Satu pesan masuk dalam inbox di FB, dari Edwin Wibisana Kartika. Brondong tampan yang sedang kuliah di Fak. Hukum UGM ini mengirim pesan. Dalam rangka Temu Alumni dan Bazzar Nyepi Kampus, Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma, Universitas Gadjah Mada, pada: Tanggal: 4,5,6 February 2011, Jam: 16.00 - 22.00 WITA, Tempat: Warung Be Pasih, Jln. Pemuda III/24, Renon, Denpasar, Bali. Kedatangan kakak-kakak alumni dan teman-teman KMHD UGM akan sangat memeriahkan acara tersebut dan mendukung kegiatan Nyepi Kampus Caka 1933.
Hmmm, Jumat, sehabis bekerja, menanti para putraku tiba dari sekolahnya untuk pergi bersama ke Renon. Namun ternyata si sulung menolak ikut, suami tidak suka acara kumpul2 bersama. Jadilah, rencana berangkat bareng Ayu yang masih terhitung cucu, dan Yudha, putra bungsu. Hujan angin terjadi semenjak pk 4 sore, lalu mulai reda pk 5 sore. Rencananya, kami berangkat pk 5 sore ke Renon untuk mengambil paket bazar, lalu beranjak ke SD 2 yg terletak di Jl. Imam Bonjol. Ada kelas paket kejar menanti pk 7 malam.
Namun si koncreng, Ayu, mandi dan dandan terlalu lama. Maka, pukul 6 sore, di tengah rinai hujan yang manja menyapa, aku dan Yudha meluncur dengan si Astrea 800. Ayu bisa berangkat sendiri ke kelas paket kejar gunakan motor yang lain.
Tiba di Warung be Pasih, pk 6.30, si cantik sahabatku, Santi GAP, mintaku menunggu hadirnya. Maka, kulanjutkan diskusi bareng si Edwin, yang anak Hukum UGM, bersama Eka yang anak MIPA Fisika di UGM, sambil menikmati ayam bakar dan pelecing kangkung dari Warung Be Pasih. Jadilah, demi pertemuan yang jarang terjadi, dengan sesama sahabat lama yang sungguh jarang terjadi, mengingat masa2 sekolah saat di UGM dahulu, saat ku bersama KMHD UGM, menjadi ketua umum, periode 88 s/d 91. Betapa, penggemblengan jiwa dengan berorganisasi, menggali pengalaman dan menjalani kehidupan sepenuh usaha dan berdoa semasa muda sungguh berarti bagi terbentuknya pribadi-pribadi tangguh di masa depan.
Begitu si cantik, ibu Santi GAP tiba bareng si Dede puteranya, kami ngerumpi bareng hingga pk 7.15, sebelum dengan terpaksa pamit untuk berpisah, lalu ku kebut kembali sang motor menghampiri para murid di salah satu SD di pinggir jalan Imam Bonjol ini. Ah ha.... terlambat 30 menit dari jadwal, namun mereka masih setia menanti. Hmmm, sungguh sebuah pengorbanan yang tidak mudah, memelihara niat belajar dalam dada, di tengah segala keterbatasan yang mereka miliki, harus tetap bekerja sambil belajar, mengurus keluarga dan menjalin persahabatan.....
Sebuah teladan mengenai arti tanggungjawab demi sebuah masa depan yang semakin baik lagi.... Hidup tidak selalu mudah dan indah, namun mereka bekerja keras demi keberhasilan ini semua. Hmmmm, Aku harus banyak belajar dari mereka semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar