Menyedihkan, jika kita terpuruk terjatuh dan tidak ada yang bisa membantu,
bahkan, tak seorang pun sudi melirik dan sampaikan ucapan simpati.
Menyedihkan, jika kita terdiam sendiri, hanyut dalam lamunan ilusi dan impian tak bertepi. Asa bagai jauh dari pelupuk mata. Tetes keringat dan darah mengucur bahkan tak sanggup mengusir perih hati teriris. Luka bagai sembilu yang juga tiada enggan berlalu.
Maka, kujemput Endang dari rumahnya, tinggalkan kepompong yang membuatnya nyaman dan enggan pergi. Mengukur jalanan sepanjang kerja yang dia hirup ber puluh tahun dalam derai hiruk pikuk Nusa Dua - Imam Bonjol. Pekik tawa histeris dalam berbagai lomba di antara sahabat. Meninjau ikan menari dalam liuk bara api yang mendengus, sesakkan nafas kami di Kedonganan.
Hidup takkan pergi hanya karena usia tua dan sakit yang gerogoti.
Hidup takkan runtuh hanya karena pensiun dan terpinggir.
Hidup takkan berlalu hanya karena hilangnya jabatan, harta dan benda.
Karena, sahabat akan warnai kita...
Ubah senang jadi bahagia bersama, antara derai tawa dan tangis bersama
bahkan, saling ejek dan benci yang juga pernah ada di antara kita.
Karena disana....
Akan selalu ada sahabat sejati,
bagi duka yang menyayat dan menganga,
bagi tawa bahagia yang didamba
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar