Sore menjelang malam...
Setelah tiba dari kantor dan selesai berkeliling menyusuri jalan Gn Soputan, Gn Lumut, TegalLantang naik sepeda bersama Laskar Pelangiku (kali ini, 10 anak lelaki dan perempuan tetanggaku), duduk berdua dengan putra sulungku menikmati temaram senja di teras rumah. Adi kini sudah tumbuh tinggi. 170 cm, klas III SMP I Kuta Utara. Dia mencurahkan kegalauan hatinya mengikuti ujian Try Out yang sudah 4 hari dijalani. "Ma, Adi akan masuk SMA di mana nanti?" akhirnya ia bertanya.
Ah...
Sesungguhnya, aku juga khawatir, sangat cemas, takut...
Kujelaskan padanya, setiap orang miliki masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Setiap orang harus berjuang, menjadi pejuang bagi perjalanan hidup yang dilalui. Namun, hal ini akan menjadi mudah jika kita hadapi bersama, setidaknya, untuk meringankan beban di hati.
Dengan banyaknya siswa yang tidak lulus UAN, bahkan, termasuk jawara di kelas, bisa alami ini, termasuk pula Adi. Dia kini tercatat menduduki ranking 2 di kelas dua kemarin. Tidak ada yang meragukan kemampuannya merangkai kata dan sistematika kerja dengan 6 Blog yang dikelolanya dari hasil belajar secara otodidak. Namun, dia juga harus siap jika fakta dan kenyataan berbicara tentang hal terburuk. Kupersiapkan mentalnya, aku tidak ingin anakku bunuh diri, atau stres, atau frustrasi, atau depresi, jika tidak lulus, jika tidak diterima di sekolah yang diinginkannya, jika fakta tak se indah mimpinya.. jika... jika....
Ah Tuhan..
Jujur, aku juga takut, cemas,
Tapi janjiku, takkan menyerah berikan yang terbaik, yang kumampu, demi anak-anakku, demi keluargaku. Akan ku tempatkan dia di SMA 7 Denpasar, sesuai dengan harapnya. Bantu aku selalu, ya Tuhan...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar