Minggu, 05 Desember 2010
Pulang kampung lagi......
Terjaga minggu pagi pukul 6, 5 Desember 2010. Sebenarnya masih ingin tidur lebih lama, namun kali ini simbok akan pulang kampung. Namanya Ayu, masih terhitung cucu jauh suamiku. Sudah hampir 5 tahun dia tinggal bersama kami. Ku sekolahkan dia di Paket Kejar C, kuikutkan kursus kecantikan, kuajari naik motor, dan masih banyak lagi lainnya. Kami beruntung karena masa kini susah sekali mencari orang yang mau mengurus rumah tangga dengan lumayan baik, walaupun banyak juga kekurangannya, dari ceroboh hingga seringkali peralatan rumahtangga pecah atau rusak, rada pemalas, dan senang mecik HP aja.
Hmm, kemarin Ayu pamit untuk pulkam dengan numpang bis. Namun berhubung aku juga ingin pulang ke buleleng, kangen, sudah lama tidak berjumpa dengan seluruh keluarga besar. Dan, ingin kubawa penek lanying, tumpeng nasi kecil-kecil yang sudah kubuat sebanyak 300 an, maka segera kukeluarkan Yamaha Jupiter MX dari kandang. Kasihan juga jika si Ayu harus menumpang. Paling tidak, Rp 100.000 bisa keluar dari uang sakunya. Rp 10.000 untuk ojek hingga ke terminal Ubung, Rp 20.000 untuk ongkos bis dari Ubung hingga ke Pupuan. Rp 20.000 lagi ongkos bemo dari Pupuan hingga ke Dapdap Putih, Rp 20.000 ribu lagi untuk sewa ojek dari Dapdap Putih hingga ke Gunung Sari, rumahnya. Hmmm...
Sibungsu dan si sulung akan berenang bersama bapak mereka di Dharmapala. Namun, si bungsu anakku, berputar-putar di sekelilingku. Tatap matanya mencoba merayu..... "Ma, ngapain aja mama pulang? Kapan mama datang? Yudha ga diajak?" Ah ha..... Satu pertanda. Langsung kupotong. "Yudha mau ikut, yo sana cepetin ganti baju dan celana. Nanti sore kita sudah kembali ke Denpasar". Dan.... segera kuubah rencanaku, dari Plan A ke Plan B. Masuk dapur lagi, bersiap untuk bekal makan si bungsu, minumannya, karena dia sering sekali minum air putih tiap saat, bawa tambahan jas hujan.
Akhirnya, kami bertiga pun berangkat dengan motor biru Yamaha Jupiter MX, menyusuri jalan Gunung Soputan, tegal Lantang, menuju ke Arah Dalung, Abian Base, tembus ke Pura Sadha di Kapal. Masuk ke jalan Raya Denpasar - Gilimanuk. Berbelok ke arah hutan Bading Kayu. Yeh Leh Yeh Lebah, tiba di Dapdap Putih, lanjut ke Sepang, sebelum tiba di Asah Badung.
Hmmm, 275 km dari Denpasar, ditempuh dalam waktu hampir 2 jam, dengan kecepatan rata-rata 70 hingga 100 km / jam. Dan, masih harus kubagi waktuku, antara rumah tua / rumah induk, ke rumah ipar di Kauh / Barat, lalu Ngajanang, ke Kaja / Utara, rumah ipar yang satunya. Semua ini di Kecamatan Buleleng, Kecamatan Busung Biu, Desa Asah Badung.
Lalu masih ada pesanan, mampir pula nanti ke Tabanan, Kecamatan kerambitan, kelurahan Batuaji Kelod. Bibi dari pihak bapak kandungku sedang menanti. Sudah lama pula tidak pulang ke Tabanan. Ah ha... sungguh sebuah keluarga besar yang tersebar dimana mana. Tapi, bukankah, sesungguhnya kita semua adalah umat yang bersaudara di seluruh dunia? Hmmm, bersaudara.....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Wuih..., bawaannya Jupiter MX :).
BalasHapusAdik saya malah jarang pulang, lebih sering di Buleleng, mahasiswa sosial yang sibuk katanya :D.
Tapi ongkos Bis-nya mahal juga ya Mbak? Perjalanan di dalam Bali begitu sama dengan setengah harga perjalanan Bali - Jogja.
Itu bawaan anak sulung saya. Saya mah statusnya cuma minjem. Khan kena tuslah, karena jelang rerahinan. Haha... pa lagi jika dekat Natalan dan Taon Baru, smakin menggila dah...
BalasHapusehmm wau mantap deh ......bisa bawa motor kecepatan 100km/jam.....kalo di tempatku gak bisa paling kecepatan 40 km/jam sebab jln di tempatku byk yg rusak...ehmm jadi pingin coba jln di bali...
BalasHapusSiiip. Ke Bali pak. Saya siap jadi guide bapak sekeluarga....
BalasHapus