Sahabat Selamanya, YJHN Jum’at, 27 Desember 2019.
Karangasem – Gianyar - Denpasar – Singaraja – Tabanan – Denpasar.
Keluarga pak Minggu
berduka. Ayahnda tercinta meninggal dunia. Kremasi dan Ngaben dilangsungkan
pada hari Jum’at, 27 Desember 2019, bertempat di Krematorium Pengayom Umat
Hindu, di Singaraja Kota. Pak Minggu adalah Relawan aktif dan setia di YJHN,
Yayasan Jaringan Hindu Nusantara. Maka, kami yang berkenan dan punya waktu,
sepakat bergabung melayat ke Singaraja. Kesedihan sahabat adalah juga kesedihan
kita bersama, dan kami berempati terhadap duka sahabat, meski tidak bisa semua
Relawan YJHN hadir. Kebersamaan juga tidak berarti harus selalu hadir
bersama-sama (Santi Diwyarthi, Ni Desak Made. 2019).
Yayasan Jaringan Hindu
Nusantara berdiri semenjak Hari Selasa, 1 Oktober 2013, dengan Para Pendiri :
Ida Pandhita Mpu Jayawijaya Ananda, Putu Gede Raka Adnyana, Ngurah Pratama
Citra yang kini bergelar Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Kerthananda, Wayan Kantha
Adnyana, Wayan Sukarma, Ketut Kinog, dan Ida Bagus Adnyana. Para Penasehat dan
Pengawas Yayasan Jaringan Hindu Nusantara adalah Ida Pandhita Mpu Jayawijaya
Ananda, Putu Gede Raka Adnyana, Wayan Sukarma, dan Gusti Putu Karep. Yayasan
Jaringan Hindu Nusantara memiliki Visi: “Hindu Nusantara yang ber Bhinneka
Tunggal Ika, menjunjung tinggi nilai – nilai local genius dan nilai – nilai Hindu yang universal”.
Hari Jum’at, 27
Desember 2019. Ada Mbak Ade Asry yang bergerak dari Padang Bay, Karangasem. Ada
Ki Nyoman Matra beserta istri tercinta bergerak dari Gianyar, ada Bunda Ayu
Wirati dan aku dari Denpasar, ada pula Bunda Ratu, Desak Sri Rejeki, dari
Tabanan. Berenam kami berangkat bersama pukul 09.00, tujuan pertama adalah Singaraja
kota.
Mampir di Baturiti
menikmati makan siang, setelah perjalanan panjang menyusuri gunung dan danau,
ratusan kelokan, turunan dan tanjakan, akhirnya pukul 12.30 siang kami tiba di
Krematorium, menyapa Ki Minggu dan seluruh keluarga besarnya. Bahkan, Bunda
Ratu sempat ngaturang ngayah, ikut prosesi persembahyangan, melantunkan kidung
suci, demi melancarkan meleburnya Sang Atman bersatu dengan Sang Brahman.
Ibunda pak Minggu yang berusia 83 tahun terlihat sangat cantik dengan wajah ramah
serta rambut perak yang digelung rapi.
Kepergian anggota
keluarga tercinta senantiasa meninggalkan suka dan duka dengan berjuta kenangan
tersisa. Namun, perjalanan panjang kehidupan akan terus bergulir mengalir….
Yang bisa kita lakukan adalah terus bergerak, melanjutkan perjuangan, tetap
bersemangat, tidak bisa hanya berdiam diri dan menolak untuk melakukan
aktivitas berkarya.
Kemudian kami
melanjutkan perjalanan menuju Griya Taman Kertha yang terletak di Bubunan.
Bergerak ke arah Barat. Meski Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Kerthananda sedang
memuput rangkaian upacara di Lombok, kami tetap nangkil ke Griya, menghaturkan
beberapa dus air mineral, dan mengobati kerinduan akan semangat kebersamaan
ini….. Bahkan, dengan semangat kekanakan yang menggelora, kami melakukan
berbagai upaya demi mendapatkan mangga dari pohon mangga yang berada di halaman
Griya Kertha Nanda. Setelah menyapa ibunda Ida Rsi yang terlihat sangat energik
meski sudah sangat sepuh, kami berpamit undur diri untuk melanjutkan
perjalanan. Waktu menunjukkan pukul tiga sore hari, saat mobil yang dikendarai
Ki Nyoman Matra berangkat melewati jalan di sepanjang kecamatan Busung Biu,
menuju Pupuan, kemudian Bajra, menuju Tabanan kota.
Rombongan kami
memutuskan mampir ke rumah Relawan YJHN lainnya, di Meliling, Ki Made Sutama.
Kami terbiasa menyapa dengan awalan Ki, bagi Para Relawan Pria, dan Bunda bagi
Para Relawan Wanita, demi keakraban.Kebetulan Ki Made Sutama beserta Istri, Luh
De, sedang berada di Banjar Bangkiang Mayung. Biasanya mereka berada di Banjar
Sayan, Ubud, karena juga memiliki rumah dan bekerja di Ubud.
Kami dijamu dengan
keramahan warga kampung, indahnya nasi anget dan sayur yang dipetik dari kebun
sendiri, jukut gondo dan jukut tuwung (terong), serta sambel bawang goreng.
Kami juga disapa dengan hangat oleh kedua orang tua Ki Made Sutama. Mereka
terlihat energik dengan rambut berwarna putih perak…… Tanpa menunggu lama lagi,
kami makan bersama dan menghabiskan hidangan yang tersedia. Ahh, hujan yang
menemani perjalanan kembali kami menuju Denpasar, lelah berkepanjangan, dan
mabuk dalam perjalanan, membuat hidangan hangat ini begitu menggoda……
Waktu menunjukkan pukul
18.30, saat kami melanjutkan perjalanan menuju Denpasar. Kendaraan yang
berjalan padat merayap, bahkan, macet lama di beberapa titik jalan, sungguh
terasa nuansa libur Natalan dan Tahun Baru, juga libur sekolah, ditambah
suasana hujan ini. Namun ada sesuatu yang tidak bisa terbeli dan terganti…
Kebersamaan, persahabatan, kekeluargaan, mengalir indah, dalam segala suka dan
duka, baik dan buruk, sedikit dan banyak. Ini bukanlah tentang besaran harga
uang semata, ini bukan lagi tentang selalu hadir bersama… Ini adalah tentang
rasa, tentang empati, tentang semangat, spirit kebersamaan, yang diemban
Yayasan Jaringan Hindu Nusantara, tentang kepedulian, tentang yadnya, tentang
dharma, tentang doa, cita-cita, dan cinta kasih, yang senantiasa akan kita
jaga, kita tebarkan, kita kembangkan, dan kita teruskan bersama, selamanya.
Pada Periode Awal,
Tahun 2013, Kepengurusan Yayasan Jaringan Hindu Nusantara adalah Ngurah Pratama Citra
selaku Ketua Umum. Sekretaris Jenderal adalah Wayan Kantha Adnyana, Sekretaris
I adalah Made Ayu Diah Indira Virgiastuti T., Sekretaris II adalah Ade Swadhe,
Bendahara I adalah Ida Bagus Adnyana, Bendahara II adalah Ida Bagus Purnawan.
Bidang I terkait urusan Dharma Agama dengan Ketua adalah Nyoman Matra, Bidang
II terkait urusan Dharma Negara dengan Ketua adalah Ngakan Nyoman Kutha
Pariartha.
Ketua Bidang I, Nyoman
Matra, terkait urusan Dharma Agama, dibantu dengan anggota Bidang Tattwa: Tiwi
Etika dan Nyoman Suharta, Bidang Susila: Komang Susila, dan Bawa, Bidang Acara:
Vajra Satva dan Jarot Widhi, Bidang Kelembagaan: Putu Dana dan Gede Artha,
Bidang Sraddha Bhakti: Ida Bagus Putra dan Wayan Seni Arsana.
Ketua Bidang II, Ngakan
Nyoman Kutha Pariartha, terkait urusan Dharma Negara, dibantu dengan anggota
Bidang SDM: Edi Susilo dan Putu Liongs, Bidang Hukum dan Ekonomi: Ida Bagus
Putu Susena, Bidang Organisasi, Wyatt Geniten dan Dhanu Wijaya, Bidang
Informasi dan Teknologi: Ketut Susila dan Putu Sugiharta, Bidang Luanr Negeri:
Nyoman Sudiana, Saptana dan Yogi Iswara.
Susunan Dewan
Kepengurusan ini masih dilengkapi dengan Koordinator Yayasan Jaringan Hindu
Nusantara dari berbagai daerah, seperti: Dino Pranoto dari Palangkaraya, Nipung
Bulu dan Martin Riung dari Barito Timur, Habibi dan Ketut Suprayitna dari
Murungraya, Ketut Fourent Kusamba dari Katingan (Kalimantan Tengah), Sukono
Kardimin dari Lampung, Oka Suyasa dari Klungkung, Nengah Sudana dari Tabanan,
Gede Marayana dari Singaraja, Ida Bagus Anggapurana Pidada dari Karangasem, Sri
Guru dari Bangli, Pan Dana dari Badung, Romo Poniman dari Banyuwangi, Wayan
Moel dari Malang, Viant dari Tengger, Wayan Sudarma dari Surabaya, Hismudiati
Mubadi dari Sidoarjo, Hartin Kasah Subroto dari Tulungagung, Slamet Prawiro
dari Solo, Andri Asanto Mahendra Jawane dari Semarang, Guru Rakanadi dari
Cikarang, Dewa Sanisca dari Jakarta, IGAI Puspadiani idari Bekasi, Wayan
Coeklexz dari Cilegon, Nyoman Marheni dari Bandung, Sudharma Yamko dari Maluku,
Nengah Sumendra dari Sulawesi Tengah, Gentha Apritaura dari Lombok, Agus
Mahasaputra dari Papua, Agung Parwati dari India, Aryani Willems dari Jerman,
Ketut Janssen dari Belanda, Vedanta Yoga dari Jepang.
Yayasan Jaringan Hindu
Nusantara memiliki Visi: “Hindu Nusantara yang ber Bhinneka Tunggal Ika,
menjunjung tinggi nilai – nilai local
genius dan nilai – nilai Hindu yang universal”.
Yayasan Jaringan Hindu
Nusantara memiliki Misi:
11.
Menyebarkan keberadaan umat Hindu di
seluruh Nusantara melalui media IT maupun kunjungan sosial (Dharma Yatra).
22. Meningkatkan pemahaman pengetahuan umat
Hindu secara Tattwa, Etika, dan Ritual, baik melalui media Forum Dharma Tula
(FDJHN) maupun kunjungan sosial (Dharma Yatra), dan Dharma Wacana langsung ke
lokasi kantong umat Hindu.
33.
Membangun dan memperkuat Jaringan Hindu
sebagai basis koordinasi di seluruh nusantara, melalui koordinator wilayah
masing – masing.
44.
Melindungi dan memproteksi umat dari
segala intimidasi, diskriminasi, dan upaya konversi yang dapat merongrong
keutuhan Hindu di nusantara.
Dalam upaya mewujudkan
Visi dan Misi yang mampu bersinergi secara harmonis, Program Kerja yang
ditetapkan Yayasan Jaringan Hindu Nusantara adalah :
11. Dharma Yatra ke kantong – kantong umat
yang membutuhkan bantuan menurut kebutuhan / undangan dalam skala prioritas.
22.
Dharma Yatra, Dharma Wacana dan Dharma
Tula secara berkala ke daerah – daerah umat Hindu sesuai prioritas.
33. Tanggap darurat membangun kebersamaan
jika terjadi permasalahan atau musibah atas kejadian – kejadian yang menimpa
umat kita dimanapun berada di seluruh nusantara.
44. Memfasilitasi terbangunnya dana punia
dan mempertemukan umat yang peduli dan umat yang membutuhkan kepedulian untuk
umat di seluruh nusantara, baik materi maupun spiritual.
55.
Membangun Jiwa Militansi Jaringan Hindu
melalui informasi yang benar, baik pendidikan, pekerjaan, wirausaha, maupun
karakter, untuk peningkatan SDM Hindu Nusantara.
Sudah tentu, Rencana
Program Kerja, penjabaran aplikasi dalam pelaksanaan, juga evaluasi hasil
kerja, baik dari Visi dan Misi yang dimiliki Yayasan Jaringan Hindu Nusantara
ini diharapkan dapat berlangsung secara konsisten, terus menerus dan
berkelanjutan, ber sinergi dengan berbagai elemen serta komponen masyarakat
dimana pun berada, berkembang seiring kemajuan jaman. Tujuannya adalah dalam
upaya pengembangan dan peningkatan Sraddha umat Hindu, pemahaman terkait
Tattwa, Etika dan Ritual Keagamaan yang harmonis dengan kearifan lokal
masyarakat itu sendiri, dimana pun berada. Sehingga umat Hindu memiliki
kepribadian yang sehat jasmani dan rohani, dan mampu beradaptasi di mana pun
berada, ber kontribusi positif bagi masyarakat sekelilingnya.
Kepengurusan Yayasan
Jaringan Hindu Nusantara kini, dengan Ketua Wayan Kantha Adnyana, Pembina: Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Kerthananda dari
Griya Taman Kertha, Bubunan Singaraja, Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara
Shri Satya Jyoti dari Griya Buana Dharma Shanti, Sesetan Denpasar, Ida Pandita
Mpu Jayawijaya Nanda dari Griya Taman Bali, Kuta.
Organisasi bergerak
secara dinamis seiring dengan pergerakan pimpinan juga anggota manajemen yang
terlibat di dalamnya. Yayasan Jaringan Hindu Nusantara diharapkan mampu
berkembang menjadi organisasi yang positif dan memberikan manfaat bagi umat
Hindu, bagi banyak orang, bagi bangsa dan Negara Republik Indonesia. Berkumpulnya
banyak orang, banyak kemauan dan kemampuan, berbagai latar belakang yang
berbeda-beda, dengan situasi dan kondisi masyarakat yang juga berbeda-beda,
sudah tentu membutuhkan pengendalian ego dan emosi agar bisa tercapai hasil
maksimal pula. Namun dengan semangat ngaturang ngayah, semangat bekerjasama,
berdoa dalam mewujudkan hasil, semoga Yayasan Jaringan Hindu Nusantara bisa
bertumbuh dan berkembang semakin baik dari hari ke hari (Santi Diwyarthi, Ni
Desak Made. 2019).
Karmani eva dhikaras
te, Ma paleshu kadachana, Ma kharma phala, hetur bhur, Ma te sango, stu a
karmani (BG II: 47). Kewajibanmu kini hanya bertindak, Bekerja tanpa
mengharapkan hasil, Jangan sekali-kali pahala menjadi motifmu, Jangan pula
hanya berdiam diri.
Referensi :
Santi Diwyarthi, Ni
Desak Made. 2019. Sadhana Youth Camp. Pasraman Kilat sebagai Sarana
Pengembangan Potensi kepemimpinan Remaja. Denpasar: Kompasiana.
Santi Diwyarthi, Ni
Desak Made. 2019. Sejarah Berdirinya Yayasan Jaringan Hindu Nusantara.
Denpasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar