Contoh Angaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)
Lembaga/Yayasan
Desember 31,
2013
(NAMA YAYASAN XX)
“Akrab di Dunia Maya, Karib di Dunia Nyata”
Alamat lembaga
Email
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
NAMA YAYASAN XX
KOTA DENPASAR
ANGGARAN DASAR
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Lembaga ini bernama (NAMA YAYASAN) disingkat
(SINGKATAN YAYASAN) bertempat kedudukan di Jalan XX Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten,
dan bilamana dipandang perlu, dapat membuka cabang-cabang atau
perwakilan-perwakilannya ditempat lain.
WAKTU DAN LAMANYA BERDIRI
Pasal 2
Lembaga ini berdiri pada hari Kamis Tanggal
Delapan Februari Tahun Dua Ribu Tiga Belas, dan diperbaharui pada hari Minggu
Tanggal Sepuluh Oktober Tahun Dua Ribu Tiga Belas dan didirikan untuk waktu
yang telah ditentukan lamanya.
AZAS DAN TUJUAN
Pasal 3
Lembaga ini berazaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945, sedangkan maksud ialah: sebagai sarana untuk
berpastisipasi dalam pembangunan, khususnya dalam menggali dan mengembangkan
sumber daya manusia (suprastruktur). Adapun tujuan dari Lembaga ini adalah untuk
meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan masyarakat tentang berbagai kebijakan
publik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta Sumber Daya Manusia
(SDM) melalui usaha-usaha yang teratur, terencana dan berkesinambungan.
KEGIATAN
Pasal 4
Untuk mencapai maksud dan tujuan seperti yang
tercantum dalam pasal 3 diatas, Lembaga ini menjalankan usaha - usaha
diantaranya:
1.
Dalam bidang sosial yang meliputi:
a. Mendirikan
dan / atau mengelola kursus atau pelatihan yang memperkuat demokratisasi dan
partisipasi masyarakat dalam mengambil ikut mengevaluasi kebijakan publik.
b. Mendirikan
dan / atau mengelola lembaga pendidikan non formal yang meliputi :
-
Pendidikan Pemberdayaan Perempuan
-
Pendidikan Politik
-
Pendidikan Demokrasi
-
Pendidikan Keterampilan dan Pelatihan Kerja
- Serta Pendidikan lain yang
ditujukan untuk mengembangkan wacana masyarakat terkait kebijakan publik.
c. Sebagai lembaga konsultan
evaluasi kebijakan.
2. Dalam bidang kemanusiaan yang meliputi:
Memberikan
Pendampingan kepada masyarakat dalam penegakan Hak Asasi Manusia (HAM),
pencegahan Trafficking serta
menyelenggaraan / berupaya mengakomodir aspirasi yang berkembang di masyarakat,
baik di bidang IPTEK, Sosial, Ekonomi dan Politik, maupun lingkungan, meliputi
penelitian, pengembangan, dan pengkajian serta komunikasi informasi dan
edukasi.
KEKAYAAN
Pasal 5
Kekayaan Lembaga diperolah dari :
1. Modal
Pangkal sebesar Rp (Dua Puluh Lima Juta Rupiah).
2. Pemberian,
sumbangan sumbangan yang tidak mengikat dari badan - badan pemerintah maupun
swasta dan perorangan.
3. Warisan,
hibah, hibah wasiat dan wakaf.
4. Perolehan
yang lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Lembaga dan / atau
peraturan Undang - undang yang berlaku.
5. Semua
kekayaan Lembaga harus dipergunakan untuk mencapai dan tujuan Lembaga.
ORGAN LEMBAGA
Pasal 6
Lembaga mempunyai organ yang terdiri dari
Pembina, Pengawas dan Pengurus. Pengurus ini terdiri dari Ketua, Sekretaris,
Bendahara, dan beberapa Orang Koordinator (tergantung kebutuhan), semuanya
diangkat oleh Dewan Pembina untuk waktu yang ditentukan selama-lamanya 5 tahun
dan dapat dipilih kembali.
PEMBINA
Pasal 7
1. Pembina
adalah organ Lembaga yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada
pengurus atau pengawas.
2. Pembina
terdiri dari seorang atau lebih anggota pembina.
3. Dalam
hal terdapat lebih dari seorang anggota, maka seorang diantaranya diangkat
sebagai Pembina.
4. Yang
dapat diangkat sebagai anggota Pembina adalah perseorangan sebagai pendiri
Lembaga dan / atau mereka yang berdasarkan keputusan Rapat Anggota Pembina
dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai maksud dan tujuan.
5. Anggota
Pembina tidak diberi gaji dan / atau tunjangan oleh Lembaga.
6. Dalam
hal Lembaga oleh karena sebab apapun tidak mempunyai anggota Pembina, maka
dalam waktu Tiga Puluh hari sejak terjadinya kekosongan tersebut wajib diangkat
anggota Pembina berdasarkan keputusan Rapat Gabungan Anggota Pengawas dan
Anggota Pengurus.
7. Seorang
anggota Pembina berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan
secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Lembaga paling lambat Tiga
Puluh hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
Pasal
8
1. Masa
Jabatan Pembina tidak ditentukan lamanya.
2. Jabatan
anggota pembina akan berakhir dengan sendirinya, apabila anggota Pembina
tersebut :
a. Meninggal dunia.
b. Mengundurkan diri dengan
pemberitahuan secara tertulis sebagaimana diatur dalam pasal 7 ayat 7.
c. Tidak lagi memenuhi
persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Diberhentikan berdasarkan
keputusan rapat.
e. Dinyatakan pailit atau
ditaruh dibawah pengampuan berdasarkan suatu penetapan pengadilan.
3. Dilarang untuk menjadi anggota pembina
berdasar peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
TUGAS DAN WEWENANG PEMBINA
Pasal 9
1. Pembina
berwenang bertindak untuk dan atas nama pembina.
2. Kewenangan
pembina meliputi :
a. keputusan mengenai
perubahan Anggaran Dasar.
b. Pengangkatan dan
pemberhentian anggota Pengurus dan anggota Pengawas.
c. Penetapan kebijakan umum
Lembaga berdasarkan Anggaran Dasar Lembaga.
d. Pengesahan Program Kerja
dan rancangan anggaran tahunan Lembaga.
e. Penetapan keputusan
mengenai penggabungan atau pembubaran Lembaga.
f. Pengesahan laporan tahunan.
g. Penunjukan likuidator dalam
hal Lembaga dibubarkan.
3. Dalam hal hanya ada seorang anggota Pembina,
maka segala tugas dan wewenang yang
diberikan kepada Ketua Pembina
atau anggota Pembina berlaku pula baginya.
PENGURUS
Pasal 10
1. Pengurus
adalah organ Lembaga yang melaksanakan kepengurusan Lembaga yang
sekurang-kurangnya terdiri dari :
a. Seorang Ketua.
b. Seorang Sekretaris.
c. Seorang Bendahara.
2. Dalam hal diangkat lebih 1 (satu) orang
Ketua, maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat menjadi Ketua Umum.
3. Dalam hal diangkat lebih 1 (satu) orang
Sekretaris, maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat menjadi Sekretaris Umum.
4. Dalam hal diangkat lebih 1 (satu) orang
Bendahara, maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat menjadi Bendahara Umum.
KEANGGOTAAN PENGURUS
Pasal 11
Keanggotaan Pengurus berakhir karena:
1. Meninggal
dunia.
2. Mengundurkan
diri.
3. Bersalah
melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang diancam dengan
hukuman penjara paling sedikit 5 (lima) tahun
4. Diberhentikan
berdasarkan keputusan Rapat Pembina.
5. Masa
Jabatan berakhir.
6. Tidak
aktif secara berturut turut 1 (satu) tahun. Bila terdapat suatu lowongan dalam
susunan pengurusan, maka Pembina berhak mengisi lowongan tersebut.
TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS
Pasal 12
1. Pengurus
bertanggungjawab penuh atas kepengurusan Lembaga untuk kepentingan Lembaga.
2. Pengurus
wajib menyusun program kerja dan rancangan anggaran tahunan Lembaga untuk
disahkan pembina.
3. Pengurus
berhak mewakili Lembaga di dalam dan diluar pengadilan tentang segala hal dan
kejadian dengan persetujuan dari Pembina.
4. Pengurus
tidak berwenang mewakili Lembaga dalam hal mengikat Lembaga sebagai penjamin
utang, membebani Kekayaan Lembaga demi kepentingan lain.
PENGAWAS
Pasal 13
1. Pengawas
adalah organ Lembaga yang bertugas melakukan pengawasan dan memberi nasihat
kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan Lembaga.
2. Pengawas
terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih anggota Pengawas.
3. Dalam
hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Pengawas, maka 1 (satu) orang di
antaranya dapat diangkat segi Ketua Pengawas.
KEANGGOTAAN PENGAWAS
Pasal 14
Jabatan Pengawas berakhir apabila :
1. Meninggal
Dunia.
2. Mengundurkan
Diri.
3. Bersalah
melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang diancam dengan
hukuman penjara paling sedikit 5 (lima) tahu.
4. Diberhentikan
berdasarkan keputusan Rapat Pembina.
5. Masa
Jabatan berakhir.
TUGAS DAN WEWENANG PENGAWAS
Pasal 15
1. Pengawas
wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas Pengawas
untuk kepentingan Lembaga.
2. Ketua
Pengawas dan satu anggota Pengawas berwenang bertindak untuk dan atas nama
Pengawas.
3. Pengawas
berwenang memeriksa dokumen, pembukuan dan memasuki bangunan halaman atau
tempat yang dipergunakan Lembaga.
4. Mengetahui
segala tindakan yang dijalankan oleh Pengurus dan memberi peringatan kepada
pengurus.
RAPAT-RAPAT
Pasal 16
Rapat Lembaga terdiri dari rapat pembina, rapat
pengurus, rapat pengawas, dan rapat gabungan.
1.
Rapat Pembina:
a. Rapat
pembina diadakan paling lambat sedikit sekali dalam satu tahun, paling lambat
dalam waktu lima bulan setelah akhir tahun buku sebagai rapat tahunan.
b. Panggilan
rapat pembina dilakukan oleh pembina secara langsung, atau melalui surat dengan
mendapat tanda terima, paling lambat tujuh hari sebelum rapat diadakan dengan
tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
c. Rapat
pembina dipimpin oleh ketua pembina, dan jika ketua pembina tidak hadir atau
berhalangan, maka rapat pembina akan dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh
dan dari anggota pembina yang hadir.
d. Setiap
rapat pembina dibuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh ketua dan
sekretaris rapat.
2.
Rapat Pengurus:
a. Rapat
pengurus dapat diadakan setiap waktu bila dipandang perlu atas permintaan
tertulis dari satu orang atau lebih pengurus, pengawas atau pembina.
b. Panggilan
rapat pengurus dilakukan oleh pengurus yang berhak mewakili pengurus.
c. Rapat
pengurus diadakan ditempat kedudukan Lembaga atau ditempat kegiatan Lembaga.
d. Rapat
pengurus dipimpin oleh ketua umum.
e. Apabila
ketua berhalangan hadir, maka rapat pengurus dipimpin oleh seorang anggota
pengurus yang dipilih oleh dan dari pengurus yang hadir.
3.
Rapat Pengawas:
a. Rapat
pengawas dapat dilakukan setiap waktu bila dianggap perlu atas permintaan
tertulis dari seorang atau lebih pengawas atau pembina.
b. Rapat
pengawas diadakan ditempat kedudukan Lembaga atau ditempat kegiatan
Lembaga.
c. Rapat
pengawas dipimpin oleh ketua pengawas.
d. Apabila
ketua pengawas berhalangan hadir, maka rapat pengawas akan dipimpin oleh salah
seorang pengawas yang dipilih oleh dan dari pengawas yang hadir.
4.
Rapat Gabungan:
a. Rapat
gabungan adalah rapat yang didakan oleh pengurus dan pengawas untuk mengangkat
pembina.
b. Rapat
gabungan diadakan paling lambat 30 hari terhitung sejak Lembaga tidak lagi
mempunyai pembina.
c. Pemanggilan
rapat dilakukan oleh pengurus.
d. Rapat
gabungan dipimpin oleh ketua pengurus, apabila ketua berhalangan maka pimpinan
rapat dipimpin oleh ketua pengawas.
e. Apabila
keduanya tidak hadir maka, rapat gabungan dipimpin oleh pengurus atau pengawas
yang pilih oleh dan dari pengurus dan pengawas yang hadir.
PEMBUKUAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN
Pasal 17
Tahun buku Lembaga adalah tahun almanak. Pembina
diwajibkan membuat pembukuan yang tertib dan rapi mengenai Lembaga ini,
sedangkan neraca tahunan harus disahkan oleh Rapat Pembina.
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 18
Perubahan anggaran Dasar Lembaga dapat dilakukan
atas Keputusan Rapat Pembina Pleno yang khusus diadakan untuk keperluan itu dan
keputusan harus disetujui oleh sekurang - kurangnya 2/3 dari anggota Dewan
Pengurus yang hadir.
PEMBUBARAN
Pasal 19
Pembubaran Lembaga ini hanya dapat dilakukan atas
dasar keputusan Rapat Dewan Pengurus yang sengaja diadakan untuk keperluan itu
dan dihadiri sedikitnya ¾ dari anggota penggurus serta disetujui oleh paling
sedikit 2/3 dari jumlah anggota penggurus yang hadir, sedangkan keputusan
diambil atas dasar musyawarah dan mufakat, dan penyelesaian likuidasi dilakukan
oleh para anggota Dewan Pengurus, kecuali rapat pembubaran menentukan lain.
Jika setelah likuidasi masih ada sisa kekayaan, maka sisa kekayaan Lembaga
tersebut harus diberikan kepada badan yang mempunyai tujuan dengan Yayasan ini
atau kepada badan sosial lain yang disetujui oleh rapat pembubaran.
PENUTUP
Pasal 20
Hal-hal yang belum diatur atau kurang lengkap
diatur dalam anggaran Dasar ini dapat diputus oleh Dewan Pengurus dan apabila
dianggap perlu dapat diatur dalam Aturan Rumah Tangga atau Peraturan lain yang
tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB I
KEANGGOTAAN DAN SATUAN ANGGOTA
Pasal 1
KEANGGOTAAN
Untuk menjadi anggota Yayasan xx harus memenuhi
ketentuan ketentuan sebagai berikut :
1. Warga
Negara Indonesia.
2. Menyatakan
diri secara sukarela menjadi anggota.
3. Ditetapkan
dan disahkan oleh Dewan Pembina.
Pasal 2
SATUAN ANGGOTA
Anggota Yayasan xx terdiri dari :
1. Anggota
biasa, yaitu semua anggota Yayasan xx yang memenuhi ketentuan pasal 1.
2. Anggota
luar biasa yaitu simpatisan dan para purna anggota Yayasan xx.
3. Anggota
kehormatan, yaitu para cendekiawan dan mereka yang dianggap telah berjasa kepada
Yayasan xx dan pengembangan masyarakat umumnya.
BAB II
KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA
Pasal 3
KEWAJIBAN ANGGOTA
1. Anggota
Biasa :
a. Menghayati dan mengamalkan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Lembaga.
b. Mentaati dan memenuhi
seluruh keputusan lembaga.
c. Melaksanakan dan
memperjuangkan seluruh keputusan lembaga
d. Membela kepentingan
lembaga, manakala ada hal-hal yang akan merugikan nama baik lembaga.
e. Membayar iuran secara
aktif.
2. Anggota luar biasa dan anggota kehormatan:
Mempunyai kewajiban yang sama dengan anggota
biasa lainnya kecuali ayat 1.e.
Pasal 4
HAK ANGGOTA
1. Anggota
biasa berhak untuk :
a.
Memperoleh perlakuan dan pelayanan yang sama dari
lembaga.
b.
Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul-usul dan
saran-saran.
c.
Mempunyai hak dipilih dan memilih.
d.
Memperoleh perlindungan, pembelaan, pendidikan dan
latihan, penataran, bimbingnya dan ketrampilan dalam berorganisasi.
e.
Hak-hak lain yang akan ditentukan dalam peraturan
Organisasi.
2. Anggota
luar biasa dan anggota kehormatan: Mempunyai hak yang sama dengan anggota biasa
kecuali ayat 1.c, 1.d, dan 1.e.
BAB III
KEHILANGAN KEANGGOTAAN, SKORSING DAN PEMBERHENTIAN
Pasal 5
1. Anggota
kehilangan keanggotaannya karena :
a. Meninggal Dunia.
b. Atas permintaan sendiri
secara tertulis.
c. Diberhentikan.
2. Anggota
dapat skorsing atau diberhentikan apabila :
a. Bertindak bertentangan
dengan AD/ART lembaga.
b. Bertindak merugikan atau
mencemarkan nama baik lembaga.
3. Keputusan
Skorsing atau pemberhentian hanya dapat dilakukan dengan peringatan terlebih
dahulu, kecuali mengenai hal-hal yang luar biasa.
4. Anggota
yang terkena tindakan skorsing atau pemberhentian dapat membela diri pada forum
musyawarah yang diadakan untuk itu.
BAB IV
KEDUDUKAN, TUGAS, WEWENANG PESERTA & WAKTU
RAPAT-RAPAT
Pasal 6
RAPAT PEMBINA PLENO
1. Memegang
kekuasaan tertinggi dalam lembaga.
2. Menetapkan
dan merubah AD/ART, Program kerja dan rekomendasi-rekomendasi prinsipil.
3. Menilai
pertanggungjawaban pengurus.
4. Memilih
dan menetapkan susunan pengurus melalui pemilihan formatur.
5. Memilih
dan menetapkan Dewan Pembina.
6. Menetapkan
rapat Dewan Pengurus berikutnya.
7. Rapat
Dewan Pengurus Pleno diadakan sekali dalam lima tahun.
8. Rapat
Dewan Pengurus Pleno dihadiri oleh anggota anggota Dewan Pengurus.
9. Rapat
Dewan Pengurus Pleno dianggap sah apabila dihadiri oleh setengah bagian anggota
Dewan Pengurus.
Pasal 7
RAPAT TAHUNAN
1. Mengadakan
penilaian tehadap pelaksanaan program umum dan menetapkan pelaksanaan
selanjutnya.
2. Rapat
tahunan diselenggarakan sedikitnya 1 kali dalam satu tahun.
3. Sekurang-kurangnya
dihadiri oleh lebih dari setengah bahagian angota Dewan Pengurus.
Pasal 8
RAPAT KERJA PENGURUS
1. Mengadakan
penilaian terhadap pelaksanaan program kerja dan menetapkan pelaksanaan
selanjutnya.
2. Diselenggarakan
sedikitnya sekali dalam tiga bulan.
BAB V HAK BICARA DAN HAK SUARA
Pasal 9
Hak bicara dan hak suara peserta rapat adalah :
1. Hak
bicara hakekatnya menjadi hak perorangan yang penggunaannya diatur oleh peserta
rapat.
2. Hak
suara anggota dipergunakan dalam pengambilan keputusan dan pada dasarnya
dimiliki oleh peserta.
BAB VI
SUSUNAN PENGURUS
Pasal 10
1. Dewan
Pengurus Lembaga adalah badan tertinggi lembaga.
2. Komposisi
Dewan Pengurus Lembaga adalah :
PEMBINA
Ketua :
Anggota :
1. Xx
2. Xx
3. Xx
PENGAWAS
Ketua :
Anggota :
1. Xx
2. Xx
3. Xx
PENGURUS
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
DIVISI DIVISI:
Koord. Divisi Diklat:
1.
2.
Koord. Divisi Litbang:
1.
2.
Koord. Divisi Perencanaan
Program:
1.
2.
Koord. Divisi Advokasi:
1.
2.
Koord. Divisi Pengembangan SDM:
1.
2.
Koord. Divisi Humas dan
Lembaga:
1.
2.
BAB VII
KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal 11
1. Iuran
anggota diatur dalam peraturan lembaga.
2. Hak-hak
yang menyangkut pemasukan dan pengeluaran dari dan untuk lembaga wajib
dipertanggungjawabkan dalam forum-forum yang akan ditentukan dalam peraturan
lembaga.
BAB VIII
PEMBENTUKAN BADAN DAN LEMBAGA BARU ATAU CABANG BARU
Pasal 12
1. Pembentukan
Badan dan Lembaga baru atau Cabang baru dalam rangka pelaksanaan program
dimungkinkan sejauh tidak menyimpang dan bertentangan dengan AD/ART lembaga.
2. Pembentukan
Badan dan lembaga atau cabang sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal 12 tidak
boleh menyebabkan timbulnya timpang tindih fungsi, wewenang dan tanggungjawab
dalam tubuh lembaga.
BAB IX
PENYEMPURNAAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 13
1. Dewan
Pengurus melalui rapat khusus membicarakan penyempurnaan ART yang selanjutnya
dipertanggungjawabkan kepada rapat Dewan Pengurus Pleno berikutnya.
2. Penyempurnaan
ART hanya dilakukan dalam rapat Pengurus Pleno.
BAB X
PENUTUP
Pasal 14
1. Hal-hal
yang belum diatur ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur dalam
peraturan lembaga.
2. Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak ditetapkan.
Ditetapkan Di
Pada Tanggal : : Sumedang
DEWAN PEMBINA
Ketua:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar