Wayan Wartayasa mengadakan pameran tunggal di Museum
Puri Lukisan Ubud. Pameran yang dibuka pada Hari Senin 29 April 2019 bertajuk
Ngurip Angga.
“Datanglah untuk melihat-lihat pameran tunggal saya”,
ujarnya ramah saat kami berjumpa pada Pameran Enam Perupa Wanita di Monkey
Forest Gallery, Ubud, Jum’at, 26 April 2019, sambil memberikan katalog
pamerannya. Ia menjelaskan bahwa Pameran Lukisan nya akan dibuka pada hari
Senin, 29 April 2019. Ah, hari Senin merupakan hari sibuk, aku harus mengajar,
mengikuti seminar di kampus, membimbing mahasiswa kami, dan menyelesaikan
beberapa tugas. Namun sebuah undangan yang baik harus dihadiri.
Dia merupakan seorang pelukis yang biasa dalam
kesehariannya berada di Museum Puri Lukisan Ubud, memperlihatkan ketrampilannya
pada para wisatawan yang hadir, dan termasuk memberikan teknik singkat mengenai
seni lukis tradisional hingga modern bagi mereka yang berkenan mengikuti
informasi dari pak Wayan Wartayasa.
Kulihat daftar udangan yang bakal hadir. Terdapat
Bupati Badung, Wakil Gubernur Bali, dan beberapa orang terkenal lainnya di
bidang budaya. Namun bukan ini yang menjadi fokus perhatian. Ngurip Angga !.
yang bermakna membangkitkan semangat, jiwa, spirit, roh. Kita semua, sebagai
mahluk hidup, sudah memiliki jiwa, namun untuk bersungguh-sungguh dalam
menjalani, membangkitkan sesuatu yang ada di dalam diri, menjiwai dan menjalani
sehingga tercermin pada pikiran, perkataan, juga perbuatan, metaksu, tidak
semua orang bisa melakukan.
Ini yang tercermin pada setiap karya seni lukis
beliau. Guratan yang hadir, usapan kuas, permainan bentuk dan gradasi warna,
hingga penyelesaian setiap detil yang ada di atas canvas, dengan tingkat
kerumitan atau kompleksitas yang dimiliki, memperlihatkan seni lukis berkelas
yang hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang menjiwai dunia seni.
Meskipun seseorang sudah menguasai bidang pekerjaan,
memiliki pengalaman bertahun tahun, menguasai teknologi dan pendidikan tinggi
terkait bidang tersebut, namun jika tidak menjiwai, tidak melakukan dengan
bersungguh-sungguh, karya yang dimiliki juga terkesan asal-asal an, hanya
sekedar mengejar target. “Karya saya masih ratusan”, Ujarnya saat kutanya sudah
berapa banyak lukisan yang dihasilkan..
Dan beliau tetap rendah hati. Tidak lantas terbuai
dengan pujian yang disampaikan, meski bahkan beberapa lukisan sudah laku
terjual sebelum pameran mulai digelar. Pak Wayan Wartayasa mengatakan, “Ah,
saya masih tetap belajar. Semoga karya saya bisa semakin baik lagi”,…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar