Tari Kecak berawal dari tarian suci yang hanya dipergelarkan
di Pura, dan perpaduan seni musik atau suara yang mengiringi tarian suci
tersebut. Kecak berasal dari ritual Sanghyang, yaitu tradisi tarian yang
penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan
Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada
masyarakat. Tarian Sanghyang yang merupakan tarian sacral bagi ritual upacara
di Pura, digelar setiap tahun sekali di Pura Goa Gajah, Bedulu Gianyar.
Para penari yang duduk melingkar
tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang
mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan
tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Sinta. Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa. Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian
sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat musik. Hanya digunakan kincringan
yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana.
Wayan Limbak merupakan seorang penari yang terlahir pada
tahun1897 dan meninggal tanggal 31 Agustus 2003. Beliau bersama-sama Walter
Spies, seorang pelukis Jerman, melakukan komodifikasi tarian Kecak, di Desa
Bedulu, Gianyar, Bali, sekitar tahun 1930an. Dengan usulan dari Walter Spies,
tarian Sanghyang tersebut dimodifikasi menjadi sebuah tarian Kecak seperti
sekarang yang kita kenal, dengan mensisipkan cerita biasanya diambil dari epos
Ramayana, takkala Subali bertempur dengan adiknya Sugriwa atau Rahwana
menculik Dewi Sita.
Tarian Kecak ini ditarikan 50 sampai 100 orang dengan hanya
menggunakan kain hitam dan ikat pinggang loreng tanpa baju membentuk formasi
lingkaran, dimana nada musik untuk mengiringi tarian pemeran tokoh2 cerita,
hanya dengan suara seluruh penari bersahut sahutan dengan mengucapkan cak cak
cak cak...
Tari Kecak juga sering disebut dengan "The Monkey
Dance". Sekarang ini tari kecak sudah sangat populer baik di kalangan
masyarakat Indonesia maupun di kalangan Turist asing. Boleh di katakan salah
satu kebudayaan asal indonesia ini telah mendunia dan bertaraf internasional.
Tari Kecak biasanya disebut
sebagai tari "Cak" atau tari api (Fire Dance) merupakan tari
pertunjukan masal atau hiburan dan cendrung sebagai sendratari yaitu seni drama
dan tari karena seluruhnya menggambarkan seni peran dari "Lakon Pewayangan"
seperti Rama Sita dan tidak secara khusus digunakan dalam ritual agama hindu
seperti pemujaan, odalan dan upacara lainnya.
Bentuk - bentuk
"Sakral" dalam tari kecak ini biasanya ditunjukan dalam hal kerauhan
atau masolah yaitu kekebalan secara gaib sehingga tidak terbakar oleh api. Keunikan. Tidak seperti tari bali lainnya
menggunakan gamelan sebagai musik pengiring tetapi dalam pementasan tari kecak
ini hanya memadukan seni dari suara - suara mulut atau teriakan -
teriakan seperti "cak cak ke cak cak ke" sehingga tari ini disebut
tari kecak.
Kecak sebagai bagian dari ritual
Sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak
sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian
menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
Para penari yang duduk melingkar
tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang
mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan
tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Sinta. Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa. Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian
sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat musik. Hanya digunakan kincringan
yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana. Pemerintah
Kabupaten Tabanan menyelenggarakan tari kecak kolosal dengan 5000 penari
tanggal 29 September 2006 di Tanah Lot, Tabanan
REFERENSI
1.
Cultural
Tourism' in Bali: Cultural Performances as Tourist Attraction", p.59.
Author(s): Michel Picard. Source: Indonesia, Vol. 49, (Apr., 1990), pp.
37-74. Published by: Southeast Asia Program Publications at Cornell University.
2.
Treasures of
the Asia Collections: The Ketjak Dance, Cornell University
3.
Bali
Honeymoon: A Photo Gallery - Bali's Kecak Dance photo gallery
4.
WalterSpies.com - This wayTemplat:Clarifyme Walter
Spies could study the Kecak and invented a way to transcribe it to paper.
6.
www.tarikecak.com pagelaran tari Kecak di
Ulu Watu
12. Cultural
Tourism' in Bali: Cultural Performances as Tourist Attraction", p.59.
Author(s): Michel Picard. Source: Indonesia, Vol. 49, (Apr., 1990), pp.
37-74. Published by: Southeast Asia Program Publications at Cornell University.
13. Treasures of
the Asia Collections: The Ketjak Dance, Cornell University
14. Bali
Honeymoon: A Photo Gallery - Bali's Kecak Dance photo gallery
15. WalterSpies.com - This wayTemplat:Clarifyme Walter
Spies could study the Kecak and invented a way to transcribe it to paper.