Jum'at, 21 Oktober 2011. Pagi setelah anak-anak berangkat sekolah, aku juga bergegas berangkat kerja. Hmmm, berjanji untuk berkumpul bersama para muridku dalam berbagai lomba dan pertandingan yang diadakan guna memperingati Bulan Pariwisata.
Tiba di STPNDB, kutemui beberapa rekan kerja telah selesai keliling kampus beberapa kali. Keringat bercucuran di wajah Bu Oka. Kuajak Bu Tri untuk menemaniku berjalan. Sasaran kami pertama kali adalah Gelanggang Olah Raga. Kulihat Pak Jata sedang berbincang dengan Putri Alita, ketua senat mahasiswa kami. Di lapangan terdapat dua pertandingan, basket dan bulu tangkis. Berbagai program studi yang ada di STPNDB mengikuti berbagai lomba dan pertandingan. Lalu kami berjalan menyusuri jalan berbatu kapur, menuju ke perumahan dosen, menyapa beberapa penghuni yang berada di sana, dan memasuki arah jalan menuju ke lapangan sepak bola. Pak Jesnawan dan Pak Nengah Sudarma bertugas disini. Dua kelompok kesebelasan baru memasuki lapangan, mereka akan segera berlaga. Kostumnya dengan warna kuning dan merah menyala memudahkan mengenali mereka dalam berlari menggiring bola ke arah gawang lawan masing-masing.
Kami kembali mengarah menuju ke Gedung Perpustakaan. Di lantai bawah gedung ini, terdapat lomba Majalah Dinding. Kebetulan pula, sedang dilangsungkan arisan bagi Dharma Wanita STPNDB. Terlihat beberapa kelompok mahasiswa dari berbagai program studi sedang terlibat aktif menyelesaikan rancang desain bagi majalah dinding kelas mereka. Ada yang mengoleskan lem pada lembaran kertas berwarna-warni bertulis artikel dengan berbagai bentuk. Ada yang menggunting kertas manila menjadi berbagai bentuk rupa. Ada pula yang asyik mengikat berbagai pita sebagai hiasannya. Ah ha..... sungguh hidup kampus ini dengan berbagai aktivitas para penghuninya.....
Cukup sudah aktivitas di kampus. Aku beralih masuk ke ruang PKN, rehat sejenak. Telpon genggam berbunyi...... dari ibuku terkasih di Pontianak. "Nak, klo masih sempat, datang ke acara pernikahannya adik dari istri Dewa Ketut Surya, ya?" Ah ha..... ibuku ini memang senang bersosialisasi. Maka, demi melaksanakan amanah ibuku, kukontak Dewa Ketut Surya, sepupu yang tinggal di Pekambingan, belakang kompleks pertokoan Rimo. Dia bertugas di Jakarta sebagai manager area PT Unilever untuk Jakarta. Kini dia sedang di Bali, berkumpul bersama keluarganya. Padahal, kemarin kusempatkan diri berkunjung ke rumah mereka setelah lelah dengan segudang aktivitas seharian.... knapa ga diberitahu, ya? Ehm.... positive thinking aja lah... Ngapain mempersukar masalah yang seharusnya bisa dibikin gampang.... Karena kami memiliki hubungan kekerabatan jauh, dan karena mereka sadari kesibukanku berjibun, karena toh aku juga sudah menikah "keluar". Enjoy aja lah... klo sering-sering dapet undangan khan harus sering datang berkunjung pula.. Gimana ngatur waktunya....... Hmmmm.
Akhirnya kudapatkan info dari Dewa Ketut Surya. Istrinya memiliki seorang adik lelaki yang hari ini menikah. Komang Wiryadi dan Gek Ari Dharma Laksmi. Alamat tempat dilangsungkannya pernikahan adalah rumah keluarga besar nya. Pak Kawiartha di jalan Sulatri nomer 30 Kesiman.
Namun masih ada serangkaian kegiatan yang harus kulakukan. Maka, kurapikan tas ransel yang kubawa, mengarah menuju parkiran kampus kami, melaju bersama astrea 800 tercinta menuju kampus UNUD, gedung Prof. Bagus di jalan Nias Sanglah. Aku duduk disana menunggu Prof. Suastika. Bu Agung dan Bu Ari, staf Program Pascasarjana Program studi Kajian Budaya menjelaskan bahwa Prof. Suastika ada Gedung Pascasarjana di jalan Sudirman, sedang ada ujian sidang terbuka, promosi doktor AA Ngurah Gede Sadiartha. Owww, bergegas aku berjalan menuju ke parkiran yang terletak di lantai dasar kampus kami ini. Beralih segera ke jalan Sudirman.
Tiba di Sudirman, masih masa rehat sebelum pengumuman bagi Promovendus. 15 menit kemudian, rombongan para penguji, promotor dan co promotor yang terdiri dari 10 orang profesor memasuki ruang. Ah, sungguh fantastis, Promovendus lulus dengan predikat Cum Laude. Hmmm, betapa, kuharap bisa mengikuti jejak beliau untuk mengejar keberhasilan pula. Akhirnya seluruh prosesi berakhir, aku coba berharap bisa dekati Prof. Suastika untuk berbincang, namun dia terlihat buru-buru. Well, hari ini aku kurang beruntung. Kan kucoba di lain waktu.....
Kini bergerak menuju undangan pernikahan. Pawiwahan menanti. Perlu 15 menit untuk menembus jalan raya di tengah terik mentari yang bersinar. Kuparkir di depan rumah, sekelompok pecalang terlihat bertugas menjaga di bagian depan rumah. Berjalan memasuki pekarangan rumah, kutemui nyonya rumah dan tuan rumah, terlihat serombongan pagar ayu dan pagar bagus nan cantik dan tampan.... Kutemui SakMing, Dewa Tut, Dewa Gde, dan Dewa Byang di bagian belakang rumah, duduk dan berbincang lama disana, hingga tiada terasa, hampir 2 jam waktu kuhabiskan disana. Byang Gde Soka menyampaikan keinginannya untuk pulang ke Pekambingan lebih awal, agar bisa beristirahat. Tak cukup kuat baginya, duduk disana berlama hingga sore hari. Maka, kami berpamit untuk berlalu, dan kugandeng dia hingga ke rumah.
Acara tuntas untuk hari ini?? Ah ha. belum juga. Aku sempatkan untuk mampir di toko bangunan yang terletak di jalan Imam Monjol. memastikan pesanan pintu kamar mandi telah dikirim ke rumahku, lalu pulang dan mandi, dan bersiap untuk mengajar paket kejar C. Ehm.... Yadnya ku dalam bentuk lain lagi.....
Mengajar kelas XII, setara kelas 3 SMA, kemudian lanjut mengajar kelas XI dan X, di Paket Kelompok Belajar C. Hmm, hari yang lumayan melelahkan. Namun, kedua anak asuh ini membutuhkan perhatianku, maka kuluangkan waktu setelah mengajar, membimbing dalam hadapi kasus mereka. Mereka adalah sepasang kekasih. Prianya duduk di kelas 3 SMA, wanitanya duduk di kelas 1 SMP. Sedang gencarnya mencari jati diri. Terbayang kedua anakku yang sedang jelang remaja pula..... Ah, smoga dunia ini mampu beri arahan dan bimbingan yang menyejukkan hati sehingga mereka kelak tidak salah langkah dalam arungi bahtera kehidupan.
Tanpa kami sadari, seluruh ruang kelas paket belajar malam telah sepi, Pak Agung meminta kami berlalu, seluruh ruang akan dikunci, hingga dia bisa pulang istirahat. Well, kutawarkan melanjutkan perbincangan kami sambil makan di salah satu warung pinggir jalan. Maka, kami lanjut 45 menit kemudian perbincangan di salah satu warung makan ayam lalapan, sebelum ahirnya kami bubar dan kembali pulang..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar