Begitu busur terbentang
dan anak panah bersiap melesat, pantang urung bergerak lanjut bertindak. Begitu
rencana telah disepakati bersama dan ditetapkan, pantang langkah surut ke muka.
Karena tentu semua telah disusun dengan baik dan seksama. Meski karya tidak lah
sempurna, hal ini yang perlu menjadi catatan kita bersama, diperbaiki, diolah,
diawasi, dipahami, kemudian dilaksanakan bersama pula.
Karmani eva dhikaras
te, Ma paleshu kadachana, Ma kharma phala, hetur bhur, Ma te sango, stu a
karmani (Bhagawadgita II : 47). Kewajibanmu kini hanya bertindak, bekerja tanpa
mengharapkan hasil, jangan sekali pahala menjadi motifmu, jangan pula hanya
berdiam diri
Yayasan Jaringan Hindu
Nusantara bukanlah organisasi abal-abal atau tidak jelas. Yayasan ini
sudah berbadan hukum, memiliki landasan bergerak secara yuridis formil, sesuai
dengan visi dan misi yang telah ditetapkan para pendirinya. Yayasan ini juga
bukan baru berdiri kemarin sore. Dengan sejarah perjuangan dan perkembangan
pergerakannya, berharap dapat berperan serta secara aktif bagi umat Hindu.
Yayasan ini berdiri
semenjak Hari Selasa, 1 Oktober 2013, dengan para pendiri : Ida Pandhita
Mpu Jayawijaya Ananda, Putu Gede Raka Adnyana, Ngurah Pratama Citra yang kini
bergelar Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Kerthananda, Wayan Kantha Adnyana, Wayan
Sukarma, Ketut Kinog, dan Ida Bagus Adnyana. Para Penasehat dan Pengawas adalah
Ida Pandhita Mpu Jayawijaya Ananda, Putu Gede Raka Adnyana, Wayan Sukarma, dan
Gusti Putu Karep.
Pada Periode tersebut,
Susunan Kepengurusan Yayasan Jaringan Hindu Nusantara adalah Ngurah Pratama
Citra selaku Ketua Umum, Sekretaris Jenderal adalah Wayan Kantha Adnyana,
Sekretaris I adalah Made Ayu Diah Indira Virgiastuti T., Sekretaris II adalah
Ade Swadhe, Bendahara I adalah Ida Bagus Adnyana, dan Bendahara II adalah Ida
Bagus Purnawan.
Ketua I yang membidangi
Urusan Dharma Agama adalah Nyoman Matra, dengan anggota Bidang Tattwa: Tiwi
Etika dan Nyoman Suharta, Bidang Susila: Komang Susila, dan Bawa, Bidang Acara:
Vajra Satva dan Jarot Widhi, Bidang Kelembagaan: Putu Dana dan Gede Artha,
Bidang Sraddha Bhakti: Ida Bagus Putra dan Wayan Seni Arsana,
Ketua II yang
membidangi Urusan Dharma Negara adalah Ngakan Nyoman Kutha Pariartha, dengan
anggota Bidang SDM: Edi Susilo dan Putu Liongs, Bidang Hukum dan Ekonomi: Ida
Bagus Putu Susena, Bidang Organisasi: Wyat Geniten dan Dhanu Wijaya, Bidang IT:
Ketut Susila dan Putu Sugiharta, Bidang LN: Nyoman Sudiana, Saptana, dan Yogi
Iswara.
Susunan Dewan
kepengurusan ini masih dilengkapi dengan Koordinator Yayasan Jaringan Hindu
Nusantara Utusan dari Berbagai daerah, Seperti Dino Pranoto dari Palangkaraya,
Nipung Bulu dan Martin Riung dari Barito Timur, Habibi dan Ketut Suprayitna
dari Murungraya, Ketut Fourent Kusamba dari Katingan (Kal-Teng). Sukono
Kardimin dari Lampung. Oka Suyasa dari Klungkung, Nengah Sudana dari Tabanan,
Gede Marayana dari Singaraja, Ida Bagus Anggapurana Pidada dari Karangasem, Sri
Guru dari Bangli, Pan Dana dari Badung, Romo Poniman dari Banyuwangi, Wayan
Moel dari Malang, Viant dari Tengger, Wayan Sudarma dari Surabaya, Hismudiati
Mubadi dari Sidoarjo, Hartin Kasah Subroto dari Tulungagung, Slamet Prawiro
dari Solo, Andri Asanto Mahendra Jawane dari Semarang, Guru Rakanadi dari
Cikarang, Dewa Sanisca dari Jakarta, IGAI Puspadiani dari Bekasi, Wayan
Coeklexz dari Cilegon, Nyoman Marheni dari Bandung, Sudharma Yamko dari Maluku,
Nengah Sumendra dari Sulawesi Tengah, Gentha Apritaura dari Lombok, Agus
Mahasaputra dari Papua, Agung Parwati dari India, Aryani Willems dari Jerman,
Ketut Janssen dari Belanda, Vedanta Yoga dari Jepang.
Yayasan Jaringan Hindu
Nusantara memiliki Visi: "Hindu Nusantara yang ber Bhineka Tunggal Ika
menjunjung tinggi nilai -- nilai local genius dan nilai -- nilai Hindu yang
universal"
Misi :
1. Menyebarkan
keberadaan umat Hindu di seluruh nusantara melalui media IT maupun kunjungan
sosial (Dharma Yatra)
2. Meningkatkan
pemahaman pengetahuan umat Hindu secara Tattwa, Etika, dan Ritual, baik melalui
media Forum Dharma Tula (FDJHN) maupun kunjungan sosial (Dharma Yatra) dan
Dharma Wacana langsung ke lokasi kantong umat Hindu.
3. Membangun dan
memperkuat Jaringan Hindu sebagai basis koordinasi di seluruh nusantara,
melalui koordinator wilayah masing -- masing.
4. Melindungi dan
memproteksi umat dari segala intimidasi, diskriminasi, dan upaya konversi yang
dapat merongrong keutuhan Hindu di nusantara.
Program Kerja yang
ditetapkan adalah :
1. Dharma Yatra ke
kantong -- kantong umat yang membutuhkan bantuan menurut kebutuhan / undangan
dalam skala prioritas.
2. Dharma Yatra, Dharma
Wacana dan Dharma Tula secara berkala ke daerah -- daerah umat Hindu sesuai
prioritas.
3. Tanggap darurat
membangun kebersamaan jika terjadi permasalahan atau musibah atas
kejadian-kejadian yang menimpa umat kita dimanapun berada di seluruh nusantara.
4. Memfasilitasi
terbangunnya dana punia dan mempertemukan umat yang peduli dan umat yang
membutuhkan kepedulian untuk umat di seluruh nusantara baik materi maupun
spiritual.
5. Membangun Jiwa
Militansi Jaringan Hindu melalui informasi yang benar, baik pendidikan,
pekerjaan, wirausaha, maupun karakter, untuk peningkatan SDM Hindu Nusantara.
Sadhana Youth Camp
merupakan aplikasi atau penjabaran dari program kerja Yayasan Jaringan Hindu
Nusantara dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan Sraddha kaum remaja Hindu.
Memberikan pemahaman terkait Tattwa, Etika dan Ritual Keagamaan bagi remaja era
milenial sudah tentu memerlukan pendekatan yang multi point pula. Jaman mengalami
perubahan demikian pesat. Mereka memiliki dunia berbeda dengan pola yang ada
terdahulu. Dengan kemampuan memahami serta mendengarkan mereka, kita akan bisa
menentukan pola yang tepat bagi masing-masing remaja, sehingga mereka bisa
mengembangkan potensi diri secara maksimal untuk menjadi remaja Hindu yang
semakin stabil kepribadiannya dalam menjalani kehidupan.
Mengembangkan
kepribadian merupakan sebuah proses yang tidak bisa terbentuk hanya dalam waktu
dua hari mengikuti kegiatan Pasraman Kilat. Hal ini sudah tentu membutuhkan
kerjasama kita semua, baik dari peserta pasraman, lingkungan keluarga dan
sahabat dimana para remaja berada, kemampuan dan kemauan mereka beradaptasi
dengan lingkungan sekitar, serta kesempatan yang dimiliki dalam mengasah
kepribadian mereka untuk tumbuh menjadi dewasa.
Mengumpulkan banyak
remaja pelajar ini bukan lah hal mudah. Mereka berasal dari berbagai latar
belakang, dari berbagai sekolah yang berbeda, dari berbagai jurusan dan bidang
studi, dengan berbagai kesibukan, kemampuan, kebutuhan. Namun disini, di dalam
Pasraman Kilat ini, mereka diajarkan berbagi, bersatu, bersama, bekerja sama,
saling mengenal dan memahami perbedaan yang ada, baik dalam hal sosial,
ekonomi, budaya, oleh para narasumber yang mumpuni dalam berbagai bidangnya
masing-masing.
Sadhana Youth Camp II pada
tahun 2019 berlangsung selama dua hari, 29-30 Mei 2019. Pada hari pertama
kegiatan Sadhana Youth Camp berlangsung, selaku narasumber, ada Ida Rsi
Bhujangga Waisnawa Kerthananda, Wayan Kantha Adnyana, Arinita Sandria,
SH., M.Hum., Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti. Pada hari
kedua, terdapat narasumber Desak Made Sri Rejeki dan Nyoman Matra, beserta Guru
Mangku Hypno K.G. Suatmayasa, SH., M.Ag., CHT., MNNLP., juga Ida Pandita Mpu
Jaya Acharya Nanda.
Bahkan, di dalam
Pasraman Kilat ini, bukan hanya para siswa atau remaja peserta saja yang
belajar. Kami semua, para panitia, para orangtua yang turut hadir, para
guru pendamping dari berbagai sekolah, juga merupakan siswa, sisya, pelajar,
yang bersama -- sama belajar, menggali pemahaman dari para narasumber, mengenai
begitu kayanya Hindu Nusantara, mengenai pemahaman Dharma yang terkadang
menembus batas persepsi di dalam diri sendiri. Kita semua adalah para pencari
kebenaran, para Bhakta, pemuja Tuhan dalam Dharma atau ajaran agama Hindu.
Terdapat empat jenis Bhakta dalam ajaran agama Hindu (Bhagawadgita VII: 16) yang disebut dengan Catur Wiyda Bhajanta. Empat jenis Bhakta atau penyembah Tuhan tersebut adalah :
1. Artah, yakni Bhakta
yang memuja Tuhan karena ditimpa kesusahan, menghadapi masalah, mengalamai sakit.
Tuhan dipuji dan disembah saat sengan mengalami kesusahan atau sedang sengsara.
Tingkat bhakta seperti ini tentunya masih berada di bawah kualitas rohaninya.
2. Artha Rthi, yakni
Bhakta yang menyembah Tuhan untuk mendapatkan keuntungan material. Begitu
tujuan tercapai, kekayaan material terpenuhi, Tuhan tidak begitu diingan atau
disembah. Hal ini memperlihatkan bahwa baru sampai pada tahap demikian saja
kemampuan Bhakta atau pemuja Tuhan tersebut. Mereka bersembahyang, menghaturkan
banten disaat awal memulai kerja, beroda memuhon keuntungan. Jika cita-cita
sudah terpenuhi, kurang ingat untuk bersembahyang dan bersyukur atas karunia
yang sudah diperoleh.
3. Jijnasuh, yakni
Bhakta yang memuja Tuhan denganmengharapkan jabatan atau kedudukan. Berharap
memperoleh ilmu pengetahuan dan kesaktian. Mereka juga merupakan penganut Weda.
Menyembah Tuhan dengan bersujud dan menghaturkan bhakti dengan adanya pamrih
keduniawian.
4. Jnani, merupakan
tingkatan Bhakta yang mulia karena sudah melepaskan ikatan keduniawian. Bhakta
seperti ini hanya memuja Tuhan tanpa harapan akan sesuatu hal, kecuali pasrah
dan bersemangat, mengalir seperti air sungai yang bergemiricik dan
mengalir ke hilir. Bhakta seperti ini telah mencapai proses yoga dan sanyasin
tertinggi, sudah mampu mengendalikan hawa nafsu dan keinginan, terlepas dari
ego dan emosi keduniawian, tanpa terikat pada sesuatu hal apapun lagi.
“Sadhana Youth Camp
II/Pasraman Kilat, 29-30 Mei 2019