Jum'at, 21 Desember 2012, setelah se rangkaian aktivitas yang berbeda2 dari seluruh anggota keluarga, kami kembali berkumpul dalam bilik rumah kami nan mungil. Si bungsu baru menghabiskan dua porsi makan malamnya, si bapak baru habis mandi setelah tiba dari diskusi budaya di daerah Kesiman, sehabis bersembahyang aku memonitor layar komputer, dan si sulung yang tiba terakhir menghampiri mendekatiku, lalu menyapa....
"Mak, ini tabungan hasil kerjaku, semua buat
Emak"....
Duh, anakku yang sudah tumbuh menjadi pria tampan nan bijak
membuat hati berbuncah bahagia....
"Tambahin dikit buat modal kencan
bareng yayank ya Mak?".
Hahaha.... dia memang sudah menjadi pria dewasa dan
bukan kanak-kanak lagi.
Ehm...... menjadi orang tua bagiku memang sungguh membutuhkan trik tertentu. Mereka tidak hanya dijadikan objek dan sasaran emosi dan harapan orangtua semata. Tidak lagi anak kecil yang selalu ditimang dan dikepit di ketiak orangtua atau keluarganya. Tidak lagi yang selalu diberi kebebasan sebebasnya menjalankan sekehendak hati mereka tanpa pengawasan dan pendampingan.
Anak-anakku sayang.... mereka tetap miliki sisi ruang berbeda dengan diri kita, tidak bisa dipaksa dan dengan terpaksa melakukan apa yg kita mau. Waktu yang perlahan bergulir mengalir, membuat mereka menjadi sahabat akrab, teman berdebat tiada berkesudahan, bahu membahu dan bekerja sama dalam banyak hal.
Semoga mereka akan menjadi pria nan tangguh, bijak dan dewasa dari hari ke hari. Meski aku tak selalu bisa berada di sisi mereka. Tak kujanjikan mereka, bahwa hidup akan selalu indah dan mudah bagi mereka. Tumbuhlah
terus, anak-anakku, tumbuh dan berkembang menjadi orang yang terasah
dan teruji dengan segala sisi kehidupan. Terjatuh dan tersungkur
berkali, maka bangkitlah berkali dan berkali lagi.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar