Senin, 28 Mei 2012

Dari Denpasar - Bongan - Batuaji - Canangsari, dan, kututup hari ini.

Sabtu, 26 Mei 2012.
Anakku kemarin telah menuntaskan ujian akhir semester nya. Dia duduk di kelas IV SD 3 Padang Sambian Kelod. Badannya masih panas. Dia baru sembuh demam.

Bapaknya baru berangkat mengerjakan proyek penelitian di Gedung Pascasarjana. Kakaknya berangkat sekolah. Aku dan simbok berencana akan pergi ke Tabanan. Maka, Yudha akan kutitipkan ke rumah ipar di Jalan Antasura. Dia sungguh akrab dengan Made Dika, ponakan yang ada disana. 

Namun printerku ngadat. Padahal, printer adalah perangkat utama bagi penuntasan disertasiku dan suami, juga anakku yang seorang desain grafis. Ah, Aku masih harus ke Rimo, pusat elektronik, untuk memperbaiki printerku. Lalu, so what? Ehm....... bukankah, bisa sambil menyelam minum air?

Kami mengendarai motor menuju jalan Antasura, dengan terlebih dahulu mampir ke Rimo. Printer kuletakkan di bagian depan motor, sedang Yudha dan simbok di bagian belakang motor. Namun ternyata, ipar dan keluarganya pergi ke Klungkung. Hmmmm. Setelah rembukan, kami putuskan akan tetap melanjutkan perjalanan ke Tabanan. Kueratkan kancing baju Yudha, dan juga slayer yang melingkar di lehernya sebagai penahan angin.

Tujuan pertama adalah Bongan Tengah, salah satu desa di Tabanan. Seorang sahabatku di kala menuntaskan kuliah di Universitas Gadjah Mada dahulu, melangsungkan upacara nelu bulanin anaknya. I Gede Putu Mariasa. Kami bersama menempuh pendidikan dahulu. Dia memilih Kehutanan, dan aku Psikologi. Kami bersama aktif sebagai pengurus Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma Universitas Gadjah Mada. Dan, sudah 20 tahun kami tidak berjumpa karena dia bertugas di Kalimantan dan kini Jakarta.

1338253723571064829

Berikutnya adalah Batuaji. Hmmm, kampung halaman tercinta. Disini kukunjungi para kerabat. Dari Dewa Biyang Tut Nik yang kakinya metatu kena tiuk mangan karena ngulah kedongkeng, hingga terpaksa dijarit tujuh di Puskesmas Mandung. Ibu nya Dewa Gede Aris yang menderita diabetes, diskusi singkat dengan Dewa Kadek Dwipayana.

1338254293719849242
1338254331977168853

Hingga akhirnya waktu menunjukkan pukul 3 sore tatkala kami melanjutkan perjalanan kembali ke rumah.
Suami dan si sulung sudah ada di rumah. Yudha kuturunkan, dan.... aku serta simbok kembali ke Rimo, untuk mengambil printer juga laptop yang di re install.

Pukul 7 malam, aku dan simbok baru tiba kembali di rumah. Acara tuntas?? Belum...... Aku dan suami juga si bungsu Yudha, kembali bepergian. Kali ini Ke restoran Canangsari. Sahabat baikku di kantor, Ibu Tri Ariani, menikahkan putra sulungnya. Dan kini adalah pesta resepsinya. Banyak rekan lain dari kantorku yang juga diundang.


13382538111091844016

1338254216189327860

Di acara ini, suamiku juga berjumpa dengan sahabatnya di masa menuntaskan pendidikan di SMEA dahulu, Anak Agung Sumadi, SE., M.Erg. adalah dosen yang sama dimana aku mengajar, STPNDB

1338254252573240467
Hidup sudah susah dan rumit. Bila kita bisa menuntaskan, paling tidak, melaksanakan segala sesuatunya dengan lancar, bukankah..... alangkah indahnya?? Bisa tetap mengurus keluarga, bisa tetap bepergian, bisa tetap bersilaturahmi dengan para kerabat dan sahabat, bisa menuntaskan pekerjaan...... Astungkara.

Kamis, 24 Mei 2012

Tahuku......

Sire sane uning, mpu kuturan tahun berapa ke bali ? Kata Putu Liong menyapa di salah satu situs, Kamis, 24 Mei 2012, malam hari.
Maka kujawab :
Di dalam rontal Calonarang disebutkan kedatangan Empu Kuturan ke Bali dari Jawa Timur diperkirakan sekitar tahun 1039 ... Tapi yg lainnya bilang, Mpu Kuturan atau Rajakretha tiba th 1001 M.  
Prasasti Pura Desa Gobleg 1037 Q "…senapati Kuturan pu caken…"
Prasasti Cempaga A 1103 Ç menyebutkan: "senapati Kuturan makakasir dalang capek…"
Prasasti Pura Kehen B, "mpi(ng) hyang Padang sangscaryya netra."
Lontar / Babad Bendesa Mas "Tusapa kalah ikang Mayadanawa, cinarita sira sang apuspatha Empu Kuturan, hawelas ring tan hananing ratu, rumaksa tang Bali rajya, saksana turun pwa saking Jawadwipa Mandala, sirajumeneng ratu ring Bali, asrama ring padang Silayukti, irika dewataraka nira Empu"
Lontar Dwijendra tatwa ""Tan warnanan ring hawan, dhatang ta sireng Gelgel, lumaris si ring Padang, apan sang prabu sireng padang; wus prapteng Padang sendhu ta sira £ri Waturenggong ling haji, "malah twa pwa kita penyarikan, hangliwari kita semaya, kaya dede selahing wwang atuha, si kita penyarikan dunungan ta sang wawu rawuh ring parhyangan pangastawan ira Empu Kuturan nguni."
Atas dasar data-data tersebut di atas, maka disimpulkan, bahwa Empu Kuturan datang ke Bali dari Jawa Timur diperkirakan sekitar tahun 1039 M yaitu pada masa pemerintahan Airlangga di Jawa Timur, sebagaimana disebutkan dalam lontar Calonarang. Berdasarkan Prasasti Calcuta (1042), bahwa Airlangga dinobatkan menjadi raja di Jawa Timur pada tahun 1019 M. la memerintah dari tahun 1019-tahun 1042 dan wafat tahun 1049. Pada tahun 1041 Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua untuk kedua orang putranya. Pembagian itu dilakukan oleh Empu Beradah yaitu adik dari Empu Kuturan, sebagaimana disebutkan di dalam Nagarakrtagama.

Empu Beradah datang ke Bali pada tahun 1041 sebagaimana disebutkan di dalam prasasti Batumadeg. Untuk menemui Empu Kuturan di Silayukti, beliau datang ke Bali sebagai utusan raja Airlangga. Empu Beradah minta kepada Empu Kuturan agar salah sorang putra Airlangga dinobatkan menjadi raja di Bali. Permohonan itu ditolak Empu Kuturan. Demikian dalam lontar Calonarang disebutkan.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah perjuangan leluhur, dan mengaplikasikan dalam berbagai sendi kehidupan, sesuai dengan jiwa jaman...... Zeitgeist.
Seorang empu adalah seorang yang sudah mandito, sama dengan seorang brahmana atau panembahan (walaupun mungkin umurnya masih muda). Dia tetap membutuhkan materi duniawi, terutama untuk istri dan anak-anaknya, tetapi secara pribadi tidak memiliki pamrih atas kekayaan. Justru pamrih atas kekayaan itu akan menjadi penghambat pekerjaannya, karena dia harus selalu menekuni berbagai laku prihatin dan tirakat untuk dapat terus berkarya. Bahkan mungkin seumur hidupnya sebagai seorang empu, dia sama sekali tidak pernah menikmati kekayaannya, karena harus selalu menjalani laku prihatin dan tirakat untuk menjaga spiritualitasnya.
Senopati.........kesatria yang diberi tunggul ato memimpin peperangan.....ato tugas besar negara
Itu konsep Jawa (rujukan bacaan : Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647. (terj.). 2007. Yogyakarta: Narasi. H.J.de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. M.C. Ricklefs. 1991. Sejarah Indonesia Modern (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Moedjianto. 1987. Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram. Yogyakarta: Kanisius. Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu.
Panembahan adalan jabatan yang diberikan dengan keberhasilannya menjalankan tugasnya sebagai senopati. perempuan melahirkan anaknya....makanya disebut perempuan yg artinya di empu kan. Per- empu- an.
Konsep ini yang menjadi dasar lahirnya Cakrawayu Bali. Bala - Bela - Bali. Kita adalah Senopati, Punggawa, Pasukan..... yang menggawangi, membela, Bali.
 
 
 

Dari Satu Sekolah ke Sekolah Lain : Karena Setiap Orang Punya Masalah, Urusan, dan Impiannya Sendiri.....

Putra bungsuku sakit. Panas, demam, batuk pilek, juga muntah-muntah. Semenjak hari Selasa dan Rabu, 22 - 23 Mei 2012, dia terbaring lemah. Padahal murid Sekolah Dasar sedang mengikuti Ulangan Akhir Semester Bersama Nasional minggu ini.

13378692601467644433

Hmmm, tak mungkin kubiarkan dia masuk sekolah, dan tidak berkonsentrasi terhadap ujian tersebut, juga menghindari dari kemungkinan menularkan penyakit pada teman lain di sekolah. Maka,kuhubungi guru wali kelasnya, dan memohon ijin agar putraku bisa mengikuti ujian susulan. Aku harus tetap bekerja, maka si bungsu kubiarkan di tangan terbaik, bapaknya sendiri. Sungguh bersyukur, suami tercinta begitu perhatian pada anak-anak. Dan, aku bisa berkonsentrasi pada kerja, Uji Interview bagi calon mahasiswa STPNDB di hari Selasa, 22 Mei, dan Monitoring mahasiswa di dua hotel sesuai janji dengan pihak manajemen hotel, yakni Swiss Bell Hotel Bay View, juga Nikko Hotel, Resort & Spa, pada hari Rabu, 23 Mei 2012.

1337871644984869031

Kamis, 24 Mei 2012. Putra sulungku berangkat sekolah pagi hari. Berbarengan pula, aku berangkat bersama si bungsu ke sekolahnya, SDN 13 Padang Sambian Kelod, di jalan Gunung Soputan Denpasar Barat. Dia menempuh ujian susulan di ruang kantor guru. Sambil duduk di pinggir tembok pagar sekolah, kudoakan Yudha sukses melampaui hari-hari ujian susulannya ini. Pukul 10.30, dia tuntas mengerjakan tugas, dan Bu Guru Wali Kelas IV B memutuskan Yudha melanjutkan sisa ujian nya keesokan hari lagi. Kami pamit pulang mendahului teman-teman sekolahnya.

1337871673496302340

Tuntaskan urusanku hari ini? Hmmm, belum. Setelah Yudha makan siang, dia kutinggal bersama Ayu yang menjaganya di rumah. Aku lanjut menuju sekolahku, kampus Pascasarjana Program Studi Kajian Budaya, di jalan Nias, Sanglah. Harus kukumpulkan bukti kuitansi bank, bukti pengembalian dana beasiswa untuk semester genap, kujumpai beberapa staf akademik di lantai dua gedung Prof. Bagus. Sempat berdiskusi bersama IB Wira yang Ujian Seminar Hasil Penelitian bagi Disertasinya siang itu, sebelum kembali pamit bergerak. Kali ini menuju Smansa.

SMAN I Denpasar yang terletak di jalan Angsoka, Kreneng, dengan semboyan : Karmani Eva Dhikaraste Mapalescu Kadacana ini sedang ramai dengan kegiatan dan proses belajar mengajar. Aku tiba pukul 13.30. Well, Adi, sang putra sulung, seringkali lupa, dan membiarkan uang sekolah yang harusnya dibayar tetap berada di dalam tas hingga berhari-hari. Maka, kuputuskan untuk membayarnya langsung hari ini. Pun juga, adalah hal bagus bila sesekali orang tua murid datang mengunjungi sekolah anaknya, memantau secara langsung perkembangan mereka, tidak hanya dengan mendengar, yang "katanya... katanya...". Sempat pula kutemui anakku di ruang akademik sekolahnya.

Hmmm, sungguh.... urusan ini, dari satu sekolah ke sekolah lain, terkadang terkesan simpel, sederhana.... namun bila tidak kita perlakukan dengan teliti, bisa membuat rencana yang telah tersusun rapi bakal kacau balau. Dan, aku tak mau anak-anakku terabaikan karena kesibukan ku. Mereka juga adalah skala prioritas utama dalam kehidupanku. Mereka adalah segalanya bagiku......

Dari Smansa, aku bergerak menuju Primagama. Si sulung dahulu mengikuti program bimbingan belajar disini tatkala di bangku Sekolah Dasar. Dan kini, aku juga ingin berikan yg terbaik menurutku bagi putra bungsu. Semoga dia bisa dapatkan yang terbaik pula. Maka, serangkaian diskusi dan upaya mengumpulkan informasi kulakukan disini, sebelum akhirnya memutuskan jadwal kegiatan yang bakal kutawarkan pada si bungsu.

Sebenarnya ada beberapa kegiatan lain yang harus kulakukan. Namun untuk kali ini sudah cukup. Aku kembali ke rumah. Istirahat sejenak, sebelum kemudian menanti, muridku ingin bimbingan skripsi di rumah.
Pukul 5 sore, Putu Ivan Krisnandha, muridku tiba. Dia berasal dari Diploma IV Program Studi Bisnis Hospitaliti semester 8. Dia sudah bekerja, dan lumayan repot mengatur jadwal bimbingan skripsi dan kuliah, juga jadwal kerja nya di Brasco. Well, ini adalah bimbingan skripsi yang ke sekian kali. Kami juga sering berdiskusi via email dan short messaging service via mobile phone. Sungguh, sebuah kemajuan bagi keberadaan teknologi dalam membantu mempermudah dunia bagai borderless world untuk saling berinteraksi. 

Dia sungguh tipikal pemuda masa kini yang multitasking, tidak suka berdiam diri, berwirausaha semenjak muda, membuktikan kemampuan diri menuntaskan berbagai beban di pundak, juga selalu mencari peluang mewujudkan kreativitas dalam dirinya. Terjatuh dan terpuruk setelah ditipu oleh rekanan bisnis hingga ratusan juta rupiah, nyaris gila dan dikirim ke rumah sakit jiwa, namun kembali bangkit meraih impian untuk tamat pendidikan tepat 4 tahun, dan bercita melanjutkan ke jenjang pendidikan master pariwisata. Hmmm, semoga kesuksesan menjadi milikmu selalu, anakku.

Memandangnya, bagai memandang anak kandungku sendiri...... Kuharap, setiap anak, bahkan setiap jiwa di muka bumi ini, tidak gampang berputus asa, menyerah kalah, meski terpuruk dan dihina. Tersungkur berkali, maka, bangkit kembali, berkali dan berkali......

Monitoring Mahasiswa

Rabu, 23 Mei 2012.

 13378766651441110195

Hari ini aku akan memenuhi janji pada dua pihak manajemen hotel. Aku akan melaksanakan monitoring mahasiswa di dua hotel sesuai janji dengan pihak manajemen hotel, yakni Swiss Bell Hotel, juga Nikko Hotel, Resort & Spa.

 13378769282038596674

Pukul 9 pagi di Swiss Bell Hotel, dan pukul 10.30 di Nikko Hotel. Dan, masih cukup waktu untuk menemui ibu Indah di Gedung Pascasarjana, jalan Sudirman Denpasar, pukul 7.30 pagi, sebelum meluncur menuju kampus STPNDB di Nusa Dua, lalu lanjut melaksanakan monitoring. Aku bahkan, masih sempat sarapan tahu dan tempe goreng, bersama beberapa rekan dosen di ruang Program Studi Administrasi Perhotelan, menyiapkan berkas monitoring, sebelum lanjut mengarahkan motor ke Pantai Geger, Nusa Dua. 

 133787699388154261

Aku yakin, Swiss Bell Hotel terletak di dekat kampus lama STPNDB, dekat hotel Ayodya. Namun, setelah tiba di daerah tersebut, seorang supir taksi meyakinkan padaku, bahwa terdapat dua hotel Swiss Bell Hotel, yakni yang di Segara, dekat pantai Geger, dan yang dekat Mumbul. Jantungku mulai berdetak kencang, apalagi, setelah kutelpon ibu Renny, beliau menegaskan bahwa hotel yang harus kusambangi adalah Swiss Bell Hotel Bay View. Ah ha, segera kuajukan permohonan maaf atas kedatanganku yang mungkin 5 menit terlambat dari jadwal yang telah kami tetapkan, dan segera terbirit-birit memacu motor ke arah Mumbul.

Syukurlah, Ibu Renny dan Pak Anom, Front Office Manager yang menerimaku, sungguh ramah. Ibu Renny adalah tamatan Unpad Bandung, dan Pak Gede Anom adalah tamatan STPNDB, Diskusi kami mengalir lancar tentang prestasi kerja dan disiplin para mahasiswa yang dititipkan pada mereka selama 6 bulan periode training mereka. Baik Brian, Mellisa dan Haris Karunia Jati menunjukkan kinerja yang bagus, dan mampu menjaga nama baik lembaga, terlebih, nama baik mereka sendiri, selama berada disana selama ini.

 1337877040100185447

Berikutnya aku menuju ke Nikko Hotel Resort & Spa.
Jalan panas berdebu di siang terik matahari selama menuju ke arah pantai Geger. Terlihat pembangunan beberapa hotel yang menghasilkan debu beterbangan di seputran proyek tersebut. Tiba di Nikko, kutemui pak Fahmi. Beliau juga adalah seorang psikolog, namun karena kesibukan kami, kami jarang sekali bisa ikut bergabung pada pertemuan para psikolog yang tergabung dalam Himpsi (Himpunan Psikolog cabang Bali).

Aku juga bersyukur, ke empat belas mahasiswa STPNDB yang sedang mengikuti training di Hotel Niko, baik pada Front Office, Food & Production Services, dan Kitchen, tidak memberikan kesan negatif. Hmmm, bukankah, ini berarti, kami sebagai lembaga dapat mempertahankan dan mengembangkan kualitas anak didik kami, hingga mempermudah dalam penempatan mereka kelak, baik dalam berbagai bidang pekerjaan, juga bagi adik kelas mereka yang akan training kelak.

 13378770851844592844

Pukul 13.30 siang, aku beristirahat di pantai Bengiat, di samping hotel Ayodya, menikmati menu nasi dan sayur capcay, segelas teh panas, total seharga 20.000 rupiah. Hmmm, area pesisir kawasan pariwisata yang dikelola oleh PT BTDC ini, adalah area yang kujadikan penelitian bagi disertasiku. Sudah berkali aku kemari, mengumpulkan berbagai data yang kubutuhkan. Berharap semoga semua mampu berjalan lancar dalam genggaman tanganku.

 13378771261256541744

Pukul 14.40, aku kembali ke kampus, dan melanjutkan bimbingan skripsi dengan para mahasiswa,  juga diskusi dengan beberapa mahasiswa. Termasuk si Desak Putri Alita Gorda, yang sedang berusaha menuntaskan proposal skripsinya, agar bisa mengikuti program beasiswa ke India pada bulan Agustus kelak. Hmmm, contoh mahasiswa cerdas, cantik, dengan segudang prestasi dan kesibukan dimana-mana. Sungguh seorang perempuan multitalent dan multitasking masa kini.....


13378773061085364760

Sekaligus, diskusi singkat dengan ibu Kadek Anggreni, staf di Program Studi Manajemen Akunting. Dia akan ujian skripsi di STIMI. Dia minta bimbinganku, membantunya mempersiapkan ujian sidang hari Rabu sore yang bakal dijalaninya. Maka, kubantu dia, memainkan peran sebagai penguji ujian skripsi.


13378773541860560264

Astungkara, Hyang Widhi, Rabu, 23 Mei 2012, seluruh tugas yang dibebankan kepadaku oleh lembaga telah berhasil kutuntaskan. Aku kembali pulang ke rumah. Saatnya berkumpul bersama keluarga.

Wawancara Pensisba STPNDB Jalur PMDK

13378739561086622634

Wawancara Pensisba bagi calon mahasiswa jalur PMDK STPNDB hari ini, Selasa, 22 Mei 2012. Duduk bersama Gus Aji IBGA Widana dan Putu Tonsen di ruang PA 301, kami siap bekerja.

Pertama masuk ke dalam ruang, Putu Yudhi Hermawan. Putra sulung dari tiga bersaudara ini jawara berkali di kelasnya beberapa semester. Minat tinggi dan tahu jalan meraih masa depan dengan bersusah payah. Kedua orangtuanya adalah petani, dan dia ingin meraih keberhasilan demi kebanggaan pada diri dan juga demi orang tuanya.

Berikutnya, Andi masuk. Remaja ini jujur berceritera tentang dirinya. Perokok sembilan batang per hari, ngebut di jalan raya, dan sesekali peminum, terutama bila stres berkaitan dengan percintaan, ngambul bila keinginan tidak dipenuhi orangtua. Andi berasal dari jurusan IPA, pendaki gunung tangguh, pemenang musikalisasi puisi Inggris yg romantis, hingga pilihan bidang Akunting. Hmmm, remaja yg gelisah dalam mencari jati dirinya....

Berikutnya ada Suweni, gadis desa nan manis yg bersiap meretas jalan ke masa depan. Tatap matanya serius mengurai tiap jawaban dari tanya yg kami ajukan mengenai kemampuannya. Siapa bilang remaja perempuan kalah dalam kemampuan dan kemauan di era kini? Sama halnya dengan Kadek Enna Katalina yang mengatakan ingin kuliah sambil bekerja, didukung lingkungan dan budaya yang terbentuk semenjak kecil, mereka ciri dan gambaran remaja masa kini. "Bapakku seorang pematung dewi Saraswati dari kayu pangkal buaya" Sahutnya mantap.

Bahkan... Ida Bagus Bathya Angga Nirmala, putra seorang pemangku, berkata "Saya terbiasa kerja di art shop milik keluarga karena tugas orangtua tidak memungkinkan mengurus bisnis  yg diwariskan turun temurun lagi". Well, dia berpengalaman dalam bidang wirausaha sedari muda usia.

Hingga Gede Bagus Anantha Wikrama yang vegetarian namun berpenampilan modis.Pemenang Juru Bapang Barong se Bali ini menjabarkan visi dan misi hidupnya secara gamblang.  Mereka semua adalah gambaran remaja masa kini, dengan berbagai dinamika yang ada di sekeliling mereka, berusaha meraih masa depan ke dalam genggaman.

Hmmm.... anak-anakku.
Jalan hidup kalian masih sangat panjang terbentang. Meski hidup terkadang tidaklah adil menurut kita, walau jalan tidak selalu mudah dan seindah yang kita bayangkan atau impikan, jangan mudah menyerah..... Terjatuh berkali, maka bangkitlah berkali dan berkali dalam mewujudkan cita-cita kalian semua.

Jangan Mudah Menyerah, Anakku.....

Yudha stres. Matanya memerah, bulir air mata tertahan sedari tadi, mulai mengalir perlahan. Badannya mulai menghangat, sesekali mengeluarkan ingus. Dan... menggoyang gigi yg oncel. Hmmm...



 Empat hari liburan kami gunakan untuk bersantai setelah rangkaian kegiatan se harian yang lumayan membutuhkan konsentrasi seurieus. Dan hari ini, dia membantu membongkar pasang tempat tidur, bersih2 rumah, membantu bapaknya mengambil berbagai pot dan tanaman dari rumah seorang sahabat. Kemudian lanjut bermain bola bersama teman2nya di lingkungan perum kami.

Sore hari, dia duduk manis mulai mengerjakan pe er nya. Menjelang malam, belum juga tuntas. Dia mulai duduk gelisah. Jari jemari kecilnya terus menoreh buku tulis. Sambil merapikan baju bersama simbok, kulirik dia. Ah, anakku stres. 1000 tugas menulis angka dengan huruf latin dan romawi selama libur panjang ini membuatnya tidak betah lagi duduk tenang. Ditambah dengan sakit gigi dan letih yag mendera.

Ehm...... maka, inilah saatnya sang Emak beraksi. Cukup sudah aku membujuknya untuk terus duduk tenang, konsentrasi dan menuntaskan pelajaran tersebut sebagai konsekuensi beban yang harus dipikulnya. Kini saatnya kubantu dia. Maafkan daku, bu dan pak Guru..... Bukankah, seorang emak pun juga, bisa menjadi macan bila bersangkutan dengan anak2nya terkasih. Hehehe, kulanjutkan tugas anakku.....

Lean on Me (Magnum)

Some times in our lives
we all have pain..
we all have sorrow..


But if we are wise..
we know that there is
always..tomorrow!


Please swallow your pride.
If I have things,
you need to borrow for,
no one can fill those of your needs
that you won't let show..


You just call on me..
when you need a hand.
We all need somebody to lean on.

I just might have a problem
that you'll understand
We all need somebody to lean on.


Lean on me..
when you're not strong.
I'll be your friend..
I'll help you carry on..
For it won't be long,
Till I'm gonna need..
somebody to lean on.


If there is a load,
that you have to bear..
that you can't carry..
I'm right up the road.
I'll share your load
if you just call me.

Kamis, 17 Mei 2012

Ibu ku Mentari ku

1337277177152769516

Ibu ku tiba di Bali semenjak Rabu malam, 9 Mei 2012. Setelah menempuh perjalanan panjang nan melelahkan. Namun bahkan, hingga beliau berangkat kembali, 17 Mei 2012, dengan pesawat JT 21 pukul 13.00 yang membawanya  terbang tinggi, kami tidak bisa selalu bersama melewati tiap detik dengan sepenuh ceritera yang mengalir bak air deras tiada henti.

1337277143760587943

Hmmm... Tipikal perempuan pekerja keras nan tangguh, sayang keluarga, namun terkadang terlalu keras bagi kami bila sudah berkaitan dengan prinsip beliau. Sedikit banyaknya, kuwarisi cerminan diri dari Ibu ku dalam merangkai jejak kaki mengarungi luas samudra kehidupan.

1337277222803777542

Dari jejak perjalanan Pontianak - Denpasar - Batuaji. Esok hari sudah muncul di Sepang seharian untuk mengikuti prosesi Ngaben. Bersikeras tetap ikut di bagian depan bade, sambil memegangi kain putih yang terbentang, berjalan cepat. Terkadang harus berlarian. 

1337277278844553619

Ah.... ibuku sayang, ibuku terkasih.... Ibu yang telah melahirkan dan merawatku. Beliau sudah sepuh kini. Dengan kondisi fisik yang tidak sempurna, kedua kaki cacat, pernah patah akibat beragam kecelakaan, pinggul bengkok, namun bersikeras ikut berjalan kaki menempuh jarak ber kilo meter, demi menghantar jenasah bapak mertua ke tempat pengabenan, untuk kembali bersatu dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa

1337277309383017536

Kembali ke Batuaji, dan... keesokan hari ke Bongancina, mengunjungi para kerabat yang menetap di sana, sebelum kemudian ke Denpasar di sore hari, malam hari kembali ke Batuaji, Kerambitan. 

13372773331224226799

Dua hari lagi, sudah kembali bergerak ke Denpasar, kembali ke Bongancina karena Dewa Biyang Ketut Kantun meninggal dunia. Dan larut malam baru kembali ke Denpasar.  Keesokan hari sudah PP Denpasar - Kerambitan.

1337277353792757472

Meski terkadang naik mobil, namun tetap lebih memilih bergandengan dan berboncengan denganku naik motor bersama, karena aku hanya mampu menyediakan motor bagi ibuku tercinta.....

1337277388270564441


Dari Ibu ku lah aku belajar tentang arti kehidupan,
tentang semangat untuk pantang menyerah kalah
sebelum buktikan ketangguhan kita dalam berjuang.
Dari Ibu ku lah aku dapatkan spirit empati dan kasih sayang pada sesama....
Dari Ibu ku lah aku belajar untuk selalu rendah diri,
menyatu dan berbaur dengan orang lain,
karena gelar dan materi tak kan berarti tanpa terlibat bersama sahabat dan kerabat.
Dari Ibu ku lah aku dapatkan, manusia akan selalu temui masalah dan tantangan hidup,
namun kita akan bisa belajar untuk menjadi bijak dan dewasa dari ini semua,
meski berkali terjatuh dan terpuruk.... namun bangkit kembali selalu.....

Nangkilang ke Kahyangan Tiga

Jum'at, 11 Mei 2012. Pagi hari hujan turun deras. Langit berduka, tanah basah menyapa. Namun pukul 8 hujan berhenti menangisi bumi pertiwi.  Meski mendung ber gelayut, kami bersiap nangkilang bhetare ke ketiga Pura. Maka, bersama rombongan, kami bersiap. Dengan dua mobil dan beberapa motor beriringan.
Pertama, kami menuju ke Pura Pempatan, yang terletak persis di depan kantor Kepala Desa Sepang Kelod. Menggelar tikar dan membuka tedong / pajeng, meletakkan serangkaian banten dan mempersilahkan mangku untuk memuput karya.

1337272441979626093

Berikutnya, kami bergerak melanjutkan perjalanan menuju Pura Puseh lan Bale Agung Desa Adat Sepang, Desa Sepang Kelod. Pura yang berdiri megah, menyapa kami dengan hamparan pemandangan indah perbukitan di pagi hari tertimpa cahaya sang mentari berpendar indah.....

1337272103964908431

Sang Mangku menyampaikan mantra dan kemudian memimpin persembahyangan kami, sebelum memercikkan tirta suci bagi kami semua.

1337272144180334614

1337272183718459146

Berikutnya kami menuju Pura Dalem Desa Sepang.

13372722101396802272

1337272243240704843

1337272266496041416

1337272287363653655

13372723041640936139

1337272916697110062

Mundut bhetare setelah nangkil di Pura Dalem

1337272994796965867

13372730151814328230

Kemudian kembali ke rumah, untuk ngelinggihang bhetare di sanggah masing-masing. 

Kembali kami menggelar rangkaian prosesi upacara agama di sanggah. Ngelinggihang, atau menempatkan bhetare.  Mencakupkan tangan sebagai pertanda sembah bhakti kami bagi para leluhur, yang selama ini telah mengingatkan anak cucu nya, selalu eling, meningkatkan kewaspadaan dan kebijakan di setiap jejak langkah.


1337273051787905673

Semoga dengan rangkaian acara ini, kami semua semakin hari semakin menghargai jejak leluhur, dalam menegakkan ajaran Dharma, menjadi pribadi tangguh menapaki masa selanjutnya, tetap rendah hati dan kian bijak, juga smakin dewasa.

13372730761540256242

Kami kemudian menuju rumah Bli Nengah Puja, yang berjarak 500 meter dari Pangkung Singsing, untuk Ngelinggihang bhetare Bape Lantas di sanggah keluarga. Mangku lanang dan istri membimbing kami menuntas kan prosesi agama.

1337273100388528238

Setelah persembahyangan tuntas, kami santai beristirahat sejenak di teras rumah bersama seluruh anggota keluarga. Ada Bli Ketut Diartha dari Nyalian, Klungkung. Ada Bli Boksen dari Jakarta.  Berkumpul dengan para kerabat, ponakan, cucu, saling bertukar ceritera, berbagi kebahagiaan, dengan berbagai nuansa mengenai kehidupan masing-masing...... Alangkah indahnya sebuah kekeluargaan.

13372731592054619151

13372731811172551073

13372732172129627947

Ngerorasin

Masih berkaitan dengan rangkaian acara Ngaben Mertua. Kamis, 10 Mei 2012. Di sore hari, kami bersiap nganyut sekah, ngerorasin, ke pasih. Dan Laut yang dituju, disepakati, adalah yang berlokasi di Yeh Leh. Hmmm, daerah Pengeragoan, dekat Bading Kayu.

13372673301037995908

Ada beberapa mobil yang dipersiapkan bagi acara ini. Satu mobil pick up yang dikendarai oleh Bli Ketut Nada. Satu mobil Kijang hitam yang dikendarai Nengah Muliawan, ponakanku yang polisi. Satu Toyota Fortuner putih yang dikendarai Kadek Ratmini. Satu mobil kijang biru tua milik ipar, Nyoman Sumadi. Satu mobil lagi yang dikendarai Komang Dawuh. Juga satu mobil lainnya. Ibuku, bibi, Dewa Biyang Nyoman Nesi, dan Dewa Kadek Kokar, bersama mobil APV, akan mengikuti acara ngerorasin, kemudian langsung kembali ke Tabanan. Adik2 Agus ikut pula menumpang di dalam mobil tersebut.

13372673721341289983

Suami dan anak-anak, bersama beberapa mbok dan beli, naik di mobil pick up, menikmati udara terbuka malam hari. Tak lupa ku letakkan serta dua jas hujan di mobil pick up tersebut, buat berjaga-jaga jika turun hujan. 

13372674622110275088

Kegelapan malam pinggir pantai di daerah Yeh Lebah menyapa kami. Tikar digelar, pemangku mulai mengawali persembahyangan dalam rangka ngerorasin, diterangi cahaya sinar senter yang dipegang ponakanku. 

1337267537263743103

Ah Tuhan...... Betapa kami, para umat Mu, memuja dan memuji Mu, melestarikan Genius Local Wisdom berupa ngerorasin, dengan harapan agar atman keluarga terkasih kami bersatu kembali dengan Mu. Dari kesucian, kembali menjadi kesucian. Dari Nol, kembali menjadi Nol. Lebur, luluh, jadi satu.

Setelah tuntas acara disini, kami melanjutkan menuju Griya Pangyangan, mamitang. Hujan turun rintik-rintik, namun tidak membuat dingin, malah damai terasa tercipta di antara kami semua.

Ida Ratu Peranda, Lanang Lan Istri, menuntaskan prosesi bagi kami. Malam kian larut beranjak. Namun niat tuntaskan karya tidak menyurutkan jejak langkah kami. Hingga akhirnya kami kembali menuju kendaraan yang membawa kami kembali ke kampung halaman.

Hanya dua mobil yang memutuskan untuk mengambil rute menembus jalur hutan Jeruk Manis. Yakni mobil yang dikendarai Komang Dawuh, dan mobil pick up yang kutumpangi dan dikendarai Bli Ketut Nada.  Jalan menanjak curam, jalan rusak berkerikil,  terkadang jurang di kiri atau kanan jalan, hutan sepanjang 10 km lebih, gelap tanpa lampu sama sekali, hujan rintik-rintik yang turun kian lama kian deras..... Sungguh sebuah uji nyali bagi mereka yang melalui jalan ini. Beruntung kami memiliki supir dan mobil tangguh untuk melewatkan jalan ini. Tiba di Desa Dapdap Putih, setelah menembus hutan belantara, dan kembali melanjutkan perjalanan menuju Asah Badung. Udara dingin malam sehabis hujan membuat kami bersatu dengan alam. Aku merenung. Hmmm, begini ini kah, perjuangan para leluhur kami dahulu dalam menegakkan Dharma??
Astungkara, Hyang Widhi, kami tiba pukul 9 malam. Kembali kami menjejakkan kaki di halaman rumah tua. Hati puas karena berhasil menuntaskan rangkaian kegiatan hari ini.

Genius Local Wisdom : Mekutang Bok

13372620751349272577

Wrespati Wage Bala, Kamis 10 Mei 2012. Setelah upacara Ngaben bapak mertua terkasih, Bape Ketut Rantun, berjalan lancar, lanjut dengan ngelanus / nganyut di tukad, diadakan upacara Mekutang Bok.

1337262039820248090

Mekutang Bok diikuti oleh para anak yang sudah ketus gigi pertama kali, sebagai pertanda mereka menapaki tahap menuju remaja. Ini adalah tahapan yang diyakini sebagai Golden Age. Tahap dimana anak memiliki ingatan sangat kuat atas apa yang mereka amati dan mereka terima dari lingkungan sekitar mereka.

1337262121551118382

Ida Ratu Peranda dari Ghrya Pangyangan munggah dan muputang karya. Anak-anak duduk dengan rapi di hadapan Beliau, menerima rangkaian tahapan demi tahapan dalam Mekutang Bok. 

13372621691615706645

Ada Yudha, anakku, ada Made Dhika, ponakan tercinta, Krisna, sang cucu. Juga anak-anak dari Nyoman Suartawan yg dikenal dengan Grudig, dua anak Nengah Plekos, tiga orang cucu Men Nyoman Tamas.

13372622042064755490

Tirta dipercikkan pada mereka semua mengawali prosesi persembahyangan. Mereka melukat, membersihkan dan menyucikan diri, menatab banten yang telah disiapkan bagi mereka. 

13372622401299492467

Ida Bagus Aji menggunting sedikit bagian rambut, di bagian depan, belakang, kiri, kanan, lalu memasukkan ke dalam jalinan dari janur yang kemudian diikat dengan benang tridatu.

13372622741243115313

Harum aroma dupa menyeruak udara, diiringi pembacaan ayat-ayat suci yang tertera pada lontar oleh Ida Bagus Aji. Para penglingsir melafalkan kidung mantram dengan alunan lagu yang membuat hati terharu.....

1337262315892663774

Mereka dihantarkan ke pintu gerbang masa depan dengan sepenuh harapan, dengan segenap doa suci, dengan kekuatan magis para leluhur dan bhetare agung, para dewata. Semoga mereka sanggup menjadi pejuang tangguh dalam menghadapi dan mengarungi samudera kehidupan yang terbentang luas, di jalan Dharma, dengan sepenuh yadnya.....

13372623461570854917

1337262385451562350

133726240994638075
Anak bungsuku bersiap menerima kalpika, dari rangkaian ilalang, yang dipasangkan di kepalanya, sebagai pertanda dia telah tuntas mengikuti prosesi mekutang bok, yang menghantarkan dia mengarungi kehidupan masa depan dengan sepenuh persiapan untuk berjuang menjadi pribadi tangguh nan kian bijak dan dewasa.