Selasa, 21 Februari 2012. Hari ini adalah Anggarakasih Kliwon Medangsia, bertepatan dengan Tilem Kawulu. Odalan di beberapa pura, seperti Pura Luhur Uluwatu dan Pura Gowa Lawah. Berangkat ke kampus pagi-pagi, kutemui ibu Asti dan Ibu Eka bersiap menuju Pura Niti Bhuwana, pura yang terletak di bagian Utara kampus kami ini. Kami bergabung bersama, bersembahyang, mengawali hari yang akan penuh rangkaian kegiatan nanti.
Berangkat ke kampus pagi-pagi, kutemui ibu Asti dan Ibu Eka bersiap menuju Pura Niti Bhuwana, pura yang terletak di bagian Utara kampus kami ini. Kami bergabung bersama, bersembahyang, mengawali hari yang akan penuh rangkaian kegiatan nanti.
Berikutnya, kutuntaskan beberapa bimbingan skripsi bersama bbrp mahasiswa. Kemudian menyusuri data-data yang kumiliki untuk melengkapi hasil revisi Prakualifikasi Disertasi ku bulan lalu.
Pukul 2 sore, pamit untuk pulang pada rekan-rekan yang masih berada di ruang ADH. Kususuri jalan raya By Pass Ngurah Rai di panas terik, menuju rumah tercinta.Yudha sedang les di sekolahnya, SDN 13 Padang Sambian Kelod. Adi masih mengikuti rangkaian lomba Desain Grafis di STIKOM bersama beberapa murid SMA lain se Bali. Suami ku baru pulang dari mengajar di UNUD.
Hari yang indah, sungguh sayang bila dilewatkan dengan begitu saja..... Maka, kususun rencana bersama simbok, Ayu. Kami akan ke Tabanan. Aku ingin mengunjungi bibiku, yang merupakan adik kandung bapak, juga para saudara lainnya. Namun, kami juga akan bersembahyang di Pura Tanah Lot.
Pukul empat sore, Yudha pulang dari lesnya. Dia menolak untuk bergabung bersama kami, dan memilih berkumpul bersama teman-teman di perumahan, untuk melanjutkan pembuatan Ogoh-ogoh. Maka, Kukendarai motor astrea grand bersama Ayu di boncengan, kami menuju ke Tanah Lot. Menyusuri jalan Gunung Salak, berbelok ke perempatan Kerobokan, terus lurus ke arah pantai Nyanyi.
40 menit kemudian, kami tiba di depan Pura Luhur Pekendungan. Setelah merapikan pakaian yang kami kenakan, menata canang di dalam sebuah bokor kecil yang kami bawa, dupa dan korek api, kami memasuki area Pura Hyang Api yang sedang melaksanakan upacara odalan kali ini.
Hmmm, suasana khusyuk yang kurasa. Orang-orang dengan wajah ramah menyapa. Hingga akhirnya kukenali beberapa wajah disana. Ada Bli Madium, adinya Bli Merat. Dia bersama istri juga ikut bersembahyang di antara ratusan orang bersama kami kala itu. Bli Madium tinggal di Sepang Kelod. Kampung kelahiran suamiku.
Tuntas bersembahyang di sini, kami melanjutkan kembali ke Pura Luhur Tanah Lot.
Temaram senja terlihat di langit Pura. Wisatawan pengunjung objek wisata masih ramai berseliweran, mengamati indahnya ombak laut, mengambil beberapa foto pemandangan dengan kamera mereka, bercengkerama di bibir batas laut. Aku bersimpuh bersama Ayu, menghaturkan sembah bhakti kami pada Hyang Widhi Wasa.
Waktu menunjukkan pukul 7 malam, saat kami beranjak dari areal Tanah Lot. Menuju Batuaji, Kerambitan. Mampir untuk membeli Terang Bulan, dan makan malam dengan menu soto ayam, sebelum menemui para penglingsir. Mulai dari Dewa Biyang Nyoman Nesi, Dewa Gede Susatya, Dewa Kadek Dwipayana. Berbincang sejenak dengan keluarga yang masih terjaga menjelang larut malam. Dan pamit dalam senyum bahagia. Kembali menuju keluarga tercinta yang menanti di rumah.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar