Ada yg bilang, bu Santi lebay, bagai anak alay, yg slalu posting
segala sesuatu, termasuk hal-hal yg gak penting, bahkan, bikin heboh se
level menteri. Ada yg bilang, bu Santi kurang kerjaan, karena slalu
ngerjain banyak orang, hingga mungkin bisa bikin kuping merah, hati
berdebar, jantung bergetar, paru-paru mencetar, dan, mereka ingin
mencekikku beramai-ramai......
Namun, lihatlah dari
sisi positifnya. Media sosial adalah ajang adu gengsi, media sosial
adalah ajang diskusi, media sosial adalah ajang adu kreasi dan ide-ide
brillian, media sosial adalah ajang curhat secara positif, sekaligus
ajang promosi dan penjualan agar target tercapai.....
Di
sini aku bisa temukan ribuan sahabat tanpa batasan ruang, gerak dan
waktu. Di sini, aku bisa tetap aktif berdiskusi dan berdebat, sambil
tetap mempersiapkan makan malam bagi keluargaku tercinta, sambil
persiapkan laporan, dan mematangkan rencana kerja. Di sini, aku tetap
bisa memantau perkembangan para kerabat, sahabat, bahkan belajar
memperbaharui ilmu pengetahuan dan wawasanku. Di sini, aku bisa eksis tanpa perlu sibuk berkeliaran ga jelas, omdo, nato, talking talking en walking only.....
Dan.....
aku akan terus posting beragam peristiwa, beragam gambar indah, beragam
rencana dan evaluasi kerja. Tentang, suka dan duka yang kutemui,
ceritera cinta tentang indahnya dunia kehidupan, tentang keluargaku,
tentang para sahabatku, tentang orang lain, yang bahkan tak kukenal
sekalipun.....
Misalnya hari ini, tentang duka para
mahasiswaku yg alami kecelakaan diseruduk truk dan terseret hingga
belasan meter, sehabis mengikuti ujian di STPNB. Namun mereka masih
tetap bersyukur..... "Syukurnya lagi, tidak dilindas truk. Syukur sudah
habis ujian. Syukur tidak sempat pingsan. Syukur tidak terjadi benturan
di kepala"
Ku posting pula tentang hebohnya rekan-rekan
di ADAK dalam pelaksanaan UAS. Dari rapat beruntun yg membuat pejabat
kami tidak bisa ikut mengawas UAS hingga harus segera menentukan dosen
pengganti. Dari lembar jawaban yang tidak tersedia dalam amplop, hingga
aku harus mengemis dari satu ruang kelas ke kelas lain, bahkan, yang
beda gedung. Tentang para mahasiswa yg bangun kesiangan, hingga setelah
satu jam UAS berjalan, baru muncul di depan ruang kelasnya....
Juga
tentang Suka duka, lara pati, kita takkan pernah tahu.... Amor ring
acintya, ayah kandung dari I Gusti Ngurah Komang Yudiadnyana. Mereka
meminta info dariku. Dan... Maaf, saya yg telah membuka jalan, dukaku
begitu mendalam.....
So...... Aku lebay??? Ah ha.....
Gitu aja kok repot dipikirnya, Kata Guru.. Lanjut aja lah.... Ber lebay
ria. Masih ada banyak hal penting yg harus kita pikir dan kita perbuat
di dunia ini.....