Mimi namanya. Anak anjing kecil mungil ini baru berusia 2 bulan.
Kutemui di jalan raya dekat pasar, sedang digonggong oleh induknya sendiri yang tidak suka diikuti. Setelah bertanya pada beberapa orang dan meyakinkan bahwa tidak ada pemiliknya, kugendong dan kubawa pulang ke rumah.
Bapaknya anak2 sempat protes keras dan minta untuk kembalikan lagi anak anjing mungil ini di dekat pasar. "Ngapain ngambil anjing cewek?! Nanti repot ngurusnya, runyam, repot, semua diberantakin". Namun.... satu lawan tiga, ya kalah lah.... Anak-anak sungguh senang punya tambahan anak anjing.
Putra bungsuku memberinya nama panggilan Mimi. Kami sudah punya anak anjing yang berusia 4 bulan. Cowok, dan diberi nama Pipi. Dahulu kami pernah punya anjing 7 ekor. Mereka semua bukanlah anjing jenis ras, hanya anjing biasa, namun sungguh.... mewarnai hari-hari dalam kehidupan kami sekeluarga. Lalu kemudian wabah Parvo melanda. Hmmm, dokter hewan yang rajin mem vaksin mereka di rumah kami selalu mewanti.... Parvo adalah penyakit yang lumayan parah bagi anjing. Jarang sembuh jika sudah terserang sakit tipe ini. Dulu pernah anakan anjing kami sampai opname di tempat dokter hewan, diberi infus untuk membantunya pulih.
Si Mimi sungguh lucu, dia senang berlari kian kemari, menerobos ke kolong meja, masuk ke semak taman dan menyalak dengan suara kecil melengking bila kami tiba. Saat malam tiba, dia tidur beralas keset di depan kamar mandi. Ikut terjaga setiap ada anggota keluarga yang melewatinya.
Dan, Jum'at sore, 18 November 2011, dengan tubuh letih setelah seharian ikut workshop bersama suami, juga anak yang nempel gak mau lepas, kami tiba kembali di rumah. Setelah dua minggu dia tinggal bersama kami, dengan gerak ceria tiada hentinya, kami dapati dia tergolek lemah.
"Mimi gak bisa berdiri, kakinya lumpuh" Ujar Ayu, simbok. Hmmm. Ada apakah gerangan??? Segera kutelepon dokter hewan, dr. Made Sunada, yang mantan murid bapak. Istrinya, yang juga seorang dokter hewan, menerima teleponku. Beliau menyampaikan pesan, bahwa, mungkin saja, seekor binatang mengalami lumpuh layu, dan, sudah terlambat untuk melakukan vaksin ini.
Hmmm, sungguh kasihan dia. Hanya seekor binatang, anjing yang kecil mungil..... namun tetaplah mahluk ciptaan Tuhan pula. Maka, kami bersama merawatnya, kumandikan dan ku lap tubuhnyam anak sulung ku mengangsurkan minuman dalam piring plastik kecil, si bungsu memberikan nasi putih bercampur sedikit pindang. Pipi, anak anjing jantan yang kini berusia 4 bulan, menunjukkan kepedulian dengan menjilati badan basah Mimi yang baru habis kumandikan. Dia tetaplah anjing peliharaan kami.
Pernahkah anda merasa begitu sendirian? Ditinggalkan kerabat dan para sahabat, merasa tidak berdaya karena tiada yang peduli dan membantu untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Ah..... inilah sesungguhnya yang membuat kita mati perlahan. Sayangi diri sendiri dengan menyayangi mahluk lain, hargai diri sendiri dengan menghargai mahluk lain........
Renungan di hari Saraswati.......
Smoga kita semua semakin bijak dan dewasa dari hari ke hari dalam menjalani samudera kehidupan di dunia ini..........
Kutemui di jalan raya dekat pasar, sedang digonggong oleh induknya sendiri yang tidak suka diikuti. Setelah bertanya pada beberapa orang dan meyakinkan bahwa tidak ada pemiliknya, kugendong dan kubawa pulang ke rumah.
Bapaknya anak2 sempat protes keras dan minta untuk kembalikan lagi anak anjing mungil ini di dekat pasar. "Ngapain ngambil anjing cewek?! Nanti repot ngurusnya, runyam, repot, semua diberantakin". Namun.... satu lawan tiga, ya kalah lah.... Anak-anak sungguh senang punya tambahan anak anjing.
Putra bungsuku memberinya nama panggilan Mimi. Kami sudah punya anak anjing yang berusia 4 bulan. Cowok, dan diberi nama Pipi. Dahulu kami pernah punya anjing 7 ekor. Mereka semua bukanlah anjing jenis ras, hanya anjing biasa, namun sungguh.... mewarnai hari-hari dalam kehidupan kami sekeluarga. Lalu kemudian wabah Parvo melanda. Hmmm, dokter hewan yang rajin mem vaksin mereka di rumah kami selalu mewanti.... Parvo adalah penyakit yang lumayan parah bagi anjing. Jarang sembuh jika sudah terserang sakit tipe ini. Dulu pernah anakan anjing kami sampai opname di tempat dokter hewan, diberi infus untuk membantunya pulih.
Si Mimi sungguh lucu, dia senang berlari kian kemari, menerobos ke kolong meja, masuk ke semak taman dan menyalak dengan suara kecil melengking bila kami tiba. Saat malam tiba, dia tidur beralas keset di depan kamar mandi. Ikut terjaga setiap ada anggota keluarga yang melewatinya.
Dan, Jum'at sore, 18 November 2011, dengan tubuh letih setelah seharian ikut workshop bersama suami, juga anak yang nempel gak mau lepas, kami tiba kembali di rumah. Setelah dua minggu dia tinggal bersama kami, dengan gerak ceria tiada hentinya, kami dapati dia tergolek lemah.
"Mimi gak bisa berdiri, kakinya lumpuh" Ujar Ayu, simbok. Hmmm. Ada apakah gerangan??? Segera kutelepon dokter hewan, dr. Made Sunada, yang mantan murid bapak. Istrinya, yang juga seorang dokter hewan, menerima teleponku. Beliau menyampaikan pesan, bahwa, mungkin saja, seekor binatang mengalami lumpuh layu, dan, sudah terlambat untuk melakukan vaksin ini.
Hmmm, sungguh kasihan dia. Hanya seekor binatang, anjing yang kecil mungil..... namun tetaplah mahluk ciptaan Tuhan pula. Maka, kami bersama merawatnya, kumandikan dan ku lap tubuhnyam anak sulung ku mengangsurkan minuman dalam piring plastik kecil, si bungsu memberikan nasi putih bercampur sedikit pindang. Pipi, anak anjing jantan yang kini berusia 4 bulan, menunjukkan kepedulian dengan menjilati badan basah Mimi yang baru habis kumandikan. Dia tetaplah anjing peliharaan kami.
Pernahkah anda merasa begitu sendirian? Ditinggalkan kerabat dan para sahabat, merasa tidak berdaya karena tiada yang peduli dan membantu untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Ah..... inilah sesungguhnya yang membuat kita mati perlahan. Sayangi diri sendiri dengan menyayangi mahluk lain, hargai diri sendiri dengan menghargai mahluk lain........
Renungan di hari Saraswati.......
Smoga kita semua semakin bijak dan dewasa dari hari ke hari dalam menjalani samudera kehidupan di dunia ini..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar