Staf manajemen STPNDB sungguh peduli dan sangat perhatian dengan
berbagai situasi dan kondisi STPNDB. Kepedulian ini terwujud dalam
banyak hal. Salah satunya, dari sekian banyak kisah, adalah pada
peristiwa yang menimpa Antonius Hardy.
Kami sedang
berkumpul di ruang dosen Administrasi Perhotelan pagi itu. Berdiskusi
dengan para dosen dari Program Studi Manajemen Akuntansi Hospitaliti,
Ibu Ni Ketut Mareni, Ibu Ni Made Sri Rukmiyati, Ibu Riska Yusmarisa,
Bapak Ketut Sudarsana, Bapak Ketut Reja Arjana, Ibu Ketut Anggreni.
Kutuntaskan
satu bimbingan skripsi saat pak Wayan Jata tiba di ruang kami. Sambil
berdiskusi dengan bapak Ir. Nyoman Sukana Sabudi, M.EP, ibu Dra. IGA
Mirah Darmayanthi, M.Si, ibu Diah Sastri Pitanatri, A.Par, kami ketahui info dari pak Jata,
salah satu mahasiswa STPNDB sedang berada di rumah sakit.
Ah.....
duka kami bagi mahasiswa ini. Dan, kami putuskan berangkat bersama,
untuk membesuknya di Rumah Sakit Surya Husada, di Sanglah. Aku
menggandeng bu Mirah. Kami berangkat dengan 2 motor, menembus panas
jalan raya Nusa Dua - Denpasar, di tengah terik mentari, dan macet
jalanan berdebu. Satu jam di jalanan, kami tiba juga pukul 11.15 di
salah satu ruang tipe Pendet di lantai tiga rumah sakit tersebut.
Seorang ibu cantik berdiri di samping mahasiswa yang terbaring lemah.
Kalung bersalib terlihat melingkar di lehernya.
Antonius Hardy, adalah mahasiswa kami dari Program Diploma III,
Program Studi Manajemen Tata Boga, semester 3. Pada saat kejadian
kecelakaan menimpanya, Rabu, 17 Juli 2012, dia baru dua minggu menjalani
masa training di hotel Bxxxxx Tree. Malam hari, sehabis training dan
mengikuti evaluasi hasil training malam itu, mengendarai motor di
jalanan sepi dan menikung, dengan kecepatan rendah, laju motornya justru
lurus, hingga dia menghantam pagar tembok balok pembatas, hingga tembok
balok semen sebesar itu terbelah menjadi beberapa bagian. Motornya
masuk jurang, dan dia dalam keadaan koma dibawa ke rumah sakit, oleh
staf manajemen hotel.
Begitu mendapat info tentang
anaknya, ibunya berangkat dengan pesawat pertama dari Jakarta menuju
Denpasar, dan terus mendampingi di rumah sakit. Tangan kiri patah, kaki
kiri patah, darah memenuhi wajah dan mengalir dari telinga kanannya.
Namun kini, kaki kirinya berbalut perban setelah menjalani operasi.
Tangan kiri dibalut gips, dan, beberapa pen ditanamkan di wajah untuk
menyambung tulang rahang dan tulang wajah.
Putra bungsu
dari tiga bersaudara ini akan berangkat malam ini juga, dengan pesawat
ke Jakarta. "Karena kami tidak memiliki keluarga di Bali, dan agar dekat
dengan seluruh keluarga besar" sahut ibunya. Ibunya lanjut dengan
uraian, betapa, sebenarnya dia tidak pernah rela mengijinkan putra
bungsunya berangkat menempuh pendidikan terpisah jauh dari keluarga.
"Banyak sekolah pariwisata yang bagus di Jakarta. Ada UPH, dan juga yang
lain. Namun kok ya, dia bisa memilih Bali", ujar sang ibu. Dia juga
menyesali keputusan bapak Antonius, yang membelikan motor bagi anaknya.
Ehm, seorang ibu cantik yang terlihat panik dan berduka, karena
sang anak mengalami kecelakaan. Ah, duka seorang bunda, adalah juga duka
kami. Tidak ada seorang pun, yang ingin berada dalam situasi duka.
Apalagi, menghadapi situasi tersebut sendirian, tanpa ada teman curhat,
untuk berbagi perasaan dan kesedihan.
"Cutilah dia semester. Lekas sembuh, dan bergabung
kembali untuk menuntaskan pendidikanmu", kata pak Wayan Jata. Lalu
beliau menghubungi beberapa staf manajemen lembaga kami, memastikan
transportasi yang akan turut menghantarkan Antonius Hardy dan ibunya ke
bandara sore hari, untuk berangkat menuju Jakarta. Pak Jata juga
membantu mengurus administrasi asuransi yang harus dituntaskan oleh ibu
Antonius dan pihak manajemen rumah sakit, menyerahkan data kelengkapan
surat cuti bagi Antonius dari STPNDB.
Satu jam berada
di sana, menguatkan hati Antonius Hardy beserta ibunya, kami mohon diri,
berpamit untuk melanjutkan perjalanan kami.
Duh, Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Semoga dia lekas sembuh, berkat doa dan kasih sayang dari kedua orang
tuanya, keluarga dan para sahabatnya, para dosen dan pegawai STPNDB,
juga staf manajemen dimana dia mengikuti training......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar