Minggu, 30 September 2012

Pak Andik, Penjual Tuak dan Buah Rontal Muda

Setelah bersembahyang di Pura Goa Gong, di dekat halte bis Udayana 3, di lingkungan kampus bukit, Universitas Udayana, kutemui penjual Tuak dan Buah Rontal muda dari Tuban, Jawa Timur ini. Dia memegang buan rontal muda dengan tangan kirinya. Tangan kanannya yang memegang parang tajam, dengan cekatan memotong sisi luar buah rontal, menyisakan bagian dalam yang empuk dan manis bagai buah rambutan.



Waktu masih menunjukkan pukul 9 pagi, hari Minggu, 30 September 2012. Namun dia telah banyak mengupas buah tersebut. Puluhan botol berukuran satu liter yang berisi tuak manis hasil sadapannya, tanpa tercampur bahan pengawet atau bahan tambahan lain, juga tanpa campuran alkohol atau methanol yang bisa memabukkan, bahkan membunuh orang. Hmmmm, inilah hasil olahan asli berbagai produk Indonesia. Wisata kuliner yang sesungguhnya, beragam warna, dan bisa menjadi alternatif bahan pengobatan bagi penyakit, dari asam urat hingga sakit kepala.

Kubeli sebotol tuak seharga Rp sepuluh ribu rupiah. dan sembilan bagian isi daging buah rontal, sebagai oleh-oleh bagi keluargaku. Dan, kulanjutkan perjalanan menuju Pura Griya Tanah Kilap. Sembahyangku kali ini, Purnama Kapat, Minggu 30 September 2012.

Pak Andik....... dan juga jutaan orang lainnya, yang sepagi ini telah bekerja keras, dan bercucuran keringat, mengumpulkan rupiah demi rupiah penyambung hidup. Aku sungguh menghormati dan menghargai perjuangan kalian. Pejuang tangguh dalam kehidupan.

Jumat, 21 September 2012

Renungan Pagi Dini Hari, sungguh asyik membongkar jati diri


"Ora perlu kabotan tresna marang daden-daden, tresnaa marang sing dadi. Nanging aja gething marang daden-daden, sebab ing kono ana sing dadi". Prof. Dr. Ki Damardjati Supandjar bertutur padaku suatu waktu di sela mimpiku.......

Hmmmm, sungguh benar. Kita sering kali lupa esensi hidup di dunia ini, karena tertutup ego diri kita masing-masing.

Not necessarily to be burdened or attached toward formation of things, Just Be in love within suchness, But don’t averse to the formational reality. Because in that relativity, there is a workable one.

Wes. Ga usah mikir yg berat. Hidup sudah rumit dan susah. Gak perlu melekat pada materi ato benda. Biarlah cinta kasih mengalir apa adanya..... Namun jangan pula menolak hadirnya realitas formal, karena kita hidup dalam dunia nyata lengkap dengan sistem, struktur, pola dan norma yang ada....

Intinya..... Kita ga bisa hidup semaunya, sewenang-wenang, karena semua akan berjalan dengan sendirinya, sepenuh usaha kita, dengan diiringi doa dan juga perjuangan disetiap jejak langkah.

Penelitian psikologi menunjukkan bahwa kepercayaan dalam supranatural, berperan sebagai perekat sosial dan memotivasi orang untuk mengikuti aturan. Lebih lanjut, kepercayaan akan akhirat membantu manusia untuk berduka dan mencegah orang dari ketakutan akan kematian.

"Kita tidak dirancang pada tingkat teori fisika," kata Daniel Kruger, seorang psikolog evolusi di University of Michigan, yang mengatakan kepada LiveScience tahun lalu. Apa yang penting bagi kebanyakan orang "adalah apa yang terjadi pada skala manusia, hubungan dengan orang lain, hal-hal yang kita alami dalam hidup kita"

Jadi, tegaskanlah Desa Kala Patra dan Tri Hita Karana, juga Tri Kaya Parisudha. Jeg, aman dah dunia ini..... Berusaha menyelaraskan diri sendiri dengan lingkungan dimana kita berada, memelihara ruang bathin agar terhindar dari konflik berkepanjangan yang sesungguhnya tidak perlu dan sepele, karena ada jauh lebih banyak hal yang pantas kita kerjakan daripada buang waktu dan tenaga, juga biaya secara percuma......
 

Rabu, 12 September 2012

Pariwisata demi Bali, atau Bali demi Pariwisata?


Pariwisata demi Bali, ataukah Bali demi Pariwisata?
I Gede Ardika, mantan Menteri Pariwisata periode tahun 2000 – 2004, pagi ini menyatakan, bahwa sudah seharusnya para pemimpin dan pengambil kebijaksanaan di Bali menegaskan komitmen dan mengambil langkah-langkah demi menyelamatkan situasi dan kondisi Bali.
Adalah sebuah kebohongan besar, bila menyatakan pariwisata sudah memberikan kontribusi berarti bagi penduduk Bali. Karena, faktanya, 98 % beragam usaha yang berkaitan dengan pariwisata masih dimiliki oleh orang luar Bali. Hal ini memberi dampak sebagian besar penduduk Bali sendiri hanya sebagai penonton atau sebagai pemain dengan peran kecil dalam kepariwisataan.
Berbagai sumber daya, khususnya sumber daya manusia, yang ada di Bali, tidak kalah bersaing dengan sumber daya yang ada di daerah lain. Namun berbagai kebijakan yang dikeluarkan justru terkesan hanya berjalan terpisah, kurang terkoordinir, dan hanya menguntungkan segelintir pihak, dengan mengabaikan masyarakat Bali secara umum. Padahal sumber daya yang ada di Bali memiliki potensi luar biasa. Dan hal ini seharusnya menjadi fokus perhatian para pemimpin Bali, sebagai bahan diskusi dan kajian yang tiada hentinya, dengan melibatkan berbagai komponen masyarakat Bali, dan mengaplikasikan demi kemajuan penduduk Bali itu sendiri.
Ini dikemukakan oleh bapak I Gede Ardika, yang mengaku, sungguh menikmati peran beliau kini, sebagai seorang pengempu, atau MC, yakni Menjaga Cucu, di pagi hari yang cerah, Kamis, 13 September 2012. Konferensi Pembangunan Kepariwisataan Berkelanjutan di selenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, di Holiday Inn Resort, 12 – 14 September 2012, diikuti oleh sekitar 200 peserta yang berasal dari berbagai komponen, seperti dari pihak industri pariwisata, lembaga dan instansi yang berkaitan dengan kepariwisataan
Berbagai sambutan lain yang disampaikan adalah, dari Direktur ILO Jakarta, Mr. Peter van Rooij, Gubernur Bali dalam sambutan yang disampaikan oleh Kadisparda, Bapak IB Kade Subhiksu, dan juga Menteri Parekraf dalam sambutan yang disampaikan oleh bapak Dr. Sapta Nirwandar.
Menteri Parekraf  dalam isi sambutan juga menguraikan, bahwa Sustainable Development juga sudah seharusnya tidak mengorbankan masa depan berbagai pihak yang terlibat dalam pembangunan tersebut. Dan sudah seharusnya berbagai perkembangan pembangunan yang ada akan selalu tetap merujuk pada 3 pilar pembangunan yang berkelanjutan, meliputi : pembangunan ekonomi, pembangunan sosial ekonomi, dan perlindungan terhadap lingkungan.
Beragam perencanaan dan pengembangan dalam pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan sudah seharusnya mengutamakan Ekosistem,  baik dalam hal pelestarian ragam flora dan fauna, juga budaya yang ada di tengah masyarakat, yang bersifat ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
Semua ini kembali berpulang pada diri kita masing-masing, seberapa jauh beragam potensi sumber daya yang ada akan digunakan secara bijak dan dewasa demi kemajuan dan perkembangan masyarakat dimana pariwisata itu berada. Sehingga tidak berlaku pepatah yang mengatakan, habis manis sepah dibuang, hisap seluruh sari dan sampah yang diberikan. Karena dampak selalu akan menyertai secara berkelanjutan pula, maka mari kita hanya berikan dampak yang positif pula, dengan mengeliminir berbagai aspek negatif

Suriasman, Yuli, dan Jutaan Pekerja Keras Lainnya



Namanya Suriasman, Alumni DIII MTH STPNDB. Kami temui di sela registrasi dan sambutan bagi peserta Konferensi Pembangunan Kepariwisataan Berkelanjutan, di Holiday Inn Resort, Rabu malam, 12 September 2012.

Dia menyapa kami ramah. "Kami hanya in charge 9 orang untuk menghandle dinner ini". Demikian ceriteranya. Hmmm, bakal pulang lembur setelah tugas tuntas di larut malam sudah terbiasa bagi mereka.

Berkat kerja kerasnya, semangat yang terwujud dalam prestasi kerja secara nyata, dalam waktu 4 tahun bekerja, maka jabatan Asistant Banquet Manager berhasil digenggam. Sungguh, suatu prestasi yang membanggakan dari mereka.

Yuli, adalah juga alumni DIII MTH STPNDB, dia kini menjadi staf di Front Office hotel tersebut. Well, kenapa tidak? Bukankah, di era kini, kita diharapkan menjadi manusia dengan multi talenta dan multi tasking, serba bisa dan mampu beradaptasi di segala bidang.

Di usia yang masih muda, kemampuan dan kemauan untuk bekerja, berusaha menjalani segala dengan sepenuh perjuangan, akan membuktikan tingkat kedewasaan dan kebijakan kita. Tidak hanya sebatas teori-teori belaka, tak hanya berbekal mimpi dan harapan semata...... namun mereka berusaha mewujudkan dalam aplikasi di berbagai ruang hidup mereka.

Teruslah tumbuh dan berkembang...... Kepakkan sayap, dimanapun dan kemanapun arah jejak kaki kalian melangkah. Jangan takut akan ujian dan rintangan. Hanya pengecut yang berpaling dan pergi sebelum berusaha.....

Sabtu, 08 September 2012

Jadilah........ Pejantan Tangguh.




Jum'at pagi, 7 September 2012. Sehari jelang hari raya Kuningan, atau piodalan di sanggah keluarga di rumah tua, kami sekeluarga pulang kampung, mudik ke Sepang.  Aku bersama Ayu, di atas motor Honda Astrea, sedang suami dan kedua anak tercinta di atas motor Yamaha Jupiter MX.

Dua jam setengah menempuh perjalanan Denpasar - jalan raya menuju Gilimanuk, berbelok ke Utara menembus hutan Bading Kayu, tiba di Dapdap Putih, dan akhirnya Asah Badung, Sepang Kelod. Mereka tersungkur, terjatuh terguling, 100 meter jelang tiba di natah rumah tua, pangkung singsing. Padahal, panas terik mentari, jalan raya di jalur propinsi dengan berbagai truk dan kendaraan yg saling menyalip, daerah perbukitan dan medan terjal, jalanan berlubang menganga di banyak tempat, bisa kami lewati.

Hasil yg terlihat, sayap motor pecah dan penuh goresan, kaca lampu depan pecah, spion patah, kepala motor miring ke kanan, suami dan si bungsu terluka dengan lecet dan memar di beberapa bagian tubuh.
Duuuh Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Bersyukur ku haturkan, atas setiap peristiwa yang kami lalui bersama, baik suka maupun duka, sedikit maupun banyak.... Akan kutegakkan kepala dalam menuntun jejak mereka, senantiasa mengarah pada Mu, dalam Dharma, dengan berpijak pada Tri Hita Karana dan Tri Kaya Parisudha.

Bahkan,  tatkala dalam perjalanan kembali keesokan hari, dari Sepang menuju Denpasar. Si biru Jupiter kembali ngambul, ban belakangnya pecah di jalan raya dekat pasar Beringkit. Hmmm...... Sungguh, berbagai ujian dalam hidup, semoga kami senantiasa diberi kekuatan menjalani ini semua.

Duhai Anak-anakku Sayang...... My Lovely Amazing Bodyguards..... Hidup tidak selalu indah. Takkan emak janjikan hidup yang akan mudah bagi kalian. Terkadang kehidupan tidaklah berjalan seperti yang kita impikan, sesuai angan kita. Bila dikau terjatuh dan tersungkur berkali-kali...... maka, bangkitlah berkali dan berkali lagi. Jangan pernah menyerah kalah, anakku, karena hanya diri kita sendiri yang bisa tentukan jejak langkah kaki kemana kita akan mengarah.....

Tumbuhlah menjadi pria sejati, yang siap hadapi segala kemungkinan yang kan tersaji, di dalam hidup ini. Jadilah Pejantan Tangguh, sayangku....

Senin, 03 September 2012

E = Commerce, Oooooohhh, E - Commerce........

Pendahuluan
Di era globalisasi ini, banyak orang dipermudah menjalin interaksi satu sama lainnya, sehingga bahkan, tiada batas lagi hingga bahkan berbagai ruang yg sangat privacy sekalipun bisa ditembus oleh publik. Teknologi memperlancar arus informasi yang disampaikan, tanpa perlu ruang tatap muka secara langsung lagi, yang sering menimbulkan dampak biaya tinggi bagi sebuah perusahaan  (Luciana Spica Almilia, S.E., M.Si., Lidia Robahi, S.E. : Penerapan E - Commerce sebagai Upaya Meningkatkan Persaingan Bisnis Perusahaan, 2007)

Berdasar berbagai pertimbangan yang ada, maka perusahaan dipacu untuk menggunakan teknologi yang maju sebagai senjata untuk tetap survive dan memenangkan persaingan yang kian hari terasa ketat dan keras. Penggunaan internet yang menjurus kepada cyberspace, secara perlahan namun pasti, terlihat mulai mendominasi seluruh kegiatan di atas permukaan bumi. Penggunaan internet  berubah menjadi alat untuk persaingan antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya.  Dampak pada aspek persaingan adalah terbentuknya tingkat kompetisi yang semakin tajam. Globalisasi ekonomi juga membuat perubahan menjadi konstan, pesat, radikal, serentak, dan pervasif. Sehingga perusahaan harus memiliki kemampuan yang cepat untuk beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi sehingga perusahaan akan mampu bersaing dengan para kompetitornya.

Pelanggan yang ingin mengenal dan memahami, juga membeli suatu produk yang harus mendatangi tempat penjual produk sering terkendala waktu dan ruang / tempat, juga biaya. Hal ini tidak efektif dan efisien. Maka, eksplorasi dan pemahaman mendalam akan membantu tercapainya tujuan bersama. Layanan electronic commerce (e-commerce) ini membantu pelanggan mengakses serta melakukan pesanan dari berbagai tempat.

Pembahasan
1. Perilaku Konsumen
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1990), perilaku konsumen diartikan “…. Those actions directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the decision processes that precede and follow this action” (p.3). Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut.

Menurut Mowen (1995), “ Consumer behavior is defined as the study of the buying units and the exchange processes involved in acquiring, consume, disposing of goods, services, experiences, and ideas” (p.5). Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001).

Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005).

Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).

Ini memberi gambaran bahwa dalam penerapan e - commerce sekalipun, harus dikenal dengan tepat balon (bakal calon) pelanggan atau konumen (hehehe, seperti istilah di pilkada aja deh, pake balon segala.....)

2. Sifat konsumen :
a. Consumer Behavior Is Dynamic
Manusia adalah dinamis, akan selalu berubah, bergerak, berpindah. Sifat ini menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Strategi e - commerce yang berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu mungkin saja gagal pada saat dan tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi secara berkala untuk meraih konsumennya.

b. Consumer Behavior Involves Interactions
E - commerce sekalipun tidak berarti kita tidak memberikan sentukan manusiawi, karena setiap orang pada dasarnya menginginkan dirinya diperhatikan dengan baik oleh orang lainnya, meski tidak sedang bertatap muka secara nyata.

c. Consumer Behavior Involves Exchange
Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia. Ada demand dan supply, ada jual dan beli, ada interaksi yang disebut perdagangan.

Pemahaman tipikal konsumen secara baik, akan membantu penerapan e - commerce yg tepat pula oleh pihak perusahaan dan berbagai pihak lainnya.

3. Tipe – Tipe Perilaku Pembelian
Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Budget Allocation (Pengalokasian budget) bagaimana membelanjakan atau menyimpan dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.
b. Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak) pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu sendiri.
c. Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk) berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya, situs terkenal yang berkali dikunjungi dan di promosikan oleh banyak orang.
d. Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya) Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli.

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pelanggan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi 2 bagian yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang konsumen.

a. Individual Determinants of Consumer Behavior
1. Demografis, psikografis, dan kepribadian
2. Motivasi
3. Pengetahuan konsumen
4. Intensitas, sikap, kepercayaan, perasaan konsumen

b. Environmental Influences on Consumer Behavior
1. Budaya, etnisitas, dan kelas sosial
2. Keluarga dan pengaruh rumah tangga
3. Kelompok dan pengaruh personal

5. Sejarah penggunaan E - commerce di Indonesia
Nah, selain pemahaman terhadap tipikal perilaku dari si konsumen dalam berbelanja, ternyata pula, penggunaan e - commerce itu sendiri di Indonesia masih terbatas. Penggunaan e-commerce di Indonesia masih sangat terbatas. Berdasarkan survey   Luciana & Lidia (2007 )  masih relatif sedikit perusahaan yang menggunakan e-commerce sebagai sarana untuk kepentingan bisnis. 3  perusahaan menerapkan e-commerce mulai dari tahun 2002, yang memulai pada tahun 2003 sebanyak 9 perusahaan, sedangkan yang memulai pada tahun 2004 sebanyak 11 perusahaan dan yang memulai pada tahun 2005 adalah 4 perusahaan. 

Sebesar 41 % dari perusahaan yang diteliti menerapkan e-commerce mulai dari tahun 2004, sedangkan yang memulai pada tahun 2003 adalah sebesar 33 %,  sedangkan yang memulai pada tahun2005 sebesar 15 %, sedangkan yang paling sedikit perusahaan memulai penggunaan e-commerce adalah pada tahun 2002,  yaitu sebesar 11%. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa penerapan e-commerce belum terlalu lama dipahami oleh perusahaan.

6. Pengertian E - Commerce
Laudon & Laudon (1998) menjelaskan, E-Commerce adalah suatu proses membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan dengan computer sebagai perantara transaksi bisnis.

E-Commerce atau yang biasa disebut juga dengan istilah Ecom atau Emmerce atau EC merupakan pertukaran bisnis yang rutin dengan menggunakan transmisi Electronic Data Interchange (EDI), email, electronic bulletin boards, mesin faksimili, dan Electronic Funds Transfer yang berkenaan dengan transaksi-transaksi belanja di Internet shopping, Stock online dan surat obligasi, download dan penjualan software, dokumen, grafik, musik, dan lain-lainnya, serta transaksi Business to Business (B2B). (Wahana Komputer Semarang 2002).

Sedangkan definisi E-Commerce menurut David Baum (1999, pp. 36-34) yaitu: E-Commerce is a dynamic set of technologies, applications, and bussines process that link enterprises, consumers, and communities through electronics transactions and the electronic exchange of goods, services, and information.

Onno. W. Purbo menjelaskan,  E-Commerce merupakan satu set dinamika teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelavanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik.

7. Jenis-jenis E-Commerce
Beberapa jenis E-Commerce berdasarkan karakteristiknya:
a. Business to Business, karakteristiknya:
• Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah terjalin hubungan yang berlangsung cukup lama.
• Pertukaran data dilakukan secara berulang-ulang dan berkala dengan format data yang telah disepakati bersama.
• Salah satu pelaku tidak harus menunggu rekan mereka lainnya untuk mengirimkan data.
• Model yang umum digunakan adalah peer to peer, di mana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.

b. Business to Consumer, karakteristiknya:
• Terbuka untuk umum, di mana informasi disebarkan secra umum pula.
• Servis yang digunakan juga bersifat umum, sehingga dapat digunakan oleh orang banyak.
• Servis yang digunakan berdasarkan permintaan.
• Sering dilakukan sistim pendekatan client-server. (Onno W. Purbo & Aang Arif. W; Mengenal E-Commerce, hal 4-5)

Dan...... mari kita menganalisis, apa sajakah E - Commerce dalam tinjauan SEWOT, eeeeee, SWOT

8. Mantaat Menggunakan E-Commerce dalam Dunia Bisnis E - Commerce (Strength)
Manfaat dalam menggunakan E-Commerce dalam suatu perusahaan sebagai sistem transaksi adalah:
a. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
Transaksi on-line yang membuat semua orang di seluruh dunia dapat memesan dan membeli produk yang dijual hanya dengan melalui media computer dan tidak terbatas jarak dan waktu.
b. Menurunkan biaya operasional (operating cost).
Transaksi E-Commerce adalah transaksi yang sebagian besar operasionalnya diprogram di dalam komputer sehingga biaya-biaya seperti showroom, beban gaji yang berlebihan, dan lain-lain tidak perlu terjadi
c. Melebarkan jangkauan (global reach).
Transaksi on-line yang dapat diakses oleh semua orang di dunia tidak terbatas tempat dan waktu karena semua orang dapat mengaksesnya hanya dengan menggunakan media perantara komputer.
d. Meningkatkan customer loyalty.
Ini disebabkan karena sistem transaksi E-Commerce menyediakan informasi secara lengkap dan informasi tersebut dapat diakses setiap waktu selain itu dalam hal pembelian juga dapat dilakukan setiap waktu bahkan konsumen dapat memilih sendiri produk yang dia inginkan.
e. Meningkatkan supply management.
Transaksi E-Commerce menyebabkan pengefisienan biaya operasional pada perusahaan terutama pada jumlah karyawan dan jumlah stok barang yang tersedia sehingga untuk lebih menyempurnakan pengefisienan biaya tersebut maka sistem supply management yang baik harus ditingkatkan.
f Memperpendek waktu produksi.
Pada suatu perusahaan yang terdiri dari berbagai divisi atau sebuah distributor di mana dalam pemesanan bahan baku atau produk yang akan dijual apabila kehabisan barang dapat memesannya setiap waktu karena on-line serta akan lebih cepat dan teratur karena semuanya secara langsung terprogram dalam komputer.
Pernyataan-pernyataan Onno W. Purbo di atas juga didukung oleh permyataan Laura Mannisto (International Telecommunication Union, Asia and the Future of the World Economic System, 18 March 1999, London), yaitu:
a. Ketersediaan informasi yang lebih banyak dan mudah diakses Ketersediaan informasi produksi dan harga dapat diakses oleh pembeli, penjual, produsen dan distributor.
b. Globalisasi Produksi, distribusi dan layanan konsumen : jarak dan waktu relatif lebih pendek, sehingga perusahaan dapat berhubungan dengan rekan bisnis di lain negara dan melayani konsumen lebih cepat. Produsen dapat memilih tempat untuk memproduksi dan melayani konsumen tidak tergantung dimana konsumen itu berada. Perusahaan yang berada di negara berpendapatan rendah dapat mengakses informasi dan membuat kontak bisnis tanpa harus mengeluarkan biaya tinggi.
c. Mengurangi biaya transaksi dengan adanya system order, pembayaran dan logistik secara online dan otomatis.

9. Ancaman Menggunakan E-Commerce (Threats)
Threats merupakan kemungkinan-kemungkinan munculnya kejadian yang dapat membahayakan asset-aset yang berharga.
Ada beberapa bentuk ancaman yang mungkin terjadi:
• System Penetration
Orang-orang yang tidak berhak melakukan akses ke system computer dapat dan diperbolehkan melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya.
• Authorization Violation
Pelanggaran atau penyalahgunaan wewenang legal yang dimiliki seseorang yang berhak mengakses sebuah sistim.
• Planting
Memasukan sesuatu ke dalam sebuah system yang dianggap legal tetapi belum tentu legal di masa yang akan datang.
• Communications Monitoring
Seseorang dapat mernantau semua infonnasi rahasia dengan melakukan monitoring komunikasi sederhana di sebuah tempat pada jaringan komunikasi.
• Communications Tampering
Segala hal yang membahayakan kerahasiaan informasi seseorang tanpa melakukan penetrasi, seperti mengubah infonnasi transaksi di tengah jalan atau membuat sistim server palsu yang dapat menipu banyak orang untuk memberikan infonnasi rahasia mereka secara sukarela.
• Denial of service
Menghalangi seseorang dalam mengakses informasi, sumber, dan fasilitas-fasilitas lainnya.
• Repudiation
Penolakan terhadap sebuah aktivitas transaksi atau sebuah komunikasi baik secara sengaja maupun tidak disengaja

10. Korelasi biaya pengadaan e-commerce dan manfaatnya
Penelitian Luciana & Lidia (2007) membuktikan bahwa  biaya yang telah dikeluarkan perusahaan seimbang dengan manfaat yang diperoleh dengan adanya penerapan pada e-commerce. Maka, ini juga memberi gambaran, betapa perusahaan mendapat keuntungan dengan penggunaan e - commerce, dan konsumen mendapat kejelasan dan kemudahan akses dalam menjalin hubungan dengan berbagai pihak lainnya.

11. Faktor-faktor yang melandasi perusahaan terdorong menggunakan e-commerce terdiri dari enam faktor, yaitu :
a. Mengakses Pasar global 56% 
b. Mempromosikan produk 63%
c. Membangun Merk 56%
d. Mendekatkan dengan pelanggan 74%
e. Membantu komunikasi lebih cepat dengan pelanggan 63%
f. Memuaskan pelanggan 56%

12. Manfaat yang diperoleh perusahaan dengan adanya penerapan e-commerce
a. Kepuasan konsumen menjadi 74% 
b. Keunggulan bersaing 81%

13. Daftar Pustaka
a. Almilia, Luciana Spica, & Robahi,  Lidia, 2007, Penerapan E - Commerce sebagai Upaya
Meningkatkan Persaingan Bisnis Perusahaan, Surabaya: STIE Perbanas
b. Djarwanto dan Pangestu S, Metode Penelitian ;108
c. Drew, S, 2003, Strategic uses of e-commerce by SMEs in the east of England,

European Management Journal, Vol. 21, pp. 79-88
d. Gosh, S, 1998, Making Business sense of the internet,
Harvard Business Review, March – april, pp. 126-134
e. Hamill,J, and Gregory, K,1997, Internet Marketing in the Internationalization of UK SMEs,
Journal of Marketing Management, Vol 13. pp. 9-28
f. Hofman, D.L and Novak, 1995,  How to acquire Customers on the Web,
HarvardBusiness Review, May – June, pp.179 – 188
g. M. Rizal Pali, 2004, The Effect of E-Commerce on Malaysian Tax System,
Vol 6 no 1, puslit.petra.ac.id diakses tanggal 10 Oktober 2005
h. M. Suyanto, 2003, Strategi Periklanan pada E-Commerce Perusahaan Top Dunia,
AndiYogyakarta
i. Oviliani Yenty Yuliana, 2000,  Penggunaan Teknologi Internet dalam Bisnis,
Vol 2 no1, puslit.petra.ac.id diakses tanggal 10 Oktober 2005
j. Sariyun Naja Anwar, 1998,  Internet dan Peranannya dalam Dunia Perbankan,
Gema Stikubank, Januari.

Galungan telah lewat, dan kini.... jelang Kuningan.

 
Galungan telah lewat, dan kini, Kuningan menjelang........
 
Seperti hari lain, yang selalu menyenangkan untuk di jelang, dengan sepenuh keharuan karena diberkati oleh Hyang Widhi Wasa, maka kami syukuri setiap hari yang tiba.
 
Perayaan Galungan dan Kuningan memiliki arti kemenangan kita dalam perjuangan untuk selalu di jalan Dharma. Lalu, apakah ini berarti, pada hari lain kita kalah dan gagal?? Ini adalah simbol, rangkaian ritual dalam agama Hindu, khususnya dengan latar belakang budaya Bali, yang menguraikan fungsi dan makna bahwa kita akan selalu berjuang sepanjang kehidupan kita untuk tetap di jalan Dharma itu sendiri.

Lontar Purana Bali Dwipa menggambarkan : 
"Punang aci galungan ika ngawit bu, ka, dungulan sasih kacatur tanggal 25, isaka 804, bangun indra bhuwana ikang bali rajya".
 
Artinya:"Perayaan hari raya suci Galungan pertama adalah pada hari Rabu Kliwon, wuku Dungulan sasih kapat tanggal 15 (purnama) tahun 804 saka, keadaan pulau Bali bagaikan lndra Loka".

Mulai tahun saka inilah hari raya Galungan terus dilaksanakan, kemudian tiba-tiba Galungan berhenti dirayakan entah dasar apa pertimbangannya, itu terjadi pada tahun 1103 saka saat Raja Sri Eka Jaya memegang tampuk pemerintahan sampai dengan pemerintahan Raja Sri Dhanadi tahun 1126 saka Galungan tidak dirayakan. Dan akhirnya Galungan baru dirayakan kembali pada saat Raja Sri Jaya Kasunu memerintah, merasa heran kenapa raja dan para pejabat yang memerintah sebelumnya selalu berumur pendek. Untuk mengetahui sebabnya beliau bersemedi dan mendapatkan pawisik dari Dewi Durgha menjelaskan pada raja, leluhumya selalu berumur pendek karena tidak merayakan Galungan, oleh karena itu Dewi Durgha meminta kembali agar Galungan dirayakan kembali sesuai dengan tradisi yang berlaku dan memasang penjor.

Galungan adalah hari raya suci Hindu yang jatuh pada Buda Kliwon Dungulan berdasarkan hitungan waktu bertemu sapta wara dan panca wara. Umat Hindu dengan penuh rasa bhakti melaksanakan rangkaian hari raya suci Galungan dan Kuningan dengan ritual keagamaan (Nyoman Dayuh, UNHI - Dps).
 
Bagaimana dengan banten maupun persembahan yang dihaturkan bagi Tuhan? Menurut Ketut Wiana yang merujuk Bhagawadgita :
 
Datavyam iti yad danam
diyate'nupakarine
desa ala ca patre ca
tad danam sattvikam smrtam. 
(Bhagawadgita XVII.20)
Artinya, dana punia yang diberikan dengan tulus ikhlas yang diyakini sebagai swadharma atau kewajiban suci dan dilakukan sesuai dengan desa, kala dan patra. Dana punia itu disebut Sattvika Dana.
Banyak umat berharap mendapat anugerah dari Tuhan dengan melakukan sraddha dan bhakti, meskipun bhakti yang demikian masih tergolong apara bhakti, mengharap sesuatu, mengharap imbalan. Bhakti yang mulia adalah para bhakti, yaitu bhakti pada Tuhan tanpa pamrih apapun. Bagi umat pada umumnya, sraddha bhakti itu masih dalam tahapan apara bhakti dengan adanya suatu permohonan mulia kepada Tuhan.
Perayaan Galungan adalah melambangkan perjuangan umat untuk menegakan kehidupan di bumi ini berdasarkan dharma dan jnyana. Anugerah dari hasil perjuangan itu dilambangkan akan diturunkan oleh Tuhan saat Kuningan. Anugerah itu diterima berdasarkan konsep desa, kala dan patra sebagaimana dinyatakan dalam Bhagawadgita XVII.20.
Artinya suatu pemberian Tuhan yang disebut anugerah atau karunia atas perjuangan umat menegakan dharma dengan jnyana disimbolkan saat hari raya Kuningan. Menurut ketentuan Bhagawadgita tersebut anugerah itu diberikan dengan dasar desa, kala dan patra. Desa artinya ketentuan rohani setempat, berdasar tata cara, peraturan dan awig-awig yang berlaku di sebuah tempat. Kala artinya waktu yang baik, yaitu saat satvika kala seperti saat sebelum mata hari tegak di atas kepala. Diberikan pada mereka yang patra.
Kata patra dalam desa, kala, patra ini bukan berarti keadaan. Pengertian patra dalam Sarasmuscaya 271 dinyatakan: Patra ngaranya sang yogia wehana dana. Artinya: patra namanya adalah orang yang sepatutnya diberikan dana. Orang yang tepat menerima dana punia itulah yang disebut patra. 
 
Menurut Ketut Wiana, dasar pertimbangan untuk menyukseskan tujuan menerapkan dharma atau agama dinyatakan dalam Manawa Dharmasastra VII.10 sebanyak lima dasar pertimbangan yaitu iksha, sakti, desa, kala dan tattwa.
Nampaknya ajaran desa, kala, patra hal inilah yang menjadi dasar pertimbangan mengapa dalam Lontar Sunarigama dinyatakan agar menyelenggarakan persembahan hari raya Kuningan saat pagi sebelum tajeg surya. Pagi sebelum tajeg surya itu tergolong satvika kala atau hari baik untuk menerima anugerah.
Upakara atau banten yang dipersembahkan saat Kuningan sebelum tajeg surya yang utama adalah banten tebog atau selanggi. Banten tebog ini bentuknya seperti topi terbalik yang di dasarnya muncul bertahap. Banten selanggi fungsinya sama dengan tebog cuma bentuknya lebih kecil. Bentuk banten tebog yang muncul pada bagian dasarnya itu melambangkan tahap-tahap perjuangan. Menuju keadaan hidup yang semakin baik.
Dalam diri manusia terdapat unsur kekuatan yang disebut aiswarya, artinya suatu kekuatan spiritual dalam citta atau alam pikiran yang mendorong manusia secara instinktif untuk terus-menerus memperbaiki diri menuju keadaan hidup yang makin dekat dengan Tuhan. Barang siapa yang terus-menerus berjuang untuk meningkatkan diri secara rohani menata hidup jasmani atau duniawi adalah yang akan mendapat karunia atau kasih sayang Tuhan.
Karunia Tuhan pada saat hari raya Kuningan disimbolkan dalam sampian Kuningan yaitu: sampian tamiang, ter, kolem dan endongan. Sampian Kuningan inilah sebagai banten utama selain tebog dan selanggi saat hari raya Kuningan. Upakara ini nampaknya sangat lokal Bali. Tetapi di balik simbol lokal tersebut terdapat nilai filosofis yang universal dan mengandung pengertian yang dalam.
Manawa Dharmasastra I.89 ada dinyatakan tentang kebutuhan pokok masyarakat sbb: Prajanam raksanam danam. Artinya yang paling dibutuhkan oleh masyarakat adalah adanya rasa aman (raksanam) dan sejahtera (danam). Anugerah tersebutlah yang disimbolkan dalam sampian Kuningan. Tamiang yang berbentuk bundar seperti perisai dalam tentara kerajaan tradisional. Ini lambang perlindungan diri dengan perisai dalam bentuk bulat sampian tamiang ini adalah simbol sakral untuk membangun daya tahan mental dalam menghadapi berbagai hambatan, tantangan dan godaan hidup yang dapat membuat kita merasakan rasa aman dalam menapaki hidup ini.
Bentuk bulat melambangkan Bhuwana Agung stana Sang Hyang Dewata Nawa Sanga. Anugerah perlindungan Tuhan yang ada dimana-mana inilah sesungguhnya pelindung kita yang sejati. Setiap orang yang menginginkan kedamaian dan rasa aman berusaha menghapus galau dan sesuatu yang tidak benar dalam hidupnya. Aktif menghilangkan sesuatu yang sepatutnya dihilangkan dilambangkan dengan busur / ter sebagai alat melepaskan panah.
Demikian juga halnya dengan sampian kolem yang berbentuk seperti kantong tempat anak panah sebagai lambang logistik yang dibutuhkan dalam suatu pertempuran. Ini melambangkan dalam perjuangan itu kita butuh bekal lahiriah dan batiniah dalam menghadapi hidup ini. Di samping itu ada juga sampian endongan sebagai lambang kesejahteraan sebagai karunia Tuhan pada mereka yang benar-benar berjuang dalam hidupnya mensinergikan ilmu pengetahuan substansi dari pada perayaan Galungan.
Simbol sampian Kuningan sebagai hari penutup perayaan Galungan dalam wujud anugerah bagi mereka yang sukses mencapai hidup yang galang apadang, sebagaimana dinyatakan dalam Lontar Sunarigama. Seyogianya perayaan Galungan dan Kuningan ini dijadikan suatu momentum membangkitkan kesadaran diri umat untuk mengevaluasi upaya kita mewujudkan rasa aman damai dan sejahtera agar dalam hari-hari selanjutnya ada peningkatan yang nyata dirasakan oleh umat.
Setiap upaya dalam menjaga perdamaian dan mencapai kebahagiaan lahir dan batin ini yang harus dievaluasi, agar tidak semata terhenti hanya pada prosesi upacara dan upakara di tingkat ritual semata, dalam berbagai kegiatan di jalan Dharma, Semoga damai selalu ada dan tercipta di dunia, dan juga di hati kita semua.......

Minggu, 02 September 2012

Ajari Aku........... Jadi Betina Tangguh.

13466397462137089282

Namanya Surniati, alumni D III Manajemen Tata Boga Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali tahun 2005. Kutemui dia saat melakukan rangkaian observasi di pantai Nusa Dua, Minggu, 2 September 2012, bagi disertasiku.

13466398341535158249

Kuamati dia berjalan dari kejauhan dengan membawa beban berat di atas kepalanya, setumpukan berbagai pakaian pantai dalam bungkus plastik berukuran besar dan berat. Diletakkannya di atas salah satu dari deretan bangku di pondok beratapkan ilalang kering pinggir pantai, lalu kemudian memasukkan ke dalam salah satu lemari kayu, dan menguncinya. "Dulu saya bekerja di Ahimsa Hotel di Jimbaran, kini saya bekerja di salah satu hotel lain dekat rumah saya". Demikian ujarnya di senja hari itu.

1346639996144616174

Kini, di sela-sela waktu santainya, dia memilih tetap bekerja menjalankan profesi sebagai perempuan pemijat dan penjaja kain pantai. "Saya tidak suka hanya duduk diam tanpa menghasilkan suatu karya". Dia menjelaskan tentang dirinya sendiri.

13466399041973988682

Surniati, ibu Eli, ibu Leni, ibu Ripin, dan juga para perempuan lainnya di berbagai belahan dunia....... betapa, ku kagumi dan ku segani perjuangan kalian dalam meniti kehidupan.

1346640036368655806

Ajarilah aku, ajari aku selalu, untuk menjadi perempuan tangguh, setangguh dirimu, yang..... meski hidup tidak selalu indah dan tidak semudah impian juga harapan kita, namun takkan mudah menyerah kalah. 

Ajari Aku....... Jadi Betina Tangguh.