Ketika
kita berupaya berbuat baik, kadang ada yang bertanya penyebabnya, latar
belakang kita, ada apa maksud dan tujuannya, bagaimana kelanjutannya, dlsb,
dsb, dst….. Namun jangan pernah lelah untuk berbuat baik….
Kali
ini kami kembali bersama-sama melakukan aksi. Demi kemanusiaan, bagi para
korban yang alai dampak erupsi Gunung Agung, hari Minggu kami berkumpul bersama
di Warung Bubu Bali. Sudah ada tiga
mobil di sana. Dua mobil tiba pagi ini dari Banyuwangi, salah satunya, mobil
pick up / pengangkut barang, penuh dengan muatan.
Menurut
rencana, kali ini kami meyalurkan Bantuan Ke Pengungsi Erupsi Gunung Agung,
pada Posko Pengungsi, Minggu 17 Desember 2017, di :
1.
Banjar Sibakan Kauh, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem
2. Banjar Sibakan Kangin, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem
3. Banjar Dinas Segah, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem
4. Banjar Pande Sari, Desa Bebandem, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem
5. Banjar Tengah, Desa Bebandem, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem
6. Kantor Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem
2. Banjar Sibakan Kangin, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem
3. Banjar Dinas Segah, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem
4. Banjar Pande Sari, Desa Bebandem, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem
5. Banjar Tengah, Desa Bebandem, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem
6. Kantor Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem
Bantuan ini Persembahan dari saudara2 di Banyuwangi yang disalurkan melalu Parisada Hindu Dharma Siliragung Banyuwangi, bersama Pasraman Jnana Sila Bhakti di Kepulauan Riau serta Para Donatur Yayasan Jaringan Hindu Nusantara.
Kabupaten
Karangasem atau Karangasem adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi
Bali, Indonesia. Di kabupaten ini terletak pura terbesar di Bali, yaitu Pura
Besakih. Karangasem mempunyai 8 kecamatan, 3 kelurahan, 75 desa, 52 Lingkungan
dan 552 dusun, 185 Desa Adat dan 605 Banjar Adat.
Semenjak memasuki
daerah Nongan, kami di temani oleh bapak Wayan Astawa, Koodinator posko
pengungsi di KecamatanRendang, Kabupaten Karangasem.
Medan yang berat, dengan
turunan dan tanjakan curam, membuat mobil pick up dari Banyuwangi gagal move
on. Barang-barang terpaksa diturunkan dari mobil, dan diangkut berkali-kali dengan
motor, dipanggul dan berjalan kaki, hingga akhirnya tiba bantuan mobil pick up
dari lokasi posko pengungsi Desa Nongan.
Pos
yang menjadi tujuan pertama adalah Pos Pengungsi di Banjar Sibakan Kauh, Desa
Nongan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini, pengungsi berasal dari Geliang
Pempatan. Seratusan kepala keluarga, beserta puluhan anak-anak usia balita
hingga SD merubung, menangis minta bingkisan yang kami bawa, sumbangan dari
anak-anak Pesraman Jnana Sila Bhakti di Kepulauan Riau.
Pos
yang menjadi tujuan berikutnya adalah Pos Pengungsi Banjar Sibakan Kangin, Desa
Nongan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini, pengungsi berasal dari
Desa Temukus, di atasnya Pura Besakih.
Pos
ketiga yang menjadi tujuan kami adalah Pos Pengungsi yang terdapat pada Banjar
Segah, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini, jumlah
pengungsi sebanyak 293 orang.
Pada
Pos yang menggunakan Wantilan Desa di Banjar Segah ini juga sedang berlangsung
kegiatan pengabdian, bakti sosial, yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran
Universitas Warmadewa. Bersama 15 mahasiswa Fakultas Kedokterannya, dibawah coordinator
dokter Santi dan teman-teman, mereka melakukan pengecekan kondisi kesehatan
para pengungsi.
“Keluhan
para pengungsi adalah tentang batuk, tenggorokan terasa kering, perih dimata,
dan lemas”, ujar Rangga yang memegang payung agar para pengungsi tidak
kepanasan, sebab pengecekan dilakukan di lapangan terbuka.
Di Desa Bebandem, kami
ditemani oleh bapak Wayan Budiana, koordinator posko pengungsi disini, untuk
meninjau dan menyalurkan bantuan di Banjar Pande Sari dan Banjar Tengah.
Pos
ke empat berikutnya adalah Pos Pengungsi di Banjar Pande Sari, Desa Bebandem,
Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem ini, pengungsi berasal dari Desa
Liligundi.
Miris sekali melihat
kondisi para pengungsi di Banjar Pande Sari. Dengan penutup dinding dari hawa
dingin berupa terpal plastik tipis seadanya, mereka berjuang melawan hawa
dingin dan hujan yang terkadang membuat becek lantai tanah di bawah bale bambu
tempat mereka tidur, juga menciprati tubuh mereka.
Di lokasi pengungsi ini
terdapat 75 an anak-anak pengungsi yang masih balita hingga SMP. Mereka duduk
di tengah halaman lokasi pengungsi, bernyanyi bersama, mengikuti kuis yang
diajukan bunda Dea, juga perwakilan umat dari PHDI Banyuwangi. Ah, sungguh
tatapan polos itu menusuk hatiku, seolah berkata, “Kami juga berhak bahagia,
kan, bunda ??”.
Kaum pria pulang ke
lokasi rumah dan perkebunan mereka di pagi hari, mengecek sawah, ladang, juga
rumah yang terdampak erupsi Gunung Agung, lalu kembali ke lokasi pengungsian
pada sore harinya. Sempat pula kulihat, kaum perempuannya mengulat berbagai
anyaman dari bamboo, atau ilalang yang didatangkan dari Lombok. Mereka
memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik mungkin.
Berikutnya
lagi, Pos ke lima adalah Pos Pengungsi di Banjar Tengah Desa Bebandem,
pengungsi berjumlah 100 orang, berasal dari Desa Tihing Seka. Kulihat
sekumpulan ibu-ibu dan remaja putri yang merupakan para pengungsi, sedang
membuat prasana banten dari bahan janur. Mereka membawanya ke pasar, dijual,
dan memperoleh uang untuk biaya keperluan mereka.
Pos
yang terakhir, atau ke enam kami kunjungi, adalah Kantor Desa Padang Bai di
Kecamatan Manggis.
“Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyusun rencana dan melakukan berbagai
aktivitas terkait para pengungsi, khususnya anak, atau trauma healing di
pengungsian, agar mereka tidak jenuh dan tetap terjaga psikologisnya,” ujar
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, 16 Desember
2017.
Benar, karena kita
tidak pernah bisa berjalan sendiri dan terpisah atau terkotak-kotak, maka
berbagai pihak saling bahu membahu, membangun jejaring, melakukan koordinasi
untuk bekerja sama membantu menangani dampak erupsi Gunung Agung ini. Berbagai
instansi, lembaga masyarakat dan lembaga pendidikan, organisasi, dan badan
individu yang telah melaksanakan kegiatan tersebut.
Kali ini, Hari Minggu,
17 Desember 2017, Pesraman Jnana Sila
Bhakti di Kepulauan Riau, Yayasan Jaringan Hindu Nusantara. Bersama dengan
Rombongan dari Kecamatan Siliragung Banyuwangi, yang membawa bantuan
masyarakat, yang disalurkan melalui Parisadha Hindu Dharma Indonesia Kecamatan
Siliragung Kabupaten Banyuwangi, Masyarakat memberikan bantuan berupa :
1.
Beras 945 kg
2.
Minyak goreng 137 liter
3.
Gula 120 kg
4.
Mie instan 31 dus
5.
Krupuk I sak
6.
Bawang putih / merah 10 kg
7.
Nangka sayur 7 sak
8.
Kopi 1 dus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar