mereka, tamatan terbaik STPNDB.

Pukul 10.30, bu Sulis menggantikan ku menuntaskan tugas menyampaikan psikotes, sedang aku beranjak ke kelas. D IV Manajemen Konvensi dan Perhelatan semester 1, menanti di gedung Padma blok B, ruang 101.

Pukul 11.45, aku kembali bergabung dengan ibu Sulis dan menuntaskan tugas membuat profile psikogram. Pk 12.30, serombongan mahasiswa semester 5 D IV Administrasi Perhotelan kelas C telah menanti untuk ku uji hasil laporan training mereka periode semester lalu.

Sambil tetap saling berkirim email dengan ibu Sulis yang terpisah gedung denganku, kami terus membahas profile psikogram yang telah kami susun berdasar hasil psikotes. Kulangsungkan ujian laporan mahasiswa. Kucoba memesan makanan dari warung Raja via nomer teleponku, namun mereka masih tutup. Swaha...... aku lapar, hehehe.

Pukul 13.30, 4 mahasiswa telah ku uji laporan trainingnya. Aku mencoba menghubungi ibuku di Pontianak untuk memastikan kode penerbangan, namun ibu gagal menjelaskan. Swaha.... sungguh sebuah ujian kesabaran siang hari ini.

Pukul 13.45, rombongan berikut dari mahasiswa yang akan kuuji laporannya telah bersiap. Seharusnya mereka adalah bagian dari tugas Ibu IGA Mirah, namun ibu IGA Mirah berada di rumah sakit, ponakannya jatuh sakit. Aku tidak tega mengecewakan orang yang membutuhkan bantuan. Maka, lanjut lagi perjuanganku......

Berkali kucoba untuk menghubungi ibuku, adik-adiku, juga para pegawai yang membantu operasional di toko yang ibu kelola ... namun aku tetap tidak mendapat jawaban yang memuaskan. Ah, alamat, harus berangin2 di bandara, menunggu kedatangan pesawat Lion Ibu yang entah pukul berapa. Hiks hiks hiks....

Pukul 14.30, berkali pimpinan puncak di kantor kami menelpon dan menanyakan hasil psikogram. Bu Sulis telah berangkat ke kelas, dia harus mengajar lagi. Sedang aku, gagal membuka jaringan internet dari PC di depan mejaku. Aaarrgghhh. Aku beranjak ke meja ibu Sukerti, dan mulai mengetik kembali dari awal.

Pukul 15.00, bu Sri tiba di sampingku, mendapat instruksi dari pak Madiun untuk segera mendapatkan data yang telah kuketik. Hhhmmmffhhh.

Dan akhirnya..... astungkara. Semua berjalan bagai dinamika kehidupan dengan berbagai romantikanya. Kini aku akan pulang ke rumah dahulu.... kemudian mengecek 150 baju kaos dan 100 potong kain yang akan disumbangkan ibu berkaitan dengan Pelebon Bapak. Lalu lanjut mencoba rehat (jika memungkinkan) sebelum jemput ibuku dengan pesawat terakhir nanti malam.

Smoga.... smoga... smoga..... Santi selalu hadir di hati dan di bumi. Smoga anak2ku memahami arti perjuangan ini, suami tercinta ga rewel dengan situasi yang ada, smoga para sahabat dan para muridku juga maklum, smoga para tetangga juga maklum adanya....... smoga....

If I Could.....


If there was a place that I could go
I would choose to be
Anywhere with you

If I could wake up anywhere
I would choose to be
Any place that would place me next to you.

If there were hearts all over the world
That I could steal
I would steal only yours and keep if forever.

If I could have any adventure
Live my wildest dreams
They would all be spent
basking in the glow of your love

If I could choose any ending
To the day that I have lived
I would choose to be warm and safe
And lying with my arms wrapped around you.

If there was any life I could live
I would make a list of a thousand choices
For a thousand lifetimes
And every one
Would be a life lived intimately well
With you, my love, my Lord, my God......

Astungkara.

Pitra Yadnya : Pelebon Bapakku (2)


Dudonan / rangkaian upacara Pitra Yadnya / Ngaben bapak kandungku
1. Minggu, 11 Sept 2011, Kajeng Paing Matal, Ngungkap Sadha
Bersembahyang bersama anggota keluarga, mulai dari Merajan Alit, Merajan Ageng,
Pura Kahyangan, Pura Puseh, Pura Dalem, sebagai pertanda diawalinya rangkaian upacara.
2. Rabu, 14 Sept 2011, Kajeng Kliwon Matal, Ngulapin
Menjemput arwah dari orang yang telah meninggal, yang akan diikutsertakan dalam upacara Ngaben, langsung dilanjutkan dengan Nyiraman dan Ngeringkes


3. Kamis, 15 Sept 2011, Pasah Umanis Matal, Menek Bia
Persiapan ngunggahang banten dan segala rentetan upakara Ngaben
4. Jum'at, 16 Sept 2011, Gunung Tegeh Paing Matal,
Mirak, Muspa, Ngaskara, Ngebejiang.
Upacara bagi seluruh anggota keluarga untuk menghormati arwah orang yang telah
meninggal dengan berdoa dan bersujud menghormatinya
5. Sabtu, 17 Sept 2011, Kajeng Pon Matal,
Ngaben / Pelebon, puncak karya, lanjut dengan Nelu Bulanin dan Ngotonin (upacara
semenjak seseorang lahir, sebagai pertanda dan penanda bahwa dia ada di dunia),
Mesangih (Mepandes/Potong gigi), Ngerorasin, dan Ngelinggihang (Menempatkan arwah
orang yang telah di aben di Merajan keluarga masing2)

Bapak kandungku akan di aben dengan diikuti oleh 7 sawa / arwah lain dari orang yang telah meninggal dunia. Maka dalam prosesi Ngaben kali ini, terdapat 8 sawa. Yaitu :

1. I Dewa Made Tjeteg (bapakku)
2. I Dewa Ketut Sepatika
3. I Dewa Nyoman Kaler
4. I Dewa Nyoman Darsana
5. Ni Desak Nyoman Kenak
6. Ni Desak Putu Gedut
7. Ni Desak Nyoman Kerti
8. Ni Desak Putu Mungkrug

Bagi sebagian masyarakat, Ngaben adalah pembuangan uang semata. Masih banyak kebutuhan lain yang bisa disalurkan tanpa menghamburkan dana..... Namun bagi sebagian masyarakat lain, upacara Ngaben memiliki sejuta makna di baliknya. Sama saja seperti mudik saat lebaran bagi umat muslim, ziarah rohani bagi umat Kristiani, dan banyak yang dilakukan umat lainnya lagi.

Ngaben juga berarti berkumpulnya kembali keluarga besar yang tersebar dimana-mana. Kakak dan kedua adikku bersama keluarga mereka masing2, tersebar dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan banyak tempat lainnya. Sungguh sangat jarang bisa berjumpa mereka karena kesibukan dan kehendak yang berbeda-beda. Ini adalah sebuah moment yang bisa kami pergunakan.

Ibuku, adalah seorang wanita hebat, pekerja keras dan selalu penuh semangat. Beliau yang bersikeras untuk melaksanakan upacara Ngaben bapak. Bahkan, setelah 4 tahun meninggalnya bapak, ibu selalu bangun pukul 5 pagi dan melangsungkan Puja Trisandhya rutin 3 X sehari, tetap menghaturkan persembahan makanan dan minuman bagi bapak, yang sudah melalui prosesi pengabenan di Pontianak. Hmmm, sungguh sebuah hal yang patut ditiru oleh kami, anak2nya, bahkan, siapapun.... dalam memuja dan memuji kebesaran Tuhan.

Dalam berbagai kegiatan kita di dunia, seperti yang kukenal dari kuliah Prof. Nengah Bawa Atmaja... selalu terdapat pertarungan. Kekuasaan, antara yang dikuasai dan yang menguasai. entah dengan konflik dalam diri sendiri, dengan orang lain, bahkan keluarga sendiri. Banyak konflik yang kami hadapi, di antara empat bersaudara, sebelum klop soal melangsungkan upacara ini. Banyak hal lain pula, dengan jenis upacara, fungsi, bentuk dan makna Ngaben, dengan para keluarga besar di Jroan Batuaji Klod, Kerambitan Tabanan. Demikian pula, dengan suami dan anak2ku, juga para sahabat, para murid, rekan kerja.... harus mengatur jadwal kuliahku sendiri. Hmmmm.

Namun, jejak langkah untuk mewujudkan niat suci ini, semoga dapat terlaksana dengan lancar. Jangan pernah meninggalkan kami, Tuhanku, Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Kami selalu membutuhkan bimbingan Mu, tuntunan Mu, arahan Mu, agar tidak salah langkah, dan menimbulkan kesan tidak baik nantinya, apalagi sampai menimbulkan perpecahan di antara keluarga dan para sahabat. Swaha.....

Pitra Yadnya : Pelebon Bapakku (1)


Hari Sabtu, 3 Sept 2011. Tiba dari Kerambitan sehabis persiapkan perlengkapan upacara jelang Ngaben Bapak.... pukul 6 sore di rumah mungilku kujumpai anak2 bersama simbok. Hmmm, sudah lumayan lama tidak pergi bersama. Maka, ke Carrefour supermarket kurencanakan. Juga, beberapa kebutuhan keluarga harus kulengkapi. Sekalian, mengajak simbok berjalan2 bersama.

Yudha bermain di ruang jaring bola aku berbelanja dengan simbok. Acara yang lumayan melelahkan sepanjang hari ini. Mana keesokan hari harus kembali ke Tabanan, ponakan menikah. Kami libur selama dua hari dari aktivitas membuat banten untuk Ngaben, dan fokus pada acara pernikahan.

Hari - hari ini, sungguh melelahkan. Demi melaksanakan amanat orang tua, keluarga, tetangga dan para sahabat, ehm..... Mencoba menyelaraskan semua nya agar berjalan lancar. Pagi, menuntaskan urusan RT, selama libur lebaran seminggu kemarin, sebelum berangkat ke Kerambitan. Dan pulang malam hari dengan kondisi lelah....

Minggu, 4 Sept 2011, acara pernikahan ponakanku yang bekerja di salah satu hotel di kuta. ratusan orang dari adat desa Batuaji Kerambitan dan pihak keluarga suaminya, dari banjar Bona Gianyar, tiba dan ikut merayakan pernikahan mereka. Seperti biasa.... seksi dapur adalah bagianku.

Pada saat menjelang keberangkatan pihak keluarga wanita ke banjar Bona, aku ingin ikut dengan mengiringi naik motorku. Namun tidak tega melihat begitu banyak hal belum tuntas. Perabot belum dirapikan, berbagai peralatan makan dan memasak belum tuntas dicuci. Hmmm. Harus mengorbankan perasaan dan menuntaskan dengan kerja. Maka, segera kusingsing lengan baju.

Senin, 5 Sept 2011. Pagi ini adalah hari pertama anak2ku bersekolah setelah libur panjang seminggu. Tugas rutin seorang ibu, menyiapkan seragam anak2, sarapan mereka, pelajaran sepanjang hari, mengingatkan untuk makan siang, dll... Lalu aku berangkat ke Nusa Dua. STPNDB. Meminta bu Asti mengajar di kelasku, menemui bu Juli, melapor pada Pak Gung Anom soal permohonan cutiku, dan beberapa hal lain.

Selesai dengan kegiatan di kampus, aku segera menuju Tabanan. Masih banyak hal yang harus di cek selalu, demi hasil terbaik yang bisa kulakukan berkaitan dengan Ngaben. Pukul 11 tiba dengan mengendarai astrea 800 tercinta, kusadari janji untuk melaksanakan ujian laporan Praktek Kerja Nyata bersama 7 murid ku adalah siang ini. Ahaiiii..... sungguh carut marut dunia, aku pikun !!! Mereka menilpon ku, dan kami membuat janji untuk bertemu hari2 berikutnya di STPNDB.

Pimpinan tertinggi di kantorku menelpon dan memberitahu, besok jadwal Psikotes bagi beberapa orang lulusan STPNDB yang bakal direkrut oleh kementerian kami. Well, tugas negara lain memanggil. Harus berikan yang terbaik. Kukontak ibu Sulis, rekan sejawat, dan kami berjanji melaksanakan tugas ini bersama, keesokan hari, di kantor.

Ibuku bakal tiba esok hari pula, dengan pesawat terakhir Lion Air, di malam hari. Hohoho..... dan, bahkan, hingga kini, belum kudapatkan kode pesawat penerbangan ibu ku ini. Hmmm, gimana sih, ibu dan adik2ku???? Ditanya dan diingatkan berkali, tetap saja terlewatkan. Alamat.... bakal berangin2 dah, kutunggui kedatangan mereka di bandara Ngurah Rai, Denpasar. hehehe....

Malam hari, Senin, 5 Sept 2011, di Jroan Batuaji Klod, beberapa pria yang masih memiliki hubungan keluarga datang berkunjung. Kami mulai membuat katik sate, klakat, dan berbagai perlengkapan lain. Aku bergerak kembali ke Denpasar dalam situasi letih.


Dudonan / rangkaian upacara Pitra Yadnya / Ngaben bapak kandungku :
1. Minggu, 11 Sept 2011, Kajeng Paing Matal, Ngungkap Sadha
Bersembahyang bersama anggota keluarga, mulai dari Merajan Alit, Merajan Ageng,
Pura Kahyangan, Pura Puseh, Pura Dalem, sebagai pertanda diawalinya rangkaian
upacara.
2. Rabu, 14 Sept 2011, Kajeng Kliwon Matal, Ngulapin
Menjemput arwah dari orang yang telah meninggal, yang akan diikutsertakan dalam
upacara Ngaben, langsung dilanjutkan dengan Nyiraman dan Ngeringkes
3. Kamis, 15 Sept 2011, Pasah Umanis Matal, Menek Bia
Persiapan ngunggahang banten dan segala rentetan upakara Ngaben
4. Jum'at, 16 Sept 2011, Gunung Tegeh Paing Matal,
Mirak, Muspa, Ngaskara, Ngebejiang.
Upacara bagi seluruh anggota keluarga untuk menghormati arwah orang yang telah
meninggal dengan berdoa dan bersujud menghormatinya
5. Sabtu, 17 Sept 2011, Kajeng Pon Matal,
Ngaben / Pelebon, puncak karya, lanjut dengan Nelu Bulanin dan Ngotonin (upacara
semenjak seseorang lahir, sebagai pertanda dan penanda bahwa dia ada di dunia),
Mesangih (Mepandes/Potong gigi), Ngerorasin, dan Ngelinggihang (Menempatkan arwah
orang yang telah di aben di Merajan keluarga masing2)

Bapak kandungku akan di aben dengan diikuti oleh 7 sawa / arwah lain dari orang yang telah meninggal dunia. Maka dalam prosesi Ngaben kali ini, terdapat 8 sawa. Yaitu :

1. I Dewa Made Tjeteg (bapakku)
2. I Dewa Ketut Sepatika
3. I Dewa Nyoman Kaler
4. I Dewa Nyoman Darsana
5. Ni Desak Nyoman Kenak
6. Ni Desak Putu Gedut
7. Ni Desak Nyoman Kerti
8. Ni Desak Putu Mungkrug

Bagi sebagian masyarakat, Ngaben adalah pembuangan uang semata. Masih banyak kebutuhan lain yang bisa disalurkan tanpa menghamburkan dana..... Namun bagi sebagian masyarakat lain, upacara Ngaben memiliki sejuta makna di baliknya. Sama saja seperti mudik saat lebaran bagi umat muslim, ziarah rohani bagi umat Kristiani, dan banyak yang dilakukan umat lainnya lagi.

Ngaben juga berarti berkumpulnya kembali keluarga besar yang tersebar dimana-mana. Kakak dan kedua adikku bersama keluarga mereka masing2, tersebar dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan banyak tempat lainnya. Sungguh sangat jarang bisa berjumpa mereka karena kesibukan dan kehendak yang berbeda-beda. Ini adalah sebuah moment yang bisa kami pergunakan.

Ibuku, adalah seorang wanita hebat, pekerja keras dan selalu penuh semangat. Beliau yang bersikeras untuk melaksanakan upacara Ngaben bapak. Bahkan, setelah 4 tahun meninggalnya bapak, ibu selalu bangun pukul 5 pagi dan melangsungkan Puja Trisandhya rutin 3 X sehari, tetap menghaturkan persembahan makanan dan minuman bagi bapak, yang sudah melalui prosesi pengabenan di Pontianak. Hmmm, sungguh sebuah hal yang patut ditiru oleh kami, anak2nya, bahkan, siapapun.... dalam memuja dan memuji kebesaran Tuhan.

Dalam berbagai kegiatan kita di dunia, seperti yang kukenal dari kuliah Prof. Nengah Bawa Atmaja... selalu terdapat pertarungan. Kekuasaan, antara yang dikuasai dan yang menguasai. entah dengan konflik dalam diri sendiri, dengan orang lain, bahkan keluarga sendiri. Banyak konflik yang kami hadapi, di antara empat bersaudara, sebelum klop soal melangsungkan upacara ini. Banyak hal lain pula, dengan jenis upacara, fungsi, bentuk dan makna Ngaben, dengan para keluarga besar di Jroan Batuaji Klod, Kerambitan Tabanan. Demikian pula, dengan suami dan anak2ku, juga para sahabat, para murid, rekan kerja.... harus mengatur jadwal kuliahku sendiri. Hmmmm.

Namun, jejak langkah untuk mewujudkan niat suci ini, semoga dapat terlaksana dengan lancar. Jangan pernah meninggalkan kami, Tuhanku, Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Kami selalu membutuhkan bimbingan Mu, tuntunan Mu, arahan Mu, agar tidak salah langkah, dan menimbulkan kesan tidak baik nantinya, apalagi sampai menimbulkan perpecahan di antara keluarga dan para sahabat. Swaha.....

Mental Health Symposium

https://www.facebook.com/groups/195352090485715/?view=permalink&id=259080974112826
Eddwar Idul Riyadi, Directorate-of-Mental-Health-Ministry-of-Health-of-Republic-of-Indonesia, menjelaskan:

Ia dan dr. Irman sedang menghadiri interactive meetings promoting access to care and treatment in menta helth d sofitel saigon plaza ho chi minh city vietnam yg dilaksanakan oleh World Association for Social Psychiatry (WASP) dan Sanofi Int. France kami akan share di group hasil simposium dan workshopnya setiap harinya.
Besok acaranya pembukaan, lecture: understanding the stigma of mental illness by J. Arboleda-Florez (Canada).
Simposium 1 : Stigma and Discrimination in mental health in different parts of the world (central america, indochina, subsaharan africa, Indian Ocean)
Simposium 2 : Advocacy for mental health & epilepsy : new data, pembicara dr vietnam, india, laos, kamboja. hasilnya kami laporkan bsk d grup & silakan utk mengomentari ato mendiskusikannya demi perkembangan psikiatri komunitas, salam sejawat.
Dr. Syafari Soma menguraikan bahwa yg membuat stigma antara lain : 1) anggapan bahwa peny jiwa gak bakalan sembuh...2) bahwa peny jiwa sangat membahayakan. 3) penyebabnya "mistis","superstitius" ......> Setelah kita buktikan dilapangan bahwa tidak terlalu sulit utk mengobati ggn jiwa bahkan bs dilakukan olen bukan dokter (layman) yg kita bekali obat dan pengetahuan yg cukup. Selalu melakukan edukasi bahwa ggn jiwa adalah spt ggn yg lain disebabkan ada ggn organ (mulailah memberi pelajaran neurosains pada masyarakat ttg fungsi otak dan apa yg terjadi klo ada ggn pada otak). Hanya merawat pasen di RSJ klo TERPAKSA. Jadi harus mengembangkan HOME TREATMENT utk ACUT PSYCHOSIS (saya sdh sering melakukan dan ternyata mudah). Klo dirumah gak bs baru di plyn medis (RSU). Jgn bebani Puskesmas krn mereka sdh kewalahan ngurus program yg ada. RSUD harus dijadikan Rujukan Medis shg harus dikembangkan. Sy sdg mencoba utk mengembangkan "Scorring System",maksudnya dibuat skor utk menentukan kpn pasen bs diobati dirumah, kpn hrs di RSUD dg menilai variable-variable yg mempersulit dan mempermudah( kebetulan anak sy residen psikiatri dan pns di RSUD Cianjur mau bikin tesis ttg "Scorring System". Lakukan terus menerus Promosi dan Prevensi Kesehatan Jiwa. Insyaallah stigma akan berkurang. Jangan lupa bahwa Psikiater dan Nurse juga bs jadi sumber stigma klo mereka kurang faham ttg neurosains. Jadi perlu pelajaran neurosains yg mendalam di FK atau Perawatan. Terakhir selalu mengkomunikasikan pada sejawat lain dg menjelaskan PSYCHO-NEURO-IMMUNOLOGY....hubungannya dg Gejala-gejala GGN JIWA. Terimakasih ,selamat berjuang. GBU.


Pada lecture pertama prof. Julio Arbeola Florez menyatakan:
ada 3 mekanisme stigma:
1. Structural stigma. (kebijakan, pelayanan, regulasi).
2. Sosial stigma( sosial streotype, prejudice attitude, diskriminasi).
3. Self stigma( malu, low self esteem, social withdrawl).
Konsekwensi dari hal tsb di lapangan:
1. Tidak ada kebijakan khusus ttg MH yg membuat anggaran rendah dan kualitas layanan jg rendah.
2. Pandangan yg salah yg membuat kecurigaaan thdp terapi dan kesulitan utk ditangani oleh profesional.
3. Kurangnya pendanaan utk penelitian.
Konsekwensi terhadap penderita adalah :
1. Negative stereotype spt penyakit yg tdk bisa disembuhkan, berhubungan dng klenik dll.
2. Social exclution, spt dihindari orng, berbahaya, diisolasi, dikucilkan dan dipasung , dng mengetahui hal tsb, setidaknya kita tahu apa yg akn kita fokuskan utk membantu melawan stigma
Dr. Eddwar menambahkan......
acara impact d buka oleh presiden WASP yg mengatakan saat ini mereka sdng menjalankan program FAST (fight against Stigma) dng usaha : 1. Mengurangi treatment gap (data WHO 8O % pd mental illness ). 2. Meningkatka peran keluarga dan kelompok peduli untuk psikoedukasi . 3. Kolaborasi antara kementrian kesehatan dng akademisi, profesi, farmasi dan LSM untk meningkatkan akses pengobatan psn. Sepertinya ke 3 hal tersebut sdng kita bangun dan programkan

Dari simposium ttg masalah MH dari berbagai negara berkemban di afrika, amerika tenga dan indochina umumnya pada kurangnya SDM, sarana dan anggaran, kurangnya training, kurangnya interaksi berbagai stake holder dan persepsi yg salah terhadap MH. Sama dng negara kita, utk itu kt sdng membuat road map menuju Indonesia bebas pasungg yg prinsipnya berusaha menjawab semua tantangan dan permasalahan diatas khususnx pendrt g3 jiwa berat yg paling terstigma



Betapa


Betapa.....
kuingin Kau tahu
di s'tiap langkahku ada nama Mu tertera di situ

Betapa....
ruang gerak di batas rindu
terukir nama Mu di hatiku

Betapa....
ini s'mua tak buatku
lelah dan berpaling dari Mu

Betapa....
menggapai Mu adalah impian di s'tiap tidurku
dan tak ingin berpaling lagi

Betapa.....
dalam biru langit yang buatku blue
selalu kusebut nama Mu

Betapa.....

Love Hurt (by Suketsah)


I sit alone, no one to talk to
Feeling nothing, nothing but blue

As the tears, slowly run down my face
My heart becomes a lonelier place
The love that kept it safe and sound
Vanished, nowhere to be found

With each passing hour, I feel my heart break
I wish this were only a bad dream, from which I could awake


I am so very sad
I never imagined love could hurt this bad.

Terkadang.....


Terkadang.....
Cinta cukup hanya bagi memahami
dan biarkan cinta mengalir apa adanya dengan pasrah

Terkadang.....
Cinta tak kan bikin terluka
bagi tiap jiwa yang percaya dalam asa

Terkadang....
Cinta dapat mengajari arti
perlunya berbagi pada sesama

Terkadang.....
Tuhan, kusadari, betapaku selalu merindu
akan hadirMu dalam jiwaku yang selalu blue

Terkadang....
kuterlupa, hanya Kau satu
yang bisa buatku tertawa dalam semua dinamika dunia

Terkadang......

Jumat, 02 September 2011

Enjoy aja lageeee....


Hidup tidak seindah dan semudah yang kita harapkan.
Hari-hariku ngaturang ngayah di jalan Tuhan......
ratusan km yang kutempuh,
dengan berbagai gejolak emosi dan perilaku
yang terkadang, membabi buta....
dari motor ngambek dan cuaca yang kurang bersahabat,
dari orang-orang yang berputar di sklilingku,
suami dan anak-anak, para tetangga dan sahabat....
dari para sanak saudara....
Hmmm, enjoy saja.

Tetap kuberusaha membagi waktu untuk segalanya.
Mampir ke rumah ipar dan bapak mertua yang sudah sangat sepuh,
mencoba menyelesaikan sgala urusan rt dan berbagai tetek bengek lain....
mondar-mandir mengumpulkan barang-barang,
yang terkadang.... baru pertama kudengar.

Ah....
inilah dinamika hidup dengan segala pernik kehidupan.
Para suamiku..... ehm, hohoho.
Para anakku, para sanak kerabatku, para tetanggaku, dan para sahabatku.....

Suatu saat kelak.....
kalian bakal mengerti dan mengetahui
makna ini semua....
perjuangan dan perjalanan yang telah, sedang, dan akan kulalui.
Biarlah, kalian yang menilainya sendiri....

Tuhan


Melalui hari-hari.....
ratusan km setiap hari....
Demi wujudkan kasihku di jalan Mu

Tangisku tumpah satu-satu,
adakah yang tahu....
betapa, betapa.....
rapuhnya aku.




Tuhanku.....
Bila ini takdir dan puja
yang harus kugenggam....
Bantu nyala asa untuk tetap ada

Aku bukan wanita heroik
Bahkan bukan apa-apa di mata Mu
Namun ini aku, Tuhan....
Aku di dalan Mu
Terseok dan coba 'tuk
Tuntaskan janjiku
Dengan s'gala kurang dan burukku

Swaha... Swaha... Swaha...

Kamis, 01 September 2011

Demi sumpah dan janjiku pada Mu.......

"They said you can never love a person whom you've never seen. I just smiled and said "I haven't seen God but I love Him (Evan).

Tuhan,......
Aku berjanji, aku bersumpah......
Takkan kubiarkan in semua menghalangi jejak langkahku.
Takkan kubiarkan mereka mematahkan semangatku,
Takkan pernah terhenti jejak niat hati,
untuk melaksanakan ngaben bapak.

Aku berjanji,
akan bersujud di penghujung jemari kaki Mu
menghaturkan sembah dan bakti
berjanji sumpah setia.
Jangan pernah tinggalkan aku, Tuhan...... Ida Sang Hyang Widhi Wasa
Bantu aku, anak Mu.... yang lemah namun akan selalu berusaha

Demi kedua orang tuaku,
demi almarhum kakek dan nenekku dari pihak Ibu,
demi almarhum Dewa Kakeyang dan Niyangku yang Pemangku
Demi Leluhur dan para Bhetare yang ku hormati selalu,
demi ibu mertuaku yang kusayangi, juga Me Tut dan Biyang Made Mukiati

Aku bersumpah......
Takkan mundur dari ini semua,
Takkan kubiarkan rengekan dan keluhan2 dari orang2 manja ini
Takkan kubiarkan rongrongan dari manusia2 matah ini,
dari mereka yang egois dan menekan dari berbagai sisi....
akan kubuktikan kedewasaan dan kebijakan ku.

Bahkan.......
Begitu banyaknya anugerah yang kudapatkan
bagai di luar logika...
bahkan,
tatkala harus mendapatkan 100 kelan tipat,
hanya dalam hitungan jam, bahkan sanggup ku kumpulkan 200 kelan.....
di saat sedang hari lebaran dan banyak pedagang tutup warung.

Berkali-kali.....
akan kupanjatkan syukurku pada Mu
Sangkan Paraning Dumadhi....
Aku berjanji..... aku bersumpah.