"Kangen Jik Rah", demikian kata temanku satu ruangan saat kusapa kemarin, Selasa 10 Nov 09. Wajahnya terlihat murung, dengan tatap mata berkaca-kaca. Akh, ibu Oka terkenal bisa diandalkan dalam bekerja, sejak masih di ADAK dahulu. Kudekati wanita cantik ini. Dia adalah pemain drama gong yang sering pentas di Art Centre dan berbagai panggung lain, pemain arja, perias, salah satu pemain figuran sinetron di Bali teve, dan staf akademik yang ditempatkan di ruang Administrasi Perhotelan. Suaminya bertugas selama hampir tiga bulan di Kedutaan Besar RI di Berlin. Berangkat setelah Kuningan, dan kini, bu Oka terpapar rindu teramat sangat pada suami tercinta, kekasih hati dan teman diskusinya.
Ku hidupkan layar komputer di depan kami. Menelusuri untaian informasi geliat berkesenian duta budaya dari Gusti Ngurah Padang beserta rombongan nun jauh di seberang benua berdasar Mbah Google, bukan hal gampang. Namun secercah berkas harap di mata bu Oka tak mungkin kubunuh. Setelah selesai dengan satu kelas lalu berlanjut dengan beberapa diskusi bersama rekan lain siang itu untuk memastikan tugas penelitian semakin mantap, bu Oka ku temani melacak, mulai dari twitter, dan, face book.
Kulihat beberapa orang yang ajukan add di fb. Tertera nama ibu Nyoman Suyadni dan bapak Made Sukasta Mindhoff. Tidak sekalipun ku kenal mereka ini, apalagi pernah bertemu dan ketahui siapa mereka. Namun tempat tinggal yang merujuk kata Jerman sudah suatu pertanda...... Dengan berani kuajukan permohonan membuka jalan bagi sebuah berita.
"Bisakah minta bantuan? Saya punya teman satu ruang, suaminya dan sekehe gong sedang bertugas tiga bulan sbg duta kesenian di Kedubes RI di Berlin. Bisa post info, foto ttg mereka? Teman saya merindu suaminya. Terima kasih". Itu berita yang kutulis di wall PakDe Sukasta, sebelum mematikan komputer.
Lalu kembali kujalani aktivitas berkeluarga, bermain bersama anak, kumpul, belajar dan diskusi se keluarga, mengantar simbok sekolah malam hari. Hmm, bersyukur punya simbok yg bisa diandalkan walau ikut sibuk dengan sekolah Paket Kejar yang diikutinya, antar jemput.
Bekerja, berkeluarga dan bersahabat, sungguh, manajemen hati juga dibutuhkan dan harus menjadi perhatian, agar bisa terhindar dari konflik, atau menghindari konflik.
Pagi ini, Rabu, 11 Nov 09, setelah satu kelas yang penuh perjuangan, dari sekian email yang masuk, tertera balasan info dari Ibu Nyoman dan Pak Made Mindhoff. "Nama suaminya teman siapa?.....pak Ngurah Padang ya.....? Kalau iya, nanti saya kirim photo bapak dan group kami waktu main di hari kuningan Offenbach.Maaf saya juga baru sekali ketemu bapak karena jauh.....saya tinggal di köln.Entar saya telpon ke berlin salam ya....dr Köln"
Duh, Ratu Bethara, ini hanya sebagian kecil berkah yang diperlihatkan Sang Hyang Widhi bagi umatnya yang percaya dan mau berusaha. Orang yang tak pernah kulihat, kuajak bicara, tak kukenal, tapi mau begitu peduli dan meluangkan waktu mereka bagi hal-hal kecil, namun sangat berarti. Dan, bu Oka menangis bahagia, menutup mulut, mencari tissue mengusap air mata yang berlinang, menyaksikan suami tercinta dengan berbagai aktivitas berkesenian, dengan lagak polah dan gaya, terpisah ribuan km, terpaut benua dan samudra.
Hmm, inikah makna borderless world? IT bantu mereka belajar saling memahami, mengenali, berproses, tanpa sekat jarak, ruang dan waktu. Pernikahan dan persahabatan, adalah bagai kepompong, mengubah ulat menjadi kupu-kupu, terbang bebas kesana kemari.
Terima kasih ibu Nyoman Suyadni Mindhoff, terima kasih pak Made Sukasta Mindhoff, terima kasih untuk kebahagiaan yang telah kalian ciptakan bagi sahabatku ini. Tabikku sangat dalam bagi kalian berdua. Satu pelajaran lagi tentang cinta kasih.... Cinta tentang kepasrahan, cinta yang tanpa nafsu, yang bakal bertahan abadi, dalam diri tiap insani....
Loka Samasta Sukhino Bhawantu....
Hmm..., the borderless world?
BalasHapusYap,
BalasHapusada yang berkata padaku,
"Internet adalah bullshit, sia sia dan buang duit". Kubuktikan bahwa kita bisa berbuat banyak hal yg positif darinya.
Yg menyedihkan, orang yg beranggapan, bahwa internet, apalagi FB, cuma buat main main. Hmmm, aku tidak pernah bermain dg ini. Semua adalah cerminan jiwa dari lubuk hati paling dalam....