Jum'at 14 Mei 2013. Setelah melayat dari Kubu Tambahan bersama rombongan rekan kerja dari STPNDB, tiba di danau Batur, kusempatkan
mengambil beberapa foto pemandangan indah, tentang danau yang diselimuti
kabut petang. Hmmm...... berkali aku datang kemari, bersama para
sahabat dan juga keluarga. Tak pernah bosan memandang keteduhan dan
damai terasa kala menikmatinya.
Kembali
kulanjutkan laju motor menuju Baturiti, dan kemudian tiba di Sembung,
Mengwi. Sedang ada odalan di Pura Puseh Banjar Sayang Kelod, Sembung
Mengwi. Para perempuan berdiri beriringan dengan menjunjung dulang
berisi banten yang mereka haturkan di Pura sambil berjalan perlahan.
Kuhentikan motor dan menikmati mengambil foto mereka sambil bercakap
dengan beberapa penduduk.
Para
perempuan berkebaya putih dengan corak kembang bulat, berkain batik dan
berselendang merah. mereka tersenyum ramah menyapa. "Ini belumlah
semua, karena banyak keluarga yang sedang sebel, tidak boleh ikut
sembahyang". Ujar mereka. Sebel adalah situasi dimana sebuah keluarga
tidak bisa bersembahyang, karena mungkin ada anggota keluarga meninggal,
dan lain-lain.
Para pria terlihat memegang ceng-ceng, gendang, dan gong
Para
lansia menikmati pemandangan sambil duduk di pinggir jalan, menemani
para cucu, berbincang dengan para sahabat dan tetangga mereka. Hmmm,
sungguh, ketahanan bangsa terletak dari ketangguhan masyarakatnya pula.
Menjunjung keluhuran budaya dengan mengembangkan karakter yang sesuai dengan Desa, Kala dan Patra, senantiasa mengindahkan Tri Hita Karana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar