Tidak lama lagi, umat Hindu akan merayakan Hari Raya Nyepi yang pada tahun ini jatuh pada hari Jum'at 23 Maret 2012. Hari Nyepi kali ini sebagai penanda bahwa umat Hindu akan memasuki tahun Caka 1934. Nyepi memiliki filosofi dimana umat Hindu memohon kepada Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, untuk melakukan penyucian Buana Alit (manusia) dan Buana Agung (alam dan seluruh isinya).
Sebelum hari raya Nyepi, dilaksanakan serangkaian upacara dan upakara yang bermaksud agar Penyucian Buana Alit dan Buana Agung berjalan dengan lancar. Rangkaian upacara tersebut berbeda-beda, tergantung dari Genius Local Wisdom dan urun rembug masing-masing daerah serta kebijaksanaan yang ditetapkan bersama. Salah satu rangkaian upacara tersebut adalah Melasti, atau disebut juga dengan Mekiyis, atau Melis. Melasti atau pemurnian Pratima (dewa simbol) dan simbol agama Hindu di pantai, segara, atau sungai.
Upacara Melasti ini dilakukan setahun sekali, pada umumnya dilakukan tiga hari sebelum hari Nyepi atau tergantung pada aturan desa adat setempat. Pada perayaan Melasti, umat Hindu di Indonesia khususnya di Bali membawa simbol suci agama Hindu ke berbagai pantai dan sungai yang ada di Bali. Setelah Melasti, berbagai simbol suci, seperti tombak, pretima, akan disthanakan bersama-sama di Pura Desa hingga sehari / dua hari setelah Nyepi. Terkadang, terdapat kejadian yang unik, di mana ada umat Hindu mengalami kesurupan (terjadinya alam luar kesadarannya), menari dan menangis.
Pada saat Melasti, berbagai pretima atau benda yang disakralkan atau dikeramatkan akan disucikan dengan cara dibawa ke laut, sungai atau segara. Pada jaman dahulu, berbagai benda ini diarak dengan diusung di atas kepala. Namun kemudian, seiring dengan perkembangan jaman, kearifan akal budi manusia melakukan modifikasi dengan membuat Jempana.
Jempana adalah sebuah tempat dimana berbagai benda yang disakralkan umat Hindu dan akan disucikan diletakkan disana. Pada perkembangan berikutnya, Jempana diletakkan disebuah tempat yang diberi roda agar mudah diarak menuju laut. Setelah pretima disucikan, kemudian akan disemayamkan di Pura Desa hingga sehari setelah hari raya Nyepi berlalu, untuk kemudian berbagai pretima ini kembali ditempatkan pada pura masing-masing.
Dan, inilah sebagian foto yang memperlihatkan pelaksanaan Melasti se Desa Adat Kerobokan, yang dilaksanakan hari ini, Selasa, 20 Maret 2012, semenjak pagi hari, dibawah siraman hujan.
Para Pecalang, atau petugas keamanan yang berasal dari masyarakat itu sendiri untuk menjaga ketertiban dan keamanan di wilayah mereka beserta seluruh anggotanya.
Kasih seorang bapak yang terlihat dari upayanya menggendong sang anak yang kelelahan karena mesti berjalan belasan kilometer menempuh jarak Melasti dari Desa menuju pantai Petitenget.
Seorang Pemangku dalam keadaan trance, atau tidak sadarkan diri, menari dan melakukan gerakan tertentu, berbicara dengan bahasa yang kadang tidak dimengerti.