Budaya membuat kita
bernyawa, seni menghaluskan jiwa agar senantiasa selaras dalam kehidupan, baik
dalam ikatan hubungan dengan diri sendiri, menghargai diri sendiri juga
oranglain, menghormati leluhur, dan juga keserasian dengan lingkungan
semesta........
"Gaya Lukisan
Batuan banyak mengambil tema sastra dan upacara". Tutur Pande Wayan
Suteja Neka saat ditemui pada acara pembukaan Pameran Seni Lukis Batuan, yang
dibuka oleh Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Hilmar
Farid, di Gedung Kriya, Art Center, Kamis, 12 Juli 2018. "Orang asing yang
tinggal di Desa Batuan pada tahun 1930 an bukanlah perupa. Hal ini yang membuat
gaya lukisan Batuan mampu menurun kepada anak dan cucu, sekaligus menjaga
tradisi yang berlaku semenjak leluhur secara terus menerus. Pada tahun 1930 an,
para pelukis Batuan terkenal adalah Ida Bagus Wija dan Ida Bagus Togog, dengan
gaya lukisan berpenampilan gelap dan penuh dengan bentuk yang mengalami
metamorfosis. Banyak lukisan mencerminkan sudut pandang peerspektif yang
terdistorsi, atau memiliki sudut pandang berganda, multi perspektif". Ujar
Pande Wayan Suteja Neka lagi. Pada era perkembangan selanjutnya, Made Budi dan
Wayan Bendi melukis kariktur orang asing dengan gaya yang mencerminkan
kebiasaan para turis dan memotret kegiatan pariwisata di Bali. Beberapa karya
Made Budi dan Wayan Bendi bahkan diilhami oleh kejadian penting yang terjadi di
Bali dewasa ini.
Pada saat bersamaan
juga diluncurkan katalog Endih Baturan : Membaca Kedalaman Seni Lukis Batuan,
Gianyar, sekaligus Pembukaan Pameran oleh Dirjen Kebudayaan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Hilmar Farid. Buku setebal 60
halaman tersebut memuat gambar dan uraian deskripsi hasil karya dari 36 Pelukis
Batuan, baik menggunakan tinta dan bahan pewarna alam di atas kertas, akrilik,
maupun kanvas.
Menyampaikan kata
sambutan di saat pembukaan pameran, Dirjen Kebudayaan, Dr. Hilmar Farid
mengemukakan untuk terus membina bibit bibit muda, agar seni dan budaya ini
tidak terputuskan, termasuk terus mengaktifkan gaya seni lukis ini dengan
melibatkan peran serta aktif berbagai institusi terkait yang ada di Batuan,
Gianyar, juga di Bali. Beliau bahkan menjanjikan untuk menyediakan ruang
pameran khusus bagi para seniman Batuan di Jakarta sekaligus bertepatan dengan
bulan Bahasa, Seni dan Budaya, September nanti.
Saat peluncuran
Katalog Endih Baturan : Membaca Kedalaman Seni Lukis Batuan, Gianyar, di Gedung
Kriya, Art Center, Juli 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar