Berharap dapat menikmati minggu dengan “Me Time”.. namun si bungsu mengajak gowes. “Dengan rute jauh”, itu pesan khususnya. Hmmm, rada repot... memiliki dua lelaki yang sudah mulai menjejaki remaja. Mereka membutuhkan penyaluran energi yang seolah mengalir tiada henti. Maka, walau rada malas, segera ku bangkit dan bersiap. Dan.... inilah suatu bentuk kecil kasih sayang ibu, sebelum mungkin saja aku tidak diberi kesempatan lagi, menghabiskan sebanyak mungkin waktuku bersama mereka.....
Pagi sudah dihebohkan dengan info, tetangga kehilangan sepeda lipat, seli berwarna cokelat, yang diletakkan di teras rumah mereka. Hmmm, maling merajalela, mencoba melihat peluang dengan melakukan hal negatif. Harus ekstra waspada menjaga keamanan wilayah masing-masing.
Bersama anak tetangga, kami mengarah menuju Lapangan Puputan Renon dengan Monumen Bajra Sandhi, setiap hari minggu disana ada Car Free Renon, dan kini sedang ada Festival Keluarga. Setiap kali bertemu persimpangan jalan, aku turun dan menuntun sepeda. Harus mempertimbangkan anak kecil, yang bahkan belum lagi SD, yang turut bersamaku. Kuatur kecepatan kayuhan pedal, kerapihan dalam berkendara, dan berkali jeda berhenti untuk sekedar minum. Inilah, suatu bentuk toleransi kecil yang membantu kita semua menghindari konflik, dengan menanamkan semangat kebersamaan bagi mereka semenjak dini, kedisiplinan, dan keyakinan, bahwa mereka bisa menjalani semua ujian dan rintangan.
Tiba di lapangan Puputan Renon, kami menyusuri lapangan berkali, mengamati ribuan orang yang berkumpul di sana, dari berbagai kalangan, yang tua dan muda, berbagai komunitas yang turut pula hadir, mulai dari komunitas sepeda tua / onthel, sepeda pixie, sepakbola anak-anak, skateboard dan sepatu roda, toya, pedagang dan pembelinya.
Terdapat pula Perlombaan Permainan Tradisional Anak2 antar Kabupaten se Propinsi Bali. Mengasyikkan mengamati tingkah polah berbagai anak-anak yang didampingi orangtua dan pejabat daerah masing2, hingga tuntas pengumuman pemenang berbagai jenis Perlombaan Permainan Tradisional Anak2.
Terlihat seorang bapak, mendampingi istrinya yang berjalan dengan menggunakan tongkat besi berpegangan. “Ibu baru sembuh dari sakit, dan kini sedang berlatih berjalan kembali” Demikian sahutnya. Hmmm, semoga hubunganku dengan sang mantan pacar, yang adalah bapaknya anak2, suami tercinta, akan se abadi cinta kasih mereka.... Saling memperhatikan hingga tua. Hehehe, memangnya... kini aku belum tua??
Kami sempat berkenalan dengan Jasper, si anjing samonet, yang sedang berjalan bersama dua anjing jenis tipe sama, didampingi tuan mereka. “Sebulan menghabiskan 2 juta untuk makanan khusus anjing” Demikian komentar ibu energik tersebut. Ada pula si Buddy, anjing tipe Labrador yang jinak dan sungguh lucu, sedang mogok jalan dan mengamati orang yang hilir mudik di sekelilingnya. Lalu kami jumpai si kembar anjing Pug, yang membuat majikannya pusing, karena mereka berkeliling tiada henti.
Well,
Aku teringat dengan sahabatku, Maria Rahayu. Penelitian thesisnya mengenai para pedagang kaki lima yang berada di seputaran Lapangan Puputan Renon. Memang... dalam kehidupan akan selalu ada banyak nuansa pelangi yang mewarnai. Pedagang dan pembeli, anak2, remaja dan orangtua, tua dan muda, sehat dan sakit, bersepeda atau pejalan kaki, terburu2 ataupun tanpa arah tujuan, inilah dunia kehidupan kita. Akan jadi apa, bagaimana, dengan cara apa, kita adalah pemegang peranan bagi hidup kita sendiri.
Hidup, tidaklah selalu indah dan semudah seperti impian dan harapan kita. Namun, kita sendiri yang bisa tentukan batasan yang akan membuat hidup kita bahagia.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar