Tulisan ini merupakan bagian III (ke tiga) dari Trilogi Tulisan yang dibuat dalam rangka Dies Natalis ke 37 Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, 27 Maret 2015.
Wabi Sabi ......
A
way of living that focuses on finding beauty within the imperfections
of life and accepting peacefully the natural cycle of growth and
decay......
Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali tidak hanya berkutat dengan belajar, belajar dan belajar, mengejar target pembelajaran semata, dan mengabaikan aktivitas eksternal lainnya. Beragam program yang ada, memperlihatkan bahwa mahasiswa dan pegawai diberikan kesempatan sesuai dengan koridor peran, fungsi, dan peraturan yang ada, untuk mengembangkan potensi dalam diri.
Misalnya saja : Beragam
kegiatan ekstrakurikuler yang ada, mulai dari olahraga, terkait peningkatan
ketrampilan memasak atau juggling, di bidang budaya dari seni tari, gong tabuh,
seni suara, jurnalistik. Juga aktivitas bersama dalam naungan Senat Kemahasiswaan,
Himpunan Kemahasiswaan, mengundang berbagai Dosen Tamu, mengirim perwakilan
mahasiswa ke berbagai kegiatan di daerah lain untuk berperan aktif sebagai duta
kampus berbagi informasi satu sama lain.
Berada di Bali, kental dengan nuansa budaya Bali, aktivitas Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali sudah tentu juga berlandaskan Tri Hita Karana, agar tercapai keselarasan dan keharmonisan dalam kebersamaan seluruh komponen yang ada. Adapun penerapan Tri Hita Karana pada Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, dengan menjaga keselarasan hubungan antara manusia dengan sesama manusia, keharmonisan hubungan manusia dengan alam lingkungan sekitar, dan keserasian hubungan antara manusia dengan Tuhannya.
Penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan umat
Hindu meliputi :
- Hubungan antara manusia dengan Tuhannya yang
diwujudkan dengan Dewa Yadnya.
- Hubungan manusia dengan alam lingkungannya
yang diwujudkan dengan Bhuta Yadnya.
- Hubungan antara manusia dengan sesamanya diwujudkan
dengan Pitra, Resi, Manusia Yadnya.
Aktivitas di era global menuntut setiap anggota juga memahami perkembangan teknologi yang ada, yang membuat bagai tiada jarak lagi dengan aktivitas di belahan dunia manapun (Borderless world). Namun, siapa
bilang globalisasi bakal melibas budaya dan karakter bangsa ? Jalinan
ketangguhan kita bersama, nan teguh kukuh, kerjasama mampu merengkuh
kebersamaan menjadi utuh, dengan semangat penuh.......
Hidup
dan segala aspek kehidupan terkadang bergulir tidak harmonis. Penuh
dengan segala pernak-pernik dan nuansa aktivitas bersama. Tua dan muda,
Pegawai dan Dosen, Golongan II dan Golongan IV, tamatan SMP dan tamatan
Doktoral, Menikah dan tidak, JFU dan Dosen, masuk dalam jajaran Senat
atau hanya pegawai biasa. Hal ini juga sudah tentu dapat menimbulkan
permasalahan dikala segala perbedaan tidak mampu berjalan dengan baik
dan dianggap tidak bisa memuaskan berbagai pihak.
Sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi, sudah
tentu Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali takkan mampu berdiri sendiri.
Menyadari bahwa lingkungan keberadaan juga di topang dari masyarakat sekitar,
dengan segala aspek budaya yang melingkupi, yakni Desa, Kala, Patra. Kehidupan
kita takkan pernah dapat terlepas dan terpisah dari orang lain dan lingkungan
budaya yang ada. Seperti pepatah berujar : Dimana bumi dipijak, disitu langit
dijunjung. Mulai dari aspek norma, berupa norma hukum, adat istiadat, agama,
masyarakat dan lingkungan sosial, etika. Tri Hita Karana, Menjaga, memelihara
dan mengembangkan ketulusan berpikir, kebijakan bertutur kata, dan keselarasan
bertingkah laku. Menjaga dan menjunjung tinggi jalinan hubungan dengan sesama
manusia, dengan alam sekitar, dan dengan Tuhan Penguasa Alam Semesta.
Ada pepatah yang berbicara : seberuntung apapun
orang yang tenggelam dalam kegilaan-kegilaan duniawi, akan lebih beruntung
orang yang tetap eling dan waspada (sabegja-begjaning wong lali isih begja
wong kang eling lan waspada). Ketika tujuan hidup manusia (purusa artha)
dicapai tidak berdasarkan dharma maka semuanya akan hancur karena dharmalah
satu-satunya yang akan memberikan kebahagiaan sejati. Demikian pula ajaran “satyam
eva jayante” (kebenaran akan selalu menang) dan “dharma raksatah-dharma
raksitah” (siapa yang menjaga dharma akan dijaga oleh dharma). Dan pepatah Jawa : “jaya-jaya wijayanti,
sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti” (jayalah orang yang selalu
berbuat kebenaran, karena kebenaran akan menghancurkan semua kesombongan dan
keangkuhan).
Hal tersebut di atas yang membuat anggota STPNB,
baik mahasiswa, dosen dan pegawai, juga para alumni, selalu diingatkan untuk
menegakkan sikap positif yang tidak semata-mata mengutamakan materi maupun
kecerdasan belaka, mengabaikan interaksi dan toleransi kepada sesame anggotanya.
Desa Kala Patra merupakan fleksibilitas
masyarakat dalam melakukan interpretasi / pemahaman / pemikiran, perkataan dan
juga perbuatan berupa aktivitas sehari-hari, yang berada pada suatu wilayah
tertentu, dalam suatu periode waktu tertentu pula, disesuaikan dengan situasi
dan keadaan tertentu. Desa Kala dan
Patra ini sendiri merupakan penyesuaian yang dinamis, akan selalu berkembang
terus menerus, dengan selalu berimprovisasi, dan dengan keleluasaan untuk
melakukan re - interpretasi kembali, sesuai dengan perkembangan jaman dari
waktu ke waktu. Hal ini yang membuat Desa Kala dan Patra merupakan tradisi
turun temurun, warisan yang bersifat dinamis, lentur, fleksibel, dan menjawab
kebutuhan jaman sepanjang masa, sesuai perkembangan jaman. Sesuai pepatah,
dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.
Mengapa Desa Kala dan Patra dinyatakan sebagai
warisan leluhur yang bersifat dinamis, adalah karena pedoman nilai-nilai esensi
di dalamnya yang tetap terjaga dan terpelihara dengan baik, sehingga setiap
generasi memiliki hak dan kesempatan untuk berkembang.
Demikian pula halnya dengan Sekolah Tinggi
Pariwisata Nusa Dua Bali. Setiap bagian yang terlibat di dalamnya dapat
berkembang sesuai dengan norma dan peraturan yang berlaku. Pegawai dan dosen
mendapatkan kesempatan mengembangkan diri, melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi, sejauh mengikuti persyaratan yang ada. Pegawai dan dosen
dapat mengembangkan diri, mengikuti pendidikan dan pelatihan yang ada, sesuai
sistematika yang telah ditetapkan, sesuai visi dan misi yang berlaku.
Namun, perjuangan tidak akan berhasil tanpa
keterlibatan bersama. Sama hal nya dengan yang dikatakan Barneys dan Mario
Teguh….. “It's okay to cry......” (Barneys) “Karena pada akhirnya kesibukan
setiap manusia adalah berjuang membangun kepantasan” (Mario Teguh) Seperti
menegaskan pernyataan Mandela mengenai sejarah perjuangan bersama bangsanya
dalam mewujudkan harapan mereka, “Memimpinlah dari belakang dan biarkan yang
lain di depan ketika Anda merayakan kemenangan. Saat bahaya datang, berdirilah
paling depan, maka orang akan menghormati Anda” (Nelson Mandela)
Beberapa program pendidikan dan pengembangan
pegawai di lingkungan Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, misalnya :
Mengundang Dosen Tamu untuk membuka cakrawala
pemahaman mengenai Strategi dan Metodologi Penelitian, Pengembangan Kurikulum,
Diklat Pegawai dan Dosen, Mengirim Dosen untuk memonitor mahasiswa, melakukan
kerjasama, atau orientasi ke berbagai bidang terkait industry pariwisata, Outbond
bersama para pegawai dan Dosen. Dan berbagai hal lain, seperti yang terakhir,
saat bersama pak Harry.
Beberapa program pendidikan dan pengembangan
pegawai di lingkungan Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, misalnya :
Mengundang Dosen Tamu untuk membuka cakrawala
pemahaman mengenai Strategi dan Metodologi Penelitian, Pengembangan Kurikulum,
Diklat Pegawai dan Dosen, Mengirim Dosen untuk memonitor mahasiswa, melakukan
kerjasama, atau orientasi ke berbagai bidang terkait industry pariwisata, Outbond
bersama para pegawai dan Dosen. Dan berbagai hal lain, seperti yang terakhir,
saat bersama pak Harry.
Harry Dwi Nugraha dengan Capacity Building:
"Empowering LIFE, Designing DESTINY", yang diselenggarakan di Gedung
MICE STPNB, Jum'at, 24 April 2015, sekaligus Temu Jumpa dengan Alumni STPNB.
Program-program yang
dikembangkan berkaitan dengan aplikasi kurikulum yang berlaku di Sekolah Tinggi
Pariwisata Nusa Dua Bali, misalnya pada pelaksanaan praktikum mahasiswa,
aplikasi dalam aktivitas keseharian mereka selama berada di lingkungan kampus,
interaksi mahasiswa dengan mahasiswa lain, mahasiswa dengan pegawai dan dosen,
mahasiswa dengan tamu yang datang berkunjung ke kampus, diadakannya Ujian
Proposal Penelitian sebelum melangkah ke tahapan Bimbingan Skripsi atau Tugas
Akhir Manasiswa.
Pelaksanaan Ujian
Skripsi / Tugas Akhir mahasiswa sebelum mereka berhak dinyatakan sebagai
Lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali.
Aplikasi Manajemen
Mahasiswa berupa kegiatan Job Fair, mulai dari Perencanaan, Menghubungi para
Stake Holder yang terlibat, memasarkan booth yang ada, menerapkan kerjasama
dengan beragam Prodi internal kampus, melakukan interaksi dengan para pengunjung,
hingga beragam evaluasi terkait pelaksanaan kegiatan mereka.
Semua dilakukan untuk
menggugah semangat-semangat yang tersimpan dan tidak tersalurkan dengan
positif. Mulai dari jiwa-jiwa enterpreneur, semangat kepemimpinan, benih-benih
kemampuan mengendalikan emosi dengan baik sehingga tidak muncul secara brutal
dan tidak bijak, mengasah jalinan komunikasi yang efektif, tidak hanya dalam
lingkup kampus atau internal, namun juga secara luas, dengan para alumni, para
anggota masyarakat, para pejabat, para pengusaha, dan mampu menghargai diri
sendiri, keluarga, juga orang lain di sekitar lingkungan mereka dimana pun berada.
Pelaksanaan Ujian Skripsi / Tugas Akhir mahasiswa sebelum mereka berhak dinyatakan sebagai Lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali.
Mahasiswa mengikuti Ujian Skripsi / Tugas Akhir, mempertanggungjawabkan Skripsi / Tugas Akhir yang dibuatnya, di hadapan para Dosen Penguji.
Aplikasi Manajemen Mahasiswa berupa kegiatan Job Fair, mulai dari Perencanaan, Menghubungi para Stake Holder yang terlibat, memasarkan booth yang ada, menerapkan kerjasama dengan beragam Prodi internal kampus, melakukan interaksi dengan para pengunjung, hingga beragam evaluasi terkait pelaksanaan kegiatan mereka.
Semua dilakukan untuk menggugah semangat-semangat yang tersimpan dan tidak tersalurkan dengan positif. Mulai dari jiwa-jiwa enterpreneur, semangat kepemimpinan, benih-benih kemampuan mengendalikan emosi dengan baik sehingga tidak muncul secara brutal dan tidak bijak, mengasah jalinan komunikasi yang efektif, tidak hanya dalam lingkup kampus atau internal, namun juga secara luas, dengan para alumni, para anggota masyarakat, para pejabat, para pengusaha, dan mampu menghargai diri sendiri, keluarga, juga orang lain di sekitar lingkungan mereka dimana pun berada.
Sudah tentu hal ini bukanlah merupakan sesuatu yang mudah atau segampang kita membalikkan telapak tangan. Sebuah prestasi takkan pernah dapat diakui sebagai prestasi yang berdiri sendiri. Tentu membutuhkan kerjasama dan keterlibatan para dosen, pihak manajemen, para pegawai, seluruh mahasiswa, orangtua dan anggota keluarga, masyarakat, baik dalam hal perencanaan dan pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan kita semua secara terus menerus, bersama-sama, dan dengan kerjasama yang baik.
Memang bukan hal mudah...... karena adakalanya, mereka juga memiliki saat-saat dimana kepribadian tergoda, terjatuh, terpuruk, galau, stres, sakit, lelah, tidak siap, takut dan curiga berlebihan. Namun, tidak ada hal yang tidak mungkin..... maka dengan selalu berusaha, dengan menjalin kerjasama, dengan toleransi yang terjaga, semua pasti bisa bersama meraih prestasi......
Aktivitas di sela-sela kegiatan Aplikasi Manajemen Mahasiswa Program Studi Manajemen Konvensi dan Perhelatan semester 6, melaksanakan kegiatan Bali Job Fair STPNB.
APM DIV ADH 2011 kelas C
Aplikasi Manajemen Program Studi Administrasi Perhotelan semester 8 kelas C, Seminar Hasil Penelitian di The Bakung Sari Resort & Spa, Kuta.
APM DIV ADH 2011 kelas A
Aplikasi Manajemen Program Studi Administrasi Perhotelan semester 8 kelas A, Seminar Hasil Penelitian The Besakih Hotel, Sanur.
Aplikasi Manajemen Program Studi Administrasi Perhotelan semester 8 kelas B, Seminar Hasil Penelitian mengenai The Flora Hotel, Kuta.
Penjaringan bibit sukses, tentu membutuhkan langkah sedari dini pula. Proses panjang tersebut berawal dari penyebaran informasi ke banyak sekolah menengah atas yang ada di Bali, di seluruh nusantara, mengenai Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali. Kemudian mengundang lulusan berbagai sekolah Menengah Atas ini mengikuti tahapan Penerimaan Mahasiswa Baru Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, yang disebut dengan Pensisba STPNB. Untuk tahun 2015 ini, berlangsung dari tanggal sampai dengan tanggal 5 Juni 2015.
Berkaitan dengan hubungan spiritual, jalinan iman dan Ketuhanan, mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan persembahyangan, baik di pura, maupun di mushala yang ada di lingkungan kampus, demikian juga penggunaan ruang kelas, untuk bersembahyang bagi umat Kristen dan Budha.
Berkaitan dengan Hari Raya Saraswati, sebagai Hari Piodalan di Pura Niti Bhuwana kampus Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, umat Hindu yang ada di lembaga pendidikan ini bersama-sama ngaturang ngayah, mejejaitan, persembahyangan bersama, mekemit, mekekidung, mengambel, atau dalam beragam bentuk aktivitas lainnya.....
Desa, Kala, Patra, sebagai pedoman yang diterapkan dalam beragam lini kehidupan di kampus ini, bukan hanya sekedar pedoman belaka. Memang, selalu dibutuhkan keterlibatan beragam pihak, agar bisa berjalan dengan baik. Namun, dengan bersama, kita bisa mengingatkan satu sama lain, membenahi yang kurang, dan mengembangkan sendi-sendi positif, untuk menerapkan pedoman ini bukan hanya sekedar slogan, namun berupa wujud nyata. Tidak hanya demi kepuasa ego semata, namun saling menghargai dimana pun berada, bagai pepatah, "Dimana bumi dipijak, disitulah langit di junjung", sesuai dengan standar norma yang berlaku, sesuai dengan visi dan misi lembaga, sesuai dengan kemampuan masing-masing pihak.
A way of living that focuses on finding beauty
within the imperfections of life and accepting peacefully the natural cycle of
growth and decay......
Ya, karena a way of
living…. Dimana kita semua berjuang untuk selalu focus dan focus dalam
menggapai tujuan kehidupan, bersama-sama dengan orang lain di sekeliling kita….. karena ilmu pengetahuan yang tidak terkendali akan menjadi sia-sia, dan ilmu bagai pisau bermata dua, dapat dimanfaatkan untuk kebaikan maupun kejahatan, tergantung manusianya sendiri..... maka, fokuslah selalu.... to find the beauty and peacefully.....