Sabtu, 10 Juli 2010 pukul delapan pagi. Pesawat Lion Air, JT 011 dari Bali mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Aku turun dengan ransel di pundak dan satu tas kecil tersampir di leher. Kupilih satu bus jurusan Rawamangun. Tujuan kali ini adalah menemui kakak dan adik kandungku beserta keluarga. Tidak ada kepentingan khusus lain. Berkas usulan kepangkatan belum selesai dikoreksi oleh Prof. Anggan Suhandana, sehingga tidak mungkin mengunjungi kantor pusat, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, hanya berbekal tangan kosong belaka.
Sabtu 10 Juli 2010 ini sebenarnya adalah hari pertama bagi putra sulungku, Adi, mengikuti Masa Orientasi di SMAN I Denpasar, dan hari Senin 12 Juli 2010 adalah hari pertama putra bungsuku, Yudha, bersekolah. Namun walau ini adalah periode awal mereka bersekolah, niatku sudah mantap. Mereka harus mandiri mempersiapkan diri, juga pembelajaran bagi suamiku, jalani fase heboh bersama anak-anak. Saatnya Sang Emak berlibur, mengunjungi keluarga, menyelesaikan urusan keluarga, menyerahkan surat-surat dari keluarga di Kerambitan Tabanan, yang berkaitan dengan berbagai iuran adat, silsilah kawitan, dan lain-lain. Aku egois? Hmmm, kupikir tidak. Hanya suatu bentuk kecil melepaskan diri dari segala kemelekatan. Mereka harus belajar, bagaimana me manage diri bila aku tiada....
Lagipula, aku berhak dapatkan liburan, menikmati waktuku. Ehm.... Maafkan daku, suami dan anak-anakku.Suatu saat, kalian akan mengerti, bahwa tiap orang adalah pribadi yang unik dengan segala kepribadian dan kemampuan yang dimilikinya. Dan, aku buktikan, pernikahan, pekerjaan, persaudaraan, persahabatan, bisa se iring sejalan bersama, walau kadang dengan segala riak dan gejolak yang ada....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar