Pada hari Sabtu, 24
Februari 2018, kembali digelar pameran seni lukis di Museum Neka. Berlangsung
selama satu bulan hingga tanggal 24 Maret 2018, pameran ini dibuka tanpa
kehadiran Pande Wayan Suteja Neka. Bapak sedang mendampingi ibu berobat di
Singapura”. Ujar salah satu pegawai Museum Neka.
Galang Kangin merupakan
kelompok seniman perupa beranggotakan antara lain: Made Supena, I Dewa Soma
Wijaya, I Nyoman Diwa Rupa, I Gusti Putu Muliana, I Nyoman Ari Winata, I Made
Galung Wiratmaja, AA Gede Eka Putra Dela. Pada pameran kali ini mereka memajang
42 karya seni lukisan dari 15 seniman dengan berbagai aliran, dengan topik “Becoming”
sebagai pertanda 20 tahun berdirinya kelompok tersebut. Pada saat bersamaan,
diluncurkan pula buku berjudul “Becoming”. Sebagai sebuah kelompok seniman,
Komunitas Galang Kangin berdiri semenjak tahun 1996, rutin mengadakan pameran
di berbagai lokasi yang terkait kebudayaan. Para anggotanya juga mampu meraih
berbagai penghargaan seni rupa seperti Phillip Morris Arts Foundation.
Di dalam rangkaian kata
sambutannya, dr. Kardi Suteja Neka menjelaskan bahwa pameran ini merupakan
suatu bentuk ajang apresiasi seni keluarga Neka bagi masyarakat, khususnya
seniman dan budayawan, juga para pencinta seni.
Museum Neka merupakan museum
yang rutin memberikan ruang dan kesempatan bagi banyak seniman untuk mengadakan
pameran karya seni mereka. “Jangkung adalah orang kepercayaan saya yang sudah
terlatih dengan baik, punya pengalaman dalam mengelola ratusan karya seni, dan
mengatur berbagai pameran seni yang layak tampil di sini” Ujar Pande Wayan
Suteja Neka mengenai sumber daya manusia yang mengelola Museum Neka, bertempat
di jalan Raya Sanggingan Campuhan, Kedewatan, Ubud.
“Saya ingin museum saya
menjadi sebuah tempat pertemuan bagi para budayawan, pencinta seni. Menjadi
ajang pembelajaran untuk memperluas cakrawala pengetahuan, bagi para siswa, para
wisatawan yang datang berkunjung, bahkan para lansia yang ingin mengisi
kekosongan jiwanya”. Ujar Pande Wayan Suteja Neka di penghujung akhir tahun
2017. Beliau berharap karya seni tidak hanya dikagumi sebagai sebuah karya
seni, namun juga menjadi cerminan jiwa dan semangat dari pencipta seni dan
pencinta seni, sehingga seniman dan budayawan bisa hidup dua kali, baik pada
saat kehidupan nya di dunia, dan di dalam karya seninya meski dia sudah
meninggal dunia.
Dibuka secara resmi
oleh Anak Agung Rai, pemilik Museum ARMA, beliau menyampaikan pameran kelompok
seni Galang Kangin di Museum Neka ini diharapkan mampu mewujudkan tanggungjawab
moral para seniman dalam menghasilkan karya seni yang baik dan positif bagi
masyarakat luas. “Pameran karya seni merupakan pertanggungjawaban seniman bahwa
mereka menghasilkan karya seni yang akan dikenang lama, bahkan sepanjang masa,
oleh masyarakat luas, dari berbagai kalangan”. Salah satu yang disampaikan oleh
Anak Agung Rai pada tanggal 24 Februari 2017. “Pihak manajemen Museum tentu
tidak dengan gampang memberikan ijin bagi berbagai pihak yang ingin menampilkan
karya seninya. Ini sudah merupakan hasil pilihan, pertimbangan, penelusuran
banyak karya yang dihasilkan sebelumnya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar