Dulu....hingga kini....Terkadang saya ragu pada kemampuan saya...
Untuk membuktikannya....kita perlu menjalani kehidupan kita...dengan adakalanya saya biarkan, menatap indahnya dunia, dengan berbagai variasi, susah maupun senang, sukses maupun hancur lebur terpuruk.
Sedih, setelah gak dikasih berangkat ke Yogya dan Bandung, dengan alasan yang rada rada rumit, pdhal, teman lain, datang, taruh tas, pergi lagi.
Lalu, Jum'at ini gak nguji Sidang Skripsi, padahal, bimbinganku maju ujian.
Gak boleh ngajak keluarga untuk nangkil ke Batur dan Besakih, dengan bis kantor, banyak teman kecewa.
Anakku yang SMP berangkat ke Batur dan Besakih, dengan bis sekolahnya. Aseli...banyak tantangan dan rintangan... Simbok yg imut-imut jadi amit- amit, belajar bawa motor jalan-jalan dan kakinya kena knalpot, lalu bilang "Bu.... saya gak jadi berangkat" Padahal, dia kuandalkan bawa 2 pejati dan 2 sodan. Suami yang kupaksa jadi pecadang kuang, cm bilang, hari ini jadwal konsultasi dengan Prof.
ini dan Prof anu, kan bisa ikut bis kantor, anak yg kecil tinggal aja, suruh sekolah..
He...he...jangan bilang Bu Santi, kalo langsung menyerah.... .
Jum'at, 17 April 2009.
Bangun Pk 4 pagi, bereskan anak pertama, pk 5 pagi anter ke sekolah untuk kumpul dengan 8 bis teman teman lain. Pk 7 pagi, dengan motor Astrea 800, bareng pangeran bungsu, menuju target pertama, Batur. Ada banyak, ratusan pasangan, beserta anak mereka, juga naek motor. Aku gak sendirian. Hyang Widhi maha pemurah, aku bisa parkir di Ajeng Beliau, Pura Ulun Danu Batur. Tersenyum memikirkan, besok Nyoman, bersama keluarga besarnya, anak-anaknya, anak-anak asuhnya, pegawai-pegawainya, hanya bisa parkir jaauuuhh dari pura. Selesai di Batur, beranjak perlahan menuju Besakih, lewat Penelokan. Uuuupppss, pemandangan, luarbiasa indah, jalan berliku menakjubkan dengan kelokan erotisnya. Tapi....masih kalah rawan dengan jalan Hutan Yeh Leh Yeh Lebah, Bading Kayu - Dapdap Putih - Sepang Kelod, hancur parah.
Hyang Widhi kembali Maha Pemurah, aku berhasil parkir tepat di depan Pura Dalem Puri, dan menuju ke pelataran parkir Pura Agung Besakih, dibanding puluhan bis yang terpaksa parkir jaaaauuuhhh, lalu para penumpangnya berjalan kaki perlahan, atau naik ojek bayar 5000. Bersyukur juga berangkat pukul tujuh pagi, karena, saat beranjak pulang, wwooooww,Terima kasih juga, para Bapak polisi, penjaga keamanan, yang mungkin merasa kasihan melihat tampang wanita tua ini, lalu mengijinkan kami mengambil beberapa jalan pintas.
Dps - Batur - Besakih - Dps, hanya menghabiskan empat liter bensin. Plus plus plus. Nasi bungkus dua, mie goreng satu, aqua 3 botol, he..he....
Tuhan....pesonaMu. ..takkan pernah membuatku berpaling... ...
Walau banyak tantangan dan rintangan... ..
Walau IM2 lelet...
(he...he...apa hubungannya ya?) aku janji...Cintaku hanya untukMu
Sama seperti saya menembus pedalaman belantara Kalimantan, ratusan kilometer, mendekati perbatasan, naik vespa, atau RX King, naik mobil pribadi, atau di atas kapal Bandung. Sama halnya, diatas sepeda gayung, Sendowo, Yogya, menuju Kaliurang, hampir tiap minggu, melaju sendirian. Ke Pura Banguntapan, ke Pura di Kasihan, Bantul.Yogya - Borobudur, Magelang, bersama adik adik kandung, naik sepeda, hanya untuk menikmati kebesaran Tuhan. Demikian pula saat melaju di atar motor, dari Denpasar menuju Grokgak, Pura Pulaki tahun lalu, Gowa Lawah minggu lalu, Pura Rambut Siwi Jembrana bulan lalu, bahkan menuju kantor hampir tiap hari pp Nusa Dua - Denpasar, bisa berkali dalam sehari. Apalagi...manajemen bilang...Oke...boleh lanjut sekolah...tapi...gak boleh menolak untuk tetap mengabdi...Dengan kata lain...sekolah lagi...tetap ambil beban kerja sehari hari.....
Masih lebih parah perjalanan ke Asah Badung bulan lalu. Jalan hancur, rusak parah....
Padahal, banyak sekali hasil bumi sedang panen di sana. Harga salak jatuh jadi 400 rupiah. Saya beli untuk Galungan di peken Badung sudah 6000 per kg. Menyedihkan memang nasib petani kita.
Orang bilang...saya sakit...entah apa yang saya cari...
Saya bilang...enggak tuh.... Saya tahu persis apa yang saya mau...
Di luar sana...ada banyak orang - orang lain yang lebih hebat dibanding saya.
Perjuangannya...lebih drastis dibanding saya....
dalam memuliakan Tuhan, mengagungkan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
dengan berbagai cara yang unik, yang lebih agung dan mulia.
Cuma....mereka gak punya akses aja...ke internet. Untuk posting perjalanan spiritual mereka...hasil astral kemana mana.....
Atau...terlalu cuek....untuk menjadi Andreas Harera - Andreas Harera lain,
yang bisa menuangkannya menjadi buku hebat, jadi Laskar Pelangi - Laskar Pelangi lain. Gak bisa seindah Michael Covarrubias, dalam menuang tulisan tentang Bali.
Bersama saya kemarin...
Ada banyak pasangan, bersama istri dan anak anaknya. Naik motor juga, berjalan kaki berpuluh kilo dari balik bukit, menumpang mobil sahabat.
Ada yang dari Sobangan, Mengwi...dari Batu Agung, Negara....
Dari Lombok....Bahkan ribuan lainnya, rela bersesakan, berpayah - payah, mengadakan perjalanan menuju rumah Beliau.
Mungkin.....saya terbawa euphoria massa, menangis, bersujud di hadapan Beliau. Begitu indahnya tawaran Beliau bagi saya....yang membuat saya tidak akan lelah dan letih....terseok seok menghampiri Beliau, menawarkan anak - anak saya melakukan hal sama, selama saya masih mampu...sebelum saya terbaring tak mampu bergerak lagi.
Tapi saya tidak obsesif, kok pak. Tidak sampai ter kompulsive. Saya tahu batas kemampuan saya..... Cuma....ya itu....tetep minta kelas percepatan...he...he....
Rada norak emang.....
Yang kenal saya....kenal seberapa noraknya saya.....
Dari kuliah jadoel (jaman dulu)....baju atasan kotak kotak, bawahan kembang-kembang.
atasan kembang-kembang, bawahan garis garis. Akh...dengan gaya suka - suka.
Honda memang hebat ....
terutama Astrea 800...paling irit, apalagi rajin di service.
Saya masih incer Astrea Prima dan Astrea Star.
Bandingkan dengan Mio sekarang,
Mungkin saya mampu jika memaksakan diri untuk beli mobil.
Tapi...saya tahu apa yang saya mau....
Berkali ditawarkan gratis, berkali ditawarkan nyicil. Gak lah yau.
Gak level saya lah, Terrano atau Pajero, Mercy atau Volvo terbaru,
dikasih pun saya gak mau......syusyah ngerawatnya, terima sih gampang....
memelihara untuk menjadi milik yang kita cintai setulus hati,
kan butuh lebih dari sekedar ruang dan waktu.
Tul kan ?
Sabtu, 18 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar