Selasa, 13 Maret 2012. Dari Gedung Pascasarjana yang terletak di jalan Sudirman Denpasar, tak berhasil kujumpai Prof. Sirtha, Promotor Disertasiku. Setelah ku kirim pesan singkat via mobile phone dan coba kutelpon, tiada harapan untuk terhubungi.
Aku kemudian bergeser ke Gedung Prof. Bagus yang terletak di jalan Nias, berharap kutemui Prof. Kutha Ratna. Namun ternyata keberuntungan tidak berpihak padaku. Beliau sudah pergi meninggalkan kampus.
Hmmm. Usaha harus terhenti disini dalam menyerahkan perbaikan Proposal Disertasi hasil Ujian Pra Kualifikasi Januari lalu??? Hahaha, Santi bukanlah orang yang gampang menyerah..... Maka, kuarahkan laju motor, dengan tas ransel berisi berbagai macam buku, laptop, minuman botol, menuju ke rumah Prof. Sirtha yang terletak di daerah Renon. Setelah berputar-putar setengah jam, kutemui rumah yang baru direnovasi bercat putih tersebut. Seorang gadis cantik keluar dari pintu garasi dan menyampaikan bahwa bapak belum pulang dari Bappeda. Ah.... kali ini aku kembali kurang beruntung. Kuarahkan motor kembali ke rumah......
Memasuki jalan Waturenggong, dengan perut lapar di siang terik mentari, aku memutuskan untuk makan siang. Kulihat warung di pinggir jalan dengan menu tipat cantok. Laju motor ku terhenti, dan kuparkir motorku.
Warung Ibu Wayan Agus terletak menempel di bagian kanan Bale Banjar Kaja, Desa Pekraman Panjer. Bermacam jenis makanan yang dijualnya. Ada ketela rambat, juga ketela kuning yang sudah direbus. Pepes ikan laut, tum ayam, kerupuk beras, rujak boni, sayur jipang.
Aku memesan makanan siang, seporsi tipat cantok seharga Rp 5.000, pepes ikan laut seharga Rp 2.000, kerupuk beras seharga Rp 500, rujak kuah pindang Rp 4.000, dengan minuman temulawak Rp 4.000. Sungguh porsi besar yang bisa membuatku tidak makan malam lagi karena tidak ada cukup kapasitas dalam perutku.
Wah, maknyus dah Mbak :).
BalasHapus