Minggu, 13 Maret 2011
Pak Ketut Wijaksana.
Ketut Wijaksana. Adalah orang yang terdaftar dalam salah satu mailing list yang kuikuti. Seluruh karya tulisnya termasuk mumpuni.... mampu memberikan pencerahan dan kedamaian jiwa bagi para pembacanya, terutama diriku yang masih harus selalu banyak belajar. Kami tidak pernah sekalipun bertemu sua lewat darat. Tidak pernah bertatap muka atau menjalin komunikasi selain hanya melalui mailing list tersebut.
Suatu hari aku memasang status baru.... Rencana kegiatan di kampusku untuk mengadakan Donor Darah pada hari Jum'at 11 Maret 2011. Dan, salah satu orang yang termasuk merespon adalah pak Ketut Wijaksana. Beliau bertanya jika boleh orang luar yang bukan civitas academica untuk hadir dan ikut dalam aktivitas tersebut. Hmmm, knapa tidak? Maka kuundang beliau untuk hadir.
Jum'at, 11 Maret 2011, ada beberapa aktivitas berlangsung bersamaan di kampusku. Rapat Akhir Tahunan Koperasi Werdhi Wisata, Kegiatan Donor Darah dalam rangka DIES XXXIII STPNDB, cek persiapan buat rencana kegiatan Fun Bike hari Minggu, 13 Maret 2011.
Selesai dengan urusan rumah tangga, aku melaju menuju ke kampus yang terletak di Nusa Dua. Tiba di kampus, langsung menuju ke Gedung Genitri. Di sana sudah terlihat rame dengan para pegawai yang mengikuti RAT Koperasi Werdhi Wisata. Kuikuti rapat hingga pk 9.30, lalu beranjak menuju Langoon Hotel & Spa. Sekarang akan ikut periksa kesehatan tubuh sebelum siap mendonorkan darah. Mobil PMI telah terlihat parkir di depan Hotel. Kutemui seorang alumni STPNDB, si Herry Adnyana, yang juga akan mendonorkan darahnya. Lalu... seorang bapak. Dia perkenalkan dirinya. Ahhh, ini dia yang bernama Pak Ketut Wijaksana.
Dalam bayanganku selama ini, beliau adalah seorang pria lingsir, sudah sepuh / tua. Ternyata, masih muda dan tampan. Beliau adalah juga salah seorang alumni STPNDB sewaktu masih bernama BPLP dahulu. Tamat tahun 1989, jelas dia tak kutemui, karena aku baru bergabung dengan STPNDB pada awal tahun 1993. Kemudian beliau bergabung dengan Grand Hyatt Hotel di bagian FB nya. Dan, aku sungguh malu..... Beliau tidak pernah mencatatkan sudah berapa kali menyumbangkan darah pada kartu donor. Sedangkan diriku... sibuk membahas ttg kartu donor yang kuperlihatkan pada para muridku.
Ah.... ingin belajar banyak dari orang-orang bijak seperti beliau. berwajah teduh dan damai, dengan tutur kata dan tulisan yang berikan kedamaian. Hmmmm, dunia bakal aman berada di tangan orang-orang seperti ini. Smoga damai selalu tercipta di bumi dan di hati tiap insani....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar