Segera ku berangkat ke kantor. Menyusuri jalan Imam Bonjol, melalui supermarket ALFA yang kini menjadi supermarket Carrefour, dan... di depan BLK, kulihat seorang ibu mengendarai motor. Di atas motornya terdapat muatan berbagai makanan. Kulambai, dia berhenti. Walau telah selesai memasak nasi dan lauk pauk di rumah tadi, namun jarang sekali kusempat memasukkan bekal makan siang ke dalam tas untuk kubawa ke kantor. Hmm, mungkin dengan beberapa bungkus nasi putih dan lauk pauk yang dijual ibu ini, aku bisa megibung bersama teman-teman se ruang, seperti Ibu IGA Mirah, ibu Sukerti, ibu Mareni, ibu Irene, dan teman2 lain....
Aku memilih be siap mesisit seharga seribu rupiah per bungkusnya, sela ungu, sela me urap, sela rebus, nasi, kerupuk. Total semua Rp 16.000 rupiah. Kukeluarkan uang Rp 50.000. Hanya itu yang kumiliki. Namun si ibu menggelengkan kepala dan berkata, tidak memiliki uang kembalian sejumlah Rp 34.000. Dia membuka isi tasnya, dan mulai mengumpulkan uang yang dimilikinya. Hanya terkumpul sejumlah Rp 16.000. Hmmm... Kulirik kiri dan kanan, bertanya pada para pedagang gerobak keliling di sekitar lokasi. Mereka juga baru buka, dan belum memiliki sejumlah uang dimaksud. Aahhh.
Well. untuk tidak memperpanjang urusan... Kasihan juga si ibu, jika kukembalikan seluruh belanjaan. Maka, kuambil lagi sepuluh bungkus sayur daun ubi yang terlihat mengundang selera, pindang bumbu tomat tiga bungkus, dan be siap mesisit. Wah wah.... lumayan deh, bekal megibung di ruang ADH, sambil menyelesaikan mengoreksi Ujian Akhir Semester murid-muridku....
ehmm ibu ini....kok saya gak kebagiaan ya...he...3x
BalasHapusHahaha...
BalasHapusMaunya disuapin, Pak?