Ye yathā mām prapadyante tāms tathaiva bhajāmy aham, mama vartmānuvartante manusyāh pārtha sarvaśah (Bhagawadgita, 4:11)
Jalan mana pun yang ditempuh seseorang kepada-Ku, Aku memberinya
anugerah setimpal. Semua orang mencari-Ku dengan berbagai jalan, wahai
putera Partha (Arjuna)
Pada sloka lain lagi, terdapat penjelasan, jika seseorang tidak mampu melaksanakan Jnana Yoga, dia bisa gunakan Bhakti Yoga. Bhakti Yoga merujuk pada Krisna. Jnana Yoga, merujuk pada Brahman yang immanent, yang selalu ada, kekal abadi.
Namun, tetap harus dihargai keberadaan Siwa Siddhanta. Tidak pada Hindu, Budha, Kristen, Islam, Konghucu, ada banyak aliran berbeda. Masing-masing memiliki sisi unik dan manusiawi, dengan berbagai aspek yang melingkupinya.
Memperlihatkan gambaran dunia dg berbagai pernak-pernik...
Arjuna terkenal dengan pertapaannya yg sangat khusyuk. Ketika ia mengheningkan cipta, menyatukan dan memusatkan pikirannya kepada Tuhan, segala gangguan dan godaan
duniawi tak akan bisa menggoyahkan hati dan pikirannya. Maka dari itu,
Sri Kresna sangat kagum padanya, karena ia merupakan kawan yang sangat dicintai Kresna sekaligus pemuja Tuhan yang sangat tulus. Sri Kresna
pernah berkata padanya, "Pusatkan pikiranmu pada-Ku, berbaktilah
kepada-Ku, dan serahkanlah dirimu pada-Ku, maka kau akan datang
kepada-Ku. Aku berkata demikian, karena kaulah kawan-Ku yang sangat
Kucintai". (BG 18: 65).
Ini menunjukkan bahwa Shri Kresna adalah Brahman, tuhan itu sendiri.
Hal lainnya, beberapa saat sebelum perang di Kurukshetra, beberapa saat sebelum perang di Kurukshetra. Arjuna melakukan inspeksi terhadap pasukannya, agar ia bisa mengetahui siapa yang harus ia bunuh dalam pertempuran nanti. Tiba-tiba Arjuna dilanda pergolakan batin ketika ia melihat kakeknya, guru besarnya, saudara sepupu, teman sepermainan, ipar, dan kerabatnya yang lain berkumpul di Kurukshetra untuk melakukan pembantaian besar-besaran. Arjuna menjadi tak tega untuk membunuh mereka semua. Dilanda oleh masalah batin, antara mana yang benar dan mana yang salah, Arjuna bertekad untuk mengundurkan diri dari pertempuran. Arjuna berkata:
“ Kresna yang baik hati, setelah melihat kawan-kawan dan sanak keluarga di hadapan saya, dengan semangat untuk bertempur seperti itu, saya merasa anggota-anggota badan saya gemetar dan mulut saya terasa kering.....Kita akan dikuasai dosa jika membunuh penyerang seperti itu. Karena itu, tidak pantas kalau kita membunuh para putra Drestarastra dan kawan-kawan kita. O Kresna, suami Dewi Laksmi, apa keuntungannya bagi kita, dan bagaimana mungkin kita berbahagia dengan membunuh sanak keluarga kita sendiri?” BG I:28, BG I:36.
Melihat hal itu, Kresna yang mengetahui dengan baik segala ajaran agama Hindu, menguraikan ajaran-ajaran kebenaran agar semua keraguan di hati Arjuna sirna. Kresna menjelaskan, mana yang benar dan mana yang salah, mana yang sepantasnya dilakukan Arjuna sebagai kewajibannya di medan perang. Selain itu Kresna menunjukkan bentuk semestanya kepada Arjuna. Ajaran kebenaran yang dijabarkan Kresna tersebut dikenal sebagai Bhagawadgita, yang berarti "Nyanyian Tuhan".
Hal ini menunjukkan bahwa Sri Kresna adalah Brahman, Tuhan itu sendiri....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar