Kamis pagi, 25 Agustus 2011. Pukul 7 pagi sudah tiba di Jroan Batuaji Klod. Memenuhi janji ku pada keluarga, bersiap untuk menemani mereka berbelanja keperluan banten Ngaben bapak. Bapak sudah di aben 4 tahun lalu, sudah lengkap dan puput, tuntas, di Pontianak. Namun Ibu dan keluarga besar di Kerambitan ingin melaksanakan upacara Pitra Yadnya, yaitu Ngaben bapak, dengan diiringi 7 sawa lainnya. Maka, niat baik, semoga mendapatkan jalan terbuka lebar dari Hyang Widhi Wasa.......
Namun ternyata para tukang banten miscommunication dengan Aji Mangku dan Aji Siwa. Well.... sebuah uji kesabaran hingga pukul 2 siang. Ga masalah, bisa kuisi waktuku dengan hal lain, ngapi lantai keramik yang baru selesai dikerjakan para tukang, di Bale Gede, nyiram dan nyikat lantai Bale Sari.
Pukul 2 siang, bersama Dw Kd Dwipayana, sepupuku yang mengendarai truk sewaan kami, istrinya, Sak De, Nyoman yang istri Dw Kd Sopyan, By Nym Orti, dan By Tut Nik, kami berangkat ke Toko Kadek di Pasar Tabanan. Di sana telah menunggu By Tut Nasih dan Sak Dek anaknya.
Pk 5 sore, kami tuntas berbelanja dan kembali ke Batuaji. Hmmmm, sungguh sebuah hari yang melelahkan. Namun sangat memuaskan bagi sebuah awal prosesi Ngaben yang bakal kami jelang. Kugerakkan motor kembali ke Denpasar pada pukul 8 malam dari Batuaji.
Jum'at, 26 Agustus 2011. Pagi sudah tiba di ruang kantor ku di ADH STPNDB. Berikutnya, tiba ibu IGA Mirah. Hanya sedikit karyawan yang hadir, karena sebagian besar sedang mengikuti workshop di Bedugul mengenai pembahasan kurikulum dan silabus. Tidak berapa lama kami di kantor, setelah menyelesaikan beberapa urusan, lalu pamit untuk menuju ke tempat lain. Bu Mirah menumpang hingga di depan Pasar Sanglah, sedang aku berbelok menuju ke kantor Samsat.
Pukul 11. Rencana menangkap anjing liar untuk dijadikan peliharaan anakku. Dibantu seorang sahabat, kami berjuang. Anjing di dapat, namun dengan beberapa gigitan. Hmmm, perlu usaha keras sebelum berhasil merantainya dengan rantai yang dibeli dari sebuah klinik dokter hewan di jalan Gunung Soputan, juga penutup mulut anjing sementara. Setelah dokter tuntas dengan menyuntikkan vaksin anti rabies pada anak anjing yang sudah berusia 3 bulan tersebut, kami merantainya di tempat temanku ini. Berdua lalu pergi ke RS Sanglah. Tidak ada salahnya memeriksakan diri dan menyuntik dengan vaksin anti rabies, karena masih ada beberapa kasus rabies di laporkan di beberapa tempat di pulau Bali.
Aku tidak mendapatkan suntikan anti rabies, karena baru setahun lalu disuntik juga, setelah digigit anjing liar. Namun temanku yang akan mudik 3 jam lagi, mendapat 2 suntikan, di lengan kiri dan kanan atas. Hmmm, sungguh sebuah pengalaman yang tidak mengenakkan. Semoga kami baik-baik saja.
Temanku langsung berangkat untuk mudik, ke terminal Ubung. Sedang aku, dengan mendorong motor yang ngambul, mogok, plus, menggendong anak anjing yang sudah di rantai, di setang motor. Motor astrea 800 ini baru kubeli hari Selasa 23 Agustus 2011 kemarin dari Ibu Gung Laksmi, adik kandung bu IGA Mirah. Keluaran tahun 1984. Swaha...... kusebut nama Tuhan berkali-kali. Kutitip motor di Puskesmas, lalu menelpon simbok untuk menjemput dipinggir jalan raya dimana aku duduk menantinya.
Simbok tiba, kami berboncengan kembali ke rumah, merantai anak anjing di gerbang rumah, memberinya makanan dan minuman, lalu kembali untuk mengambil motor di puskesmas. Kucoba membuka tempat bensin motorku yang mogok. Olala...... ternyata isi bensin kering kerontang. Pantes aja, mogok. Padahal, ampere motor masih menunjukkan tanda full / penuh.
Hmmm, tetap harus mendorong motor ke pom bensin yang terletak 300 meter dari puskesmas Denpasar Barat. Mengisi bensinnya hingga penuh, lalu beranjak pulang.
Kucoba membenamkan diri sejenak dalam buaian tempat tidurku. Lumayan..... 15 menit terlelap, dan bersiap buat mengajar paket Kejar C. Kelompok Belajar bagi remaja yang putus sekolah atau tidak mampu, atau yang sudah usia lanjut namun ingin belajar kembali. Tak rela dan tidka tega bila harus meninggalkan mereka semua..... Dari Simbok yang ikut belajar di sini, juga anakku yang masih duduk di kelas 4 SD, sering ikut duduk di depan kelas menemaniku mengajar mereka semua.....
Pukul 9 malam, tiba kembali di rumah dengan perasaan campur baur, terlelap dengan cepatnya, dan kembali terjaga pukul 5 pagi, bersiap demi keluarga tercinta.
Swaha, Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Smoga aku semakin bijak dan dewasa dalam meniti hari-hari ku di dunia, dengan penuh syukur pada Mu.....
Namun ternyata para tukang banten miscommunication dengan Aji Mangku dan Aji Siwa. Well.... sebuah uji kesabaran hingga pukul 2 siang. Ga masalah, bisa kuisi waktuku dengan hal lain, ngapi lantai keramik yang baru selesai dikerjakan para tukang, di Bale Gede, nyiram dan nyikat lantai Bale Sari.
Pukul 2 siang, bersama Dw Kd Dwipayana, sepupuku yang mengendarai truk sewaan kami, istrinya, Sak De, Nyoman yang istri Dw Kd Sopyan, By Nym Orti, dan By Tut Nik, kami berangkat ke Toko Kadek di Pasar Tabanan. Di sana telah menunggu By Tut Nasih dan Sak Dek anaknya.
Pk 5 sore, kami tuntas berbelanja dan kembali ke Batuaji. Hmmmm, sungguh sebuah hari yang melelahkan. Namun sangat memuaskan bagi sebuah awal prosesi Ngaben yang bakal kami jelang. Kugerakkan motor kembali ke Denpasar pada pukul 8 malam dari Batuaji.
Jum'at, 26 Agustus 2011. Pagi sudah tiba di ruang kantor ku di ADH STPNDB. Berikutnya, tiba ibu IGA Mirah. Hanya sedikit karyawan yang hadir, karena sebagian besar sedang mengikuti workshop di Bedugul mengenai pembahasan kurikulum dan silabus. Tidak berapa lama kami di kantor, setelah menyelesaikan beberapa urusan, lalu pamit untuk menuju ke tempat lain. Bu Mirah menumpang hingga di depan Pasar Sanglah, sedang aku berbelok menuju ke kantor Samsat.
Pukul 11. Rencana menangkap anjing liar untuk dijadikan peliharaan anakku. Dibantu seorang sahabat, kami berjuang. Anjing di dapat, namun dengan beberapa gigitan. Hmmm, perlu usaha keras sebelum berhasil merantainya dengan rantai yang dibeli dari sebuah klinik dokter hewan di jalan Gunung Soputan, juga penutup mulut anjing sementara. Setelah dokter tuntas dengan menyuntikkan vaksin anti rabies pada anak anjing yang sudah berusia 3 bulan tersebut, kami merantainya di tempat temanku ini. Berdua lalu pergi ke RS Sanglah. Tidak ada salahnya memeriksakan diri dan menyuntik dengan vaksin anti rabies, karena masih ada beberapa kasus rabies di laporkan di beberapa tempat di pulau Bali.
Aku tidak mendapatkan suntikan anti rabies, karena baru setahun lalu disuntik juga, setelah digigit anjing liar. Namun temanku yang akan mudik 3 jam lagi, mendapat 2 suntikan, di lengan kiri dan kanan atas. Hmmm, sungguh sebuah pengalaman yang tidak mengenakkan. Semoga kami baik-baik saja.
Temanku langsung berangkat untuk mudik, ke terminal Ubung. Sedang aku, dengan mendorong motor yang ngambul, mogok, plus, menggendong anak anjing yang sudah di rantai, di setang motor. Motor astrea 800 ini baru kubeli hari Selasa 23 Agustus 2011 kemarin dari Ibu Gung Laksmi, adik kandung bu IGA Mirah. Keluaran tahun 1984. Swaha...... kusebut nama Tuhan berkali-kali. Kutitip motor di Puskesmas, lalu menelpon simbok untuk menjemput dipinggir jalan raya dimana aku duduk menantinya.
Simbok tiba, kami berboncengan kembali ke rumah, merantai anak anjing di gerbang rumah, memberinya makanan dan minuman, lalu kembali untuk mengambil motor di puskesmas. Kucoba membuka tempat bensin motorku yang mogok. Olala...... ternyata isi bensin kering kerontang. Pantes aja, mogok. Padahal, ampere motor masih menunjukkan tanda full / penuh.
Hmmm, tetap harus mendorong motor ke pom bensin yang terletak 300 meter dari puskesmas Denpasar Barat. Mengisi bensinnya hingga penuh, lalu beranjak pulang.
Kucoba membenamkan diri sejenak dalam buaian tempat tidurku. Lumayan..... 15 menit terlelap, dan bersiap buat mengajar paket Kejar C. Kelompok Belajar bagi remaja yang putus sekolah atau tidak mampu, atau yang sudah usia lanjut namun ingin belajar kembali. Tak rela dan tidka tega bila harus meninggalkan mereka semua..... Dari Simbok yang ikut belajar di sini, juga anakku yang masih duduk di kelas 4 SD, sering ikut duduk di depan kelas menemaniku mengajar mereka semua.....
Pukul 9 malam, tiba kembali di rumah dengan perasaan campur baur, terlelap dengan cepatnya, dan kembali terjaga pukul 5 pagi, bersiap demi keluarga tercinta.
Swaha, Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Smoga aku semakin bijak dan dewasa dalam meniti hari-hari ku di dunia, dengan penuh syukur pada Mu.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar