Minggu, 25 Desember 2016

Yoga Bersama









Bermula dari arisan ibu-ibu di perumahan kami yang berlangsung setiap awal bulan pada hari Minggu sore. Kami sepakati untuk mengadakan pertemuan bersama dengan mengisi Yoga bersama mulai hari Minggu tanggal 11 Desember 2016, setiap pukul 6 hingga pukul 7 pagi. 






Bagaimana dengan guru Yoga ?? Ah ha, ga perlu mengundang guru segala lah. Cukup dengan belajar bersama, berkumpul bersama, dengan di pandu oleh ibu Dayu Puspaadi, yang kami anggap sebagai senior Yoga di antara kami semua.








 
Maka, rencana pun bergulir menjadi nyata. Kami saling membangunkan dengan dering telpon hingga berteriak memanggil satu sama lain dari depan pagar rumah, setiap hari Minggu tiba, pukul 6 pagi. Berkumpul bersama di tempat pertemuan warga. Yoga, olahraga bersama.









Terkadang….. bila kita tidak berupaya meluangkan waktu untuk berkumpul bersama dan berolahraga, takkan pernah bisa terwujud…… Maka, inilah upaya kami menikmati kebersamaan secara sederhana, Yoga bersama…..






Sabtu, 24 Desember 2016

Tukad Petanu dan Air Terjun Blangsinga



Jum’at, 23 Desember 2016. Setelah menuntaskan Ujian Akhir Semester pada hari terakhir bagi mahasiswa semester lima Program Studi Administrasi Perhotelan di Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, ku pikir saatnya tiba untuk refreshing sejenak...... Pulang dari sekolah, kugerakkan laju motor menuju Gianyar. Kulihat awan berarak, angin bertiup kencang, namun tak surut jejak langkah motor ku mengarah.....





 Bergerak menyusuri By Pass IB Mantra, setelah satu jam berkendara dengan motorku si Hitam Nyonya Tua, aku tiba di perempatan Pantai Saba, aku berbelok ke kiri, menuju Desa Saba. Menyusuri jalan pedesaan dengan hamparan sawah, tegalan, rumah penduduk, akhirnya tiba di Banjar Bonbiyu. Berbelok ke arah kanan, aku tiba di Pura Dalem Desa Saba. Aku terus bergerak lurus dengan motorku, kutemui Pura Prajapati, dan tiba di parkiran Air Terjun Blangsinga. Ada pak Made Slamet yang menyapa ku ramah.


 Ayu, kakak Nyoman Kayen. Mereka berdua adalah guide yang dibentuk oleh pengalaman untuk melayani tamu sebagai guide di air terjun Blangsinga. Hmmm. pendidikan dan pengalaman, sungguh bekal penting bagi masa depan mu kelak, anak2ku.....

Pak Slamet bertutur bahwa Air Terjun Blangsinga baru dibuka semenjak 8 bulan lalu. Air terjun ini terletak di aliran Tukad Petanu, yang terletak di Kabupaten Gianyar. Air terjun Blangsinga terletak di Banjar Blangsinga, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Desa Saba terdiri dari delapan banjar, beberapa diantaranya, Banjar Blangsinga, Banjar Saba, Banjar Banda.







Aku membayar sebesar Rp. 10.000 untuk tiket masuk. Berkenalan dengan Nyoman Kayen, guide ku hari itu. Dia baru duduk di bangku kelas 6 SD. Di musim liburan sekolah ini, dia mengisi hari liburnya dengan kegiatan sebagai seorang guide, berbayar Rp 20.000 setiap kali bertugas hingga tuntas.




















Kami lalu menuruni anak tangga dari bebatuan yang disemen, berjumlah 130 an, hingga tiba di tukad Petanu. Di pinggir sungai ini, terdapat mata air yang mengeluarkan air dari sela bebatuan. Kuminum mata air yang disucikan oleh masyarakat Banjar Blangsinga ini. Ereka mempercayainya bisa menyembuhkan keseleo atau urat syaraf yang terjepit.
















Kembali kami menuruni anak tangga yang terbuat dari besi, sebanyak 50 an anak tangga, hingga tiba di air terjun Blangsinga. Masih terdapat 50 an anak tangga dari besi lagi untuk tiba di bagian bawah air terjun. Di seberang banjar Blangsinga, terpisah Tukad Petanu, terdapat Banjar Tegenungan. Jadi sebenarnya air terjun ini menjadi milik dari kedua banjar, yakni Banjar Tegenungan, dan Banjar Blangsinga.




Pak Made Slamet, Pecalang yang bertugas di lapangan parkir Air Terjun Blangsinga

 





Bu Wayan, penjual minuman di lapangan parkir Air Terjun Blangsinga, menunggu pembeli sambil mejejaitan untuk banten

 


















Pukul 6 sore hari. Ku akhiri kunjunganku ke Desa Saba, Kecamatan Gianyar. Masih cukup waktu untuk membesuk saudara jauh, Nyoman Wajib, yang bertugas di Dinas Perikanan Benoa. Dia mengalami tabrakan parah saat mengendarai motor, menabrak truk tanki bahan bakar, sehingga wajahnya hancur, hari Selasa Pagi hari, 20 Februari 2016, di Benoa. Kini dia menjalani operasi wajah di RS Bali Royal Hospital, di Renon. Ditemani istrinya, juga saudara-saudara lain dari Bujak, Sepang, Buleleng.





Minggu, 18 Desember 2016

Pempek Kapal Selam dan Bakso Ala Adi & Yudha







Pempek adalah makanan khas terkenal dari Palembang. Terbuat dari ikan dan tepung, dengan berbagai bentuk, di rebus atau di kukus, kemudian digoreng, lalu dihidangkan dengan kuah yang terbuat dari gula aren serta acar.



Dan, hari ini kami membuat pempek ala – ala. Ada ikan tongkol, ada tepung beras dan tepung jagung, diberi campuran cinta dan kreativitas keluarga. Jadi dah, Pempek ala - ala. Oww ya, juga jadi bakso ikan ala – ala. Hohoho…….


Hidangan ini terbuat dari campuran tepung tapioca dengan ikan tenggiri. Namun berhubung yang kami miliki adalah ikan tongkol, tak mengapa lah, gunakan adonan daging ikan tongkol saja.  Satu lagi, berhubung yang kami miliki hanya tepung terigu dan tepung maizena, campur saja lah. Ehm, yang penting keluarga mampu berkreasi dan bersemangat dalam kebersamaan. Untuk merekatkan tepung, gunakan tambahan telur. Hahaha. Takaran? Ah, kira-kira sendiri saja. Lalu, biarkan tangan-tangan mereka bekerja, mengaduk, mengulen, merebus dan menggoreng. Membuat kuah dari gula aren yang kami bawa dari Sepang, kampung halaman di Buleleng sana. 


Dan hasilnya ??? Taraaaaa !!!! Jadilah, empat porsi pempek kapal selam dan pempek lenjer ala – ala, lalu dua mangkok bakso ikan ala – ala……
Ini, bukan sekedar menikmati hari-hari kami bersama, ini juga bukan sekedar mengajari mereka memasak belaka…… Di dalamnya terkandung filosofi tentang mencintai budaya makanan nusantara, mencintai kebersamaan di antara mereka, mencintai hasil masakan sendiri, selalu bersyukur atas segala yang kami miliki, selalu berkarya tanpa memandang hasilnya harus sempurna……


Tapi asli nya sih, proses dan bahan-bahan membuat pempek itu seperti ini nih……
Bahan utama pempek :
50 gram tepung terigu, tambahkan dua sendok makan garam, tiga sendok makan minyak goring, dua suing bawang putih yang dihaluskan, satu sendok the gula pasir, setengah  sendok the penyedap rasa (kalau suka), 400 ml air matang. I kg daging ikan tenggiri cincang, I kg tepung sagu / kanji / tapioca.


Kemudian bahan dicampur, diaduk dan dibentuk menurut selera.  Pempek kapal selam dengan mengisi telur di bagian dalam adonan, pempek lenjer atau lonjor dengan menggulung memanjang. Direbus lalu didinginkan sebelum digoreng.




Membuat kuah cuka nya, cabe rawit, udang kering ebi, bawang putih yang dihaluskan, gula merah atau gula aren, beri tambahan cuka dua sendok makan, dua sendok makan asam jawa, lalu direbus hingga mendidih.
Rasa campur sari dari kuah yang manis asem pedas ini memberikan sensasi yang memikat saat menikmati pempek panas yang baru selesai digoreng.


Berbagai bentuk pempek adalah kapal selam, lenjer atau lonjor, adaa, keriting, atau dos (tanpa menggunakan ikan).