Non
scholae, sed vitae discimus "Kita belajar bukan untuk sekolah
melainkan untuk hidup".
Namanya
Moses Gorintha, seorang pemuda tampan dari Jambi. Perjalanan panjang yang
menghantarnya jauh ke Bali untuk mengikuti Ujian Seleksi Masuk Perguruan
Tinggi. Dia memiliki seorang kakak kandung yang sedang menempuh pendidikan di
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Dia juga memiliki seorang ayah yang
berprofesi sebagai seorang dokter di Jambi. Dia berasal dari sekolah favorit di
Jambi, jurusan IPA.
Dia
membuang kesempatan untuk ikut kuliah di beberapa perguruan tinggi ternama,
baik di Jakarta maupun di Jogja, dimana dia sudah diterima. Saat kami bertanya,
mengapa dia tidak mengambil jurusan yang sama seperti latar belakang
keluarganya, dia mengatakan mantap ingin menjadi seorang entrepreneurship di
bidang hidangan, menjadi seorang professional dan membuktikan diri akan
berhasil kelak. Dia tidak mengikuti SBMSTAPP yang baru berlalu. “Karena saya
belum tahu saat itu”, ujarnya saat kami bertanya.
Bahkan,
saat kami giring lebih jauh untuk masuk dalam dunia perhotelan dan pariwisata,
dia dengan tegas mengatakan, menjadi seorang tukang masak handal. Meski dia
hanya belajar secara otodidak, menyaksikan dari youtube, bekerja sendiri, dan
tidak suka menyaksikan berbagai program di televise yang terkenal dengan lomba
masak. “Itu dibuat-buat, dan hanya demi menaikkan rating siaran”, ujarnya
tegas. Oke, Moses, dan juga banyak pemuda lainnya, kalian adalah tunas bangsa,
yang tahu dengan persis harapan serta cita-cita di masa depan, yang berjanji akan
berjuang sekuat tenaga membuktikan kompetensi diri, semoga kalian bisa menjadi
pemimpin handal bagi negeri ini, dunia ada dalam genggaman tangan kalian.
Taki
Takining Sewaka Guna Widya:
Antara Ilmu dan Pengetahuan. “Taki
Takining Sewaka Guna Widya”
berarti Orang yang Menuntut Ilmu wajib mengejar pengetahuan dan kebajikan
Menjadi
bijak dan dewasa di masa depan kalian. Bukan hanya sekedar menuntut ilmu, namun
juga belajar dari proses dalam setiap langkah kehidupan kalian…..
Pemuda
era milenial yang tahu persis dirinya, menentukan perencanaan matang, dan
bersemangat menjalani setiap proses dalam mencapai prestasi, siap untuk
bekerjasama dan bersaing secara adil. Negara ini perlu pemimpin era milenial
seperti mereka pula.
Pagi
ini adalah jadwal tes wawancara terkait SMMSTAPP di kampus Sekolah Tinggi
Pariwisata Nusa Dua. SMMSTAPP merupakan Seleksi Masuk Mandiri Sekolah Tinggi,
Akademi, dan Politeknik Pariwisata yang terdapat pada Kementerian Pariwisata. Terdapat
1174 kandidat mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali yang
memperebutkan jatah bagi sekitar 250 kursi yang tersedia dari berbagai program
studi yang ada, mencakup Program Studi Administrasi Perhotelan, Manajemen
Kepariwisataan, Manajemen Bisnis Perjalanan, Manajemen Konvensi dan Perhelatan,
Manajemen Akuntansi Hospitaliti, Manajemen Divisi Kamar, Manajemen Tata
Hidangan, dan manajemen Tata Boga.
SMMSTAPP
berlangsung semenjak hari Senin hingga Kamis, 10 – 13 Juni 2019. Hari Senin, 10
Juni 2019 dengan jadwal seleksi Psikotes, terbagi menjadi dua periode (pukul
08.00 – 10.00, dan pukul 10.00 – 12.00), pada 38 ruang yang berada di Gedung
Padma dan Gedung Rebab, masing-masing terdiri dari 30 kandidat mahasiswa dan
diawasi oleh satu orang dosen dan satu pegawai. Hari Selasa, 11 Juni 2019
dengan jadwal Seleksi Bahasa Inggris, terbagi menjadi dua periode (pukul 08.00 –
10.00, dan pukul 10.00 – 12.00), pada 38 ruang yang berada di Gedung Padma dan Gedung
Rebab, masing-masing terdiri dari 30 kandidat mahasiswa dan diawasi oleh 30
kandidat mahasiswa dan diawasi oleh satu
orang dosen dan satu pegawai.
Hari
Rabu, 12 Mei 2019 dengan jadwal
Wawancara pada Gedung Padma dan Gedung Rebab, pada 35 ruang, masing-masing terdiri dari 20 kandidat
mahasiswa STP Nusa Dua dan 2 orang dosen pewawancara, dan Kamis, 13 Mei 2019
dengan jadwal Wawancara pada Gedung Padma dan Gedung Rebab, pada 24 ruang,
masing-masing terdiri dari 20 orang
kandidat mahasiswa STP Nusa Dua dan 3 orang dosen pewawancara.