Jum'at, 13 April 2012. "Today is Friday 13th !!" Teriak seorang temanku.
Hmmm, memangnya kenapa klo hari ini adalah hari Jum'at, dan bertepatan dengan tanggal 13 pula? Toh sama saja dengan hari hari lainnya. Jangan terlalu ekstrim lah, dibawa dengan enjoy saja. Jika semua dibawa ke positive thinking, bukankah, energi positif pula yg akan mengalir ke dalam diri, menulari orang lain dan se isi dunia.....
Pagi hari, tuntas dengan segala urusan rumah tangga, aku bergerak melaju ke Kampus STPNDB. Hari ini ada Pembinaan Karir Dosen yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenparekraf mengenai Sosialisasi Penyusunan DUPAK, dan Pencegahan & Penanganan Plagiarisme.
Pukul 8 tiba di kantor, kusempatkan berbincang dengan rekan-rekan se ruang. Ada Bu I Gusti Ayu Mirah Darmayanti dan Bu Nyoman Sukerti. Kami bersama tamat dari Program Pascasarjana Program Kajian Budaya Universitas Udayana dahulu. Ada Ibu Ni Luh Lasmini yang masih menempuh Program Pascasarjana pula. Ada pula dosen yang baru bergabung. Diah Sastri Pitanasri dan Asti, Ibu Irene Hanna Sihombing yang merupakan Ketua Program Studi Administrasi & Hospitaliti.
Kami kemudian bergerak bersama menuju ke Gedung Genitri lantai satu, untuk mengikuti Program Pembinaan Karir Dosen.
Di tengah jalan, bergabung pula para dosen dari Program Studi Manajemen Divisi Kamar, Manajemen Tata Hidangan, dan lain-lain.
Acara yang dibuka oleh Ketua STPNDB ini berlangsung hingga pukul 12.30 siang. Pengarahan dan penjelasan yang diberikan oleh para pejabat terkait dari pusat sungguh tepat mengena, bisa menjadi pegangan bagi kami, para dosen, yang merencanakan dan membuat usulan DUPAK.
Berikutnya, waktu sudah menunjukkan pukul 13.00, saat beberapa rekan bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing.
Namun aku bertekad akan menghantarkan beberapa rekan yg belum sempat melayat ke rumah salah satu rekan, yg orangtuanya meninggal minggu lalu. Aku akan menghantar teman2ku ke rumah Pak Wayan Seniartha yg terletak di daerah Panjer, jl, Tukad Pakerisan.
Kami sepakati, akan berangkat bersama dengan ber motor ria. Maka, jadilah, Ibu Asti membonceng Ibu IGA Mirah, Ibu Ni Made Sri Rukmiyati membonceng Ibu Riska, dan Ibu Tri Lilasari mengendarai motor sendirian. Aku juga berkendara sendiri.
Sungguh...... terharu ku melihat keadaan kami saat itu. Kenapa?? Karena, kami bagai sebuah Geng Motor Perempuan Tangguh. Kenapa tidak??? Kami semua, adalah perempuan yang hampir setiap harinya menempuh perjalanan Denpasar - Nusa Dua PP, mengurus keluarga, berkarir dan berkarya, juga menuntut ilmu dengan melanjutkan kuliah kami di tingkat Master, Pascasarjana, di kampus berbeda.
Hmmmm.... di luar sana, jauh lebih banyak para pejuang perempuan lainnya, yang berjuang jauh lebih keras, lebih bersemangat, dan lebih berdaya. Siapa bilang, perempuan adalah mahluk lemah semata.... Terjatuh dan tersungkur berkali, kami akan kembali bangkit dan tegak berdiri, berkali dan berkali lagi.......
Kami berseluncur di jalan raya panas terik berdebu siang itu, menuju Denpasar. Sepanjang jalan raya Ngurah Rai, hingga akhirnya berbelok di jalan raya Sesetan, lalu menyusuri jalan dan tembus di jalan raya Bedahulu, dan akhirnya jalan Tukad Pancoran.
Istri Pak Yansen menyambut kehadiran kami dan menyapa ramah. Kembali aku duduk disana, bersama rekan2, dan berjumpa rekan lain pula. Tuntas kami melayat di sini, bubar menuju arah rumah masing2. Sempat diwarnai dengan insiden hilangnya kunci motor bu Sri, ternyata masih tercantel di jok belakang motor. Ah ha......
Aku memacu arah motor ke jalan Nangka Utara. Kubelikan sate lilit ikan, tum ayam, sayur jukut ares, dan pindang balado ikan tuna. Kangen pada mertua yg sungguh sudah sepuh sekali. Bukankah, jauh lebih indah, bila kita bisa saling menjaga perasaan sesama umat manusia di dunia, juga kedamaian di antara kita. Mertua sudah tidak bisa jalan lagi. Terbaring di kamar, kudapati baju dan celananya basah karena baru kencing. Kugendong beliau ke luar, kusandarkan di kursi dengan bantal-bantal besar, lalu kuganti baju dan celana nya.
Hmmm, bukankah, kita juga bisa menjadi tua kelak ? Entah, dalam situasi dan kondisi apapun, kuharap aku siap hadapi berbagai kemungkinan itu kelak.....
Ponakanku, Ni Putu Diah Trisna Septiani. Kini duduk di bangku SMK kelas 3. Dia ingin mengikuti kuliah di STIKOM. Well. Kuajak dia bersiap, dan... kami berdua pergi menuju kampus STIKOM di jl raya Puputan Renon. Dengan bapaknya yg menjaga mertua ku, dan ibunya sedang mengikuti undangan kantor di Klungkung, aku wajib membantu para ponakan untuk memenuhi harapan melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah.
Di kampus megah ini, kami dilayani dengan profesional oleh para stafnya. Mulai dari security di bagian depan lobby, petugas di meja service, dan para dosen yg memberikan penjelasan mengenai struktur program dan sistem perkuliahan. Well, kami putuskan untuk mendaftar di sana. Ah, andai, setiap orang mau dan mampu menjadi pelayan terbaik seperti ini.... melayani diri sendiri dan orang lain dengan sama baiknya, alangkah sungguh indahnya dunia.
Kuantar ponakanku kembali ke rumahnya, berpamitan pada bapak mertua dan ipar. Aku harus pulang untuk bersiap mengajar di Kelompok Belajar Paket C, atau setara dengan SMA.
Waktu sudah menunjukkan pukul 18.30 saat kutiba di rumah. Tak cukup waktu untuk berleha2, maka kuputuskan untuk segera berangkat kembali bersama Putu Ayu Widhiasih, cucuku, yang ikut bersekolah di Kelompok Belajar Paket C. Yudha sang bungsu juga ikut. Hmmm, anakku ini sering sekali ikut mengajar. Dia bisa duduk di depan kelas, ikut menulis dengan spidol di papan tulis, dan menghapus bagian yang sudah kujelaskan pada para muridku.
Muridku berasal dari berbagai latar. Ada pekerja pabrik, berbagai toko, pekerja hotel, bahkan, ibu rumah tangga biasa yang ingin memperluas wawasannya. Sungguh sebuah niat mulia yg tidak mudah, harus hadapi berbagai perjuangan dan tangangan untuk menyelesaikannya hingga tuntas.
Pukul 21.00, Pelajaran kuakhiri. Lelah menyergap setelah seharian beraktivitas. Memasuki lingkungan perumahanku, kulihat tetangga ku, Ibu Mangku Astiti Sedana Putra, beserta Bapak Mangku Made Sedana Putra, akan bepergian. Tetangga ku ini, sedang panen jambu merah di halaman rumahnya. Aku sudah diijinkan untuk melakukan panen dengan memanjat pohon.
Ah ha.......
berhubung banyak dari Laskar Pelangiku, para pemuda dan anak-anak yg berada di perumahan, yang belum beranjak tidur, maka, kami dengan suksesnya memanen 2 karung jambu merah, lalu dibagikan dengan sesama warga yang ada di perum.
Ehm, sungguh, kebun tetangga sungguh menggoda dengan jambu merahnya.
Sungguh, sebuah hari heboh, di Jum'at tanggal 13, Friday 13 th......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar