Pepatah Tiongkok kuno bertutur : Jiu
ji bu jiu qiong. Bantulah orang yang membutuhkan, bukan
orang miskin. Orang-orang yang
sedang membutuhkanlah yang paling perlu dibantu. Bantuan diberikan sesuai
dengan kebutuhan. Bukan dengan memberikan ikan, namun menyandingkan umpan dank
ail, sehingga setiap orang bisa menyusun rencana kerja dan berbuat baik bagi
masa depannya sendiri.
Hal ini yang dilakukan
oleh YJHN secara global dalam mewujudkan visi dan misinya, baik berupa Dharma Yatra,
Dharma Agama, dan Dharma Negara. Termasuk kali ini, berkunjung ke Jawa Timur,
Jum’at – Minggu, 23-25 Agustus 2019.
Menurut data BPS tahun
2018, Provinsi Jawa Timur terdiri atas 29 Kabupaten, 6 Kota dan 666 Kecamatan
dan 777 Kelurahan serta 7.724 Desa. Dengan luas daerah sebesar 47.922 km 2,
Provinsi Jawa Timur kini memiliki jumlah penduduk sebanyak 42.030.633 Jiwa.
Kabupaten yang memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah Malang, yakni sebanyak
3,19 juta jiwa.
Kabupaten Blitar
memiliki jumlah Pura terbanyak, yakni 93 Pura, berikutnya Kabupaten Banyuwangi
dengan 75 Pura, Kabupaten Malang dengan 58 Pura, Kabupaten Kediri dengan 50
Pura, Kabupaten Probolinggo dengan 40 Pura, Kabupaten Pasuruan dengan 33 Pura, Kabupaten
Lumajang dengan 26 Pura, Kabupaten Gresik dengan 11 Pura, Kabupaten Jombang
dengan 8 Pura, Kabupaten Mojokerto dengan 7 Pura, Kabupaten Sidoarjo dengan 4 Pura,
Kabupaten Bondowoso dengan 2 Pura, Kabupaten Lamongan dengan 1 Pura, Kabupaten Jember
dengan 7 Pura, Kabupaten Madiun dengan 4 Pura, Kabupaten Tulungagung dengan 3
Pura, Kabupaten Nganjuk dengan 1 Pura, Kabupaten Nganjuk dengan 1 Pura, Kota
Batu dengan 5 Pura, Kota Malang dengan 5 Pura, Kota Surabaya dengan 8 Pura.
Ini baru yang terdata.
Total terdapat 442 Pura. Masih lebih banyak yang belum terdata secara lengkap
dan memiliki riwayat sejarah yang baik, sehingga memudahkan umat dalam memahami
pergerakan dinamis Hindu di Nusantara.
Jika ada pertanyaan,
“Mengapa harus mengunjungi Pura demi Pura, ber Pura – Pura, menemui umat,
berdiskusi dengan mereka satu demi satu, menyapa dan saling menguatkan,
membentuk jejaring komunikasi dalam belajar bersama, sehingga terjaga
perdamaian dunia?”….. Jawaban ku selalu sama. Tidak akan pernah ada batas pasti
bagi manusia. Selama hidup, mereka akan selalu menggali, mencari jati diri. Ini
adalah proses pembelajaran sepanjang kehidupan.
Ada berbagai tahapan
dalam kehidupan manusia. Umat Hindu mengenal empat tahap atau jenjang
kehidupan, mulai dari Brahmacari, Grhasta, Wanaprasta, dan Bhiksuka. Tahapan
atau jenjang kehidupan ini berdasar pada tatanan rohani, waktu, umur, dan sifat
perilaku manusia. Brahmacari diyakini sebagai tahap dimana seseorang mendalami
ilmu pengetahuan dan teknologi. Grahasta merupakan Tahap kedua, dimana manusia
membina hubungan suami istri, berkeluarga, berumahtangga, menyatukan pandangan
dengan suami maupun istri, memiliki anak, dan membimbing anak ini agar mampu
menjalani kehidupan dengan baik. Wanaprasta merupakan masa dimana seseorang
mulai fokus pada kegiatan spiritual, mengurangi hal keduniawian. Dan Sanyasin
merupakan tahap dimana manusia benar-benar melepaskan berbagai hal keduniawian,
hanya fokus pada aktivitas spiritual keagamaan, melayani umat.
Di dalam kehidupan,
seluruh tahapan ini akan saling berkaitan satu sama lain. Kita akan selalu
belajar agar mampu menjadi umat manusia yang semakin baik dan bijak dari hari
ke hari. Berdoa, senantiasa mengingat Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dan
menerapkan ajaran Beliau dengan baik. Juga melaksanakan setiap pekerjaan, yang
menjadi tanggungjawab kita, dan yang dibebankan pada kita, sehingga bisa
tercipta keselarasan bumi juga di dalam hati.
Terkadang, manusia
lupa, bahwa dimana dia berada, tidak bisa terlepas dari lingkungan
sekelilingnya. Lingkungan keluarga, persahabatan, alam sekitar, adalah bagian
yang akan senantiasa mengikat dan mempengaruhi keberadaan kita pula. Leluhur,
persembahan yang kita haturkan, bimbingan Tuhan Yang Maha Esa, niat yang tulus
ikhlas, akan menghantar kita pada yadnya yang mampu menyeimbangkan jiwa,
menjaga harmoni dan menghadirkan shanti, kedamaian di dalam diri.
Atharwa Weda XI.5.1
berkata :
"Brahmacaryena taf asa, Raja rastram vi
raksati, acaryo brahmacaryena, Brahmacarinam icchate”
Artinya: Seorang raja, dengan sarana yang dia
miliki, menjalankan brahmacari, bisa melindungi bangsanya. Seorang pendidik
(guru pembimbing), yang sedang menjalankan brahmacari sendiri, berkeinginan mengajar
para siswa.
Uraian di atas
mengajarkan kita bahwa setiap manusia memiliki cara dan jalan masing-masing.
Seorang pemimpin, kaum bangsawan, pemuka agama, tokoh masyarakat, kelompok
cendekiawan, bahkan, orang biasa sekalipun, akan senantiasa belajar menemukan
jati diri, mengajar dirinya, membimbing orang lain, untuk menjadi kian bijak
dan dewasa dari hari ke hari. Setiap dari kita memiliki peran yang
berbeda-beda.
Perjalanan kita tidak
selalu harus sama. Manusia memiliki takdirnya masing-masing. Memiliki karma
berbeda, perjuangan dan perjalanan berbeda pula. Meski terkadang kita berjumpa
dan sejalan, bisa saja, di waktu lain memiliki arah yang saling bertolak
belakang. Inilah yang disebut dengan kebersamaan dalam perbedaan.
Sama seperti perjalanan
rombongan Yayasan Jaringan Hindu Nusantara kali ini. Mereka terbagi menjadi
tiga kelompok, dengan waktu keberangkatan berbeda, jalan berbeda, Pura berbeda
pula. Bagaimana menjalin sinergi menjadi suatu harmoni, ini yang membutuhkan
pengendalian ego diri sendiri dan bersama pula. Tidaklah mudah menyatukan
pandangan dan pendapat. Di dalam pelaksanaan juga sering kali terkendala
berbagai halangan dan rintangan. Setelah masuk hutan Alas Roban juga harus
kembali lagi mencari toilet terdekat. Ingin bersatu dengan seluruh rombongan,
namun terkendala Pawai Pembangunan, sehingga harus mekemit di dua lokasi Pura
yang berbeda.
Para pejuang Dharma,
baik dalam baju YJHN, dengan banyak baju lain, entah dimana pun berada…..
Sinergi yang harmonis akan menghasilkan kerjasama yang baik pula. Tugas kita
bersama, menjaga semangat kebersamaan, semangat persatuan, semangat damai di
bumi ini. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa senantiasa menyertai dan memberkati setiap
jejak langkah kita…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar