Anak Agung Oka Waicaka, 16/10/1955 – 22/01/2020
Lahir di Puri Satrya Kanginan, di Desa Paksebali, salah
satu desa dari ke 12 Desa yang terdapat di Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung,
16 Oktober 1955. Akhirnya beliau meninggal setelah berjuang melawan penyakit
yang menggerogoti tubuh. 64 tahun dan tiga bulan.
Ksatria sejati yang teguh kukuh nan tangguh, tak
goyah, meski terkadang resah menahan gundah….
Menikah dengan seorang puteri jelita, Ni Ketut
Kartiningsih, yang lahir pada tanggal 21 April 1956. Pernikahan beliau pada
tanggal 9 Januari 1978 berbuah lima orang putra dan putri. Anak Agung Anom
Samudra, Anak Agung Raka Wedana, Anak Agung Istri Ari Parwati, Anak Agung Istri
Putra Widiastiti, dan Anak Agung Istri Ngurah Diah Prami.
Ksatria sejati lahir dan menjalani perjuangan
menegakkan kebenaran sujati…..
Mengabdi semenjak 1 Maret 1983, Beliau menduduki
beragam jabatan fungsional dan struktural, mulai dari Kasubsie Bimbingan Siswa
dan Praktek Kerja Nyata pada tahun 1982, Kasubsie Administrasi dan Pengajaran
pada tahun 1986 dan 1991, Kasubsie Bimbingan Siswa pada tahun 1993, dan
terakhir, Pembantu Ketua III bidang Kemahasiswaan pada tahun 2002.
Beliau menamatkan pendidikan S2 Magister Pendidikan,
Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Malang, pada tahun 30 Maret 2000.
Ksatria sejati tidak pernah undur diri dan berlalu
pergi meninggalkan sahabat berjuang sendiri, meski tidak pernah selalu bisa
bersama…..
Dengan jabatan terakhir Pembina IV a terhitung mulai
1 Oktober 2001, beliau memegang tiga Piagam Tanda Kehormatan 10 Tahun pada
tahun 1977, 20 Tahun pada tahun 1987, dan 30 Tahun pada tahun 1997.
Info terakhir, Pelebon akan dilaksanakan pada hari
Minggu, tanggal 26 Januari di Puri Satrya Kanginan, Paksebali, Dawan,
Klungkung.
Gusti,
Sang Mahaguru… Durus masolah ring Swargawi…
Ri
samiparing Ida Sang Hyang Widhi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar