Dari mereka, aku belajar banyak, tentang indahnya warna warni dunia.
Dari mereka aku tercipta tangguh dan berjuang sepenuh cinta.....
Selama 4 hari, semenjak 11 s/d 14 Januari 2012, ditugaskan mengikuti Asesor Kompetensi Bidang Pariwisata, bersama 30 rekan dosen STPNDB, di Puri Saron Resort, Banjar Petak, Bitra, Gianyar. Saat kuputuskan untuk tidak menginap dikamar yang telah disediakan bagi kami, dan pulang ke Denpasar tatkala pelatihan selesai malam hari, sudah kubayangkan, bakal sangat melelahkan hari-hari ku. Namun semua sudah tentu dengan sepenuh pertimbangan.
Kamis, 13 Januari 2012. Hari ketiga aku mengikuti Asesor Kompetensi Bidang Pariwisata. Pukul 9 pelatihan mulai berlangsung. Semenjak pukul 6 aku sudah tuntas dengan tugas rutin seorang ibu rumah tangga, mempersiapkan sarapan bagi keluarga, anak-anak yang bakal berangkat sekolah.
Pukul 6.30, Yudha yang baru duduk di bangku SD klas 4, mengeluhkan sepatunya yang basah karena kehujanan kemarin. Dan, itu adalah sepatu satu-satunya yang dimiliki yang pas dengan ukuran kakinya. Dia cepat sekali tumbuh membesar. Hmm, berpikir, berpikir, berpikir.... kuputuskan membeli sepatu bersama nya di supermarket dekat rumah. Namun itu berarti harus menunggu pukul 7.15 supermarket tersebut buka. Ahhh.
Well. Ini mungkin sebuah ujian yang juga dialami oleh berjuta orangtua lain di belahan dunia mana pun. Maka, berkeluh kesah dan berdiam diri tanpa melakukan apa pun, takkan membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Si bapak terlalu cepat mengambil tindakan dengan terkadang mengomeli anak-anak... Toh sebagai orangtua, tentu kuinginkan yang terbaik bagi anak2 ku. Mengalah dan menunda keberangkatan ku adalah tindakan yang kupikir tepat, daripada semua ngambul dan mogok berangkat sekolah. Bersyukur, bisa kami dapatkan ukuran sepatu yang pas pada toko yang tepat dan saat tepat pula. Sehingga bisa kuantar bos kecil ini ke sekolahnya, dan aku sendiri mengendarai motor tercinta ke Gianyar.
Tahukah... apa yang kubawa bersama ku ke Gianyar?? Ehm. Printer IP 20. Kami harus mencetak banyak lembaran tugas. Dan, dari 5 printer yang dibawa teman-teman sesama dosen STPNDB, tidak lah cukup memadai untuk tugas-tugas kami. Kuputuskan membawa printer ku yang sudah di modifikasi, hingga cukup tangguh dan bisa mencetak ribuan lembar berwarna. Kubungkus dengan lembaran plastik tebal agar terhindar dari debu dan hujan yang mungkin saja sewaktu-waktu jatuh.....
1 jam dan 30 menit waktu yang kubutuhkan untuk menuntaskan perjalanan Denpasar - Gianyar bersama honda astrea, cukup membuat aku harus ekstra waspada menjaga printer tercinta yang sangat membantu tugas dan kreativitas putraku, Adi Pratama yang desainer grafis, tugas2 ku dan juga suami, yang seorang kandidat Doktor pada Program Pascasarjana S3, Program Studi Kajian Budaya, Universitas Udayana.
Anggara Kasih Julungwangi, Selasa, 18 Januari 2012. Odalan sanggah dadia kami di banjar Nyalian, Desa Kapit, Kec. Banjarangkan, Kab. Klungkung. Mertua ku berasal dari desa tersebut. Dan anggota keluarga akan menyempatkan pulang untuk bersembahyang, mencakupkan tangan, memuja kebesaran Tuhan. Semenjak Selasa, 11 Januari 2012, para ipar dan bibi yang menetap di Buleleng telah datang ke Klungkung. Kami bersama-sama menyelesaikan apa yang kami bisa, demi kelancaran upacara Piodalan sanggah keluarga besar ini.
Aku membawa jejahitan, beraneka bentuk, yang dibutuhkan, seperti sampian gantung, porosan, plaos, sampian kembang, tangkih. Siapa yang membantuku menyelesaikan ini semua, bila aku juga dalam kesibukan?? Well, ada simbok. Dia adalah wanita cantik berusia 22 tahun, yang masih terhitung cucu suamiku. Dan juga, ada kedua anakku. Bahkan, kedua putra ku, bisa mejejaitan mengikuti jejakku, meski dengan gaya kanak-kanak dan remaja mereka sendiri.....
Ehm.... bukan kah ini memperlihatkan betapa Genius Local Wisdom, Kearifan Budaya Lokal yang sungguh Adiluhung....... mengajarkan anak semenjak usia dini, mengenali dan mencintai budaya mereka sendiri. Kuajarkan anak-anakku, dengan cara sederhana yang kutahu, memahami budaya mereka, mengenali diri mereka sendiri, menerapkan dalam berbagai aspek kehidupan mereka, apa yang sesungguhnya merupakan warisan nenek moyang mereka..... Dengan begini, mereka akan bisa menghargai diri sendiri, juga menghargai orang lain yang berbeda dengan mereka, sehingga konflik bisa terhindari.
Karena..... ada yang tak dapat terganti dengan apa pun, yaitu persahabatan....
Ada yang tak dapat terhapus oleh siapa pun, yaitu persaudaraan......
Wanita hebat kah aku?? Ah bukan !! Jauh di luar sana, jauh lebih banyak wanita tangguh lain yang sungguh hebat dan perkasa, yang berjuang demi perkembangan diri dan keluarganya, juga demi apa yang menjadi prinsipnya.
Aku hanya wanita biasa.... seorang pekerja yang mencintai pekerjaannya.
Aku hanya wanita biasa.... seorang istri dan ibu, yang mencintai keluarganya...
Aku hanya wanita biasa... seorang wanita, yang juga mencintai dirinya sendiri.......
Mengapa harus bersedih dan mencaci maki bila kita hadapi kesedihan dan aral melintang di hadapan kita. Semua harus dijalani, suka dan duka, lara nestapa dan bahagia. Aku memilih, berjuang dan tersenyum dalam jalani ini semua. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa senantiasa melindungi dan menemani setiap jejak langkah yang kubuat, tak perduli meski harus terjatuh berkali, aku akan bangkit berkali juga.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar