Selasa, 09 November 2010
Anakku dan Ikan Asin
Pulang dari Pontianak, tempat dimana emakku tinggal, kubawa oleh-oleh se kilo ikan asin peda bagi keluarga dan sahabat di Denpasar. Kami menyebutnya di Pontianak sana, ikan kembung asin. Aku sungguh suka ikan ini. Semenjak kecil, emak terkadang membelinya, dan kami nikmati bersama sekeluarga, baik untuk sarapan sebelum berangkat sekolah, se pulang dari sekolah, dan saat makan malam bersama. Bapak juga sungguh suka sekali. Aku bisa makan dengan lahap, bahkan hingga nambah nasi hingga dua piring.
Dan malam ini, kugoreng kembali tiga ekor ikan kembung asin untuk makan malam bersama anak-anakku. Sang suami berangkat ke Jakarta tadi siang. Dia sedang mengadakan penelitian di Arsip Nasional Republik Indonesia untuk penyusuan disertasinya. Simbok sedang mengikuti sekolah paket kejar C di salah satu SD di jalan Imam Bonjol.
Hmmm,
sungguh kunikmati waktu bersama anak-anak. Mereka baru saja selesai bersembahyang bersama. menghaturkan canang, mencakupkan tangan, berdoa kepada Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dan kini, kusuapi mereka. Aneh? Tidak bagiku... Putra sulungku sudah duduk di bangku klas 1 SMAN I Denpasar, dan si bungsu sudah di kelas 3 SDN 3 Padang Sambian Klod. Namun, malam ini kududuk dengan nasi se piring besar, dan kusuapi mereka dengan ikan kembung asin. Dua piring besar nasi pun ludes tandas.
Ah ha, lumayan... saling mendekatkan diri dengan makan bersama. Kapan lagi bisa sering-sering begini... sebentar lagi mungkin mereka sudah akan sibuk dengan kelompoknya, para sahabatnya, dan saling bersuapan dengan para pacarnya, dan, kita sebagai orang tua hanya bisa menyaksikan, dan ditinggal sendirian, eh hehe.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
epertinya jalan-jalan kuliner terus dari kemarin :).
BalasHapuswah aturan di tambah sama sambal dan lalapan...trus maemnya di pinggir sawah di temani suara alam pasti tambah mak yus.....
BalasHapusTrims, pak Dokter Cahya.
BalasHapusTrims, Pak Anto... Harusnya, maem rame-rame, semakin asyik dah... megibung....