Denny Nicholas menjelaskan pada dinding / wall face book nya :
Selama ini bisa jadi kita terlalu banyak menggunakan waktu, tenaga dan pikiran untuk sesuatu di luar diri kita. Juga terlalu banyak energi dan potensi kita untuk memikirkan kesalahan, keburukan maupun kelalaian orang lain. Namun ternyata sikap kita yang kita anggap sebagai kebaikan itu tidak efektif untuk memperbaiki apa yang kita anggap salah. Banyak orang yang menginginkan orang lain berubah, tapi ternyata yang diinginkannya tak kunjung terwujud. Mengubah diri dengan sadar sebenarnya sama dengan mengubah orang lain. Walaupun dia tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk perubahan itu, perbuatannya sudah menjadi ucapan yang sangat berarti bagi orang lain. Percayalah, kegigihan kita memperbaiki diri sendiri akan membuat orang lain melihat dan merasakannya....
Dulu...
Aku begitu dikuasai emosi, jiwa muda, nafsu. Merasa sikapku paling benar, paling hebat, paling wah dibanding yg lain. Selalu menilai, kiri dan kanan. Dengan kepuasan jika temui lengah dan salah... Kini juga masih, ehm...
Tapi, paling tidak, kini ku terus berusaha untuk menjadi semakin baik, lebih baik, dari hari ke hari... Namun, ujian ini terkadang semakin berat terasa.
Tertampar rasanya, baca untaian nasihat...
"Kesenangan tubuh itu terletak pada sedikit makan, kesenangan jiwa terletak sedikit pada amalan baik, kesenangan hati terletak pada sedikit kepentingan, kesenangan lidah terletak pada sedikit bicara"
Ah,
Berapa banyak sudah, kulukai hati orang lain.
Betapa banyak pula luka di hati, tiap kulakukan upaya sakiti diri dg menyakiti orang lain pula. Jadi, harusnya mengingat, bahwa tiap kali menyakiti orang lain, sesungguhnya kita tengah melukai, menoreh luka sembilu pada diri kita sendiri...
Cukup sudah.
Terlalu lama kubuang waktuku.
Kini kutemukan cinta sejatiku.
Takkan kulepas dikau.
Tak kulukai hatimu.
biar kugenggam dalam diri, kubeber dalam hati,
selalu, senandung rindu membelah sukma
untuk tiba
pada akhirnya
di haribaan Hyang Widhi Wasa...
Tuhan, bantu aku, untuk selalu mengingat Mu,
dalam tiap hela nafasku, di tiap detak jantungku,
dan bulir air mata luruh bersama rindu padaMu
agar tidak salah langkah,
dan jejak jelas tapaki hari-hari menuju jalanMu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar