Kamis, 8 Sept 2011. Berangkat di pagi hari menuju Nusa Dua. Janji hari ini untuk bimbingan ujian laporan dengan Gandhi Sanjaya. Dia adalah mahasiswa Program D IV, Program Studi Administrasi Perhotelan, kelas C, semester 5, yang baru saja menuntaskan program trainingnya di Hotel. Ku tunggu hingga satu jam, sebelum akhirnya berjumpa dengannya dan melaksanakan ujian di ruang ADH.
Selesai ujian laporan, kusempatkan diskusi dengan beberapa rekan, saling curhat tentang dinamika keluarga yang dihadapi.... Bu IGA Mirah dengan ponakan tercinta, Gek Ika yang sedang jatuh sakit. Bu Tri, dengan ibu yang bakal di aben pula. Hmmm, hidup sungguh sebuah ruang publik yang sungguh sangat kompleks dengan berbagai percaturan situasi dan kondisi di dalamnya.
Aku kemudian pamit. Mohon ijin permisi untuk beberapa keperluan lain. Bergerak menuju toko onderdil dan spare part motor yang terletak di simpang enam. Tiba di sana, kubeli 2 buah knalpot motor astrea 800. Motor2 ku perlu knalpot baru. Aku lalu beranjak menuju bengkel langganan yang terletak di depan perumahan. Sayangnya, ke dua bengkel yang kutuju tutup. Terpaksa beralih ke bengkel yang terletak di jalan Tegal Lantang. 1 km dari rumah. Kembali ke rumah, ku ambil motor astrea 800 lain yang baru kubeli bulan lalu dari ibu IGA Mirah. Kukendarai menuju bengkel. Kuminta ayu, simbok, untuk mengikuti dengan motor lain dari belakang. Kembali ke rumah, istirahat makan sejenak. dan kembali minta Ayu mengantar ke bengkel agar bisa kukendarai satu motor.
Kukenakan pakaian lengkap untuk bepergian jauh, lalu kali ini beranjak menuju toko konveksi yang terletak di dekat SMPN 1 Kuta Utara. Kami telah memesan 150 potong baju untuk disumbangkan dalam upacara Ngaben Bapak. 100 potong kain yang sudah dijarit neci pinggirannya, sudah dibawa ibu pulang ke Kerambitan. Namun sudah tentu tidak bisa sekaligus kubawa 150 baju kaos ini dengan mengendarai motor menuju Kerambitan Tabanan. Maka, kubawa 50 potong kembali ke rumah. baru kembali ke toko konveksi, mengikat 50 baju di sadel bagian belakang motor, dan meletakkan lagi 50 potongnya di bagian depan, lalu meluncur ke Tabanan.
Hmmm, cuaca cerah menyapa sepanjang perjalanan. Setelah satu jam berkendara, aku tiba pukul 12.30 di Jeroan Batuaji Kelod. Ibu langsung menyambut dengan curhatnya... Byang Nyoman, adik kandung bapak, ngambul dan pergi ke RS Tabanan untuk berobat sendiri. Hehehe.... dia memang rada manja. Tiap ada kesibukan atau keramaian, menuntut perhatian berlebih. Ah.... orang tua yang kembali kekanakan.
Kuletakkan tas2 berisi baju kaos di teras rumah. Terlihat sekitar 30 perempuan duduh di Bale Gede dan Bale Sari, menuntaskan proses mejejaitan dan nanding banten. Sungguh beruntung kami dibantu para anggota dari keluarga besar Jroan dan Adat di Batuaji dalam menyelesaikan upacara Ngaben kali ini......
Pukul 17.00 kegiatan para perempuan tuntas. Aku bersama emak berangkat menuju Tabanan kota. Ibu harus menarik dana bagi beberapa keperluan yang masih nunggak. Kami juga membeli beberapa potong baju dan susu Chil Kid bagi cucu Dewa Aji Dirga sebagai hadiah.
Kembali ke Jroan, kami membersihkan diri dengan mandi, lalu bersiap menerima kelompok pria yang tiba untuk membantu kami. Ada Klian Adat, ketua kelompok adat, pemuka agama, Dewa Aji Mangku, Dewa Aji Siwa, keluarga yang jarang kami temui, dan masih banyak lagi lainnya. Klakat di buat, sanggah dengan kaki 4, kaki 5 dan kaki 6. Hmmm. Sesungguhnya, ada jutaan makna di balik berkumpulnya sebuah keluarga besar. Ini lah semangat gotong royong yang berusaha di tanamkan oleh ibu ku. Dan aku bangga bisa mendampingi beliau kali ini. Astungkara, Ida Sang Hyang Widhi Wasa..... smoga kami semua diberi berkah dalam menjalani hari-hari kami......
Pukul 9 malam, seluruh rangkaian kegiatan hari ini berakhir, aku bersiap menuju Denpasar mengendarai motorku tercinta. Esok hari aku akan berangkat menuju Asah Badung, Buleleng, kampung halaman keduaku, ada keluarga besar dari pihak suamiku di sana..... Ingin menyampaikan pemberitahuan bahwa ada upacara Ngaben bapakku di Kerambitan Tabanan. Tidak sabar rasanya, mengunjungi mereka kembali. Kangen para iparku, kangen para ponakan dan orang tua sepuh lainnya. Semoga Tuhan berkenan mendampingiku selalu......
Selesai ujian laporan, kusempatkan diskusi dengan beberapa rekan, saling curhat tentang dinamika keluarga yang dihadapi.... Bu IGA Mirah dengan ponakan tercinta, Gek Ika yang sedang jatuh sakit. Bu Tri, dengan ibu yang bakal di aben pula. Hmmm, hidup sungguh sebuah ruang publik yang sungguh sangat kompleks dengan berbagai percaturan situasi dan kondisi di dalamnya.
Aku kemudian pamit. Mohon ijin permisi untuk beberapa keperluan lain. Bergerak menuju toko onderdil dan spare part motor yang terletak di simpang enam. Tiba di sana, kubeli 2 buah knalpot motor astrea 800. Motor2 ku perlu knalpot baru. Aku lalu beranjak menuju bengkel langganan yang terletak di depan perumahan. Sayangnya, ke dua bengkel yang kutuju tutup. Terpaksa beralih ke bengkel yang terletak di jalan Tegal Lantang. 1 km dari rumah. Kembali ke rumah, ku ambil motor astrea 800 lain yang baru kubeli bulan lalu dari ibu IGA Mirah. Kukendarai menuju bengkel. Kuminta ayu, simbok, untuk mengikuti dengan motor lain dari belakang. Kembali ke rumah, istirahat makan sejenak. dan kembali minta Ayu mengantar ke bengkel agar bisa kukendarai satu motor.
Kukenakan pakaian lengkap untuk bepergian jauh, lalu kali ini beranjak menuju toko konveksi yang terletak di dekat SMPN 1 Kuta Utara. Kami telah memesan 150 potong baju untuk disumbangkan dalam upacara Ngaben Bapak. 100 potong kain yang sudah dijarit neci pinggirannya, sudah dibawa ibu pulang ke Kerambitan. Namun sudah tentu tidak bisa sekaligus kubawa 150 baju kaos ini dengan mengendarai motor menuju Kerambitan Tabanan. Maka, kubawa 50 potong kembali ke rumah. baru kembali ke toko konveksi, mengikat 50 baju di sadel bagian belakang motor, dan meletakkan lagi 50 potongnya di bagian depan, lalu meluncur ke Tabanan.
Hmmm, cuaca cerah menyapa sepanjang perjalanan. Setelah satu jam berkendara, aku tiba pukul 12.30 di Jeroan Batuaji Kelod. Ibu langsung menyambut dengan curhatnya... Byang Nyoman, adik kandung bapak, ngambul dan pergi ke RS Tabanan untuk berobat sendiri. Hehehe.... dia memang rada manja. Tiap ada kesibukan atau keramaian, menuntut perhatian berlebih. Ah.... orang tua yang kembali kekanakan.
Kuletakkan tas2 berisi baju kaos di teras rumah. Terlihat sekitar 30 perempuan duduh di Bale Gede dan Bale Sari, menuntaskan proses mejejaitan dan nanding banten. Sungguh beruntung kami dibantu para anggota dari keluarga besar Jroan dan Adat di Batuaji dalam menyelesaikan upacara Ngaben kali ini......
Pukul 17.00 kegiatan para perempuan tuntas. Aku bersama emak berangkat menuju Tabanan kota. Ibu harus menarik dana bagi beberapa keperluan yang masih nunggak. Kami juga membeli beberapa potong baju dan susu Chil Kid bagi cucu Dewa Aji Dirga sebagai hadiah.
Kembali ke Jroan, kami membersihkan diri dengan mandi, lalu bersiap menerima kelompok pria yang tiba untuk membantu kami. Ada Klian Adat, ketua kelompok adat, pemuka agama, Dewa Aji Mangku, Dewa Aji Siwa, keluarga yang jarang kami temui, dan masih banyak lagi lainnya. Klakat di buat, sanggah dengan kaki 4, kaki 5 dan kaki 6. Hmmm. Sesungguhnya, ada jutaan makna di balik berkumpulnya sebuah keluarga besar. Ini lah semangat gotong royong yang berusaha di tanamkan oleh ibu ku. Dan aku bangga bisa mendampingi beliau kali ini. Astungkara, Ida Sang Hyang Widhi Wasa..... smoga kami semua diberi berkah dalam menjalani hari-hari kami......
Pukul 9 malam, seluruh rangkaian kegiatan hari ini berakhir, aku bersiap menuju Denpasar mengendarai motorku tercinta. Esok hari aku akan berangkat menuju Asah Badung, Buleleng, kampung halaman keduaku, ada keluarga besar dari pihak suamiku di sana..... Ingin menyampaikan pemberitahuan bahwa ada upacara Ngaben bapakku di Kerambitan Tabanan. Tidak sabar rasanya, mengunjungi mereka kembali. Kangen para iparku, kangen para ponakan dan orang tua sepuh lainnya. Semoga Tuhan berkenan mendampingiku selalu......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar