Keindahan
adalah mencintai secara sederhana. Tanpa basa basi……
Ketika masih di Batu,
Malang, menikuti Rangkaian Kegiatan Outbound terkait Pembinaan Jiwa Korsa STPNB,
aku menerima telpon bahwa Cuwi melahirkan. Anaknya dua, satu betina, dan satu
lagi jantan, dengan warna kehitaman.
Hmmm….. Cuwi, adalah
anjing betina yang kutemukan sedang berlarian kebingungan menyeberangi jalanan
Mahendradatta, hampir dua bulan lalu. Aku bertanya pada orang yang kutemui di
sekeliling jalan tersebut, jika ada yang tahu pemiliknya. Namun tidak ada yang
mengakui…. Maka, ditengah deras hujan, kuselimuti dia dengan jas hujan yang
kukenakan, lalu ku bawa pulang. Sempat kuumumkan di berbagai sosmed yang
kuikuti, namun tetap tak kunjung ada yang mengakui sebagai pemilik Cuwi.
Akhir tahun lalu,
Mochi, anjing betina ras Golden kami, pernah dikawinkan dengan anjing betina
ras Golden milik Alit, sahabat anakku. Saat itu kami bahkan menggunakan jasa pawang
anjing. Namun perkawinan gagal, dan tidak terjadi pembuahan. Ada lagi Molly,
anjing campuran dari jenis Golden dan lokal. Ada juga Poppy, anjing ras jenis
Mini Pomerian. Ada lagi, Blessing, anjing Bali lokal, yang kudapatkan dua
minggu lalu, tanggal 18 Juni 2016, di depan BNI yang terletak di jalan
Sudirman, di samping Toko Buku Toga Mas. Satpam bank tersebut, menemukannya
sedang dipermainkan anak-anak. Dan, dia tidak mungkin membawanya pulang, meski
juga seorang Doglover, karena tinggal di sebuah kamar kost bersama istrinya,
juga sudah memiliki dua ekor anjing. Semua anjingku sudah disuntik rabies, dan rutin disuntik agar sehat dan tidak sakit
kulit oleh dokter hewan setahun dua kali. Kuminta dokter hewan yang terletak di
dekat rumah kami untuk dating berkunjung.
Selama Cuwi tinggal
bersama kami hampir dua bulan ini, tak pernah kami sadari jika Cuwi hamil. Sudah
ada empat anjing betina lain yang kami miliki. Dan, ke empat anjing betina lain
menganggap bayi-bayi Cuwi sama seperti tikus yang biasa mereka buru dan bunuh.
Sudah tentu Cuwi marah dan menyerang balik. Jadilah, selama tiga hari
kepergianku ke Jawa Timur tersebut, anak-anakku dan suami, mengurung Cuwi di
Dapur kami, agar tidak berantem dengan ke empat anjing betina lainnya.
Setibanya dari Jawa
Timur, kubelikan kandang anjing bagi Cuwi dan bayi-bayinya, sehingga aman dari
gangguan para anjing betina lain. Bergantian dengan anak-anakku, kami memberi makan
dan membersihkan kandangnya. Kuperkenalkan pada anakku, Yudha, bagaimana naluri
keibuan, bahkan seekor binatang, akan melindungi bayi dan anaknya. Betapa, bayi
begitu lemah dan tidak berdaya, membutuhkan bantuan ibunya dan lingkungan
sekitar, agar dapat tumbuh besar dan siap untuk berdiri sendiri. Bahwa,
setidaknya, diperlukan waktu selama seminggu, sebelum kelopak mata bayi anjing
terbuka dengan sendirinya, dan, beberapa minggu kemudian, gigi mereka akan
mulai bermunculan. Bahwa, ibu juga bisa stress dalam mengurus bayi-bayinya,
maka mereka harus mendapat ruang dan waktu untuk beristirahat mengurus dirinya,
seperti, tidur, makan yang cukup, jalan-jalan sekeliling perumahan……
Well, kini sudah satu minggu usia anak2nya. Belum tahu lagi,
bagaimana masa depan mereka. Kini kami memiliki enam ekor anjing betina dan
satu ekor anjing jantan. Doglover, animal lover, human lover….. apa pun
istilahnya, aku membimbing anak-anakku, keluargaku, untuk menyayangi setiap
binatang, bersyukur atas segala anugerah yang kami terima, mencintai setiap insan
manusia, mahluk hidup, dan benda mati, apa pun itu……. Cinta yang sederhana itu
indah. Indah yang sederhana itu cinta. Sederhana dalam mencintai itu indah.
Keindahan adalah mencintai secara sederhana. Tanpa basa basi……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar