Kamis, 28 Februari 2013

C'est la Vie, Mon Ami......

Pukul 4 sore, Kamis 28 Februari 2013. Hari terakhir di bulan Februari. Setelah tuntas dengan beragam kegiatan di kampus Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, aku bersiap untuk pulang..... Suami yang sedang di Malang melaksanakan tugas negara, anak-anak dengan beragam aktivitasnya, rumah tangga yang menanti hadirku, membuat ingin bergegas pulang.

Kulihat senat mahasiswa sedang rapat. Mereka bersiap untuk melaksanakan  beragam persiapan bagi acara pembukaan awal kegiatan bagi peringatan Dies Natalis ke 35 Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali. Dan besok kegiatan akan dilaksanakan di lapangan olah raga kami pada pukul 7 pagi hari.



Bu Suastuti, dosen muda di STPNDB. Setelah tuntas mengajar, dia akan lanjut kuliah di program pascasarjana, magister manajemen, Universitas Udayana. Ya, para dosen diwajibkan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, minimal S2, maka dia melanjutkan pendidian kembali. Ternyata ban mobilnya kempes. Ada cadangan ban mobil di bagasi. Setelah berdiskusi dengan bapak IB Negarayana, Ketua Jurusan MKP yang juga sedang beranjak pulang, pak Giriana, staf transportasi, diputuskan akan menjemput karyawan bengkel mobil di dekat kampus kami. Dan, setelah karyawan bengkel tiba, bagasi mobil dibuka untuk mengeluarkan ban cadangan.



Namun sayangnya lagi, ban cadangan ini juga kempes. Hmmm. Ban mobil yg pecah dimasukkan ke dalam bagasi, ban cadangan yang kempes dibawa ke bengkel untuk dipompa. Uniknya lagi, velg mobil dari ban cadangan tidak lah sama. Resiko tinggi untuk alami kecelakaan.... Mobil hanya bisa dikendarai dengan kecepatan dibawah 80b km per jam nya. Padahal jalur Nusa Dua - Denpasar, dan khususnya kampus UNUD di jalan Sudirman di kala sore hari sangat lah padat. Orang yang pulang kerja, murid sekolah yang baru pulang, dan banyaknya kendaraan proyek yang sedang bertebaran di Denpasar.



Kuputuskan mengiringi ibu Suastuti yang mengendarai mobil KIA Picanto ber pelat DK 1422 KK ini. Aku mengendarai motor bututku. Mengikuti gerak laju mobilnya, sambil memanjatkan doa, semoga tidak terjadi sesuatu apa pun yg membahayakan sepanjang perjalanan. Perlahan kami beriringan menyusuri jalan Denpasar - Nusa Dua, hingga tiba di dekat kampus MM UNUD tersebut, sebelum berbelok menuju ke arah rumahku. Mampir sejenak untuk melakukan pembayaran modem yang kugunakan sebagai akses internet di salah satu anjungan tunai mandiri, dan bergegas pulang ke rumah....... Hum swit hum menanti dengan segudang rencana.



Betapa........
Cobaan terkadang mendera bertubi, datang silih berganti, menguji kesabaran dan kemampuan dalam mengatasi ini semua..... Dari pak Putu Agus Suryawan, staf keuangan yang sedang berada dalam ketegangan tingkat tinggi karena  pemeriksaan BPK yang hadir di kampus kami semenjak kemarin, Rabu 27 Februari 2013. Sementara kedua anaknya dalam kondisi sakit. "Panake mekejang sekarat, ane I tipes dan gejala DB, anak II batuk, pilek, panas. Andika mare mesu uli rumah sakit ofname 4 hari di rumah sakit puri rahaja sakit DB", Tuturnya dalam bahasa Bali.

Aku juga teringat sahabat karib yang bersama sedang menempuh pendidikan lanjutan di program pascasarjana S3, program doktoral, di Universitas Udayana. Ibu Putu Parniasih. Bersama 23 orang lainnya lagi, dari beragam seantero nusantara, kami se angkatan tahun 2009 menghabiskan waktu bertahun di program studi Kajian Budaya tersebut, hingga kini masih berjuang untuk menuntaskan pendidikan kami. Ceria dan selalu ramah, cerdas dan sepenuh semangat menjalani setiap hari-harinya, bersama suami yang dikasihinya. Siapa menyangka kini dia hanya mampu terbaring lemah di ranjang, tidak bisa bangun duduk berlama lebih dari 15 menit. Disertasi terhambat, dan hanya bisa melakukan banyak hal di tempat tidur......

 Kuliah dan kerja, Sahabat dan keluarga, Emosi dan logika, Egois dan cinta, Hasrat dan hampa, Kebutuhan dan keinginan, setiap orang memiliki kisah hidupnya dan jejak langkah yang harus dilalui dalam kehidupan ini.
Aku jadi teringat pepatah yang mengatakan..... Kita tidak bisa memuaskan setiap orang, tidak bisa mendapatkan cinta setiap orang. Kita hanya bisa belajar mencintai setiap orang, dalam situasi dan kondisi yang bagaimana pun jua. Inilah hidup dan kehidupan, dengan segala ragam pernak pernik yang ada di dunia ini. Inilah kehidupan itu sendiri, sahabatku.......... Swaha.....

Pergilah Kekasih Hati, Kejarlah Keinginanmu....



Suamiku menghubungi via short messaging service di mobile phone ku. Rabu sore, 27 Februari 2013. "Saya diminta mengikuti ujian sidang promosi doktor sekaligus studi banding ke Malang. Berangkat sore ini juga pukul 5 sore dengan travel bis, berkumpul di kampus Pascasarjana UNUD jl Sudirman". Berangkat Rabu sore berlima dengan sahabat kantornya, dan tiba Kamis pagi di Malang, mengikuti beragam prosesi acara dinas, dan kembali Kamis sore menuju Bali.....



Hmmm, tidak terlalu kaget. Karena sering demikian, sang kepala rumah tangga ditugaskan mendadak oleh Pusat Kajian Studi Budaya Bali, dimana suamiku juga mengabdi. Maka, sekolah anak-anak tetap berjalan lancar, les mereka juga tetap terkendali. Situasi dan kondisi di rumah tangga tetap tenang terkendali.



Pulang dari Nusa Dua, setelah menuntaskan kerjaku, aku masih sempat mampir ke salah satu mini market untuk berbelanja kebutuhan rumah tangga. Minyak goreng, persediaan makanan, peralatan mandi. Dan kemudian bersiap kembali. Adi, sang putra sulung, menghantar bapaknya hingga ke kampus UNUD di jalan Sudirman. Kemudian, lanjut dia menjemput adiknya, si bungsu, yang sedang mengikuti les, di jalan Diponegoro. 



Hidup terkadang tidak cukup hanya dengan selalu berkumpul bersama...... Kita semua memiliki perjuangan dan arah jalan hidup masing-masing. Mangan ora mangan, sing penting kumpul???? Hla, apa yg dimakan bila  cuma berpangku tangan dan terikat berdekatan tanpa karya apa pun jua.... Kita harus mengumpulkan makan di tempat yang mungkin, berkarya dan berusaha selalu, meski saling berjauhan. 

Pergilah kekasih hatiku..... Meski kita telah bersama dalam sebuah ikatan pernikahan semenjak 1994, namun setiap orang adalah unik dan memiliki kepribadiannya masing-masing, berhak atas kehidupannya sendiri, dan bertanggungjawab atas jejak langkah yang telah dibuatnya. Lagipula, ini cuma 3 hari saja kok.... Kita kan berjumpa pula.

Maka..... kunyanyikan perlahan, lagu Chrisye, tentang semangat memotivasi sang kekasih hati, untuk mewujudkan yang terbaik dari dalam dirinya. Pergilah, wahai sang kekasih hatiku, membuktikan potensi dirimu....


Pergilah kasih 
Kejarlah keinginanmu 
Selagi masih ada waktu 

Kami rela berpisah sementara, demi untuk dirimu 
Smoga tercapai sgala keinginanmu

Rabu, 27 Februari 2013

Hujan angin di penghujung pekan


Angin puyuh, angin ribut, hujan badai...... atau dengan istilah lain yang sering kita dengar dan ketahui.... bisa terjadi dimana saja, kapan saja, dan menimpa siapa saja. Salah satu bencana alam yang memperlihatkan kehadirannya dengan beragam cara dan gaya yang terkadang tidak bisa diprediksi.

Sabtu, 23 Februari 2013. Waktu menunjukkan pukul 21.30.Kami sudah bersiap untuk tidur. Mendadak, angin puyuh menderu disertai hujan deras. Bersiap atas segala kemungkinan yang terjadi, maka pompa air telah kusiagakan di halaman kami, dekan dengan saluran air menuju ke got yang telah kuberi tambahan  pipa. Senter dan juga lampu cadangan seandainya listrik padam mendadak. Duuh Tuhan, petir dan gemuruh yang menyertai hujan deras ini membuat hatiku galau. Semoga tidak ada musibah.

Hujan angin tersebut hanya terjadi sekitar 45 menit. Dan kuikuti info yang beredar di beragam media massa, memantau dari teman-teman yang ada..... berharap semoga semua baik-baik saja.

Memang Februari ini masih termasuk musim penghujan. Dan info yang beredar memperlihatkan beragam situasi akibat bencana alam yang terjadi di musim penghujan ini. Mulai dari angin puyuh yang mengakibatkan tanah longsor di Singaraja, Tabanan. Banjir di Jakarta, Bandung, Bogor, Padang, Aceh. Gelombang air laut pasang setinggi 4 meter terjadi di beberapa lokasi di dunia, hingga nelayan tidak bisa melaut. Semoga..... alam tidak murka berlama, sehingga tidak ada umat yang alami bencana lagi.

Namun, sungguh, kekuatan alam dan takdir Yang Maha Kuasa tidak bisa kita tolak. Hari Senin kutemui bencana alam akibat angin ngelinus, atau angin puyuh yang terjadi di hari Sabtu, 23 Februari 2013 juga menimbulkan beberapa kerusakan di Pura Niti Bhuwana kampus kami, Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali. Swaha.....















Selasa, 26 Februari 2013

Every Body Need Hugs



No matter who you are, you need one
no matter what you do, you want one
No matter if you are uptight or smug
everybody needs a hug

Even if you are up or even if you’re down
even if you’re flat on the ground
Even if you feel like you’ve got some kind of bug
everybody needs a hug

Maybe you’re a millionaire
or maybe you have no underwear
Maybe your life sucks and your beer is full of suds
maybe you just need some hugs

When you can’t seem to get around
when you have to look up to see down
When all you have to eat is one small spud
sounds like it’s time for a hug


If you’ve been dragged over the coals
if life is taking it’s toll
If you’re being chased by a thug
just open your arms and give him a hug

Sometimes people are very rude
just because they’re in a bad mood
You should get up close and snug
Then reach out and give their ass a hug

When everyday all you see is bad omens
when life keeps feeding you lemons
When for the things you are owed, you never get paid
Just give a hug and say it's all paid.

Jumat, 22 Februari 2013

Apresiasi bagi murid SMANSA yang berprestasi akademik & non akademik



Kamis pagi hari, 21 Februari 2013, Putra sulungku mengangsurkan sepucuk surat undangan. "Ma, ada undangan untuk menghadiri acara apresiasi bagi para murid SMANSA yang berprestasi. Datang ya, dengan bapak", demikian ujarnya.

Hmmm, pada surat undangan tersebut tercantum Jum'at, 22 Februari 2013, bertempat di Wantilan Ayodya, Art Centre, pukul 10 pagi. Dheuh... sedangkan Jum'at ini ada ujian sidang skripsi bagi mahasiswa/i STPNDB. Namun..... anak adalah kebanggaan orangtua, maka, akan kulakukan segala yang mungkin bagi anak-anakku.

Akhirnya, Jum'at pukul 10 pagi, 22 Februari 2013, aku duduk manis bersama para orangtua, para guru, juga para murid SMAN I Denpasar yang menerima undangan. Di deretan terdepan, telah duduk manis, kepala sekolah, berdampingan dengan Waka Komite Sekolah, Ketua Komisi Bid. Pendidikan di DPRD, dan yang tiba kemudian, Kadisdik Propinsi Bali.

Acara ini diselenggarakan sebagai ajang Apresiasi bagi 240 siswa berprestasi dalam 514 jenis perlombaan dan pertandingan yang diikuti, baik level lokal maupun nasional dan manca negara, dalam rentang waktu Februari 2012 - Februari 2013. Sebagai apresiasi bagi siswa, orangtua dan keluarga, juga para guru sekaligus masyarakat, dan berkaitan dengan Ulang Tahun Kota Denpasar ke 225....



Para siswa yang tergabung di dalam Sekeha Gong Smansa.




Para penari tari Sekar Jempiring dari sanggar tari Puspa Kencana. Lemah gemulai dan lincah menghentak, seluruh tubuh bergerak.....




Waka Komite Smansa : dan, berikan ruang seluasnya, bagi setiap anak, disertai bimbingan dan pengawasan para ortu, para guru dan masyarakat, bagi mereka untuk ber prestasi di bidang akademik, non akademik, juga Ujian Nasional....



 Kadisdik Prop. Bali: Bekerja keraslah, bekerja cerdas, dan bekerja ikhlas.... Orang yang tidak mau belajar dan berkarya adalah pemilik masa lalu. Kita semua harus menjadi unggul, mencoba berpikir unggul, karena dengan berpikir unggul kita bisa mengembangkan jati diri dengan sebaik mungkin....





sebagian dari siswa berprestasi...... 
Namun, ingatlah selalu, sayang... bukan hanya banyaknya jumlah prestasi yg telah kalian capai, bukan hanya level jawara dan juara, bukan pula deretan piala dan timbunan piagam yang tentukan prestasi kalian semua. Keberhasilan kalian diukur dari usaha, perjuangan, semangat yang menyertai setiap langkah dalam mencapai tujuan hidup....






Komunitas Teater Angin Smansa....



Anak...... adalah kebanggaan orang tua. Sebagian orangtua berdiri dengan bangga.... segudang bahagia tercipta dari senyum yg terpampang di wajah mereka.




Kami mungkin hanya tinggal tulang berserakan... Kalian lah para calon pemimpin negeri ini yang kan membawa damai dan perkembangan jaman.... Kutitipkan masa depan negara dan bangsa dalam genggaman tangan kalian semua.



Titin Damayanti, sahabat muslimku

Sedari pagi, setelah anak2ku berangkat sekolah, hujan disertai angin menyelimuti bumi. Namun aku harus berangkat kerja, beberapa tugas menanti. Maka, kubungkus tas dengan selaput khusus bagi ransel ku. Kukenakan jas hujan, dan menembus jalanan panjang Denpasar - Nusa Dua. 

Celana panjang ku basah kuyup terkena cipratan air hujan dan lumpur jalanan. Dheuh...... hujan di penghujung musim ini sungguh indah bila kita bisa bersyukur atas segala anugerah Tuhan. Mosok, dikasih panas berdebu, ribut..... dikasih hujan angin juga ribut....

Tiba di kantor, di anak tangga gedung rektorat, kujumpai Bu Titin. Sahabat muslim rekan kerja ini berjalan terseok menaiki undakan tangga menuju ruang Ketua STPNDB. "Saya barusan terjatuh tatkala mengendarai motor", ujarnya..... Dheuh, hujan lebat, dia terjatuh dan tersungkur di tengah perempatan jalan, karena jalanan aspal yang amblas, pakaiannya basah kuyup, tas laptop juga basah.  Kebetulan pula daerah tersebut sudah dekat dengan kampus kami, sehingga banyak para murid dan sahabat kerja yang membantunya. Sementara dia diantar ke rumah sakit Kasih Ibu oleh seorang supir yang mengendarai bis pariwisata, ada mahasiswa yang membawa motornya ke pinggir. Beberapa rekan kerja yang mendapat info bu Titin mengalami kecelakaan juga segera bergerak menuju ke RS Kasiih Ibu.

Permasalahan nya kini adalah.... Bu Titin tidak mengetahui, siapa kah mahasiswa yang membawa kunci motornya. Sedangkan ia ingin segera pulang ke rumahnya, di Denpasar. Sudah kucoba mengecek petugas satpam kami, juga rekan2 kerja di prodi MAH, namun belum ada mahasiswa yang mengembalikan kunci motor bu Titin. Permasalahan lain..... sound system yang membantu manajemen STPNDB untuk menyampaikan informasi dari pusat Humas sedang tidak berfungsi. "Sudah berbulan rusak", kata mahasiswa yang sedang praktek kerja di sana. Kampus kami sungguh luas, dengan adanya puluhan ruang kelas, ribuan mahasiswa, belum lagi yang sedang praktek di hotel Langoon, yg sedang praktek di dapur sekolah, yang sedang praktek di restoran, yang sedang praktek di lab. komputer. Hweleh wheleh....... Hmmm..... Apa yang harus kulakukan???? That's what friends are for..... forever friendshipness.

Kuminta dia duduk di dalam ruang kerjanya, aku segera bergerak menuju gedung-gedung perkuliahan kami. Pertama, ke Gedung Lontar, di blok A, lantai satu, ruang kelas pertama / 101, lalu ruang kelas kedua / 102, lalu bergerak ke lantai dua, ruang kelas pertama / 201, lalu ruang kelas kedua / 202,  kemudian berpindah ke blok B, lantai satu, ruang kelas pertama / 101, lalu ruang kelas kedua / 102, lalu ruang kelas ketiga / 103, lalu bergerak ke lantai dua, ruang kelas pertama / 201, lalu ruang kelas kedua / 202, dan ruang kelas ketiga / 103. Kalimat sama yang kuulangi, "Permisi, selamat pagi semua, maaf saya mohon perhatian. Ibu Titin mengalami kecelakaan, dan adakah mahasiswa disini yang membawa kunci motor beliau?? Karena sudah saya cek di ruang satpam, juga di ruang prodi Manajemen Akunting Hospitaliti, belum ada mahasiswa yang mengembalikan kunci motornya. Sedangkan ibu Titin akan pulang ke rumahnya untuk beristirahat....".

Berikutnya bergerak ke Gedung perkuliahan Rebab, di blok A, lantai satu, ruang kelas pertama / 101, lalu ruang kelas kedua / 102, dan ruang kelas ketiga / 103, lalu bergerak ke lantai dua, ruang kelas pertama / 201, lalu ruang kelas kedua / 202, dan ruang kelas ketiga / 103, kemudian berpindah ke blok B, lantai satu, ruang kelas pertama / 101, lalu ruang kelas kedua / 102, dan ruang kelas ketiga / 103, lalu bergerak ke lantai dua, ruang kelas pertama / 201, lalu ruang kelas kedua / 202, dan ruang kelas ketiga / 103. Tetap, tak kutemui mahasiswa yang dimaksud. Dheuuhhh, rasa lelah mulai mendera.

Beranjak ke Gedung Padma, aku berjumpa dengan Dayu. Ida Ayu Suryatini. Mahasiswa DIV Administrasi Perhotelan ini sedang berjalan beriringan dengan sahabatnya. Kuminta bantuannya untuk menyampaikan pengumuman di Gedung Padma blok B, dan aku di Gedung Padma blok A. Dari seluruh ruang di lantai satu, ruang kelas pertama / 101, lalu ruang kelas kedua / 102, dan ruang kelas ketiga / 103, tidak ada mahasiswa di ruang tersebut. Artinya, mereka sedang praktek. Beranjak ke lantai atas, kutemui pak Sabudi. Beliau mengatakan, mahasiswa yang baru diajarnya ada yang datang terlambat, dan mereka menyatakan baru menolong bu Titin. Well, titik terang pun tiba.

Akhirnya..... kutemui mahasiswa tersebut. Mereka sedang mengikuti perkuliahan Bapak Iswayana di Gedung Genitri A lantai 2. Deuh...... astungkara. Bu Titin bisa kembali ke Denpasar dengan tenang, dihantarkan oleh mobil kantor kami.




Senin, 18 Februari 2013

My lovely amazing handsome bodyguards..... and enterpreneurship.

Terbirit2 kabur dari Nusa Dua sepulang kerja hari ini, karena Yudha, pangeran bungsuku tidak berhasil menghubungi bapaknya untuk mengantarnya les. Namun setelah tiba di rumah menembus belantara jalan panas berdebu, kudapati si bapak dan anaknya sudah menghilang berdua. Hweleh wheleh....



Di halaman rumah masih tergelar hamparan bunga jepun / bunga kamboja kering. Yudha rajin mengumpulkan bunga yang banyak berjatuhan dari pohon kamboja yang kami miliki. Lumayan, dia sudah berhasil memiliki hampir seratus ribu dari bunga jepun kering yang dijualnya.

Di halaman rumah kami pula, potongan kulit buah manggis yang kami makan kemarin sedang dijemur. Lumayan lah. Ekstrak yang terkandung di dalam kulit manggis diyakini memiliki khasiat beragam jenis penyakit. Jemuran kulit tersebut bisa direbus, dan airnya dimimum. Xanthone, senyawa super antioksidan tingkat tinggi yang terdapat pada kulit manggis dan daging buah manggis yang bermanfaat untuk anti penuaan dan obat alami untuk penyakit degeneratif seperti kanker, diabetes, stroke, jantung dan ginjal serta penyakit – penyakit kronik lainnya yang sulit disembuhkan.



Si sulung yang tiba kemudian dari sekolah SMANSA, membawa segulung lembaran dari kulit sapi. Hmmm, sungguh, anak-anakku ini tidak pernah berhenti barang sejenak, dalam menggugah semangat kreativitas pada diri mereka.

"Adi beli lembaran ini tadi seharga Rp. 250.000. Adi bakal kongsi an dengan Agung, teman sekelas. Rencananya mau buat dompet, yang nanti adi jual lagi ke teman-teman, ma". 

Dan.... rencana membuat desain, membeli bahan, merancang cara pembuatan, juga bagaimana memasarkan dan menjual produk, sudah dia praktekkan sedari dahulu. Berawal dari SD dengan membuat beragam asesoris, kemudian beranjak SMP hingga SMA, dengan beragam desain grafis yang dihasilkannya, hingga menjadi fotografer di beragam kegiatan yang diikuti.



Well......
Terbanglah tinggi wahai anak-anakku..... mengejar impian dan cita-cita, menyatukan beragam harapan juga usaha nyata, sepenuh semangat di jalan dharma. Swaha bersama Sang Hyang Widhi Wasa.



http://forum.detik.com/duh-jumlah-wirausaha-ri-masih-kalah-dari-malaysia-t633100.html

Jakarta : Basis wirausaha Indonesia sampai saat ini masih sekitar 2% atau 700 ribu orang. Angka tersebut kalah dibanding Malaysia yang sudah menyentuh level 5%.

Deputi Bidang Industri dan Perdagangan Kementerian Perekonomian, Eddy Putra Irawady mengatakan syarat negara maju membutuhkan jumlah wirausaha minimal 2% dari total populasi.

"Sekarang jumlah wirausaha kita sekitar 700 ribu atau 2%. Sehingga masih dibutuhkan 4 juta wirausaha baru untuk memenuhi persyaratan itu," katanya di acara Kompetisi Bisnis (Kompek) ke-15 di Jakarta, Senin (18/2/2013).

Padahal jika melongok perkembangan negara tetangga, menurut dia, Malaysia telah mengungguli sebesar 5%, sementara Singapura menanjak di angka 7%.

"Bahkan jumlah wirausaha di Amerika Serikat sudah mencapai 11%. Sangat jauh bila dibandingkan Indonesia," tutur Eddy.

Data Badan Pusat Statistik tahun 2010 menunjukkan, dari sekitar 40 juta angkatan kerja terdiri dari tamatan sekolah dasar (SD) sebesar 50%, sekolah menengah pertama (SMP) 19,1%, dan 23,4% dari lulusan sekolah menengah atas (SMA) sederajat, diploma 2,8% serta sarjana strata satu sebesar 4,8%.

Oleh sebab itu, Eddy menjelaskan pihaknya terus mendorong peningkatan wirausaha muda melalui beragam kebijakan pengembangan. Diantaranya, melalui pelatihan, inkubasi, pemagangan, kolaborasi dan kemitraan.

"Perluasan akses pembiayaan (KUR), modal ventura, keuangan syariah, dana bergulir, pembiayaan ekspor dan sebagainya," pungkasnya.

Selanjutnya, memperluas akses pasar para wirausaha tersebut dengan pembagunan pasar dan pertokoan, promosi, penggunaan produk dalam negeri serta pembelian pemerintah. Juga penyederhanaan regulasi dan kemudahan birokrasi

"Perizinan akan disederhanakan, dan dipermudah, seperti mengisi satu formulir saja atau lainnya. Terpenting, wirausaha itu nantinya punya identitas alias terdaftar," ujar Eddy. (Fik/Ndw)

D. Sanggam..... "Cause I wonder where you are".......

Namanya D. Sanggam.......
"Panggil aku Odang". Katanya berkali. Berkali diskusi tentang budaya, dia bercerita tentang impiannya, tentang kebanggaannya, tentang harapannya..... akan perkembangan budaya di kalangan muda. Dia mengajarkan tentang cinta pada bumi dan negeri ini, tentang awan berarak, tentang suara alam, air bergemericik........  dan alunan nada indah terlahir dari beragam benda yang di kuasai, dari kendang, gitar, suling. Dia memimpin rombongan duta seni ke berbagai pelosok negeri, ibukota negara, dan mengibarkan semangat cinta budaya di desa nya, hingga ke pelosok nan sulit terjangkau.....



"Ku ikuti tulisanmu. Sepertinya kita se ide tentang kearifan lokal dari budaya yang ada, yang seringkali terabaikan, bahkan oleh pemerintahnya sendiri". Demikian dia pernah berkata.... Hmmm, betapa sering, kukeluhkan, pemerintah kurang memberi ruang bagi berkembangnya apresiasi seni dan sastra. Terlalu mengagungkan kepentingan fisik belaka, sementara kebutuhan rohani terpinggir dan kian tersingkir..... Jadilah kita semua, terutama, kaum muda, anak-anak, dan para orangtua, yang hilang jiwa, merasa hampa belaka, cenderung emosi dan berlaku egois semata.....



"Beragam festival bisa kita adakan, kita galakkan, demi membuka ruang sebesarnya bagi aktivita masyarakat. Hingga tidak ada lagi batas sekat, entah itu usia, suku, ras, dan juga agama, serta beragam level lain, yang memisahkan kita, yang membuat kita terpecah belah dan tersobek. Misalnya saja, seperti adanya Festival Kebudayaan Berau yang ditunggu masyarakat Kalimantan Timur". Demikian ceritanya bersemangat. Hmmm, betapa berapi nya dia bila sudah berbicara tentang budaya, tentang pemuda, tentang semangat yang menyala. Meski belum berkeluarga, namun tanggungjawab bagi masyarakat membuatnya rela mencurahkan waktu memotivasi sepenuh semangat, kaum remaja, murid-murid sekolah, keluarga besarnya.....

"Aku akan datang. Temui aku ya? Kita akan diskusi tentang banyak hal", demikian ujarnya di penghujung tahun 2010. Bukan suatu hal menakjubkan, biasa saja, kami berbincang di tengah kunjungan rombongan budaya yang diikutinya tersebut. Pentas di daerah Kuta, rombongan dari Kalimantan Timur tampil memukau dengan beragam tarian Dayak yang mereka pentaskan. Meski hanya mengenalnya se saat, dia adalah pria menyenangkan diajak diskusi dan berdebat tentang pola tepat pengembangan kepribadian masyarakat melalui seni dan budaya. Kita kini telah kurang menghargai jiwa kearifan lokal yang sungguh bermanfaat dalam hadapi gempuran beragam side effect kehidupan.

"Aku akan datang lagi, Santi". Demikian katanya di ujung telepon sebelum berpamitan untuk berangkat kembali menuju daerahnya. Dan setelah itu, kami tenggelam dalam kesibukan masing-masing, hanya sesekali bertegur sapa.

Hingga di penghujung tahun 2011, tiba-tiba dia menghubungi via telepon, dan berkata "Aku sudah kembali di Bali, kali ini menghantar rombongan seni bersama bapak bupati. Datanglah dan lihat kami pentas". Demikian pintanya. Duuhhh..... hari sudah jelang malam. Aku baru tiba dari kantor dengan rasa lelah. Namun tak ingin mengecewakan seorang sahabat dari jauh, karena esok pagi dini hari mereka sudah kembali ke daerahnya, kupaksakan berjumpa. Jumpa sejenak, melihat mereka, saling menyapa dan mengucapkan selamat, kuangsurkan oleh2 buah tangan berupa kacang bali, sebelum berpamit undur diri.

"Aku menyukaimu, menyukai tulisanmu, menyukai diskusi kita. Tidak mengapa, bukan? Tidak salah, bukan?". Demikian ujarnya sebelum kami berpisah 30 menit kemudian. Duh, Odang..... Tidak ada yg salah dengan rasa suka, tidak ada yg salah dengan diskusi kita, dengan perdebatan, tentang harapan, impian, keinginan, dan proses perjuangan dalam menjalani kehidupan. Bahkan, di saat dia tidak termasuk dalam daftar nama peserta rombongan ke Bali, dia mengurus segalanya, termasuk membeli tiket sendiri, agar bisa berjumpa denganku. Ah, Odang......

Kembali....... lama tiada berita. Hingga hari ini, tepat tgl 18 Februari 2013, secara otomatis sites yg ditemukan oleh Marck Zuckenberg dg nama face book ini memunculkan nama D. Sanggam sebagai list teman yang berulang tahun. Kutulis di wall nya ucapan selamat. Betapa shock tatkala baru kutahu, dia sudah meninggal 29 Desember 2011. Berarti setahun lebih telah berlalu.......

Berangkatlah sahabat.....
Tugasmu di dunia telah berakhir. Teriring doa dari Dayak Berau Kalimantan Timur, darimana engkau berasal, dan ribuan sahabat yang dikau miliki, juga keluarga yang mengasihimu. Berangkatlah mengejar harapanmu di alam sana. Tersenyumlah selalu padaku, pada dunia, pada siapa pun yang kau lihat. Tersenyumlah, sahabat..... 

dan, aku terdiam dalam gelap, menikmati lagu ini, mengenang pertemuan singkat, mengenangmu......

Lionel Richie

Hello

I've been alone with you inside my mind
And in my dreams I've kissed your lips a thousand times
I sometimes see you pass outside my door
Hello, is it me you're looking for ?

I can see it in your eyes
I can see it in your smile
You're all I've ever wanted
And my arms are open wide
Cause you know just what to say
And you know just what to do
And I want to tell you so much
I love you

I long to see the sunlight in your hair
And tell you time to time again
How much I care
Sometimes I feel my heart will overflow
Hello, I've just got to let you know

Cause I wonder where you are
And I wonder what you do
Are you somewhere feeling lonely, or is
Someone loving you
Tell me how to win your heart
For I haven't got a clue
But let me start by saying
I love you...

Hello, is it me you're looking for ?




Minggu, 17 Februari 2013

For those, who try to find love.... Melirik Ainun terkasih..



Menelisik Habibie & Ainun, kukagumi perjalanan cinta kasih mereka, dalam mengurai masa, mencoba memberi makna di setiap jejak langkah. Puisi indah yg terlahir di seribu hari kematian memisahkan mereka, Habibie menulis ini :

 Sudah Seribu hari Ainun pindah ke dimensi dan keadaan berbeda. Lingkunganmu, kemampuanmu, dan kebutuhanmu pula berbeda. Karena cinta murni, suci, sejati, sempurna dan abadi tak berbeda. Kita tetap manunggal, menyatu dan tak berbeda sepanjang masa

 Kucoba merenung di malam gelap gulita, memahami perjalanan cintaku juga. Akankah terlahir indah selalu, seperti apa adanya? Mengasihi kedua orang tua ku, mengasihi saudara, keluarga, suami tercinta, dan kedua anakku, mencintai para sahabat dan rekan kerja, bahkan pula, orang yang belum ku kenal......

Dan..... Inilah puisiku, sesuatu tentang cinta, yang membuatku tegak berdiri di sini, berjalan perlahan, meski terkadang tertatih, tapi yakinku, di akhir masa, kita tetaplah, bukan siapa-siapa.....

Detak jantung berlalu dan berlaku di setiap detik waktu
Mungkin, bukan denting lagu indah yg tercipta dari setiap karya
Namun kuingin dunia tahu, bahwa adanya aku disini karenaMu

Memuja berlebih, mencintai berlebih, mengasihani berlebih, emosi berlebih, kesedihan berlebih........
Kaku bukanlah cinta yang membiarkan segalanya bebas mengalir indah mengisi tiap relung sisi
Itu kata ibu dan bapakku dahulu.

Ah......
Tegarku karenaMu, rinduku karenaMu, amarahku karenaMu, terjatuhku karenaMu
yang buat segala ujian dalam hidupku indah pada akhirnya karenaMu......

Ibu, bapak......
Hidup mungkin bukan sesuatu yg selalu indah, seindah bayangku selalu....
Seribu hari berlalu, seribu puisi tentangMu, tentang rindu yg ingin kubawa berlabuh
Seribu jejak langkahku, seribu hasrat dan firasatku, dan tentang semua lelah ini....
Aku ingin pulang, membawa cinta di hati, memelukMu erat dalam dekapku
AnakMu lelah...
 


If you find yourself in love with someone
and that someone doesn't love you
be gentle to yourself
there is nothing wrong with you
love just didn't choose to rest in that someone's heart

If you find someone fall in love with you
and you cannot answer that love
feel honored that love came by
and called on your door
but gently refuse the feeling you cannot return
as love didn't choose to settle in your heart

If you find yourself in love with someone
and the love returned
it still can happen that love chooses to leave
do not try to reclaim it
and do not assess any blame
let it go........
despite the pain,
there is the reason and meaning for this

You cannot choose love by yourself
Love chooses you


Jumat, 15 Februari 2013

What Love is.....


Saat kecil, ketika ku tanya ibu......
Seberapa kuat aku kelak, menjadi perempuan tangguh sepertinya....
Ibu hanya menjawab dengan tersenyum



Saat beranjak besar.....
Ketika menjelang pernikahanku, kutanya beliau....
Apakah ibu akan hadir dan menemani bila aku kesepian
Ibu hanya menjawab dengan tersenyum......



Saat pertama melahirkan, dan hanya berdua dengan suami.....
Kusadari, makna cinta sejati, tidak selalu hadir dengan selalu berdekatan,
Namun, dari hadirnya senyum sang ibu, meski hanya dalam benakku



Kini.....
kulihat cinta sama, terpancar dari ibu yang melahirkan untuk ketiga kalinya,
Ibu Komang Ratmini, salah satu pegawai di kantorku.



Meski dia sempat dioper sana sini, dari RS,
lalu ke laboratorium yg belasan kilometer jauhnya .....
Terserang serangan jantung menjelang detik2 melahirkan.....
Dia tetap miliki senyum seorang ibu.....

Ibu..... kusadari makna senyummu. Cinta sejati seorang ibu.....

What Love is

‘’Love is what we were born with.  Fear is what we learned here.’’  (Cinta adalah sesuatu yg membuat kita terlahir dan ada di dunia ini.... ) Marianne Williamson.



LOVE BEGINS WITH YOU: Your inner voice is where your story of love begins: It is hard to feel worthy of love if someone is criticizing you all the time and especially if that someone is talking in your head. (Cinta berawal dari diri sendiri dimana kisah cinta berawal. Tak mungkin merasakan betapa berharganya cinta bila seseorang selalu mengkritisi, mencela, mencacimu sepanjang waktu, khususnya bila orang tersebut selalu terngiang2 di benakmu)



True love isn’t about being inseparable; it’s about two people being true to each other even when they are separated. (Cinta sejati bukanlah mengenai mereka yang tidak terpisahkan, namun mengenai orang yang menjadi sujati satu sama lain meski mereka terpisahkan jarak, ruang dan waktu....)



Love and kindness is a way of living.  Where there is love, there is no judgment.  Where there is judgment, there is no love. (Cinta dan kebaikan adalah jalan kehidupan. Dimana ada cinta, tak kan ada penghakiman. Dimana terdapat penghakiman, takkan ada cinta)

Love is the great transformer,  the greatest medicine to heal the whole world. (Cinta adalah transformator terbesar, obat mujarab yang menyembuhkan seluruh dunia)



Love is something you and I must have.  We must have it because our spirit feeds upon it. (Cinta adalah sesuatu yang harus kita miliki, karena cinta kasih adalah modal dari semangat kehidupan)



Love is the greatest healing power of all. (Cinta adalah obat mujarab bagi semua yang ada)

Love fuels passion, hope and desire. It generates creativity giving us purpose and making us feel alive.
 All your love matters and makes a difference. (Cinta melahirkan gairah, harapan dan keinginan. Menghadirkan kreativitas bagi semangat menggapai tujuan dan membuat kita sungguh-sungguh merasakan kehidupan ini....)



 Love is accepting others as they are, allow them to be themselves and stop trying to change them. (Cinta berarti menerima seseorang apa adanya, membiarkan mereka menjadi diri mereka sendiri, dan kita tidak membuatnya berkembang seperti apa yg kita mau, keinginan kita dan harapan kita sendiri)



From  Neale Donald Walsch, in his best-selling series Conversations With God, he shared one of the most profound solutions to any challenge you may ever be faced with. He gives us one of the most powerful 5-word questions you will ever hear. This is a question that you can ask yourself if you ever feel a need to react to someone else's unkind behavior. Here's the question: What would LOVE do now? (Neale Donald Walsch, dalam bukunya : Percakapan Dengan Tuhan, ia berbagi salah satu solusi yang paling mendalam untuk setiap tantangan yang mungkin pernah Anda hadapi. Dia memberi kita salah satu 5-kata pertanyaan yang paling sering kita dengar. Ini adalah pertanyaan yang dapat Anda tanyakan pada diri Anda jika Anda berhadapan dengan orang yang ber perilaku buruk. Berikut pertanyaannya: Apa yang akan dilakukan oleh CINTA sekarang?



You can ask this question the next time you feel challenged to respond or react to someone who, you feel, has wronged you. (Hal ini dapat anda lakukan, bertanya pada diri sendiri, tentang.... Apa yang akan dilakukan oleh CINTA sekarang? setiap kali mendapatkan tantangan untuk memberikan reaksi terhadap orang yang berperilaku buruk pada mu)

You see, love truly is ALL THERE IS. The Beatles sang.

Love is the path of joy. Love is the building block of life. Love takes the form of thoughts, words and deeds. Choosing love is like exercising any muscle. The more it is repeated, the easier it becomes. (Cinta adalah jalan kebahagiaan. Cinta adalah balok yang menjadi fondasi bangunan kehidupan kita semua. Cinta juga yang membentuk pikiran, perkataan dan perbuatan. Memilih cinta adalah seperti berolahraga otot apapun. Semakin hal ini diulang, semakin mudah) Karina Loureiro.

Kamis, 14 Februari 2013

There's something 'bout Val's Day.......


Putra sulung ku berangkat sekolah di pagi hari dengan seikat bunga mawar yang dia persiapkan bagi pacarnya...... "Hari Valentin, ma", demikian ujarnya lalu mengendarai motornya. Si bungsu ikut menumpang hingga sekolahnya. Aku berikutnya yang beranjak pergi, tujuan pertama, memenuhi janji pada ponakanku.

Se pagi hari, sudah berkeliling ke empat kecamatan Denpasar. Dari rumahku di Denpasar Barat, bergerak menuju Denpasar Utara, jalan Antasura, menemui keponakan si gendut seksi, Putu Diah Septiari. Kini dia mengisi waktu luang dengan menjadi agent Oriflame. Kubeli 3 sabun dari nya, ber aroma madu.

Berikutnya, bergerak ke Denpasar Timur. Warung Ayam Goreng Prambanan. Senat mahasiswa STPNDB menggalang dana dengan menjual tiket bazaar. Ada 6 tiket menu ayam titipan para dosen di tanganku yang harus ditukar pagi itu. 4 menu ikan, dan dua menu ayam. "Kita bisa makan bersama di ruang setelah bekerja", Demikian para sahabatku berkata kemarin. Di tembok dinding warung tersebut terpajang tulisan besar...... "Perlakukan bos dengan hormat, namun perlakukan tamu melebihi bos, karena tamu adalah rajanya bos". Namun ternyata menu ikan belum ada. Padahal kemarin sudah kutelepon warung makan ini, dan memastikan bahwa bisa kudapatkan menu pilihan meski masih pagi hari. Hmmmm......

Pukul 9 pagi, aku segera meluncur ke Denpasar Selatan, mengarah ke Sesetan, bergerak menuju Nusa Dua. membawa 6 kotak nasi di bagian depan motor sungguh membutuhkan keseimbangan agar nasi tidak tumpah dan kotak penyok. Ada banyak kerja menanti. 

Salah satu muridku, Gusti Ngurah Putu Agus Kartika Putra, mengirim pesan singkat. "Bu, cokelat - cokelat valentin pesanan ibu sudah saya letakkan di atas meja". Dia duduk di smt 8, sudah bekerja di salah satu hotel di Nusa Dua, dan kreatif membuat beragam produk yang ditawarkan untuk dijual. Pesan lain dari mhs DIV ADH B STPNDB smt 8,"Bu, hadir ya di acara seminar proposal Aplikasi Manajemen kami sekarang di Ged. Genitri, mengenai Wine". Pesan lain lagi, "Bu, jangan lupa ya. Kami dari ADH C STPNDB smt 8, bakal ujian laporan Manajemen Training dengan ibu sebagai penguji, setelah selesai kuliah nanti.








Dari arah Renon, aku menyusuri jalan Bedahulu, berbelok ke kanan, dan akan masuk ke jalan raya sesetan, sekumpulan ibu-ibu memegang spanduk bertulis, 10.000 cokelat bagi pengendara motor jenis Honda. Dan.... mereka memberiku satu, karena motor yang kukendarai adalah jenis Honda. Ah ha..... tas kertas berwarna pink berisi cokelat itu pun ku gantung di motorku.

Honda..... se tahun lalu, tepat di hari Valentin pula, aku juga mendapat cokelat batangan dari manajemen Honda, di jalan Imam Bonjol. Hmmm, bersyukur menjadi orang yang beruntung mendapat hadiah gratis cokelat ini....









 


Tiba di kantor, segera kusapa rekan-rekan, menawarkan cokelat yang di bawa Rah Teko, panggilan bagi Gusti Ngurah Putu Agus Kartika Putra, segera ku berlalu menuju ke Ged. Genitri, bergabung bersama Bu Irene Hanna Sihombing, SE., MM., Ketua STPNDB, dan para dosen lain. Kami membahas proposal yang diajukan mahasiswa DIV ADH C smt 8 bagi program seminar aplikasi manajemen mereka.

Setelah selesai acara tersebut, aku kembali ke ruang dosen, menikmati makan siang bersama rekan se kantor, 








Pak Wayan Jata tiba. Dia memegang Sie Kemahasiswaan. Orang yang sebenarnya lucu. Namun sempat dilanda sakit asam urat beberapa waktu lalu.... Berfoto narsis sambil kusuapin sebutir kue cokelat pada pak Jata, lalu berfoto kembali bersama bu Putu Diah Sastri Pitanatri, S.ST. Par. yang baru beberapa tahun bergabung dengan kami sebagai dosen STPNDB.






dan kemudian bersiap menguji pada ujian laporan manajemen training. Aku kebagian menguji 6 mahasiswa DIV ADH B smt 8 STPNDB ini. Kupanggil satu demi satu para mahasiswi yang telah mengenakan seragam formil, full dress mereka dalam menempuh ujian kali ini. Mereka wajib mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan manajemen training dan laporan yang telah mereka buat.



Valentin....... Tidak perlu ikut-ikutan euforia massa, atau menjadi berlebihan dalam menyikapi sebuah situasi dan kondisi..... Valentin, tahun baru, atau, hari apa pun.... kubiarkan mengalir apa adanya. Ada, ya disyukuri, tiada pun, yach.... enjoy aja.



Hal yang paling menyedihkan di dunia adalah tidak diakui, tidak berteman, dan tidak berdaya. Hidup sudah susah, mari bersama jalani bagai air mengalir