Jum’at, 23 Desember 2016. Setelah menuntaskan Ujian Akhir Semester pada hari terakhir bagi mahasiswa semester lima Program Studi Administrasi Perhotelan di Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, ku pikir saatnya tiba untuk refreshing sejenak...... Pulang dari sekolah, kugerakkan laju motor menuju Gianyar. Kulihat awan berarak, angin bertiup kencang, namun tak surut jejak langkah motor ku mengarah.....
Bergerak menyusuri By Pass IB Mantra, setelah satu jam berkendara dengan motorku si Hitam Nyonya Tua, aku tiba di perempatan Pantai Saba, aku berbelok ke kiri, menuju Desa Saba. Menyusuri jalan pedesaan dengan hamparan sawah, tegalan, rumah penduduk, akhirnya tiba di Banjar Bonbiyu. Berbelok ke arah kanan, aku tiba di Pura Dalem Desa Saba. Aku terus bergerak lurus dengan motorku, kutemui Pura Prajapati, dan tiba di parkiran Air Terjun Blangsinga. Ada pak Made Slamet yang menyapa ku ramah.
Ayu, kakak Nyoman Kayen. Mereka berdua adalah guide yang dibentuk oleh pengalaman untuk melayani tamu sebagai guide di air terjun Blangsinga. Hmmm. pendidikan dan pengalaman, sungguh bekal penting bagi masa depan mu kelak, anak2ku.....
Pak Slamet bertutur bahwa Air Terjun Blangsinga baru dibuka semenjak 8 bulan lalu. Air terjun ini terletak di aliran Tukad Petanu, yang terletak di Kabupaten Gianyar. Air terjun Blangsinga terletak di Banjar Blangsinga, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Desa Saba terdiri dari delapan banjar, beberapa diantaranya, Banjar Blangsinga, Banjar Saba, Banjar Banda.
Aku membayar sebesar Rp. 10.000 untuk tiket masuk. Berkenalan dengan Nyoman Kayen, guide ku hari itu. Dia baru duduk di bangku kelas 6 SD. Di musim liburan sekolah ini, dia mengisi hari liburnya dengan kegiatan sebagai seorang guide, berbayar Rp 20.000 setiap kali bertugas hingga tuntas.
Kami lalu menuruni anak tangga dari bebatuan yang
disemen, berjumlah 130 an, hingga tiba di tukad Petanu. Di pinggir sungai ini,
terdapat mata air yang mengeluarkan air dari sela bebatuan. Kuminum mata air
yang disucikan oleh masyarakat Banjar Blangsinga ini. Ereka mempercayainya bisa
menyembuhkan keseleo atau urat syaraf yang terjepit.
Kembali kami menuruni
anak tangga yang terbuat dari besi, sebanyak 50 an anak tangga, hingga tiba di
air terjun Blangsinga. Masih terdapat 50 an anak tangga dari besi lagi untuk
tiba di bagian bawah air terjun. Di seberang banjar Blangsinga, terpisah Tukad
Petanu, terdapat Banjar Tegenungan. Jadi sebenarnya air terjun ini menjadi
milik dari kedua banjar, yakni Banjar Tegenungan, dan Banjar Blangsinga.
Pak Made Slamet, Pecalang yang bertugas di lapangan parkir Air Terjun Blangsinga
Bu Wayan, penjual minuman di lapangan parkir Air Terjun Blangsinga, menunggu pembeli sambil mejejaitan untuk banten
Pukul 6 sore hari. Ku akhiri kunjunganku ke Desa Saba, Kecamatan
Gianyar. Masih cukup waktu untuk membesuk saudara jauh, Nyoman Wajib,
yang bertugas di Dinas Perikanan Benoa. Dia mengalami tabrakan parah
saat mengendarai motor, menabrak truk tanki bahan bakar, sehingga
wajahnya hancur, hari Selasa Pagi hari, 20 Februari 2016, di Benoa. Kini
dia menjalani operasi wajah di RS Bali Royal Hospital, di Renon.
Ditemani istrinya, juga saudara-saudara lain dari Bujak, Sepang,
Buleleng.