Terjaga pagi pukul 4 dini hari. Masak nasi, bikin ayam dan telur bacem. Menyiapkan 3 kotak nasi dalam rangka Fun Bike Dies ke 33 STPNDB. Hmmm, ga sabar rasanya, kembali naik sepeda bersama anakku. Namun sayang, suami tidak bisa ikut. Susah sekali menggerakkan orang satu ini. Bukan tipe orang yang suka bepergian dan berjumpa orang banyak. Senang menikmati membaca buku, mengikuti berita dari teve, dan menghabiskan waktu di kebun mungil kami.
Adi, putra sulungku, disibukkan oleh kegiatan bazar dalam rangka penggalian dana buat kelompok SCC di sekolahnya, SMANSA, yang bersemboyan Karmany Eva Dhikaraste Mapalecu Kadacana. Dan, dia kemarin baru tiba pukul 11.30 malam, setelah selesai penutupan acara bazar. Tentu lelah dan memilih istirahat dibanding ikut acara Fun Bike kali ini. Maka, pk 5.30 pagi, bersama sebuah pick up beserta supir yang kusewa seharga Rp 75.000, 8 sepeda berangkat menuju ke pertigaan Serangan. Suamiku ikut melepas kami di depan pintu gerbang. Adi, Yudha dan Prima duduk di sebelah supir pick up. Kak Agus Satria, Bagus dan Ryan duduk di belakang pick up. Mereka tidak mau menumpang di mobil Pak Agung Suprastayasa. Bu Dayu Puspaadi mengendarai mobil dengan Pak Agung di sampingnya, aku duduk di belakang dengan berbagai perlengkapan kami, bekal makanan, roti, minuman, pompa ban yang kumiliki.
Kali ini, tak kulibatkan seluruh Laskar Pelangiku. Dewa Kadek Angga, masih tertidur lelap saat pagar rumahnya kugedor. Komang Mahesa tidak termasuk yang kuajak serta, namun orangtuanya telah kutelepon untuk menjaga kesalahpahaman yang mungkin terjadi, karena dia termasuk anak yang ceroboh jika menyeberang maupun mengendarai sepeda dengan terlalu ke tengah jalanan. Annika, Komang Raras, kdek Susi, DekTut, Gek Tata, Gek Widya, tidak termasuk pula anak yang kuajak serta. Kali ini, dg route dan jarak yang jauh serta tikungan dan tanjakan terjal, aku tidak berani mengambil resiko harus mepertanggungjawabkan keselamatan anak-anak tersebut pada para orangtuanya.
Tiba di pertigaan Serangan, hari mulai terang, waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Terlihat para pejabat STPNDB berada di sana. Pak IGN Byomantara dengan celana pendek putih yang seksi, pak Dewa Ketut Sujatha dengan pakaian batiknya, pak IB Puja dengan pakaian sport nya, pak Nyoman Madiun dengan jaket hitam dan topi koboinya. Hmmm, ada 1000 tiket yang berhasil dijual oleh panitia. Banyak terlihat para peserta Fun Bike dari berbagai klub sepeda yang tergabung dalam Samas, organisasi masyarakat pencinta sepeda.
Setelah sambutan ringan oleh Ketua STPNDB, maka kami diberangkatkan. Kukayuh sepeda di samping Yudha dengan perlahan, memberinya semangat untuk selalu fokus, baik pada jalanan, kayuhan pedal, dan sesekali istirahat untuk menikmati minuman. Kak Agus melaju bersama rombongan lain. Mereka sudah terbiasa menyusuri jalan dengan bersepeda, menempuh jarak yang lumayan jauh. Gung Wipa sudah menyerah menjelang persimpangan Benoa. Hal wajar, karena dia baru sembuh sakit, dan tiap orang tidak boleh dipaksa untuk selalu memacu prestasi untuk mencapai target yang mungkin melebihi batas kemampuannya.
Beberapa kali kami disalip oleh para murid, orang lain yang juga mengendarai sepeda. Namun selalu kuberi semangat, dan kutanyakan, kalau-kalau dia ingin naik mobil saja bersama Gung Wipa. Namun Yudha memastikan, dia masih ingin berusaha.
Tiba di persimpangan kampus UNUD, teringat janji Bu Pastini. Dia ingin ikut Fun Bike dalam rangka Dies. Namun tidak kulihat adanya dia di pinggir jalan seperti yang dia janjikan. Hmmm. Padahal sudah sejak 2 minggu lalu, beliau begitu ingin ikut, dan memintaku bersama mengiringinya. Kulanjutkan memacu kayuhan sepeda bersama Yudha. Tiba di perempatan Nusa Dua, panitia mengarahkan kami berbelok ke kiri, menuju ke Tanjung, Benoa. kemudian berbelok ke kanan, kembali menuju ke arah by pass Ngurah Rai, lalu menyusuri jalan menuju gerbang memasuki kawasan perhotelan yang dikelola oleh PT BTDC. Kami berputar di bunderan, menikmati pemandangan asri hamparan tanaman, menuju ke Bali Golf, dan kembali ke arah jalan raya Dharmawangsa menuju kampus STPNDB.
Waktu menunjukkan pukul 09.30 saat kuberikan potongan kupon Fun Bike pada panitia. Kulihat kak Agus dan teman2nya sudah duduk di dekat hotel Langoon menikmati pemandangan. Ada pula Gung Wipa disana. Segera kami bergabung, dan kami putuskan untuk istirahat makan di Warung Raja. Hmmm, 2 es kelapa muda segera tandas dan jadi pembuka makan siang. Hujan mulai turun satu satu. Dan, makin lama semakin deras. Namun tidak lah lama.... kami segera bergabung di lapangan untuk berkumpul bersama para peserta lain pula.
Pukul 10.30, truk yang kupesan untuk membawa kami kembali ke Denpasar telah tiba. Pemiliknya sekaligus supir truk tersebut adalah keponakan dari PakBuda, salah satu staf Satpam STPNDB. Setelah selesai acara Fun Bike, 25 sepeda dinaikkan ke atas truk. Pemiliknya adalah rombongan kami, dan juga beberapa muridku yang mengendarai sepeda dari Denpasar. Kasihan bila mereka masih harus mengendarai sepeda balik ke Denpasar. Kami ber 10 naik ke dalam mobil Pak Agung Suprastayasa. Seluruh mahasiswaku naik ke truk bersama sepeda mereka. Ada sebagian yang diturunkan di Simpang Dewa Ruci, kami berhenti di Taka Pit, mengambil sepeda dari atas truk, lalu berbelok ke arah jalan Gunung Soputan, pulang ke rumah. Masih ada rombongan terakhir di atas truk, 5 orang, yang akan berhenti di simpang enam jalan Teuku Umar.
Astungkara, Hyang Widhi Wasa....
Satu hari lagi terlewati dalam hidup ini. Berusaha mengisi hari-hari dengan sebaiknya. Sungguh indah bisa melewati satu hari lagi dalam kehidupanku.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar